Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT UDANG MENJADI EDIBLE COATING UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN Swastawati, Fronthea; Wijayanti, Ima; Susanto, Eko
Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Vol 4, No 4 (2008): DESEMBER 2008
Publisher : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.337 KB)

Abstract

Utilize shrimp waste to be edible coating to reduce environmental pollution. Devisal obtained from Fisheries sector come from shrimp export were 125.596 ton at 2007 [3]. Shrimp produce 65%-85% waste. Researches to utilize shrimp waste to be chitosan as “edible coating” were done. Chitosan Processing were drying, destroying, demineralization, neutralization, deproteination, neutralization, deasetilization, neutralization and drying. Shrimp shell produce15% chitosan with water content 5,56%, ash content 0,86% and deasetilalization degree 90%. Chitosan were applied on salted boiled fish with concentration 0% and 1,2%. The result show organoleptic value of Salted boiled fish without and with chitosan (0% and 0,25%) were 7,93 and 7,98 and TPC value were 2,4 x 103 and 4,5 x 103. This research show chitosan from shrimp shell could be “edible coating” to pursue microbial growth and to increase self life fisheries product.   Abstract in Bahasa Indonesia:  Devisa yang diperoleh dari sektor perikanan 34% berasal dari ekspor udang sebesar 125.596 ton pada tahun 2007 [3]. Produksi udang menghasilkan limbah + 65%-85% dari berat udang. Penelitian untuk memanfaatkan limbah kulit udang menjadi chitosan sebagai “Edible Coating” telah dilakukan melalui proses : pengeringan, penghancuran, demineralisasai, netralisasi, deproteinas, netralisasi, deasetilasi, netralisasi dan pengeringan. Rendemen chitosan yang dihasilkan 15 % dengan kadar air 5,56%; kadar abu 0,86%; derajat deasetilasi 90%. Chitosan diaplikasikan pada ikan pindang digunakan konsentrasi : 0% dan 0,25 %. Dari hasil “ Edible Coating” pada ikan pindang menunjukkan nilai rata-rata organoleptik dengan dan tanpa chitosan adalah : 7,93 dan 7,98 dan nilai TPC masing-masing 2,4 x 103 dan 4,5 x 103 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata pada taraf uji 1%. Dari hasil Penelitian menunjukkan chitosan dari kulit udang bisa menjadi “edible coating” untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan menambah daya awet produk perikanan.
STUDI KELAYAKAN DAN EFISIENSI USAHA PENGASAPAN IKAN DENGAN ASAP CAIR LIMBAH PERTANIAN Swastawati, Fronthea
JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN Vol 1, No 1 (2011): JDEP Volume 1 Number 1 Year 2011
Publisher : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.771 KB) | DOI: 10.14710/jdep.1.1.18-24

Abstract

The objective of this research is to assess feasibility study of smoking fish bussines with liquid smoke agriculture waste as one of the alternative substitute to traditional smoking industries which have some weakneses in term of safety and enviromental. The Method used was description case study with questionnaire as instrument to obtain data. Estimation model of double regression analysis was applied to interpretate the results. The production liquid of smoked using agriculture waste were feasible values NPV of 108.461.057; IRR (%) = 33,29%; and PP = 2,8 year. Whereas Catfish, Skipjack, and Stingray smoked fish values of NPV = 63,35; IRR = 24,74; PP = 3,31; NPV = 54,31; IRR = 23,33; PP = 3,35; NPV = 45,07; IRR = 21,50; PP = 3,46 respectively. The production of liquid smoked agriculture waste and smoked fish using liquid smoked agriculture waste were as it produce feasible excellence, safety product and acceptable to consumers and also profitable. Break Event Point also could be reached in a short period of time.
PEMANFAATAN KUNING TELUR BEBEK SEBAGAI BAHAN PEMINYAK ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA KULIT IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) SAMAK Faishal, Imam Farraz; Swastawati, Fronthea; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2017): Periode Wisuda Bulan Agustus 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.395 KB)

Abstract

Kulit ikan kakap putih dapat disamak untuk menghasilkan kerajinan yang memiliki karakteristik fisik dan kimia tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase konsentrasi terbaik kuning telur bebek terhadap kualitas fisik dan kimia kulit ikan kakap (Lates calcarifer) samak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, 3 ulangan, yaitu : perbedaan konsentrasi kuning telur bebek 2%; 4%; 6%; 8%; dan kontrol 2% dengan minyak sintetis. Parameter yang diuji yaitu uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran, kadar lemak, dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran dan kadar lemak, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kadar air. Pada uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran dan kadar air semua perlakuan memenuhi SNI mengenai syarat mutu kulit jadi air tawar samak krom, sedangkan pada uji kadar lemak hanya perlakuan konsentrasi 2% saja yang memenuhi SNI dengan nilai 4.61%. Perlakuan konsentrasi 2% mendapatkan nilai kekuatan tarik (1944.97±140.08), kekuatan sobek (745.25 N/cm2±28.05), kemuluran (62.87±3.48), kadar lemak (4.61±0.05), dan kadar air (8.07±0.42). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi 2% merupakan yang terbaik berdasarkan SNI 06-4586-1998 mengenai syarat mutu kulit jadi ular air tawar samak krom.
PENGARUH KONSENTRASI ASAP CAIR TERHADAP KUALITAS DAN KADAR KOLESTEROL BELUT (Monopterus albus) ASAP Hutomo, Hanggoro Dwi; Swastawati, Fronthea; Rianingsih, Laras
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.208 KB)

Abstract

Belut merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan sebagai teknologi usaha pada bidang perikanan di masa mendatang. Konsumsi belut masih dikatakan rendah karena tingginya kandungan kolesterol pada belut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi asap cair yang disinyalir dapat menurunkan kadar kolesterol yang terdapat pada belut asap terhadap mutu produknya berdasarkan sifat kimia fenol dan nilai proksimat (air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat), serta nilai organoleptik dan hedonik. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi asap cair  sebanyak (5%, 10%, 15%) pada produk belut asap dapat menurunkan nilai kadar kolesterol, protein, lemak, air, dan menaikan nilai kadar fenol, abu, dan karbohidrat. Dari segi kimiawi penambahan asap cair 5-15% pada belut asap terhadap kontrol (0%) memberikan perbedaan yang nyata dengan nilai fenol 147-289.66 (ppm), kolesterol 59.84-5.33 (mg/100gram), protein 69.17-63.50%, lemak 4.86-6.81%, air 75.21-69.62%, abu 9.59-13.66%, dan karbohidrat 0.52-0.78%. Berdasarkan nilai uji organoleptik dan hedonik untuk parameter rupa/warna, aroma, rasa dan tekstur terhadap belut asap yang disukai panelis adalah belut dengan penambahan konsentrasi asap cair 5-15% dengan nilai organoleptik 8.03- 8.17 (layak dikonsumsi), serta nilai hedonik 7.47-7.82 (disukai). Secara umum produk belut asap ini memiliki kenampakan menarik, utuh dan rapi, warna mengkilat, rasa dan bau amis yang tersamarkan dengan tambahan asap cair sangat terasa, gurih, spesifik ikan asap, dan tekstur dagingnya kompak, tidak keras dan mudah dikonsumsi yang merupakan ciri khas produk ikan asap.  Eel is a type of fish which is potential to be adopted into new fishery technology in the future. However, the consumption of eel is still low due to its high content of cholesterol.The purpose of this research is to figure out the impact of liquid smoke concentration which said to be able to decrease cholesterol content in the smoke eel towards the product quality based on fenol chemical characteristic and proximate value (water, ash, fat, protein, carbohydrate), and alsi organoleptic and hedonic value.The result shows that the increment of liquid smoke concentration to 5,10,15% in smoked eel product tends to decrease cholesterol content, water, and increase fenol content, protein, fat, ash, and carbohydrate. Chemically, the increment of liquid smoke between 5-15% in smoked eel towards the control (0%) implies a significant difference with fenol value of 147-289.66 (ppm). Cholesterol 59.84-5.33 (mg/100gram), protein 69.17-63.50%, fat 4.86-6.81%, water 75.21-69.62%, ash 9.59-13.66%, and carbohydrate 0.52-0.78%. Based on organoleptic and hedonic test value, the expected shape, color, smell and taste  parameter in smoked eel is the one with concentration increment of liquid smoked between 5-15 with organoleptic value of 8.03-8.17 (consumeable) and the hedonic value of 7.47-7.82 (expected). Generally, this smoked eel product have an interesting appereance, complete, and well-shaped, shining color, puridtaste and odor which can be distracted by adding liquid smoke. It's really tasty specific smoked fish and with complete texture of meat, soft, and consumeable are the characteristics of smoked fish products.
EKSTRAKSI KLOROFIL DAN KAROTENOID DENGAN KONSENTRASI PELARUT YANG BERBEDA PADA LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN LAUT JAWA Zendrato, Insani Artati; Swastawati, Fronthea; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.516 KB)

Abstract

Lamun Enhalusacoroidesmemiliki pigmen seperti klorofil dan karotenoid yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami.Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pigmen klorofil dan karotenoid dari pengaruh lingkungan.Materi yang digunakan adalah lamun E.acoroides dari perairan Karimunjawa dan pulau Panjang, Jepara.Ekstraksi menggunakan pelarut aseton pada konsentrasi berbeda (90%, 95% dan 100%)dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL).Parameter yang diuji adalah penurunan pigmen terhadap sinar matahari, oksidator dankondisi penyimpanan.Perbedaan konsentrasi pelarut berbeda nyata (P<0.05) terhadap klorofil a dan karotenoid.  Aseton 90% dan 95% tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap klorofil b. Hasiluji KLT didapatkan nilai Rf klorofil a0,55, klorofil b0,41, dan karotenoid 0,98dari Rf literatur0.44, 0.32, 0.95. Kandungan pigmen E.acoroidesdari perairan Karimunjawa yaitu klorofil a 10.70 µg/ml, klorofil b 4.52 µg/ml, dan karotenoid 2.84 µg/ml, dari perairan pulau Panjang yaitu klorofil a 8.35 µg/ml, klorofil b 3.42 µg/ml dan karotenoid 2.70 µg/ml. Hasil uji penurunan pigmen terhadap pengaruh lingkungan, menunjukkan bahwa semakin lama pigmen terpapar oleh kondisi lingkungan maka kandungan pigmen juga semakin menurun.
PENGARUH PENAMBAHAN ASAP CAIR TERHADAP TINGKAT OKSIDASI IKAN KEMBUNG (RASTRELLIGER SP) ASIN DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA Manurung, Hendro J; Swastawati, Fronthea; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 1 (2017): Wisuda Periode Bulan Januari 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.763 KB)

Abstract

Produksi ikan kembung (rastrelliger sp) melimpah di Indonesia, ikan ini mempunyai ciri ikan yang hidupnya bergerombol. Ikan ini biasanya diolah oleh masyarakat menjadi ikan kembung asin, ikan kembung asin diduga mempunyai kandungan lemak tak jenuh yang berpotensi menyebabkan terjadinya oksidasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan asap cair dan metode pengeringan yang berbeda pada tingkat oksidasi ikan kembung asin. Materi yang digunakan adalah ikan kembung asin, asap cair, garam dan aquadest. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratory dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasi asap cair (0% dan 3%) dan faktor kedua adalah metode pengeringan (sinar matahari dan oven) yaitu sebagai main plot. Data hasil nilai organoleptik diuji dengan Kruskal Wallis, sedangkan hasil nilai kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, asam lemak bebas (Fatty Free Acid) dan Peroksida Value diuji menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi dan metode pengeringan berpengaruh nyata pada nilai pv, ffa, kadar air, protein, dan abu ikan kembung asin, namun tidak berpengaruh nyata pada kadar lemak. Konsentrasi asap cair 3% dan metode pengeringan dengan sinar matahari dapat mencegah terjadinya kenaikan pv, ffa, kadar air, protein dan abu dibandingkan dengan kontrol ikan kembung asin. Penelitian ini menunjukan perlakuan terbaik didapat pada ikan kembung asin penambahan konsentrasi asap cair 3% dengan metode pengeringan sinar matahari diperoleh nilai pv 7.10 mq/kg,  ffa  0.97%, kadar air 24,20%, protein 43.48%, dan abu 16.54% dibandingkan. Kesimpulannya adalah penambahan asap cair dan metode pengeringan berbeda dapat mempengaruhi tingkat oksidasi pada ikan kembung asin.
PENGARUH FORTIFIKASI TEPUNG DAGING IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) TERHADAP KANDUNGAN ASAM AMINO LISIN PADA BISKUIT Arvianto, Arif Alpha; Swastawati, Fronthea; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 4 (2016): Wisuda Periode Bulan Oktober 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.708 KB)

Abstract

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) termasuk ikan yang digemari masyarakat dan tingkat produksinya meningkat tiap tahun. Kandungan proteinnya cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai sumber protein di masyarakat dengan dibuat tepung ikan. Tepung daging ikan lele dumbo kaya protein dapat dijadikan bahan fortifikasi dalam pembuatan biskuit dengan cara disubsitusikan dengan tepung terigu dengan tujuan meningkatkan kadar protein biskuit. Tepung daging ikan lele dumbo memiliki kandungan lisin yang tinggi dimana lisin merupakan indikator ketersediaan asam amino essensial lainnya karena lisin paling mudah rusak saat pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifikasi tepung daging ikan lele dumbo terhadap kualitas biskuit dan mengetahui konsentrasi terbaik fortifikasi tepung daging ikan lele dumbo pada pembuatan biskuit dilihat dari nilai gizi dan penerimaan konsumen. Rancangan percobaan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali pengulangan. Perlakuan substitusi konsentrasi tepung daging ikan lele dumbo berbeda yaitu 0%, 5%, 10%, dan 15%. Parameter uji yang dilakukan adalah asam amino lisin, kadar protein, kadar air, kadar asam lemak bebas, dan uji hedonik (kenampakan, warna, tekstur, aroma, dan rasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perbedaan konsentrasi berpengaruh nyata (p≤0,05) terhadap semua parameter uji. Perlakuan konsentrasi 5% paling baik diterapkan dan paling disukai oleh panelis dengan asam amino lisin 11,96±0,20 mg/g, kadar protein 12,93±0,42%, kadar air 3,02±0,10%, dan kadar asam lemak bebas 0,18±0,03%. Hasil uji hedonik adalah kenampakan (7,27±0,45), warna (7,33±0,48), tekstur (7,20±0,55), aroma (7,23±0,50), dan rasa (7,27±0,58).
ANALISA TINGKAT KEAMANAN IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) ASAP YANG DIOLAH DENGAN METODE PENGASAPAN BERBEDA Ghazali, Rofi Rifki; Swastawati, Fronthea; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.223 KB)

Abstract

Pengasapan adalah salah satu cara untuk mengawetkan ikan. Metode yang digunakan dalam proses pengasapan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas ikan asap. Kenampakan dan rasa yang spesifik pada ikan asap dipengaruhi oleh kandungan fenol pada produk yang diasap. Akan tetapi, kandungan fenol yang terlalu tinggi akan cenderung menghasilkan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang bersifat karsinogenik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas ikan asap yang diolah dengan metode yang berbeda yaitu dengan smoking cabinet dan asap cair. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan Manyung (Arius thalassinus), serabut kelapa dan asap cair dari tempurung kelapa sebagai bahan baku asap. Parameter yang di uji adalah organoleptik, kadar air, kadar fenol dan kadar PAH. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental lapangan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji independent sampel t-test untuk membedakan dua macam perlakuan. Hasil uji organoleptik ikan manyung asap metode Smoking cabinet dan asap cair dengan selang kepercayaan 95% adalah 7,55 ≤ m ≤ 7,99 dan 8,38 ≤ m ≤ 8,44, (P>0,05). Kadar air berturut-turut 70,60% ± 0,141 dan 36,71% ± 0,296 (P<0,05). Kandungan fenol berturut-turut 0,0225 % (225 ppm) dan 0,0214 % (214 ppm) (P<0,05). Hasil uji PAH sebagai indikator karsinogenik yaitu benzo(a)pyrene diperoleh nilai 0,0078 ppm (smoking cabinet) dan 0,0041 ppm (asap cair).  Tingkat keamanan dan kualitas ikan asap dapat dilihat dari hasil uji organoleptic, kadar fenol dan kadar Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH). Kadar air ikan manyung asap metode asap cair sudah memenuhi standar SNI (60%) tetapi untuk metode Smoking cabinet masih melebihi 60%. Asap cair sebagai metode pengasapan dinilai lebih aman dibandingkan metode smoking cabinet karena kadar benzo(a)pyrene pada metode smoking cabinet masih melebihi batas yang ditetapkan SNI (0,005 ppm).  Smoking is one way to preserve a fish. Method used for smoking process is one important factor that can affect the quality of smoked fish. Appearance and  specific flavor of smoked fish are influenced by the phenol content of the product. If the phenol content is too high, it will produce Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) compounds which are could be carcinogenic. This research was aimed to compare the quality of smoked fish treated with different methods, the smoking cabinet method and liquid smoking method. The material used in this study are giant catfish (Arius thalassinus), coconut fiber and coconut shell liquid smoke from the smoke as raw materials. Parameters were in the organoleptic test, moisture content, phenol content and Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) compounds. The research method used was experimental field. Analysis of the data used in this study is a test of independent samples t-test to distinguish two kinds of treatment. Results of organoleptic test of smoked giantfish resulted from Smoking cabinet and Liquid smoking methods have average interval 7.55 ≤ m ≤ 7.99 and 8.38 ≤ m ≤ 8.44 , (P>0.05). Water content respectively 70.60% ± 0.141 dan 36.71% ± 0.296 (P<0.05). Phenol content of 0.0225 % (225 ppm) and 0.0214 % (214 ppm) (P <0.05). The PAH’s test results as indicators of carcinogenic is benzo(a) pyrene obtained values of 0.0078 ppm (smoking cabinet) and 0.0041 ppm (liquid smoke). Safety dan quality smoked fish can be seen from the results of organoleptic test, phenol contents levels and benzo(a)pyrene contents. Water content of Liquid smoked Giant Catfish meets Indonesian National Standard (60%). But Smoking cabinet method is more than 60%. For safety level, liquid smoke method is more safe than Smoking cabinet method, because the value of benzo(a)pyrene from smoking cabinet method is more than a Indonesian National Standard (0.005 ppm).
PENGARUH PERENDAMAN BERBAGAI JENIS JERUK TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) PADA KERANG HIJAU (Perna viridis Linn) Hilmi, Muhammad Zuhal; Swastawati, Fronthea; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2017): Periode Wisuda Bulan April 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.654 KB)

Abstract

Kerang hijau (Perna viridis Linn) merupakan filter feeder sehingga dapat mengakumulasi logam berat seperti timbal dan kromium yang dapat diturunkan dengan menggunakan senyawa asam sitrat yang terkandung di dalam jeruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan jeruk terhadap penurunan kandungan timbal dan kromium pada kerang hijau. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian pendahuluan didapatkan waktu terbaik larutan jeruk nipis yaitu 25 menit dengan konsentrasi sebesar 25%, kemudian digunakan dalam penelitian utama dengan perlakuan konsentrasi perendaman 25% dan lama perendaman 25 menit dan kontrol dengan pengulangan 3 kali. Metode analisa yang digunakan yaitu analisa kadar timbal, kromium, protein, air, pH dan asam sitrat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama waktu perendaman dalam larutan jeruk memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap penurunan kandungan timbal, penurunan terendah terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk purut dari 1,755 ppm menjadi 1,142 ppm yaitu 0,613 ppm (34,9%), sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada perendaman larutan jeruk nipis dari 1,755 ppm menjadi 0,844 ppm yaitu 0,911 ppm (51,9%). Penurunan kandungan kromium terendah terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk purut dari 1,098 ppm menjadi 0,492 ppm yaitu 0,606 ppm (55,19%) sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk nipis dari 1,098 ppm menjadi 0,438 ppm yaitu 0,66 ppm (60,1%). Perbedaan jenis jeruk juga memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar protein, kadar air dan pH. Hasil uji organoleptik terhadap kenampakan, bau dan tekstur tidak memberikan pengaruh nyata akan tetapi untuk rasa memberikan pengaruh nyata. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jeruk nipis yang paling efektif dalam penurunan kandungan timbal dan kromium.
PENGKAYAAN KUALITAS MI KERING DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAGING IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI SUMBER PROTEIN Zuhri, Nur Muttaqien; Swastawati, Fronthea; Wijayanti, Ima
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.529 KB)

Abstract

Mi merupakan produk makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, tingginya konsumsi mi tidak diimbangi dengan kandungan nilai dan kualitas gizi yang seimbang dan tercukupi, sehingga perlu adanya pengkayaan atau peningkatan kualitas gizi pada produk mi. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Ikan lele dapat digunakan sebagai sumber protein dalam pembuatan mi kering untuk meningkatkan nilai gizi produk. Tepung daging ikan lele mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dan kandungan asam amino lisin tinggi sedangkan asam amino pembatas dari tepung terigu adalah lisin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi tepung daging ikan lele dumbo terhadap karakteristik produk mi kering. Penelitian ini menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5x perlakuan penambahan berbagai macam konsentrasi dan dilakukan 3x pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penambahan konsentrasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap lisin, tensile strength, kadar protein, kadar abu, kadar lemak dan nilai hedonik. Interaksi antar perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap asam amino lisin, tensil strength, kadar protein, abu, lemak, kenampakan dan warna. Sedangkan dengan air dan karbohidrat tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Perlakuan konsentrasi terbaik yaitu 20% dilihat dari kandungan asam amino lisin (34,19 mg/g), kadar protein (17,52 %), kadar lemak (2,30%). Perlakuan konsentrasi 5% paling baik diterapkan dan paling disukai oleh panelis dengan asam amino lisin (17,85 mg/g), tensile strength (0,103 N/mm2), kadar protein (10,95%), air (10,42%), abu (1,6%), lemak (1,78%) dan karbohidrat (76,15%).  Noodles is a product of the most widely consumed by the people of Indonesia, the high consumption of noodles are not offset by the value of the content and quality of nutrition are balanced and would be sure, so the need for enriched or nutrient in the product quality improvement noodles.African catfish (Clarias gariepinus) is the one commodity that is quite popular in the community and has a high economic value. Catfish can be used as a source of protein in the manufacture of dry noodles to improve the nutritional value of the product. Flour meat catfish has a fairly high protein content and a high content of the amino acid lysine as the limiting amino acid of wheat flour is lysine. The purpose of this study was to determine the effect of concentration of African catfish fish meat meal on the characteristics of dry noodles. This study uses experimental design completely randomized design (CRD) with 5x treatment of a wide range of concentrations and the addition is done 3x repetition. The results showed that the addition of factor concentrations significantly (P<0.05) to lysine, tensile strength, protein content, ash content, fat content and hedonic value. The interaction between treatment significantly (P<0.05) against the lysine amino acid levels, tensile strength, protein content, ash, fat, appearance and color. While with water and carbohydrates are not significant (P˃0,05). The best treatment concentration of 20% in terms of the amino acid lysine content (34.19 mg / g), protein content (17.52%), fat content (2.30%). Treatment concentration of 5% is best used and most preferred by the panelists with the amino acid lysine (17.85 mg / g), tensile strength (0,103 N / mm 2), protein content (10.95%), water (10.42, ash (1.6%), fat (1.78%) and carbohydrate (76.15%).
Co-Authors - Sumardianto A Nova Zulfahmi A Suhaeli Fahmi Abdul Syakur Abiza Winner Natanael Aditya Nugroho Agus Tri Setyo Wicaksono Ahmad Nur Isnaeni Ahmad Sofie Thariq Akhmad S. Fahmi Ambaryanto Ambaryanto Aninditya Artina Setiaputri apri dwi anggo Arvianto, Arif Alpha Bagus Furqon Hadi Putera Bambang Cahyono Bayu Fajar Nugraha Bayu Kumayanjati Candra Ardianto Catur Sekarsari Defita Faridlotus Shalihah Dheni Rossarie Dheni Rossarie Dian Wijayanto Diana Chilmawati Diana Melantina Dina Shofa Istifada Eka Handayani Eko Susanto Eko Susanto Etika Ratna Noer Faishal, Imam Farraz Farhan Alfarobi Karim Feniya Zulfa, Feniya Galih Mahendra Gunawan Wibisono Hanggoro Dwi Hutomo, Hanggoro Dwi Hasthi, Saputra Hersanti Sulistyaningrum Hilmi, Muhammad Zuhal Ida Ayu Putu Sri Widnyani Ikhtiar Dian Seni Budiarti, Ikhtiar Dian Seni Ima Wijayanti Insani Artati Zendrato Ismi Lailani Syarafina Jundissami', Muhammad Laras Rianingsih Lilin Budiati Ma'ruf, Widodo Farid Mahmud F. Albar Manurung, Hendro J Marchelia Putri Maria Mexitalia Maulina Tiara Megawati Mekarsari, Tri Kinasih Wahyu Mohammad Ainun Najih Muflihatul Muniroh Muhammad K. Nafis Muhammad Khalid Nashiruddin, Muhammad Khalid Namaskara, Fadhillah Sanitya Nidaul Fauziah Nur Ikhsan Maulidani Nur Muttaqien Zuhri Pamungkas, Rizki Ade Putra Prasetyo, Dwi Yanuar Budi Pudyastuti Anggit N Purnamayati, Lukita Putut Har Riyadi Putut Har Riyadi Retno Ayu Kurniasih Rina Indiarti Riza Yuniarti Rizky Amalia Ramadayanti Rizky Yanuari Rofi Rifki Ghazali Romadhon Romadhon Rosihun, Muhammad Sarrah Nadhifah Azmy Selvy Anita Br Perangin-angin Setyastuti, Aryanti Indah Shadillah Sekar Pratiwi Siti Khamidah Sitoresmi, Riris Slamet Suharto Slamet Suharto, Slamet Sumartini Sumartini Suminto Suminto Titi Surti Titi Surti Titi Surti Tri W. Agustini Tri Winarni Agustini Tri Winarni Agustini Valiant Widiyanto Widodo Farid Ma'ruf Widyaningsih, Nur Winda Intansari Windah Delima Lestari Siagian, Windah Delima Lestari y S Darmanto Y. S. Darmanto Y. S. Darmanto Y.S. Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yusuf Satria Pratama