Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM MENGGUNAKAN HANJELI SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI BERAS SEBAGAI PANGAN POKOK DAN PRODUK OLAHAN SETIASIH, IMAS SITI; SANTOSO, MEILANNY BUDIARTI; HANIDAH, IN-IN; MARTA, HERLINA
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2017): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.34 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14230

Abstract

Sering kali kita dengar ungkapan: “Kalo belum makan nasi, yaa belum makan”, sebagai ungkapan yang seringkali disampaikan oleh masyarakat di pulau Jawa. Ungkapan tersebut menggambarkan begitu lekatnya kebutuhan warga masyarakat di pulau Jawa terhadap ketersediaan beras sebagai bahan makanan pokok. Peningkatan pengetahuan dasar masyarakat mengenai bahan pangan pokok selain beras merupakan pengantar untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras dan dapat mengaplikasikannya menjadi berbagai produk olahan non-terigu dengan memanfaatkan tepung lokal. Tanaman hanjeli memiliki kekhasan tersendiri, yaitu sebagai tanaman yang membutuhkan lebih sedikit air apabila dibandingkan dengan tanaman padi sawah. Hal ini menunjukkan bahwa hanjeli memiliki peluang besar untuk dikembangkan budidayanya di wilayah desa Karangasem dan Manggungan kecamatan Terisi. Metode yang dilakukan pada kegiatan ini adalah andragogi, yang mensyaratkan peserta pelatihan diposisikan sebagai orang dewasa dan didorong untuk berperan aktif dalam setiap tahapan pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan membuat berbagai macam olahan pangan dari tepung hanjeli. Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2015, biji hanjeli memiliki kandungan kadar air 11,46%, karbohidrat 74,36%, protein 12,26%, abu 0,65 % dan lemak 1,28%. Komposisi kimia pada biji hanjeli menunjukkan bahwa hanjeli dapat dijadikan sebagai bahan pangan pengganti makanan pokok. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa tepung tepung hanjeli, dapat digunakan sebagai bahan diversifikasi pangan olahan pengganti tepung terigu untuk produk kue kering, cake, brownies, dan mie.
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN JAMUR (PLEUROTUS OSTREATUS) SEBAGAI PENINGKATAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN DALAM UPAYA MENDUKUNG HIDUP SEHAT : STUDI KASUS RW 05 DESA CIPACING-JATINANGOR Annisa, Nurul; Saban, Fauziah Agustina; Hanidah, In In
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2017): PROSIDING PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.153 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i3.18381

Abstract

 ABSTRAK Desa Cipacing merupakan salah satu desa yang berada di wilayah perbatasan Jatinangor dan Bandung, tepatnya di Desa Cileunyi Wetan. Aktivitas ekonomi di Desa Cipacing dapat dikatakan menengah ke bawah terlihat dengan adanya UMKM baik dibidang pangan dan non pangan serta terdiri dari beberapa lapisan masyarakat seperti buruh, pelajar, ibu rumah tangga serta wiraswasta. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan nilai ekonomis dari jamur dan dilakukan pemberdayaan ibu rumah tangga RW 05 Desa Cipacing sebagai objek sasaran sehingga dapat memiliki keterampilan untuk mengolah jamur menjadi produk pangan berupa nugget jamur tiram serta memulai hidup sehat. Metode yang dilakukan adalah kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yaitu observasi partisipatif serta metode kuantitatif dengan menyajikan data grafis dan pengujian statistik dengan metode Mc Nemar analisis dari hasil evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan setelah dilaksanakan penyuluhan dan pendampingan pembuatan nugget jamur (p=0.05 dan α=0,05). Diharapkan bahwa dengan penyuluhan tersebut nugget jamur dapat menjadi salah satu referensi masyarakat dalam membuat produk olahan pangan khas warga RW 05 Desa Cipacing sehingga aktivitas ekonomi masyarakat meningkat dan kesejahteraan masyarakat dapat membaik. ABSTRACT Cipacing Village is a village which is located at the boarder of Jatinangor and Bandung, exactly in East Cileunyi Village. The economy activities in Cipacing Village run for middle and low society. It could be seen in the presence of UMKM (Small and Medium Enterprises) in food and non-food product and the tradition of some societies such as labors, students, housewives, and entrepreneurs. The aims of this program is to improve the economical values of the mushroom and to empower the housewives in RW 05 of Cipacing Village, as the object of research, could have the skills in processing the mushrooms become food products such as the nugget oyster mushrooms and have the healthy life as well. The method used in this research is qualitative and quantitative method. The qualitative method is carried out by doing participative observation. Meanwhile, the quantitative method is carried out by presenting a grafical data and statistical testing by using Mc. Nemar analysis method from the evaluation result of the activities. The result of the research shows that there is a significant effect after doing a counseling and a mentoring in making the mushroom nugget (p=0.05 and ɑ 0.05). It is expected that by doing the counseling and the mentoring the mushroom nugget could be one of the society references in making a special or typical processed food product of RW 5 residents of Cipacing Village, so that the economy activities could increase and the community welfare could improve.
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN JAMUR (PLEUROTUS OSTREATUS) SEBAGAI PENINGKATAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN DALAM UPAYA MENDUKUNG HIDUP SEHAT : STUDI KASUS RW 05 DESA CIPACING-JATINANGOR Annisa, Nurul; Saban, Fauziah Agustina; Hanidah, In In
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4, No 3 (2017): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.194 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v4i3.18624

Abstract

ABSTRAK Desa  Cipacing  merupakan  salah  satu  desa  yang  berada  di  wilayah  perbatasan  Jatinangor  dan  Bandung, tepatnya di Desa Cileunyi Wetan. Aktivitas ekonomi di Desa Cipacing dapat dikatakan menengah ke bawah terlihat dengan adanya UMKM baik dibidang pangan dan non pangan serta terdiri dari beberapa lapisan masyarakat seperti buruh, pelajar, ibu rumah tangga serta wiraswasta. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan nilai ekonomis dari jamur dan dilakukan pemberdayaan ibu rumah tangga RW 05 Desa Cipacing sebagai objek sasaran sehingga dapat memiliki keterampilan untuk mengolah jamur menjadi produk pangan berupa nugget jamur tiram serta memulai hidup sehat.  Metode yang dilakukan adalah kualitatif dan  kuantitatif.  Metode kualitatif  yaitu observasi partisipatif serta metode kuantitatif dengan menyajikan data grafis dan pengujian statistik dengan metode Mc Nemar analisis dari hasil evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan setelah dilaksanakan penyuluhan dan pendampingan pembuatan nugget jamur (p=0.05 dan α=0,05). Diharapkan bahwa dengan penyuluhan tersebut nugget jamur dapat menjadi salah satu referensi masyarakat dalam membuat produk olahan pangan khas warga RW 05 Desa Cipacing sehingga aktivitas ekonomi masyarakat meningkat dan kesejahteraan masyarakat dapat membaik. ABSTRACT Cipacing Village is a village which is located at the boarder of Jatinangor and Bandung, exactly in East Cileunyi Village. The economy activities in Cipacing Village run for middle and low society. It could be seen in the presence of UMKM (Small and Medium Enterprises) in food and non-food product and the tradition of some societies such as labors, students, housewives, and entrepreneurs. The aims of this program is to improve the economical values of the mushroom and to empower the housewives in RW 05 of Cipacing Village, as the object of research, could have the skills in processing the mushrooms become food products such as the nugget oyster mushrooms and have the healthy life as well. The method used in this research is qualitative and quantitative method. The qualitative method is carried out by doing participative observation. Meanwhile, the quantitative method is carried out by presenting a grafical data and statistical testing by using Mc. Nemar analysis method from the evaluation result of the activi ties. The result of the research shows that there is a significant effect after doing a counseling and a mentoring in making the mushroom nugget (p=0.05 and ɑ 0.05). It is expected that by doing the counseling and the mentoring the mushroom nugget could be one of the society references in making a special or typical processed food product of RW 5 residents of Cipacing Village, so that the economy activities could increase and the community welfare could improve.
UPAYA PENINGKATAN NILAI JUAL “PINDANG CUE” MELALUI TEKNIK PENGEMASAN Hanidah, In In; Setasih, Imas Siti; Santoso, Meilanny Budi; Mardawati, Efri
Dharmakarya Vol 7, No 1 (2018): Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.334 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v7i1.14563

Abstract

Ikan merupakan sumber protein hewani yang memiliki nutrisi penting untuk memenuhi kebutuhan fungsi tubuh. Penganekaragaman produk olahan berbasis ikan harus terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. “pindang cue” Desa Jayalaksana Kecamatan Cabangbungin merupakan salah satu produk olahan ikan yang sampai saat ini belum teroptimalkan pengembangannya karena proses pengolahan dan pengemasan produk yang masih tradisional. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan penguatan ekonomi masyarakat mengenai kemasan “pindang cue” agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi dengan umur simpan lebih lama. Metode yang dilakukan adalah metodologi pelatihan andragogi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 92% pelaku usaha pindanng cue Jayalaksana memberikan sikap positif untuk mau berubah agar dapat menghasilkan produk pindang cue yang bermutu sehingga melalui program peningkatan pengetahuan teknologi pengolahan berbasis ikan dan pengetahuan GMP mulai dari bahan baku sampai pengemasan produk dapat menjadi salah satu usaha pemberdayaan masyarakat menjadikan “pindang cue” sabagai produk unggulan Desa Jayalaksana yang berkualitas, menarik, aman, dan memiliki umur simpan lebih lama.
Penerapan Good Manufacturing Practices Pada Produksi Sistik Ebi Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Produk Olahan Ikan di Pesisir Eretan - Indramayu HANIDAH, IN-IN; Mulyono, Agung Tri; Andoyo, Robi; Mardawati, Efri; Huda, Samsul
Agricore Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

GMP (Good Manufacturing Practices) merupakan salah satu metode mitigasi resiko dalam proses produksi pangan beresiko tinggi diantaranya produk pangan berbasis ikan yang banyak ditemui di daerah pesisir pantai khususnya di Desa Eretan Kulon Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Sistik ebi merupakan salah satu produk olahan ikan lokal Eretan yang memiliki kelemahan diantaranya umur simpan yang relatif singkat karena terjadinya perubahan kualitas selama penyimpanan yang diakibatkan metode pengolahan dan pengemasan yang kurang baik. Penelitian ini  mengevaluasi penerapan GMP selama proses produksi sistik ebi dan memperbaiki kemasan dalam rangka meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa sistik ebi yang mengandung protein tinggi ( 59,4%) memerlukan implementasi GMP dalam memitigasi resiko selama pengolahan. Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian terhadap persyaratan GMP dengan jumlah ketidaksesuaian mayor (MA) 5 elemen dan minor (MI) 21 elemen dari total keseluruhan 37 elemen pemeriksaan yang meliputi elemen lokasi, bangunan, dan sanitasi pekerja, peralatan produksi, sanitasi peralatan dan ruangan produksi, penyimpanan, pengendalian proses, pelabelan, dokumentasi dokumen dan legalitas produk. Proses pendampingan mampu mereduksi ketidaksesuaian elemen sebesar 96,16%. Penerapan GMP didalam produksi sistik ebi membuka peluang bagi pelaku usaha dalam meningkatkan kualitas produk sekaligus meningkatkan peluang bagi produk tersebut dalam memasuki pasar global.
Shelf-life Estimation of Instant Pempek Rajungan (Portunus pelagicus) Rancidity with the Arrhenius Acceleration Method Hanidah, In-In; Sumanti, Debby Moody; Mulyono, Agung Tri; Yusuf, Novy Prakusya
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.industria.2021.010.01.7

Abstract

AbstractRancidity is one of the potential damages to the instant pempek rajungan (Portunus pelagicus) during storage. The purpose of this study was to estimate the shelf life of instant pempek rajungan packed with polypropylene plastic (PP) based on the relationship between storage temperatures and free fatty acids produced. Estimation of shelf life using the acceleration method based on the Arrhenius model. Samples were stored for 30 days at three different temperatures, 25 ± 2 °C, 35 ± 2 °C, and 45 ± 2 °C. The parameter observed during the storage process was an assessment of the rancidity level based on the free fatty acids formed in the sample. Data were analyzed using linear regression and the equation obtained was used to calculate the shelf life of pempek rajungan at room temperature (27 °C). The results showed that the storage time for instant pempek rajungan products at temperatures of 25 ± 2 °C, 35 ± 2 °C, and 45 ± 2 °C could be estimated to be 78, 86, and 70 days respectively with an increase in the number of free fatty acids of 85.2018%, 265.3478%, and 253.1427%.Keywords: Arrhenius, free fatty acid, instant, pempek rajungan, shelf life Abstrak Ketengikan menjadi salah satu potensi kerusakan pempek rajungan instan selama penyimpanan. Tujuan dari penelitian ini untuk menduga umur simpan pempek rajungan instan yang dikemas dengan plastik polypropylene (PP) berdasarkan hubungan antara suhu penyimpanan terhadap asam lemak bebas yang dihasilkan. Pendugaan umur simpan menggunakan metode akselerasi berdasarkan model Arrhenius. Sampel disimpan selama 30 hari pada tiga suhu yang berbeda, yaitu 25 ± 2 °C, 35 ± 2 °C, dan 45 ± 2 °C. Parameter yang diamati selama proses penyimpanan adalah penilaian tingkat ketengikan berdasarkan asam lemak bebas yang terbentuk pada sampel. Data dianalisis menggunakan regresi linier dan persamaan yang diperoleh digunakan untuk menghitung umur simpan pempek pada suhu ruang (27 °C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, waktu penyimpanan produk pempek instan pada suhu 25 ± 2 °C, 35 ± 2 °C, dan 45 ± 2 °C dapat diduga berturut-turut sampai 78, 86, dan 70 hari dengan peningkatan jumlah asam lemak bebas berturut-turut sebesar 85,2018%, 265,3478%, dan 253,1427%.Kata kunci: Arrhenius, asam lemak bebas, instan, pempek rajungan, umur simpan 
Ozonation Pretreatment Evaluation for Xylanase Crude Extract Production from Corncob under Solid-State Fermentation Efri Mardawati; Surya Martha Pratiwi; Robi Andoyo; Tita Rialita; Mochamad Djali; Yana Cahyana; Een Sukarminah; In-In Hanidah; Imas Siti Setiasih
Journal of Industrial and Information Technology in Agriculture Vol 1, No 2 (2017): DECEMBER 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.181 KB) | DOI: 10.24198/jiita.v1i2.14664

Abstract

Xylanases are highly exploited enzyme in industries, including food and chemical industry. Xylanases can be utilized in catalyzing the endohydrolysis of 1,4-β-xylosidic linkages in xylan, lignocellulosic component to produce xylose-monomer. This research aims to optimize xylanase production from alternative substrate, corncob. Corncob contains 41.17% of hemicellulose, polymer of xylan. Xylanases are produced through solid state fermentation by Trichoderma viride. Ratio between substrate and moistening solution was 0.63 g/mL with fermentation temperature 32,8OC. Variables varied include incubation time and pretreatment (using autoclave, ozonation, combination of ozonation and autoclave, also without pretreatment). Xylanase activity was measured by DNS method using 1% of xylan as substrate standard. The result showed that the best incubation time is 36 h with 14403.8707 U/mg protein for specific xylanase activity by using autoclave as pretreatment.  Ozonation pretreatment process can increase the enzyme activity of xylanase.
PENERAPAN PROGRAM “REALISTIS” (REHABILITASI LAHAN KRITIS) SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN LAHAN KRITIS DI DESA CILELES In-In Hanidah; Revena Denia Putri; Ghoffar Cahya Madani; Risa Anggreini; Sartika Azhari
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2020): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v3i2.25723

Abstract

Lahan kritis disebabkan karena hilangnya produktivitas dan kandungan unsur hara yang berada pada lahan tersebut akibat perilaku manusia ataupun fenomena alam. Program “REALISTIS” memiliki tujuan sebagai program rehabilitasi pada lahan kritis untuk membenahi dan menanggulangi keadaan lahan yang sudah hilang produktivitasnya serta meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengelola lahan kritis khususnya di Desa Cileles. Dengan menggunakan metode preparing:menetapkan lokasi lahan kritis untuk pembersihan lahan dan penanaman bibit tanaman palawija, actuating: penyuluhan tentang pentingnya rehabilitasi lahan kritis,  dan controlling: monitoring dan evaluasi  pada penerapan program “REALISTIS” masyarakat dapat terlibat langsung dalam mewujudkannya. Keberhasilan program ini dapat diukur berdasarkan perkembangan tanaman yang tumbuh pada tanah yan sudah ditanami oleh tanaman palawija dengan teknik tumpang sari. Critical land is caused by the loss of productivity and nutrient content in the land due to human behavior or natural phenomena. The "REALISTIC" program aims of being a rehabilitation program on degraded land to improve and overcome the condition of land that has lost its productivity and to increase the creativity of the community in managing degraded land in the Cileles Village. By using the method of preparing: determining the location of degraded land to land and planting seedlings of crops, actuating: counseling about the importance of rehabilitation of degraded land, and controlling: monitoring and evaluation of the implementation of the "REALISTIS" program the community can be directly involved in realizing it. The research results show that the area of the Village of Cileles is divided into 8.85% habitation areas, 18.79% ricefields areas, 14.46% plantation areas, and 57.91% critical land areas with volcanic soil types including into fertile soils. This success of this program can be measured based on the development of plants that grow on land that has been planted by crops using intercropping techniques.
Antioksidan Pada Produk Tahu Hasil Koagulasi Menggunakan Biji Kelor (Moringa oleifera L.) Selly Harnesa Putri; Irfan Ardiansah; In-in Hanidah
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 1 (2018): TEKNOTAN, April 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3064.456 KB) | DOI: 10.24198/jt.vol12n1.8

Abstract

Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor biji kelor. Terkait manfaatnya yang besar di pasaran, minyak kelor memiliki harga jual yang tinggi terutama di pasar bebas internasional. Nilai ekspor minyak biji kelor sebesar 129.839 ton dan mengalami pertumbuhan rata-rata 15% setiap tahunnya. Selain pemanfaatan biji kelor yang dijadikan minyak nabati, bagian biji dari tanaman kelor ini juga dapat dimanffaatkan sebagai bahan koagulan alami yang membantu proses koagulasi. Riset ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan biji kelor sebagai koagulan alami dengan nilai tambah antioksidan. Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dengan metode ekstraksi maserasi menggunakan tiga pelarut berbeda. Metode ekstraksi ini dipilih karena memiliki tingkat kemurnian ekstrak yang sangat tinggi. Perlakuan yang diberikan berupa perbedaan kosentrasi koagulan. Berdasarkan hasil perhitungan nilai IC50, maka didapatkan nilai IC50 tertinggi adalah sampel D dan nilai IC50 terendah adalah sampel B ( B < A < C < D). Nilai IC50 yang rendah menunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, nilai IC50 yang paling rendah adalah sampel B, yaitu 722,01 ppm sehingga dapat dikatakan jika sampel B memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga sampel lainnya. Sampel B adalah tahu yang dibuat dengan konsentrasi biji kelor 50 % untukproses koagulasi tahu.Kata Kunci: antioksidan, DPPH, biji kelor
APLIKASI AIR BEROZON DALAM MEREDUKSI MIKROBA DAN RESIDU PESTISIDA KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.) DIOLAH MINIMAL Imas Siti Setiasih; Roni Kastaman; Siti Nurhasanah; Darkam Musaddad; In-In Hanidah
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umumnya kubis bunga dipasarkan dalam bentuk kuntum bunga beserta bagian daunnya.  Pada kondisi ini kurang dari 50% yang dapat dimakan dan sisanya menjadi sampah. Dalam proses pengangkutannya, kubis bunga membutuhkan biaya penyimpanan dan ruang pengangkutan yang besar, serta sering ditemukan serangga, makro, dan mikroorganisme  lainnya di bagian kelopak bunga. Pelukaan akibat pemotongan dapat meningkatkan proses metabolisme bahan dan memicu kontaminasi mikroorganisme yang akan mempercepat senesensi atau kebusukan. Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan melakukan pengolahan minimal. Upaya desinfestasi disertai teknik pengemasan dan pengaturan suhu penyimpanan yang sesuai akan dapat mengeliminir pemicu kerusakan tersebut. Ozon merupakan desinfektan alami yang selain dapat mereduksi mikroorganisme juga dapat mereduksi polutan seperti residu pestisida, aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi ozon dan lama perendaman terhadap beberapa karakter mutu dan keamanan kubis bunga diolah minimal (KBDM) tidak terjadi. Secara mandiri, perendaman KBDM dalam air berozon konsentrasi 1 ppm dan lama perendaman 5 menit merupakan perlakuan yang berpengaruh baik terhadap jumlah total mikroorganisme dan penurunan residu pestisida. Bila dibandingkan dengan yang tidak direndam (kontrol), perlakuan perendaman dalam air berozon konsentrasi 1 ppm mampu mereduksi total mikroorganisme sebesar 45,30% dan mereduksi pestisida sebasar 46,30%. Kata kunci : ozon, kubis bunga, pengolahan minimal
Co-Authors - Fakhrurrazi Abdullatif, Muhammad Aziz Agung Tri Mulyono Agung Tri Mulyono Ahmad Thoriq Aldiano Alham Amri, Khoirul Ary Okta Aditya Bambang Nurhadi Barqin, Gesa Aldin Dahlan, Haris Bin Darkam Musaddad Debby M Sumantri Dimas Erlangga Dinaroe Dinaroe Dwi Wahyudha Wira Een Sukarminah Efri Mardawati Fadhil, Rahmat Fauziah Agustina Sa&#039;ban Fitrah Khairi Gemma Zulhaida Ghoffar Cahya Madani Ginting, Ledy Mahara Halim, Hendra Hana Raswanti Hendri Hermawan Adinugraha Herlina Marta Imas Siti Setasih Imas Siti Setiasih Indira Lanti Kayaputri Intan Pratama, Rusky Irfan Ardiansah Kesuma, T. Meldi Kirana, Annisa Indah Lianna, Angela Ferren Maulana, M. Rizki Meilanny Budi Santoso Meilanny Budiarti Santoso Meilanny Budiarti Santoso, Meilanny Budiarti Meyllianawaty Pratiwy, Fittrie Mochamad Djali Mohammad Djali Muftahuddin, Muftahuddin Mulyono, Agung Tri Mulyono, Agung Tri Najla, Najla Ni Made Purnami Nisva, Raisa Ullya Nizam, Ahmad novindra . Nurma Sari, Nurma NURUL ANNISA Nurul Annisa Othman, Razali Bin Rahimi, Sayyid Afdhal El Raida Agustina Raisa Ullya Nisva Ramadhani, Evi Renita Dwi Aprilani Revena Denia Putri Ridwan Nurdin Rihadatul Nabila, Shela Risa Anggreini Rivani, Rivani Robi Andoyo Roni Kastaman Rusky I. Pratama Rusky Intan Pratama Saban, Fauziah Agustina Samsul Huda Samsul Huda Santoso, Meilanny Budi Sarah R. O. Aisyah Sartika Azhari Selly Harnesa Putri Setasih, Imas Siti Siregar, M. Ridha Sitepu, Novi Indriyani Sitti Saleha, Sitti Souvia Rahimah Sumanti Debby Moody Sumanti Debby Moody Surya Martha Pratiwi Suryawardana, Ameera Xaviera Sakinah Syamsul Huda Tita Rialita Tita Rialita Utami, Annisa Ratni Utami, Annisa Ratri Wahyu Gunawan Wendry Setiyadi Putranto Willa Kusumah Wardani Yana Cahyana Yuli Andriani Yuli Andriani Yusuf, Novy Prakusya Zhafarinnadia, Moura Zikran, Ghrina