p-Index From 2020 - 2025
10.469
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha JIK Jurnal Ilmu Komputer ASAS : Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Al-'Adalah Widyagogik : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS Al-Tahrir: Jurnal Pemikiran Islam JURNAL ISTINBATH OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra Jurnal FishtecH JURNAL LENTERA : Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi Mazahib Jurnal Moral Kemasyarakatan Sawala : Jurnal Administrasi Negara SAMARAH: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam DE LEGA LATA: Jurnal Ilmu Hukum Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Pendekar : Jurnal Pendidikan Berkarakter Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik At-Tafkir International Journal of Supply Chain Management SANGKEP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Ruhama : Islamic Education Journal Jurisprudensi: Jurnal Ilmu Syariah, Perundang-undangan, Ekonomi Islam JURNAL ILMIAH MIMBAR DEMOKRASI Jurnal Mekanova : Mekanikal, Inovasi dan Teknologi Jurnal Bisnis Tani Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan DIALEKTIKA AS-SABIQUN: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Al-Manhaj: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Jurnal Kansasi : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Keadilan Atta'dib Jurnal Pendidikan Agama Islam Edu Consilium : Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Poros Onim Jurnal Interaktif: Warta Pengabdian Pendidikan (JIWPP) BIOCHEPHY: Journal of Science Education Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (JP-IPA) Jurnal Bluefin Fisheries El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law AS-SIYASI JOURNAL OF CONSTITUTIONAL LAW Jurnal Profesi Pendidikan (JPP) Edudeena : Journal of Islamic Religious Education Tadris: Jurnal Pendidikan Islam Al-Hiwalah : Journal Syariah Economic Law Multiverse: Open Multidisciplinary Journal Jurnal Litek : Jurnal Listrik Telekomunikasi Elektronika Nuris Journal of Education and Islamic Studies Adabuna: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran JIMPI: Jurnal Inovatif Manajemen Pendidikan Jurnal Pendidikan Islam Melior : Jurnal Riset Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia Lucerna : Jurnal Riset Pendidikan dan Pembelajaran Majapahit Journal of Islamic Finance and Management Afkaruna: International Journal of Islamic Studies (AIJIS) Pelita: Jurnal Studi Islam Mahasiswa UII Dalwa ISTIFHAM Journal of Education, Linguistics, Literature, and Art Maharot : Journal of Islamic Education Macca: Science-Edu Journal Akhlak: Jurnal Pendidikan Agama Islam Dan Filsafat Jurnal Mesin Sains Terapan FIKROTUNA: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam Ameena Journal Kasyafa: Jurnal Pendidikan Agama Islam PESHUM Journal of Islamic Education and Law
Claim Missing Document
Check
Articles

REORIENTASI KAJIAN IJTIHAD KONTEMPORER Maimun, Maimun
JURNAL ISTINBATH Vol 11, No 1 (2014): Edisi Mei 2014
Publisher : STAIN Jurai Siwo Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era modern sekarang ini, kebutuhan untuk melakukan ijtihad di kalangan para akademisi, praktisi, atau birokrat telah menjadi suatu keharusan guna menjawab berbagai isu kontemporer yang berkaitan dengan hukum Islam yang disebabkan oleh perubahan paradigma dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Penggunaan pemikiran (ra’y) secara optimal guna mengeksplorasi, menemukan, menyortir, menganalisis, dan menetapkan hukum, dalam terminologi teori hukum Islam (ushuliyyin) merupakan suatu bentuk upaya ijtihad yang dimaksudkan.     Bangunan       ijtihad  ushul    Fiqih    umumnya diterapkan pada aturan hukum yang bersifat dzanniyat, dan tidak diperbolehkan pada hukum-hukum yang bersifat qath’iyyat. Para ulama setuju bahwa terhadap teks Al-qur`an dan Sunnah Nabi yang tidak diragukan lagi keabsahannya (qath’iyat), ijtihad tidak boleh dilakukan. Oleh karena itu, seperti dikatakan oleh Wahbah Zuhaili, hukum Islam yang termasuk dalam kategori yang telah dikenal umum, harus diperlakukan secara umum, termasuk hukum yang telah jelas dan sah yang dalam istilah Arab disebut al-hukm al-ma’lumat min al-din bi al-dharurah wa al-badahah atau ketentuan yang mujma’ ‘ alaih wa ma’lum min al-din bi al-dharurah. Dengan demikian reorientasi studi ijtihad kontemporer  adalah  refleksi  dari  istinbath  yang  disesuaikan dengan pergeseran, perubahan, pembangunan dan kebutuhan hidup masyarakat modern. Karenanya, secara teknis, diperlukan paradigma, metodologi dan strategi untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi, sehingga setiap masalah yang timbul dapat terkontektualisasi dengan sasaran yang baik dan tepat. Ijtihad sebagai suatu kegiatan hukum yang membawa misi “rahmatan lil alamin” harus dipastikan dapat dibumikan, dinamis, fleksibel, relevan sepanjang waktu dan, pada saat yang sama, mengadopsi tantangan dan perubahan zaman hingga hari kiamat.Kata kunci : Reorientasi Ijtihad Kontemporer, Kontekstualisasi Ijtihad
REORIENTASI KAJIAN IJTIHAD KONTEMPORER Maimun, Maimun
JURNAL ISTINBATH Vol 10, No 1 (2013): Edisi Mei 2013
Publisher : STAIN Jurai Siwo Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era modern saat ini sepertinya akademisi, praktisi, atau birokrat perlu melakukan ijtihad dan menjadi suatu keharusan untuk menjawab isu-isu kontemporer hukum Islam, untuk mengubah paradigma, paradigma, metode diligence pergeseran, perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dunia modern. Penggunaan pemikiran maksimal (ray) untuk mengeksplorasi, menemukan, pilih, menyortir, menganalisis dan menetapkan hukum, dalam terminologi teori hukum Islam (ushuliyyin), yang sebenarnya dimaksudkan oleh ijtihad. Gedung ijtihad ushul Fiqih sastra umumnya dikenakan undang-undang kepribadian yang dzanniyat, tidak diperbolehkan pada hukum-hukum kepribadian yang qathiyyat. Mereka setuju bahwa teks dari Al-Quran dan Sunnah yang nabi tidak diragukan lagi keabsahannya (qathiyat) berasal dari Allah dan Rasul-Nya, tidak bidang ijtihad. Oleh karena itu, Wahbah Zuhaili mengatakan bahwa Islam Hukum kategori yang telah dikenal untuk umum, diterapkan secara umum, memiliki yang jelas dan sah, semacam aturan disebut al-hukm al-malumat min al-din bi al-dharurah wa al-badahah. Atau ketentuan lain dengan mujma alaih wa malum min al-din bi al-dharurah. Dengan demikian reorientasi bukanlah lain studi kontemporer ijtihad adalah refleksi dari hukum Islam istinbath disesuaikan dengan pergeseran, perubahan, pembangunan dan kebutuhan masyarakat modern hidup. Karena secara teknis, diperlukan percepatan paradigma, paradigma, metodologi dan strategi untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi, sehingga setiap masalah yang timbul dapat contextualised dengan sasaran yang tepat dan baik. Ijtihad sebagai kegiatan hukum istinbath yang membawa misi "rahmatan lil alamin" pasti undang-undang ini dapat dibumikan, selalu dinamis, fleksibel, relevan di sepanjang waktu dan pada saat yang sama alamat tantangan dan perubahan dalam zaman modern hatta yaumal qiyamah. Kata kunci :  Reorientasi, Ijtihad Kontemporer, kontekstual
HAK WARIS BAGI ANAK HASIL KLONING PERSPEKTF HUKUM ISLAM Maimun, Maimun
At-Tafkir Vol 11 No 1 (2018): Vol. 11 No 1 Juni 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/at.v11i1.528

Abstract

Kloning menggunakan sel telur dan sel selain sperma. Bahkan dikatakan, secara teoritis, melalui teknik kloning kelahiran seorang bayi tidak lagi memerlukan sperma ayah. Bahkan seorang perempuan dapat mempunyai anak tanpa melalui ikatan perkawinan. Demikian juga seorang lelaki apabila ingin punya anak tidak perlu beristri. Cukup hanya memesan sel telur pada suatu firma, memberikan selnya dari salah satu organ tubuhnya dan kemudian menitipkan calon anaknya pada rahim seorang wanita yang bisa jadi telah disediakan oleh firma tersebut, Bahwa status anak hasil kloning juga termasuk anak yang dihasilkan bukan dari proses perkawinan yang sah dan tanpa adanya hubungan suami istri karena bisa jadi seseorang perempuan dan laki-laki bisa ada penerus genetiknya tanpa harus melalui proses perkawinan terlebih dahulu. Dan dalam permasalahan kewarisan tidak termasuk kedalam sebab-sebab menerima warisan terhadap anak hasil kloning tersebut, karena anak hasil kloning; tidak adanya hubungan kerabat antara keduanya; tidak adanya hubungan suami istri antara keduanya (karena proses kloning tanpa hubungan suami istri).
KEDUDUKAN ANAK LUAR NIKAH PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Maimun, Maimun
Jurisprudensi: Jurnal Ilmu Syariah, Perundang-undangan, Ekonomi Islam Vol 9 No 2 (2017): JURISPRUDENSI
Publisher : State of Islamic Institute Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marriage is an attempt to maintain human survival and protect nasab. But sometimes the protection is often tarnished with the existence of an adultery or relationship outside of marriage. Often these relationships result in an illegitimate offspring who is of course a descendant of which adultery results have a position in law different from the position of the legitimate child. Therefore, an outof-wedlock child as a result of an adultery by his or her parents will not be entitled as to the right earned by the child legitimately, especially in the case of inheritance, the outsider will not be able to obtain the inheritance of his biological parents before there is recognition from his biological parents, an outsider is a child born outside a legal marriage according to syara '. The scholars have agreed that one can not be denied to his father. As a legitimate child, if the child is born less than six months after the marriage contract, because according to them the shortest interval that must exist between the birth of the child and the marriage is six months. This means that if a child is born not reaching six months after the parents of the marriage contract, then the child can not be fathered to his father as a legitimate child
KONSEP WASIAT DALAM PERSPETIF HUKUM ISLAM Maimun, Maimun
Jurisprudensi: Jurnal Ilmu Syariah, Perundang-undangan, Ekonomi Islam Vol 9 No 1 (2017): JURISPRUDENSI
Publisher : State of Islamic Institute Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In Islam, the wasiyat is not merely a matter of property. In the  broadest  sense,  the  wasiyat  also  deals  with  moral messages  to  mankind.  In  the  Qur'an,  Allah  Almighty Himself  has  reminded  that  believers  always  have  a wasiyat in virtue and patience. This verse affirms that a person who is about to die must necessarily leave a wasiyat to his possessions, this verse may also serve as a legal basis (mandatory) of the wasiyat, particularly to the heirs whose liaison with the heir is cut off, become walled up caused by other  heirs,  such  as  the  case  of  a  grandchild  who  is wallowed  to  get  the  inheritance  of  the  datuk  (his grandfather)  due  to  his  uncle  (his  father's  siblings)  still exist.  The  will  for  the  non-heirs  required  to  fulfill  the maximum amount is 1/3 of the property left behind, after deducting the cost of holding the corpse and repayment of the debts. The law of wasiyat origin can not be more than 1/3  of  the  inheritance.  If  more  than  1/3  of  the  property, then  it  depends  on  the  heirs,  if  they  allow  it  can  be implemented, if not then carried out only related 1/3 of the treasure  alone,  Wasiyat  is  one  means  to  approach  Allah swt in order to get goodness in the world and the reward in  the  hereafter.  Wasiyat  is  also  a  means  to  provide assistance  to  people  in  need,  strengthening  friendships and  kinship  relations  that  are  not  his  heirs.  The  law  of wasiyat  when  examining  Surat  al-Baqarah  verse  180  is obligatory in accordance with the textual meaning of that verse.
MEREDAM IDEOLOGI RADIKAL DI INDONESIA MELALUI PRAKTIK KETELADANAN NILAI PANCASILA Maimun, Maimun
Sawala : Jurnal Administrasi Negara Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.532 KB) | DOI: 10.30656/sawala.v3i2.230

Abstract

People's lives are driven by the basic idea of a foundation to fight for his life. The basic idea was referred to as an ideology, which dinyakini by a community or group as kosep ideal to strive for. In this world, there are two basic types of ideology, which is open and closed, and each country is based on the assurance ideology continue to be preserved. However, in addition to ideolgi countries, there are also other ideologies that are living within the individual which we refer to as personal ideology, and live in groups or as we say communal ideology. Radical ideology as a form of accumulation of trust on personal ideology was developed and dinyakini as a truth, that this ideology into the ideology of communal deliberately continue to be developed and championed by groups menyakininya. The group's ideology is contrary to Pancasila as the state ideology, and ways are being made to fight the ideology threatens people's lives and integrity of the country. This paper aims to describe the efforts made to curb radical ideology through exemplary education. With the approach of the description, this paper adopts literature references juxtaposed with reality. In addition to the observation in reality, this paper also disadurkan reference libraries by lifting the state ideology as a national consensus as well as a comparison against the ideology of personal and communal dinyakini and championed by some kelompo. The end of this paper the authors suggest the need for optimization and actualization exemplary approach in an effort to curb radical ideology in Indonesia, which has the potential to live and thrive in the community, particularly areas that are still dominated by the nationalist ethno culture, such as Aceh, Papua, Kalimantan and some Another area in Sumatra and even regions of the island of Java, as well as other community organizations in Indonesia.
HAK WARIS BAGI ANAK HASIL KLONING PERSPEKTF HUKUM ISLAM Maimun, Maimun
At-Tafkir Vol 11 No 1 (2018): Vol. 11 No 1 Juni 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/at.v11i1.528

Abstract

Kloning menggunakan sel telur dan sel selain sperma. Bahkan dikatakan, secara teoritis, melalui teknik kloning kelahiran seorang bayi tidak lagi memerlukan sperma ayah. Bahkan seorang perempuan dapat mempunyai anak tanpa melalui ikatan perkawinan. Demikian juga seorang lelaki apabila ingin punya anak tidak perlu beristri. Cukup hanya memesan sel telur pada suatu firma, memberikan selnya dari salah satu organ tubuhnya dan kemudian menitipkan calon anaknya pada rahim seorang wanita yang bisa jadi telah disediakan oleh firma tersebut, Bahwa status anak hasil kloning juga termasuk anak yang dihasilkan bukan dari proses perkawinan yang sah dan tanpa adanya hubungan suami istri karena bisa jadi seseorang perempuan dan laki-laki bisa ada penerus genetiknya tanpa harus melalui proses perkawinan terlebih dahulu. Dan dalam permasalahan kewarisan tidak termasuk kedalam sebab-sebab menerima warisan terhadap anak hasil kloning tersebut, karena anak hasil kloning; tidak adanya hubungan kerabat antara keduanya; tidak adanya hubungan suami istri antara keduanya (karena proses kloning tanpa hubungan suami istri).
INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH Malaka, Safrizal; Sanusi, Sanusi; Ruslan, Ruslan; Maimun, Maimun
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol 8, No 1 (2020): Februari, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v8i1.23973

Abstract

Penelitian ini berjudul ?Internalisasi nilai-nilai Pancasila Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada Madrasah Aliyah Negeri Darussalam Kabupaten Aceh Besar?. Rumusan dalam penelitian ini adalah (1 Bagaimana pemahaman siswa terhadap nilai Ketuhanan yang Maha Esa dan nilai Persatuan Indonesia  dalam proses pembelajaran PPkn (2) Cara guru menginternalisasi nilai-nilai Pancasila kepada siswa dalam proses pembelajaran PPkn (3) Kendala guru dalam menginternalisasi nilai-nilai Pancasila kepada siswa dalam proses pembelajaran PPkn. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan pemahaman siswa terhadap nilai nilai Pancasila dalam proses pembelajaran (2) Untuk mendeskripsikan bagaimana guru menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran (3) mendeskripsikan kendala guru cara dalam menginternalisasi nilai-nilai Pancasila kepada siswa proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis deskriptif. Intrumen pengumpulan data munggunakan teknik  Observasi dan wawancara. Lokasi penelitian Madrasah Aliyah Negeri 4 (MAN) Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Teknik analisis data Kualitatif. Jumlah subjek penlitian adalah 14 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Siswa MAN Darussalam pada umumnya sudah mengetahui pemahaman dari sila Pancasila yang pertama dan ke tiga  nilai-nilai Pancasila melalui  proses pembelajaran yang diberikan oleh guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)  dan juga mereka terapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat  (2) guru mata pelajaran pendidkan pancasila dan kewarganegaraan jika di lihat dari kuantitas mengajar sudah baik dalam member pemahaman nilai-nilai Pancasila melalui proses pembelajarannya, jika di lihat hasil kualitas guru sudah manpu memberikan pemahaman dalam mengajar karena menggunakan metodenya berbeda-beda dalam pemahaman siswa. Disarankan agar Bagi Siswa agar dapat belajar memahami lebih dalam terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan juga menerapkan prakteknya, jangan hanya menunjukkan prakteknya di sekolah saja akan tetapi di lingkungan keluargan dan masyarakat harus di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Internalisasi, Nilai-Nilai Pancasila, PPKn
TINJAUAN LITERASI BUDAYA DAN KEWARGAAN SISWA SMA SE-KOTA BANDA ACEH Yusuf, Rusli; Sanusi, Sanusi; Razali, Razali; Maimun, Maimun; Putra, Irwan; Fajri, Iwan
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol 8, No 2 (2020): Mei, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpku.v8i2.24762

Abstract

Era informasi identik dengan literasi untuk mengasah kemampuan berinteraksi, berkomunikasi, dan beraktualisasi.Literasi budaya dan kewarganegaraan amat pentinguntuk membantu siswa SMA untuk memahami budaya dan menghargai perbedaan ditengah-tengah masyarakat. Penelitian ini termasukpenelitian kualitatif, perumusan dan menentukan subjek penelitianmengunakan teknikPurposive samplingdan snowball samplinguntuk mendapatkan informan yang jelas dan berkualitas. Subjek penelitian ini berjumlah sebanyak20 orang informan, terdiri dari guru dan siswa.Hasil penelitian program literasi khususnya literasi budaya dan kewargaan di Sekolah Menegah Atas di Kota Banda Aceh belum memaksimalkan karena: pertama, guru tidak memahami subtansi dan konten literasi budaya dan kewargaan; kedua, guru menganggap bahwa literasi budaya dan kewargaan tidak terlalu penting; ketiga siswa tidak memahami budaya dan kewargaan di lingkungan mereka; siswa tidak memiliki kepekaan, toleransi, kolaborasi dll. Program membentuk kecakapan literasi budaya dan kewargaan perlu di kembangkan secara terencana, terukur dan berkelanjutan.
Does Sharia By-Laws Damage Interfaith Harmony? The Case of Sharia By-Laws Implementation in Pamekasan, Madura Maimun, Maimun; Syawqi, Abdul Haq
Mazahib VOLUME 19, ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : IAIN Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/mj.v19i1.1869

Abstract

Since the beginning of the Reformation Era in 1998, Indonesia has been transforming itself into a more liberal polity than that of in the New Order Era. This political circumstance is characterized by the freedom of opinion and the decentralization of power. During this Reformation Era, many local regulations have been enacted. One of which was sharia by-laws or local regulation based on Islamic norms in some largely Muslim populated regions. This situation has triggered concerns about the impacts of sharia by-laws over the inter-religious harmony among a very diverse society of Indonesia. This study aims to evaluate the sharia by-laws implementation in Pamekasan, Madura, and analyze its implication for inter-religious harmony. By using a qualitative approach and phenomenological descriptive analysis, it reveals that there has not been found negative impacts on the implementation of sharia by-laws since its enactment in 2001 until today. The internal and external potentials of Pamekasan residents, arguably, have become the determinant factor in keeping the by-laws in line with inter-religious harmony. These potentials include cultural-deeply rooted social capitals such as friendliness, politeness, mutual respect, and helping others. Besides, dialogue among religious elites, which is facilitated either by local government or civilian organizations, is frequently conducted and this helps to create a conducive atmosphere for all despite the existence of sharia by-laws in Pamekasan, Madura.Keywords: sharia by-laws, interfaith harmony, social capitals.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W AA Sudharmawan, AA Abd, Misswar Abdul Haris Abdul Holik, Abdul Ach. Syafiq Fahmi Agik Nur Efendi Ahmad Fauzan Ahmad Hinirrazi Ahmad Lahmi Ahmad Sukandi Ahmad Sukandi, Ahmad Aisyah Amini Al Karni, Wais Al-Humaidy, Mohammad Ali Aldiansyah, Okta Ali Ridho Alimuddin, Nurkhaerat Andawiyah, Robiatul Azra, Uliya Bahtiar Bahtiar Baiq Yuni Wahyuningsih Barokah Barokah Camellia Camellia, Camellia Dahmir Dahlan, Dahmir Dailami - Dani Amran Hakim Darmawan Darmawan Effendi Hasan El Faisal , Emil Erna Hayati, Erna Fahmi, Ach. Syafiq Faiqatul Munawwarah Fauzi, Asri Firmansyah, Ryan Hamdani Hamdani Hariri, Moh Harisah, Harisah Hasan, Efendi Hasnawati Hasnawati Heni Listiana, Heni Herlina Kurniati Himam, M.Iqbal Humaidy, Mohammad Ali Al Ibrahim Ibrahim Ibrahim Ilyas Yusuf Imam Hanafi Inayati, Mahfida Indah Harlina Intan Dwi Permatasari Irda Sari Ismayani Ismayani Iswar, Nabila Salsabila Iwan Fajri JANNAH, FARIDATUL Jayawarsa, A.A. Ketut Juhairiyah Juhairiyah Juliardi, Juliardi Jum Anggriani Jumadil Saputra kasyful anwar Khatimah, Khusnul KHOIRUL ANAM Lape, Peter Liky Faizal Lindasari, Dela Lubna Lubna M. Bahriza Fauzi M. Darwadi MR, M. Darwadi MR Madani, Izza Mahalla, Mahalla Maishara, Fitria Malaka, Safrizal Marzuki, Khaidir Masrurah, Waqi'atul Mawardi Moh. Rafiuddin Mohammad Ali Al Humaidy Mohammad Jamaluddin Mohammad Kosim Mohammad Yasir Fauzi Mubarok, Muhammad Fuad Muflihah, Lilih Muhammad Ediyani Muhammad Firdaus Muhammad Fuad Mubarok MUHAMMAD JAMALUDDIN Muhammad Zaki Muhayan, Muhayan Muliadi Mulyadi Mulyadi Musana, Maulisa Muttawali Muttawali N. Nazaruddin Nabila, Nudhar Nuraini Nuraini Pranika, Cindy Ayu Prasetya, Wendy Putra, Irwan Qoaruddin Qomaruddin Qoffal, Sholahuddin Rafiuddin, Moh. Rajai, Afdhalul Razali Razali Rezaldi Hidayat Rokib, Moh Romadhon, Sahrul Romano Romano Rudi Santoso, Rudi Rusli Yusuf Rusli Yusuf Sa'diyah, Halimatus Safrizal Safrizal Saiful Saiful SANUSI SANUSI Sanusi Sanusi Silvia, Atik Sofyan A. Gani Suadah, Muhammad shohibuddin Subhan Subhan Suhendar Suhendar, Suhendar Suherman, Suherman Suhud, Mohammad Sukarno Sukarno Sulaiman, Zubaidi Sumarti, Baiq Sundari, Nona Suranti, Ni Made Yeni Suryati Suryati Syaflin Halim Syaharuddin Syaharuddin Syahbandir, Mahdi Syamsul Arifin Syamsulrizal Syawqi, Abdul Haq Syirwan Haniya Tengku Riza Zarzani N Teuku Zulfadli Tobi, Tobi Toha, Toha Tzahira, Dara Ulfi Hayati Usman, Lalu Hamdi Utami, Tika Hestiarini Winengan Winengan ZA, Safrizal zahara, rizka Zaharah, Rita Zainab, Nurul