Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH BAWANG PUTIH DAN BAWANG PUTIH FERMENTASI PADA TEKANAN DARAH DAN KADAR KOLESTEROL Sari Lutfiah; Bambang Hadi Sugito; Yuni Ginarsih
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 8, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.481 KB)

Abstract

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang sering ditemukan dan merupakan penyebab kematian utama di negara maju. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh bawang putih dan bawang putih fermentasi pada tekanan darah dan kolesterol pegawai Poltekkes Kemenkes Surabaya. Desain penelitian eksperimental ini adalah “Pretest-Postest Control Group Design”, Sebagai variabel bebas adalah bawang putih segar dan bawang putih fermentasi. Variabel tergantung adalah perubahan level kolesterol dan tekanan darah. Pengujian hipotesis menggunakan uni Anova. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) terjadi penurunan nilai sistole post dibandingkan sistole pre, demikian juga diastole, 2) kolesterol mengalami penurunan setelah mendapatkan bawang putih segar, 3) terjadi penurunan nilai sistole post dibandingkan sistole pre, demikian juga diastole, 4) kolesterol darah juga mengalami penurunan setelah mendapatkan terapi bawang hitam, 5) hasil perhitungan uji lanjut untuk mengetahui perbedaan antar kelompok menunjukkan bahwa antara bawang putih segar dan bawang hitam tidak ada perbedaan yang signifikan. Kata kunci: Bawang putih fermentasi, tekanan darah, kolesterol
HUBUNGAN PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN HEMORRHAGIC POST PARTUM (HPP) PRIMER PADA IBU NIFAS Yuni Ginarsih; Sherly Jeniawaty
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 7, No 4 (2017): NOVEMBER 2017
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.41 KB)

Abstract

Di RB Kartini Surabaya pada tahun 2011 terjadi peningkatan kejadian HPP sebesar 1,04 %. Berdasarkan keadaan tersebut, maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara penatalaksanaan manajemen aktif kala III dengan kejadian hemorrhagic post partum (HPP) primer di RB Kartini Surabaya.Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Jumlah populasi 38 dengan jumlah sampel 35 responden. Diambil dengan cara purposive sampling. Variabel independent adalah penatalaksanaan manajemen aktif kala III, sedangkan variabel dependent adalah hemorrhagic post partum primer. Pengumpulan data menggunakan data primer atau responden yang memenuhi kriteria dengan menggunakan checklist. Untuk menganalisis data dalam penelitian menggunakan uji chi-square dengan nilai tingkat kemaknaan α = 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,00% penatalaksanaan manajemen aktif kala III benar tidak terjadi HPP, dan 60,00% penatalaksanaan manajemen aktif kala III tidak benar terjadi HPP. Berdasarkan hasil perhitungan data dengan uji chi-square, didapatkan bahwa χ2 hitung = 5,83 dengan α = 0,05, df=1 dan χ2 tabel = 3,84 sehingga χ2 hitung (5,83) > χ2 tabel (3,84), maka H1 diterima artinya ada hubungan antara penatalaksanaan manajemen aktif kala III dengan Hemorrhagic Post Partum (HPP) primer.Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara penatalaksanaan manajemen aktif kala III dengan kejadian hemorrhagic post partum primer. Saran pada penelitian ini adalah agar para bidan untuk lebih memberikan pelayanan yang optimal dengan didukung ketrampilan dan pelaksanaan yang tepat dan melakukan manajemen aktif kala III pada setiap persalinan untuk mencegah hemorrhagic post partum. Kata Kunci: Manajemen aktif kala III, Hemorrhagic post partum
Optimalisasi Peran Keluarga Dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak dengan Buku KIA di Puskesmas Pacarkeling Surabaya Rekawati Susilaningrum; Sri Utami; Yuni Ginarsih
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i1.7674

Abstract

ABSTRAK Peran ibu dan keluarga dalam deteksi tumbuh kembang balita dengan menggunakan buku KIA belum optimal. Banyak ibu yang sudah memiliki buku KIA, namun belum diimbangi dengan pemahaman isinya. Seringkali ibu membawa buku KIA saat memeriksakan anaknya ke puskesmas, namun tidak memahami isi bukunya. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan peran keluarga dalam deteksi tumbuh kembang dengan buku KIA. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memberikan pelatihan pada ibu/keluarga yang mempunyai anak balita.  Sasaran pelatihan adalah ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 30 orang.  Hasil kegiatan ini adalah ibu sebagian besar berada dalam rentang usai reproduksi sehata 20-35 tahun (70,3%), berpendidikan SMA (80%) dan sebagai ibu rumah tangga (77%). Pengetahaun tentang pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kategori baik. Sebelum pelatihan skore pengetahuan rata-rata 60, setelah pelatihan skore rata-rata 92. Seluruh Ibu setuju (43%) dan sangat setuju (57) memantau tumbuh kembang anak dengan buku KIA. Seluruh ibu secara rutin selalu menimbangkan anak ke posyandu (100%). Dalam memantau tumbuh kembang anak dengan buku KIA, kurang dari separo ibu yang melakukan pemantauan tumbuh kembang secara rutin (43%). Selebihnya kadang-kadang saja (57%). Ada kenaikan yang bermakna pengetahuan ibu setelah diberikan pelatihan  Ibu mempunyai sikap kearah positif, yaitu setuju melakukan pemantauan tumbuh kembang dengan buku KIA. Sebagian besar ibu sangat setuju melakukan pemantauan tumbuh kembang dengan menggunakan buku KIA. Dalam praktiknya kurang dari separo yang rutin memantau tumbuh kembang anaknya. Orangtua hendaknya rutin melakukan deteksi tumbuh kembang anak dengan mengunakan buku KIA. Tenaga kesehatan dan kader perlu melakukan pendampingan pada keluarga dalam pemanfaatan buku KIA. Pada masa mendatang, perlu ada kegiatan pengabdian masyarakat dalam upaya mewujudkan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan kesehatan yang optimal bagi anggota keluarga. Kata Kunci: Peran Keluarga, Tumbuh Kembang, Buku KIA ABSTRACT The role of mothers and families in detecting the growth and development of toddlers using the MCH book is not optimal. Many mothers already have the MCH handbook, but it has not been matched with an understanding of its contents. Often mothers carry MCH handbooks when checking their children at the puskesmas, but do not understand the contents of the book. The purpose of this community service is to increase the role of the family in detecting growth and development with the MCH handbook. The form of this community service activity is to provide training to mothers/families who have toddlers. The target of the training is mothers who have 30 children under five. The results of this activity are that most of the mothers are in the range after reproductive health of 20-35 years (70.3%), have high school education (80%) and are housewives (77%). Knowledge of the growth and development of children in the good category. Before the training the average score of knowledge was 60, after the training the average score was 92. All mothers agreed (43%) and strongly agreed (57) to monitor children's growth and development with the MCH handbook. All mothers routinely always weigh their children to the posyandu (100%). In monitoring children's growth and development using the MCH handbook, less than half of the mothers did regular monitoring of growth and development (43%). The rest only occasionally (57%). There was a significant increase in mother's knowledge after being given training. Mother had an attitude towards a positive, namely agreeing to monitor growth and development with the MCH book. Most mothers strongly agree to monitor growth and development using the MCH handbook. In practice, less than half of them routinely monitor their child's growth and development. Parents should routinely detect children's growth and development by using the MCH handbook. Health workers and cadres need to provide assistance to families in the use of the MCH handbook. In the future, there needs to be community service activities in an effort to realize community empowerment in realizing optimal health for family members. Keywords: Family Role, Growth And Development, MCH Book
Peran Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Seks bebas pada Remaja (Systematic Review) Dinar Eka Muktianasari; Yuni Ginarsih; Rijanto Rijanto
Gema Bidan Indonesia Vol. 10 No. 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.485 KB) | DOI: 10.36568/gebindo.v10i1.1

Abstract

Peran Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Seks bebas pada Remaja (Systematic Review) Peran Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Seks bebas pada Remaja (Systematic Review) Peran Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Seks bebas pada Remaja (Systematic Review)
Community movement to prevent stunting in the area of Tambaksari District Puskesmas Rangkah Surabaya Queen Khoirun Nisa' Mairo; Yuni Ginarsih; Sherly Jeniawaty; Astuti Setiyani; Dwi Purwanti; Ervi Husni; Ani Media Harumi; Ira Rahayu Tiyar Sari; Ira Puspitasari; Ratna Sari; Juliana Christyaningsih
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 5 (2022)
Publisher : Peneliti Teknologi Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59247/jppmi.v2i5.94

Abstract

Stunting refers to the condition of a child's height being shorter than the height of his age, which is caused by a lack of nutritional intake for a long time in the first 1000 days of life (HPK), diabetes, or kidney failure; hampering Indonesia's demographic bonus where the ratio of the non-working age population to the working age population decreases; threat of reducing intelligence level by 5-11 points. In addition to nutritional factors, stunting is caused by a lack of public knowledge, especially pregnant women, mothers of toddlers and posyandu cadres. The purpose of this community empowerment is to increase the knowledge of posyandu cadres and the community in the Rangkah Surabaya Health Center area through health promotion by forming the Community Movement Prevent Stunting (GEMAS), academic and technical related to the implementation of Posyandu. The provision of stunting education is expected to be able to carry out posyandu activities optimally on target. Cadre education activities showed an increase in general knowledge of posyandu cadres, attitudes and actions of cadres and knowledge about stunting.
Peran Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Seks bebas pada Remaja (Systematic Review) Dinar Eka Muktianasari; Yuni Ginarsih; Rijanto Rijanto
Gema Bidan Indonesia Vol. 10 No. 1 (2021): Maret
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v10i1.1

Abstract

Peran Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Seks bebas pada Remaja (Systematic Review) Peran Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Seks bebas pada Remaja (Systematic Review) Peran Keluarga yang Mempengaruhi Perilaku Seks bebas pada Remaja (Systematic Review)
Kesiapan Menikah Pada Mahasiswa D4 Tingkat Akhir di Poltekkes Kemenkes Surabaya Erika Armanda Wardjuno; Tatarini Ika Pipitcahyani; Yuni Ginarsih; Hery Sumasto
Gema Bidan Indonesia Vol. 11 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v11i1.53

Abstract

Di Indonesia, dari 34 provinsi, provinsi Jawa Timur menduduki peringkat pertama dengan kasus perceraian dan kota Surabaya sendiri angka perceraian masih tergolong tinggi selama periode Bulan Januari hingga Juni tahun 2020. besar yang dialami oleh mahasiswa/i yang sedang menempuh pendidikan tingkat akhir atau semester akhir. Tujuan penelitian mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesiapan menikah pada mahasiswa D4 tingkat akhir di Poltekkes Kemenkes Surabaya. Metode : Penelitian analitik Cross Sectional. Populasi mahasiswa aktif Prodi D4 yang sedang menempuh pendidikan tingkat akhir di Poltekkes Kemenkes Surabaya sebanyak 197 mahasiswa/i. Sampel 132 mahasiswa/i dengan Purposive Sampling . Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu usia, fisik, finansial, mental, dan emosi. Variabel tergantung yaitu kesiapan menikah. Pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner. Analisis menggunakan uji Chi Square (α = 0,05). Hasil : Dari 132 responden, berdasarkan uji statistik Chi Squarehasil tidak terdapat hubungan antara usia (0,244 > ) dengan kesiapan menikah pada mahasiswa D4 tingkat akhir. Terdapat hubungan antara fisik (0,044 < ), finansial (0,000 < ), mental (0,024 < ), dan emosi (0,008 < ) dengan kesiapan menikah pada mahasiswa D4 tingkat akhir. Diskusi : Dalam penelitian ini faktor usia tidak memiliki hubungan dengan kesiapan menikah pada mahasiswa, namun faktor fisik, finansial, mental, dan emosi memiliki hubungan dengan kesiapan menikah pada mahasiswa.  
Hubungan Usia dan Pendidikan Dengan Pengetahuan Perempuan Tentang Menopause Di Puskesmas Sidotopo Wetan Wilayah Kota Surabaya Tiara Salsabila Wibowo; K. Kasiati; Yuni Ginarsih; Rekawati Susilaningrum
Gema Bidan Indonesia Vol. 12 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v12i1.199

Abstract

Menopause merupakan haid terakhir yang dialami oleh perempuan yang dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau memasuki usia 50 tahun. Kurangnya pengetahuan wanita dalam menghadapi masa menopause, menjadi salah satu faktor penting dalam perilaku perilakunya. Sebab, perempuan yang tidak siap dalam menghadapi menopause dapat mengalami gangguan secara fisik maupun mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan Pendidikan dengan pengetahuan Perempuan tentang menopause di Puskesmas Sidotopo Wetan Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelatif. Pengambilan sampel secara random dengan pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner sebanyak 96 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia dan pendidikan seseorang, variabel dependen adalah pengetahuan dalam menghadapi menopause. Hasil penelitian ini didapatkan melalui uji Chi-Square didapatkan nilai p-value < 0,05 sehingga terdapat hubungan antara usia dan pendidikan terhadap pengetahuan dalam menghadapi menopause. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan pendidikan dengan pengetahuan perempuan tentang menopause di Puskesmas Sidotopo Wetan Wilayah Kota Surabaya.
Hubungan Usia dan Paritas dengan Kejadian Partus Lama pada Ibu Bersalin di Puskesmas Galis Bangkalan Annisa' Rizky Firdhauzy; Dwi Wahyu Wulan Sulistyowati; Uswatun Khasanah; Yuni Ginarsih
Gema Bidan Indonesia Vol. 13 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v13i2.207

Abstract

Partus lama merupakan masalah yang paling sering terjadi pada ibu bersalin. Faktor umur dan paritas merupakan faktor ibu yang mempengaruhi terjadinya partus lama. Penelitian ini merupakan penelitian  survei analitik yang bersifat cross sectional.  Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dari 122 responden. Data responden  diambil melalui rekam medik dan registrasi pasien. Variable independent pada penelitian ini adalah usia dan paritas. Variabel dependen adalah partus lama. Untuk menganalisis adanya suatu hubungan antara usia dan paritas dengan kejadian partus lama, maka menggunakan analisis uji statistik Chi-square. Hasil analisis chi square p= 0,000 < 0,005  menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dan paritas dengan kejadian partus lama di Puskesmas Galis. Sebagian besar responden berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun. Sedangkan pada paritas sebagian besar adalah primi dan grandemulti. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa usia < 20 tahun dan > 35 tahun adalah usia yang berisiko mengalami partus lama. Karena pada usia < 20 tahun alat reproduksi ibu belum siap untuk dibuahi dan menopang berat badan janin yang semakin tumbuh besar. Sedangkan pada paritas berisiko adalah primi dan grandemult. Pada primi dikarenakan menerima kehamilan pertama kemungkinan rahim menjadi teregang oleh adanya janin. Pada grandemulti rahim mengalami penurunan fungsi yaitu tidak dapat lagi berkontraksi dengan baik akibat regangan uterus yang berulang ulang. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan menggunakan data primer agar dapat memperoleh banyak data dan informasi.
PEMERIKSAAN DENYUT NADI, TEKANAN DARAH, DAN GLUKOSA DARAH DI POSYANDU LANSIA ABIYOSO POLKESBAYA Ervi Husni; Tatarini Ika Pipit Cahyani; Sherly Jeniawaty; Dina Isfentiani; Ani Media Harumi; Ira Puspitasari; Ira Rahayu Tiyar Sari; Yuni Ginarsih; Dwi Purwanti; Ulfa Hidayah; Puspita Zella Wigati; Luthfi Rusyadi; Juliana Christyaningsih; Melania Rizerda Pebianti
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/emass.v6i2.400

Abstract

Upaya pemeliharaan kesehatan lansia dilakukan sejak lansia berusia 60 tahun dengan tujuan untuk menjaga agar tetap hidup sehat, berkualitas, dan mandiri. Kesehatan fisik dan mental menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan pada lansia. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan pada tanggal 6 September 2023, berlokasi di Poltekkes Kemenkes Surabaya, dihadiri 38 lansia. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi menggunakan alat tensimeter sedangkan pemeriksaan glukosa darah acak menggunakan alat point of care. testing (POCT). Hasil yang didapat adalah lansia yang ikut program ini terbanyak 68% berjenis kelamin perempuan, selain itu ada 12 dari 26 (32%) lansia memiliki memiliki tekanan darah tinggi. Terdapat 1 dari 38 (3%) lansia memiliki denyut nadi di atas batas normal dan 3 dari 38 (8%) lansia dengan kadar glukosa darah di atas batas normal. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan lansia harus tetap dipantau anggota keluarga lainnya agar lansia selalu sehat, Kata kunci: Denyut nadi, tekanan darah lansia, kadar glukosa darah, Posyandu lansia Abiyoso Polkesbaya