Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

INTRATESTICULAR INJECTION OF 20% HYPERTONIC SODIUM CHLORIDE AS A NOVEL CASTRATION METHOD: A PRECLINICAL STUDY Hendry, Marta; Hardjowijoto, Sunaryo; Purnomo, Basuki B; Joewarini, Endang; Meles, Dewa Ketut; P, Widodo J
Indonesian Journal of Urology Vol 17 No 1 (2010)
Publisher : Indonesian Urological Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32421/juri.v17i1.339

Abstract

Objectives: To demonstrate that intratesticular injection of 20% hypertonic sodium chloride can result in permanent castration and to evaluate serum changes in sodium chloride levels. Materials and Methods: A total of 40 Wistar rats were divided into 4 groups, consisting of bilateral orchidectomy (n=10), control (n=10) and 2 groups receiving intratesticular injections of 20% sodium chloride (n=10 in each group). Serum testosterone was measured on day 0, day 1, day 15 and day 30. Serum sodium chloride was assessed before injection, at 1 hour and 24 hours after injection. All testicles were harvested for histological examination. One way ANOVA and student t-test were used for statistical analysis. Results: Serum testosterone decreased to castrate levels in the orchidectomy and injected groups with no significant difference (p>0,05). Significant rise in serum sodium chloride was found 1 hour post injection (p<0,05) but after 1 day it decreased significantly (p<0,05). There was no significant difference in histopathological findings between the 2 injected groups after day 15 and 30 (p>0,05). Conclusion: Twenty percent hypertonic chloride injection has the same permanent castration effect with bilateral orchidectomy in rats. The serum sodium chloride changes did not reach the lethal level for rats. Therefore this treatment has a promising potential as a novel and cost-effective castration method with the additional benefit of retaining both testes.
Efek Antimitogenik Fraksi Alkaloid Achyranthes aspera Linn. terhadap Induksi Apoptosis pada Mencit yang Terinfeksi Mycobacterium tuberculosis Dewa Ketut Meles; . Wurlina; I Dewa Putu Anom Adnyana; Sunarni Zakaria; Dewa Made Sucipta Putra; Niluh Suasanti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 3 No. 1 (2015): Januari 2015
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.499 KB) | DOI: 10.29244/avi.3.1.8-15

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi efek antimitogenik dari ekstrak fraksi alkaloid daun Achyranthes aspera Linn. terhadap induksi apoptosis, pertumbuhan dan perkembangan sel paru-paru yang diinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Efek antimitogenic dari alkaloid A. aspera diujikan pada 120 ekor mencit yang diinfeksikan dengan 100 sel/mL M. tuberculosis dan dibagi menjadi 6 kelompok sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 20 ekor. Kelompok perlakuan terdiri dari: kontrol negatif dengan tikus sehat yang diberikan adjuvant saja, kontrol positif dengan diberikan rifampisin 600 mg/kgbb/hari, dan kelompok perlakuan P0 , P1 , P2 , dan P3 yang diinfeksi M. tuberculosis dan diberikan alkaloid dengan dosis bertingkat 0, 60, 12, dan 180 mg/kgbb/po/hari selama 30 hari. Parameter pengamatan terdiri dari: jumlah total leukosit, jumlah total jenis leukosit, jumlah karbuncel di paru-paru, dan jumlah sel paru-paru yang mengalami apoptosis. Hasil penelitian menunjukkan pada tikus yang terinfeksi M. tuberculosis mengalami penurunan jumlah total dan jenis leukosit (eosinofil, neutrofil, lmfosit dan monosit), dan jumlah karbunkel di paru-paru pada kelompok perlakuan akaloid mulai dosis 60 mg/kgbb. Jumlah sel di paru-paru yang mengalami apoptosis juga mengalami penurunan pada kelompok pemberian akaloid daun A. aspera mulai dosis 60 mg/kgBB sama dengan kelompok rifampisin. Kesimpulan dari penelitian bahwa alkaloid daun A. aspera menyebabkan penurunan jumlah total dan jenis leukosit, serta jumlah karbuncel dan sel paru yang mengalami apoptosis pada tikus yang terinfeksi oleh M. tuberculosis.Kata kunci: Achyranthes aspera Linn., antimitogenik, paru-paru tuberkulosis, apoptotis, leukosit (The Antimitogenic Effect of Alkaloid Fraction of Achyranthes aspera Linn. on Apoptotic Induction in Mice Infected by Mycobacterium tuberculosis)The aims of this research was to determine the antimitogenic effect of alkaloid Achyranthes aspera Linn. on apoptotic induction, growth and cell development in lung cell infected by Mycobacterium tuberculosis. Antimitogenic effect of alkaloid A. aspera was tested in 120 mice that infected with 100 cell/mL M. tuberculosis and divided into 6 groups so that each group consist of 20 mice. The treatment groups were: negative control that healthy mice was given adjuvans only, positive control that was given rifampisin 600 mg/kg bb/day, and treatment group of P0 , P1 , P2 and P3 infected by M. tuberculosis and given alkaloid with dose 0, 60, 12 and 180 mg/kgbw/po/day continously during 30 days. The parameter of observation were total leucocyte count, total differential leucocyte count, total carbuncel in lung, and percentage of apoptotic lung cells. The result showed that mice infected by M. tuberculosis have decreased in total leucocyte and diferentiated leucocyte total (eosinophil, neutrophil, lymphocyte, and monocyte), and total carbuncel in lungs after treated by akaloid A. aspera with dose begin 60 mg/kgbw. Apoptotic cell in lung was also decreased in the group tretaed by akaloid A. aspera with dose begin 60 mg/kgbw that the value was equal to the group of rifampisin. In conclusion, treatment of alkaloid from A. aspera caused depreciation in leucocyte total and leucocyte differentiation, and total of carbuncel and apoptotic cell in the lung in mouse that infected by M. tuberkulosis.Keywords: Achyranthes aspera Linn., antimitogenic, tuberculosis lung, apoptotic, leucocyte 
Efek Anti Diabetes Buah Pare (Momordica charantia Linn.) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Sel Penyusun Pulau Langerhans dan Sel Leydig pada Tikus Putih Hiperglikemia I Dewa Putu Anom Adnyana; Dewa Ketut Meles; . Wurlina; Sunarni Zakaria; Niluh Suwasanti
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 4 No. 2 (2016): Juli 2016
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.818 KB) | DOI: 10.29244/avi.4.2.43-50

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak buah pare (Momordica charantia Linn.) terhadap kadar glukosa darah, sel penyusun pulau Langerhans dan sel Leydig tikus putih (Rattus norvegicus) hiperglikemia. Tikus putih sebanyak 25 ekor dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Induksi aloksan dengan dosis 150 mg/kgbb secara intraperitoneal untuk menimbulkan kerusakan pankreas dilakukan pada 5 kelompok perlakuan. Tiga kelompok perlakuan diterapi dengan berbagai dosis ekstrak buah pare, (P1) 29 mg/1ml/hari, (P2) 50 mg/1ml/hari, dan (P3) 59 mg/1ml/hari, satu kelompok sebagai kontrol negatif (P0) diberi CMC Na 0,5% 1ml/hari, kontrol positif (K+) diberi Glibenclamide® 0,126 mg/1ml/hari. Ekstrak buah pare diberikan selama 21 hari. Kadar glukosa diperiksa setelah 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 8 jam pascapemberian dihari pertama. Kadar glukosa selanjutnya diperiksa pada hari ke 7, 14 dan 21. Semua tikus dieuthanasia setelah 21 hari perlakuan, pankreas dan testis diambil untuk dibuat preparat histopatologi. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak buah pare (Momordica charantia Linn.) memiliki efek antidiabetik yang dapat menurunkan kadar gula darah, meningkatkan jumlah sel insula Langerhans dan meningkatkan jumlah sel Leydig pada dosis 50 mg/1ml/hari pada hari ke 21 setelah perlakuan.
PENGGEMUKAN SAPI MENGGUNAKAN PAKAN TANPA HIJAUAN (COMPLETE FEED) DAN TAPE JERAMI SERTA GROWTH PROMOTOR STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING Wurlina Wurlina; Mas’ud Hariadi; Imam Mustofa; Dewa Ketut Meles
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Layanan Masyarakat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.341 KB) | DOI: 10.20473/jlm.v2i2.2018.63-68

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) which performed on a group of cattle fattening is not qualified yet to solve the problems 1) rice straw as animal feed 2) agricultural waste and industrial waste as feed without forage 3) processing of rice straw into straw tape 4) processing agricultural waste and industrial waste into animal feed without forage 5) processing growth promotor derived from empon-empon and retrieval medicinal plants, and 6) making of cow manure waste into environmentally friendly fertilizer. The purposes of PKMare (1) to process of rice straw into straw tape as a nutritious animal feed (2) without forage feed processing (complete feed) (3) processing of growth promotors (4) local cattle fattening using tape straw and feed without forage as well as growth promotor. Benefits of PKM is to develop human resources and increase income of fattening local cattle farmers with lower production costs. The method used in PKM activities are education and training of local cattle fattening using tape straw feed and feed without forage plus growth promotor, processing waste into environmentally friendly fertilizer on UKMK of local cattle fattening members in Tuban. The result is enhancement of cattle weight per cow per day on local cattle amounted to 0.625 ± 0.048 kg, ongole rossbreed cattle 0.924 ± 0.067 kg, hybrid limousine cattle for 1.673 ± 0.068 kg and Simmental crossbreed cattle of 2.105 ± 0.414kg.AbstrakProgram Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilakukan pada kelompok penggemukan sapi belum memenuhi syarat untuk menyelesaikan masalah 1) jerami padi sebagai pakan ternak 2) limbah pertanian dan limbah industri sebagai pakan tanpa hijauan 3) pengolahan jerami padi menjadi pita jerami 4) pengolahan limbah pertanian dan industri limbah menjadi pakan ternak tanpa hijauan 5) promotor pertumbuhan pengolahan berasal dari empon-empon dan pengambilan tanaman obat, dan 6) pembuatan kotoran sapi menjadi pupuk ramah lingkungan. Tujuan dari PKM adalah (1) untuk memproses jerami padi menjadi pita jeramisebagai pakan ternak bergizi (2) tanpa pengolahan pakan hijauan (pakan lengkap) (3) pengolahan promotor pertumbuhan (4) penggemukan sapi lokal menggunakan pita jerami dan pakan tanpa hijauan serta promotor pertumbuhan. Manfaat PKM adalah mengembangkan sumber daya manusia dan meningkatkan pendapatan penggemukan sapi lokal dengan biaya produksi lebih rendah. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM adalah pendidikan dan pelatihan penggemukan sapi lokal menggunakan tape jerami pakan dan pakan tanpa hijauan ditambah promotor pertumbuhan, pengolahan limbah menjadi pupuk ramah lingkungan pada UKMK anggota penggemukan sapi lokal di Tuban. Hasilnya adalah peningkatan berat sapi per sapi per hari pada sapi lokal sebesar 0,625 ± 0,048 kg, sapi peranakan ongole 0,924 ± 0,067 kg, sapi limusin hibrida untuk 1,673 ± 0,068 kg dan sapi potong silang Simmental sebesar 2,105 ± 0,414 kg.
PENGGEMUKAN SAPI LOKAL SECARA AGRIBISNIS MENGGUNAKAN PAKAN TANPA HIJAUAN (COMPLETE FEED) DAN TAPE JERAMI SERTA GROWTH PROMOTOR STRATEGI PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING Kadek Rachmawati; Imam Mustofa; Wurlina Wurlina; Dewa Ketut Meles
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 1 No. 2 (2017): Jurnal Layanan Masyarakat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.594 KB) | DOI: 10.20473/jlm.v1i2.2017.105-109

Abstract

Iptek bagi Masyarakat (IbM) which performed on a group of local cattle fattening is not qualified yet to solve the problems 1) rice straw as animal feed 2) agricultural waste and industrial waste as feed without forage 3) processing of rice straw into straw tape 4) processing agricultural waste and industrial waste into animal feed without forage 5) processing growth promotor derived from empon-empon and retrieval medicinal plants, and 6) making of cow manure waste into environmentally friendly fertilizer. The purposes of IbM are (1) to process of rice straw into straw tape as a nutritious animal feed (2) without forage feed processing (complete feed) (3) processing of growth promotors (4) local cattle fattening using tape straw and feed without forage as well as growth promotor. Benefits of IbM is to develop human resources and increase income of fattening local cattle farmers with lower production costs. The method used in IbM activities are education and training of local cattle fattening using tape straw feed and feed without forage plus growth promotor, processing waste into environmentally friendly fertilizer on UKMK of local cattle fattening members in Babat and Sugio district in Lamongan. IbM program activities involving 8 students to increase entrepreneurial spirit. The result is enhancement of cattle weight per cow per day on local cattle amounted to 0.578+0.054 kg, ongole crossbreed cattle 0.887+0.100 kg, hybrid limousine cattle for 1.588+0.084 kg and Simmental crossbreed cattle of 1,967+0.255 kg. AbstrakIptek Bagi Masyarakat (IbM) yang dilakukan pada kelompok penggemukan sapi lokal belum memenuhi syarat untuk menyelesaikan masalah 1) jerami padi sebagai pakan ternak 2) limbah pertanian dan limbah industri sebagai pakan tanpa hijauan 3) pengolahan jerami padi menjadi pita jerami 4) pengolahan limbah pertanian dan limbah industri menjadi pakan ternak tanpa pakan ternak 5) mengolah promotor pertumbuhan yang berasal dari empon-empon dan pengambilan kembali tanaman obat, dan 6) pembuatan limbah kotoran sapi menjadi pupuk ramah lingkungan. Tujuan IbM adalah (1) mengolah jerami padi menjadi pita jerami sebagai pakan ternak yang bergizi (2) tanpa pengolahan pakan ternak (pakan lengkap) (3) pengolahan promoter pertumbuhan (4) penggemukan sapi lokal dengan menggunakan jerami dan pakan pita tanpa pakan ternak serta promotor pertumbuhan. Manfaat IbM adalah mengembangkan sumber daya manusia dan meningkatkan pendapatan penggemukan peternak sapi lokal dengan biaya produksi lebih rendah. Metode yang digunakan dalam kegiatan IbM adalah pendidikan dan pelatihan penggemukan sapi dengan pakan jerami dan pakan tanpa pakan ternak ditambah promotor pertumbuhan, pengolahan limbah menjadi pupuk ramah lingkungan pada UKMK penggemukan sapi potong di Kabupaten Babat dan Sugio di Lamongan. Kegiatan program IbM melibatkan 8 siswa untuk meningkatkan semangat kewirausahaan. Hasilnya adalah peningkatan bobot sapi per ekor per hari pada ternak lokal sebesar 0,578 + 0,054 kg, sapi potong silang ongole 0,887 + 0,100 kg, ternak limusin hibrida 1,588 + 0,084 kg dan sapi potong silang Simmental 1.967 + 0.255 kg. 
USAHA PRODUKSI JAMU TERSTANDAR DI PEDESAAN (VILLAGE JAMOE CENTRE) SECARA AGROINDUSTRI MELALUI TEKNOLOGI 6 M SIMPLISIA MENUJU MASYARAKAT SEHAT CERDAS Sunarni Zakaria; Wurlina Wurlina; Achmad Basori; Nurina Hasanatuludhiyah; Dewa Ketut Meles
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Layanan Masyarakat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.743 KB) | DOI: 10.20473/jlm.v1i1.2017.35-39

Abstract

Herbal medicine business is sideline business for mothers largely. Education and training participants of Ipteks bagi Masyarakat (IbM) event not to be organized professionally. The purposes of IbM program are: 1) improve the knowledge of herbal medicine plants 2) improve skilss in selecting, drying , mixing , grinding and make simplicia (6M) 3) increase the efficacy and instant herbal production (dry form) and 4) to develop human resources in the processing of herbs. Methods of IbM program is cooperating with UMKM to held Ipteks bagi Masyarakat (IbM) on knowledge of medicinal plants. Education and training to participants of UMKM business groups that the efficacy of medicinal plants used by the community, how to make retrieval and instant empon- empon and technology of 6 M simplicia. Results IbM activity is a member of UMKM has already implement 1) manufacture in sorting bulbs between the leaves, stems and roots 2) apply the harvest time of toga 3) ways to avoid losing the drying properties 4) herbal packs are labeled (powder or in capsules) and increased income herbal vendors . It is suggested that activities of IbM held continuously every year to monitor the development of UMKM in order to be become the center of herbs by involving students to create new entrepreneurs.  AbstrakBisnis obat herbal merupakan usaha sampingan bagi ibu sebagian besar. Peserta pelatihan dan pelatihan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) tidak diorganisir secara profesional. Tujuan program IbM adalah: 1) meningkatkan pengetahuan tanaman jamu 2) memperbaiki skill dalam memilih, mengeringkan, mencampur, menggiling dan membuat simplisia (6M) 3) meningkatkan khasiat dan produksi jamu instan dan 4) untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam pengolahan tumbuhan. Metode program IbM bekerja sama dengan UMKM untuk menyelenggarakan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) tentang pengetahuan tanaman obat. Pendidikan dan pelatihan kepada peserta kelompok usaha UMKM bahwa khasiat tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat, bagaimana membuat teko dan teko empuk dan teknologi 6 M simplicia. Hasil Kegiatan IbM adalah anggota UMKM yang telah menerapkan 1) pembuatan dalam memilah umbi antara daun, batang dan akar 2) mengaplikasikan waktu panen toga 3) cara menghindari kehilangan sifat pengeringan 4) bungkusan herbal diberi label (bedak atau dalam kapsul) dan meningkatkan pendapatan penjual herbal. Disarankan agar kegiatan IbM terus dilakukan setiap tahun untuk memantau perkembangan UMKM agar bisa menjadi pusat tanaman obat dengan melibatkan siswa untuk menciptakan wirausaha baru.
PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN KAMBING “LOKETAWA” PENGHASIL DAGING DAN SUSU RAKITAN TEKNOBREEDING DAN TEKNOFATTENING PAKAN TANPA HIJAUAN (COMPLETE FEED) Wurlina Wurlina; Rimayanti Rimayanti; Mas'ud Hariadi; Dewa Ketut Meles
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Layanan Masyarakat
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.34 KB) | DOI: 10.20473/jlm.v1i1.2017.46-50

Abstract

IbM to business gorup in the goat breeding and fattening “Loketawa” aims to: 1) improve local goat genetics through IB using Etawa stud 2) obtain mother goats lust together done synchronization lusts 3) get mother goat bunting from once a year to 2 times a year 4) increase the number of children from 1 birth to 3-4 births using superovulation techniques 5) reduce production costs, make feed without forage and growth promotor. The method of implementation used 1) introducing stud Etawa meat and milk producers 2) synchronization lust using PGF2α 3) superovulation using hormone FSH and LH 4) IB on goats using Etawa goat cuttings, 5) the processing of feed without forage and growth promoter. The results are as follows: 1) as many as 20 heads of goats are simultaneously using 100% PGF2α, artificial insemination on 10 heads of goats without super ovulation has an average child of 1.6 births, while artificial insemination on 10 goats with super ovulation having an average child 3 births, 3) an average goat weight increase of 252.35 grams per day. AbstrakIpteks bagi Masyarakat yang dilakukan pada kelompok usaha pembibitan dan penggemukan kambing “Loketawa” bertujuan: 1) memperbaiki genetik kambing lokal melalui IB menggunakan pejantan Etawa 2) mendapatkan induk kambing birahi bersamaam dilakukan sinkronisasi birahi 3) mendapatkan induk kambing bunting dari setahun sekali menjadi 2 kali setahun 4) meningkatkan jumlah anak dari 1 ekor sekelahiran menjadi 3-4 ekor sekelahiran menggunakan teknik superovulasi 5) menekan biaya produksi, membuat pakan tanpa hijauan dan growth promotor. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah 1) memperkenalkan pejantan Etawa penghasil daging dan susu 2) sinkronisasi birahi menggunakan PGF2α 3) superovulasi menggunakan hormon FSH dan LH 4) IB pada kambing menggunakan semen kambing Etawa, 5) pengolahan pakan tanpa hijauan dan growth promoter. Hasilnya adalah sebagai berikut : 1) sebanyak 20 ekor induk kambing mengalami birahi bersamaan menggunakan PGF2α sebesar 100%, Inseminasi buatan pada 10 ekor induk kambing tanpa super ovulasi mempunyai anak rata-rata 1,6 ekor sekelahiran, sedangkan Inseminasi buatan pada 10 ekor induk kambing dengan super ovulasi mempunyai anak rata-rata 3 ekor sekelahiran, 3) peningkatan berat badan kambing rata- rata 252,35 gram/ekor perhari.
PENANGANAN GANGGUAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI REPRODUKSI PADA SAPI PERAH MENUJU SWASEMBADA SUSU DI KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Hermin Ratnani; Dewa Ketut Meles; Imam Mustofa
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 4 No. 1 (2020): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v4i1.2020.43-52

Abstract

The aims of local public community partnership program (PKM) with Sumber Makmur Group 3 conducted in Sendang was to :1). Improve the capability of each farmer on treating the cattle 2). Reduce the risk of reproductive disorders which has impact on the insemination 3). Increase the calf-born and milk yield 4). Efficiency in dairy cattle management and 5). Efficiency in feed cost followed by the improved production and reproduction rate in the dairy cattle management. The method used in this partnership program was through training which offer a guidance to farmer the basic information about reproductive disorder also their prevention necessity, and Treatments to the target cattle and also a supplementation of multivitamin to reduce the risk of any reproductive disorders. The program was conduted by 3 veterinary medicine staff from Airlangga university assisted by 2 local people and PPDH-PKL students. The 3 staff of veterinary medicine picked were an expert in reproduction, artificial insemination, and health department as well as an expert in housing and sanitary in dairy cattle management. The program was evaluated by the effectiveness of the training program by using a pre and post test for each individual farmer that was participated. The administered treatments and the reproductive efficiency were also recorded as a comparison before and after the program to show whether it has significant positive or negative result. The evaluation shown a result of each farmer with average pre-test score 58,24% to 77,06% on post-test (32,31%). The reproductive disorders case was reported to have been reduced from 95 to 18 (81,05%). The reproductive efficiency also shown a positive result whereas the Service per conception (S/C) before the program was reduced from > 2-3 times to less than 2 times after the program followed with the service period from 2-3 month into 2 months. The Calving Rate (CR) was also reported to have increased from <50% to >50% after the program.AbstrakTujuan dari program kemitraan masyarakat publik lokal (PKM) dengan Sumber Makmur Group 3 yang dilakukan di Sendang adalah untuk: 1). Tingkatkan kemampuan masing-masing petani dalam merawat ternak 2). Mengurangi risiko gangguan reproduksi yang berdampak pada inseminasi 3). Meningkatkan kelahiran anak sapi dan produksi susu 4). Efisiensi dalam pengelolaan sapi perah dan 5). Efisiensi biaya pakan diikuti oleh peningkatan produksi dan tingkat reproduksi dalam manajemen sapi perah. Metode yang digunakan dalam program kemitraan ini adalah melalui pelatihan yang menawarkan panduan kepada petani informasi dasar tentang gangguan reproduksi serta kebutuhan pencegahan mereka, dan Perawatan untuk ternak target dan juga suplemen multivitamin untuk mengurangi risiko gangguan reproduksi. Program ini disetujui oleh 3 staf kedokteran hewan dari universitas Airlangga dibantu oleh 2 orang lokal dan mahasiswa PPDH-PKL. Tiga staf kedokteran hewan yang dipilih adalah seorang ahli dalam bidang reproduksi, inseminasi buatan, dan departemen kesehatan serta seorang ahli dalam bidang perumahan dan sanitasi dalam manajemen sapi perah. Program ini dievaluasi dengan efektivitas program pelatihan dengan menggunakan tes sebelum dan sesudah untuk masing-masing petani yang berpartisipasi. Perawatan yang diberikan dan efisiensi reproduksi juga dicatat sebagai perbandingan sebelum dan sesudah program untuk menunjukkan apakah itu memiliki hasil positif atau negatif yang signifikan. Evaluasi menunjukkan hasil dari masing-masing petani dengan skor pre-test rata-rata 58,24% sampai 77,06% pada post-test (32,31%). Kasus gangguan reproduksi dilaporkan telah berkurang dari 95 menjadi 18 (81,05%). Efisiensi reproduksi juga menunjukkan hasil positif dimana Layanan per konsepsi (S / C) sebelum program berkurang dari> 2-3 kali menjadi kurang dari 2 kali setelah program diikuti dengan periode layanan dari 2-3 bulan menjadi 2 bulan. Tingkat Calving (CR) juga dilaporkan telah meningkat dari <50% menjadi> 50% setelah program.
The Potential of Anting – Anting (Acalypha indica L.) Leaf Extract as Anti-Scabies to Sarcoptes scabiei var. Cuniculi in vitro Luluk Tri Astuti; Rahmi Sugihartuti; Lianny Nagoi; Nunuk Dyah Retno Lastuti; Dewa Ketut Meles; Agus Sunarso
Journal of Parasite Science (JoPS) Vol. 3 No. 2 (2019): Journal of Parasite Science
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.444 KB) | DOI: 10.20473/jops.v3i2.16520

Abstract

The Aim of research to determine the potential of anting-anting (Acalypha indica L.) leaf extract as anti-scabies to Sarcoptes scabiei var. Cuniculi in vitro by observing the mortality rates and lethal concentration of Sarcoptes scabiei. There were 5 treatments namely DMSO 0.5% (PN). Amitraz (P0), anting-anting (Acalypha indica L.) leaf extract concentratrion of 6,25% (P1), 12,5% (P2) and 25% (P3). Observations were carried out for 8 hours with stereomicroscope. The data  was analyzed using rpobit analysis with SPSS 20.0 software. The results showed that the fastest mortality rate of S. Scabiei was group p3 at 4.6 mites/hour., then P0, P2, P1 and PN respectively 3.5, 3.1, 1.9, and 1.3 mites/ hour. The smallest concentration of anting-anting (Acalypha indica L.) leaf extract was not significantly different compared to amitraz  for killing of 50% and 90% S. Scabiei was 12.5% with lethal time (LT50) 1.82 hours and (LT90) 3.69 hours. In conclusion, anting-anting (Acalypha indica L.) leaf extract has mortality rate against S. Scabiei var. Cuniculi of 3.1 mites/hour, lethal concentration of 12.5% and potential as anti-scabies in vitro.
Anthelmintic Efficacy of Ethanol Extract of Raw Kepok Banana Peel (Musa paradisiaca L.) Against Ascaridia galli Worms In Vitro Annastasya Yuliani Rahayu; Retno Sri Wahjuni; Dewa Ketut Meles; Retno Wulansari
Journal of Parasite Science (JoPS) Vol. 4 No. 2 (2020): Journal of Parasite Science
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.632 KB) | DOI: 10.20473/jops.v4i2.29154

Abstract

The aims of this study was to know anthelmintic efficacy through determine the concentration, duration, and interaction between concentration and duration of raw kepok banana peel ethanol extract against mortality rate of Ascaridia galli using in vitro method. Present study was used completely randomized design. This method of this study was used a total of 600 samples of Ascaridia galli with length of 7-11 cm without differentiating their sex. The concentration of raw kepok banana peel ethanol extract was divided into 25%, 50% and 75%. Physiological saline solution and piperazine citrate 10 mg/ml were being used as negative and positive control. Each treatment then being replicated six times. The recording of mortality rate was done at 2, 4, 6, 8 and 10 hours of observation. Ascaridia galli was confirmed death if there was no movement while triggered by anatomy tweezers and dipped in slightly warm water (50 0C). The data obtained was analyzed using ANOVA factorial and continued with Duncan Multiple Range Test by SPSS 26 for Windows. The results were showed that in 75% concentration and 10 hours of treatment can cause the highest mortality rate against Ascaridia galli. Interaction between concentration and duration of treatment reveals that 75% concentration of raw kepok banana peel ethanol extract in 10 hours of observation was recorded causing the highest mortality rate against Ascaridia galli.
Co-Authors Achmad Basori, Achmad Agustono - Annastasya Yuliani Rahayu Anwar Ma'ruf Anwar Ma'ruf Arimbi Ayu Ratnaningtyas Basuki B Purnomo, Basuki B Choirul Oktavian Setiyadin Nayiron Dewa Made Sucipta Putra Dewi, Sapna Kurnia Dinda Reisinta Dwi Ananda, Novita Dyah Ajeng Suhita Eduardus Bimo Aksono Eduardus Bimo Aksono Herupradoto Eduardus Bimo Aksono Herupradoto Eka Pramyrtha Hestianah, Eka Pramyrtha Endang Joewarini Heni Puspitasari Hermin Ratnani Hidajanti, Nove Hutahaean, Ryan David Pandapotan I Dewa Putu Anom Adnyana Imam Mustofa IMAM MUSTOFA Iwan Sahrial Hamid jayawardhana, andi Jeanita, Winny Kadek Rachmawati Khasana, Uswatun Lianny Nagoi Lianny Nangoi Lokapirnasari, Widya Paramitha Lucia Tri Suwanti, Lucia Tri Luluk Tri Astuti Luqman, Epy Muhammad Mafruchati, Maslichah Marta Hendry, Marta Mas’ud Hariadi Mochamad Lazuardi Mohamad Yusuf Niluh Suasanti Nugrahani, Anggi Dwi Nunuk Dyah Retno Lastuti Nurina Hasanatuludhiyah Poedji Hastutiek Praja, Ratih Novita Prambudi, Dhimas Toni Angger Pratama, Ricki Rahmahani, Jola Rahmi Sugihartuti Retno Sri Wahjuni Retno Wulansari Rimayanti Rimayanti Rochmah Kurnijasanti Santoso, Kuncoro Puguh Setiawan Koesdarto Sri Mulyati Sri Pantja Madyawati Suherni Susilowati Sunarni Zakaria Sunarni Zakaria Sunarni Zakaria Sunarso, Agus Sunaryo Hardjowijoto Suwasanti, Niluh Suzanita Utama Tatik Hernawati Tri Wahyu Suprayogi Tyasningsih, Wiwiek Wibawati, Prima Ayu Widiyatno, Thomas Valentinus Widjiati Widjiati, Widjiati Widodo J P Widya Paramita L Wurlina, W