Claim Missing Document
Check
Articles

UJI KUALITAS BETON K-250 MENGGUNAKAN LIMBAH GENTENG DAN BUBUK SILIKA UNTUK CAMPURAN SEMEN DAN PASIR SUNGAI Romadhon, Romadhon; Suwarno, Suwarno
Jurnal CIVILA Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Civilla
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.672 KB) | DOI: 10.30736/cvl.v4i2.377

Abstract

Beton merupakan salah satu unsur penyusun bangunan paling vital mulai dari kolom,bata, paving hingga jalan terbuat dari beton sehingga penggunaan beton cenderung tinggi. Beton sering digunakan sebagai bahan penyangga utama pada suatu bangunan maka diperlukan kualitas yang baik, namun hal tersebut tidak di sertai dengan kualitas bahan yang kian menurun,makadiperlukan inovasi penambahan bahan baru yang setidaknya dapat mengurangi kebutuhan bahan utama pembuat beton, salah satunya pemanfaatan limbah genteng dan limbah batu silika Hasil dari pengetesan uji kuat tekan beton dengan penambahan serbuk genteng terhadap semen dan penambahan pasir silika terhadap pasir sungaimendapatkanKuat tekan paling tinggi di hasilkan oleh beton dengan penambahan masing masing 10% pada sampel 2 yang mencapai K-258Dari hasil rata-rata kuat tekan beton dengan campuran masing masing 10% mencapai nilai K-251 yang berarti cukup mencapai target yaitu K-250 Hasil dari pengetesan daya serap beton terhadap air dengan campuran beton dengan bubuk limbah genteng dan pasir silika adalah, daya serap tertinggi di hasilkan oleh beton sampel 3 dengan campuran masing masing sebanyak 20%? dengan nilai 0,187 liter setelah perendaman selama 24 jam Dari rata-rata keduanya memiliki nilai yang berbeda yaitu 0,113 liter untuk beton dengan campuran 10% dan 0,133 liter untuk beton dengan campuran 20%
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Sargassum sp. dan Lama Penyimpanan terhadap Oksidasi Lemak pada Fillet Ikan Patin (Pangasius sp.) Hidayati, Fatin; Darmanto, Y.S; Romadhon, Romadhon
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 15, No 1 (2017): April 2017
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.196 KB) | DOI: 10.14710/jil.15.1.64-73

Abstract

ABSTRAKIkan patin merupakan ikan air tawar yang mengandung lemak dan protein tinggi sehingga apabila dilakukan penyimpanan rentan terjadi oksidasi yang mengakibatkan ketengikan. Sargassum sp. dengan kandungan fenol dan flavonoid mampu menghambat terjadinya oksidasi pada fillet ikan patin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan ekstrak Sargassum sp. dan lama penyimpanan dalam menghambat terjadinya oksidasi pada fillet ikan patin. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak Sargassum sp. dan fillet ikan patin. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu konsentrasi ekstrak Sargassum sp. (0%, 1%, 1,5% dan 2%) dan lama penyimpanan (hari ke-0, hari ke-2, hari ke-4, dan hari ke-6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan penambahan konsentrasi ekstrak Sargassum sp. dan lama penyimpanan memberikan pengaruh nyata terhadap nilai PV, nilai TBA, kadar lemak, kadar protein, kadar air serta organoleptik (P < 0,05). Hasil penelitian tahap I didapatkan rendemen Sargassum sp. dengan pelarut etanol 96% sebesar 1,39%, kandungan fenol 1,813%, flavonoid 0,278% dan aktivitas antioksidan 99,1659 ppm (kuat). Hasil penelitian tahap II didapatkan nilai PV berkisar antara 2,03 - 19,82 meq/kg, nilai TBA 0,63 - 6,72 mg.mal/kg. Konsentrasi 1,5% merupakan konsentrasi terbaik ekstrak Sargassum sp. dalam menghambat oksidasi lemak pada fillet ikan patin selama penyimpanan.Kata kunci: Antioksidan, Ekstrak Sargassum sp., Lama Penyimpanan, Oksidasi lemak, Fillet Ikan patinABSTRACTCatfish is a freshwater fish that contain high fat and protein so that if its stored it will susceptible to oxidation process which leads to rancidity. Sargassum sp. with its phenolic and flavonoid content are able to inhibit the oxidation process in catfish fillet. This research was aimed to know the effects of different concentrations of Sargassum sp. extracts and storage time in inhibiting the oxidation process in catfish fillet. The materials used in this research were Sargassum sp. extracts and catfish fillet. This research was using experimental laboratories research method with factorial Completely Randomized Research Design (CRD) of 2 factors which were concentrations of Sargassum sp. extracts (0%, 1%, 1.5%, and 2%) and storage time (0 day, 2 days, 4 days, and 6 days). The results showed that the adding of different concentrations of Sargassum sp. extracts and storage time gave significant effect to the PV value, TBA value, fat content, protein content, moisture content, as well as organoleptic point (P < 0.05). The results obtained from stage I research were the yields of Sargassum sp. with ethanol 96% solvent was 1.39%, phenol content was 1.813%, flavonoid was 0.278%, and antioxidant activity was 99.1659 ppm (categorized as strong antioxidant). The results obtained from stage II research were the PV value were ranged from 2.03 to 19.82 meq/kg, TBA value were ranged from 0.63 to 6.72 mg.mal/kg. The 1.5% concentration was the best concentration of Sargassum sp. extracts in inhibiting the lipid oxidation of catfish fillet during storage.Keywords: Antioxidant, Sargassum sp. Extracts, Storage Time, Lipid Oxidation, Catfish FilletCitation: Hidayati, F., Darmanto, Y.S. dan Romadhon. (2017). Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Sargassum sp. dan Lama Penyimpanan terhadap Oksidasi Lemak pada Fillet Ikan Patin (Pangasius sp.). Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 64-73, doi:10.14710/jil.15.1.64-73
PENGARUH PENGGUNAAN ASAM KLORIDA (HCl) SEBAGAI BAHAN PENGASAMAN TERHADAP KUALITAS KULIT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SAMAK Pratiwi, Novita Dinny; Sumardianto, -; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.52 KB)

Abstract

Pickling atau  pengasaman bertujuan menyiapkan kulit sebelum proses penyamakan, menghilangkan noda-noda hitam pada kulit dan pengawetan kulit. HCI merupakan jenis bahan pengasaman yang dapat digunakan sebagai bahan dalam proses pickling pada penyamakan kulit selain H2SO4 dan HCOOH. Tujuan penelitian  ini adalah untuk memperoleh persentase dan pengaruh  HCI  pada proses penyamakan terhadap kualitas kulit ikan nila. Materi yang digunakan kulit ikan nila (Oreochromis niloticus) dari PT Nusantara Aquafarm, Semarang. Parameter pengujian adalah kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, kadar krom oksida, pH, kadar air, dan uji hedonik. Penelitian ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yaitu HCI 2,5%, 3%, dan 3,5%. Data dianalisis menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan HCI sebesar 2,5% berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas kulit yaitu kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, kadar krom oksida, pH, uji hedonik dan tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas kimia kadar air. Kulit ikan nila samak dengan perlakuan konsentrasi HCI 2,5% memiliki kualitas yang baik yaitu, kekuatan tarik (2348,6 N/cm2); kemuluran (23.63 %); kekuatan sobek (235,20 N/cm2); kadar krom oksida (6,23%); pH(4,3);  kadar air(17,63%); uji hedonik parameter serat daging (4,46); parameter kult (4,43); dan parameter sisik/nerf (4,51). Pickling was one of stages of the process into the skin the has properties more resistant to chemical and physical changes. Pickling is one of the stages of tanning the aims prepare the skin before tanning process, eliminating black spots on the skin the caused in the process of liming and skin curing. HCI is a type of pickling agent the can be used as materials for pickling process in tanneries in addition H2SO4 and HCOOH. The purpose of this study is to obtain the best percentage and  the influence of the use of HCI in the tanning process on the quality of tilapia fish skin leather. The material used in this research was skin tilapia (Oreochromis niloticus) from PT Nusantara Aquafarm, Semarang. The testing parameters were tensile strength, elongation, tear strength, contains of chrome, pH, water content, and hedonic test. This research used Completely Randomized Design (CRD) with three treatments of using HCI 2,5%, 3%, and 3,5%. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). Results of this research showed that the best HCI concentration of 2.5% significantly (P<0,05) for physical and chemical quality were tensile strength, elongation, tear strength, contains of chrome, pH, and hedonic test. Meanwhile non significantly (P<0,05) for the chemical quality was water content. Tilapia skin tanned by treatment with HCl 2.5% on process pickling had the best physical and chemical strength were tensile strength (2348,6 N/cm2); elongation (23,63%); tear strength (235,20 N/cm2); contains of chrome oxide (6,23%); pH (4,3); water content (17,63%); meat fibers value (4,46); skin value (4,43); and nerf value (4,51).
EKSTRAKSI KLOROFIL DAN KAROTENOID DENGAN KONSENTRASI PELARUT YANG BERBEDA PADA LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN LAUT JAWA Zendrato, Insani Artati; Swastawati, Fronthea; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.516 KB)

Abstract

Lamun Enhalusacoroidesmemiliki pigmen seperti klorofil dan karotenoid yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami.Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pigmen klorofil dan karotenoid dari pengaruh lingkungan.Materi yang digunakan adalah lamun E.acoroides dari perairan Karimunjawa dan pulau Panjang, Jepara.Ekstraksi menggunakan pelarut aseton pada konsentrasi berbeda (90%, 95% dan 100%)dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL).Parameter yang diuji adalah penurunan pigmen terhadap sinar matahari, oksidator dankondisi penyimpanan.Perbedaan konsentrasi pelarut berbeda nyata (P<0.05) terhadap klorofil a dan karotenoid.  Aseton 90% dan 95% tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap klorofil b. Hasiluji KLT didapatkan nilai Rf klorofil a0,55, klorofil b0,41, dan karotenoid 0,98dari Rf literatur0.44, 0.32, 0.95. Kandungan pigmen E.acoroidesdari perairan Karimunjawa yaitu klorofil a 10.70 µg/ml, klorofil b 4.52 µg/ml, dan karotenoid 2.84 µg/ml, dari perairan pulau Panjang yaitu klorofil a 8.35 µg/ml, klorofil b 3.42 µg/ml dan karotenoid 2.70 µg/ml. Hasil uji penurunan pigmen terhadap pengaruh lingkungan, menunjukkan bahwa semakin lama pigmen terpapar oleh kondisi lingkungan maka kandungan pigmen juga semakin menurun.
PERBANDINGAN MUTU MINYAK IKAN KASAR YANG DIEKSTRAK DARI BERBAGAI JENIS IKAN YANG BERBEDA Aditia, Rifki Prayoga; Darmanto, YS; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.316 KB)

Abstract

Ikan lele, tongkol, dan bandeng di Jawa Tengah memiliki kelimpahan yang cukup besar dan mempunyai kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup baik, sehingga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi minyak ikan. Ketiga jenis ikan tersebut diduga akan menghasilkan mutu minyak kasar yang berbeda, sehingga harus dilakukan penelitian untuk melihat kualitas masing-masing dari minyak ikan yang dihasilkan agar pemanfaatannya dapat dimaksimalkan. Proses ekstraksi minyak ikan menggunakan metode dry rendering dengan suhu 90-950C dan lama waktu 15 menit. Parameter utama pengujian minyak ikan kasar adalah asam lemak bebas dan angka peroksida, sedangkan untuk parameter pendukung menggunakan uji kadar air dan rendemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis ikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap asam lemak bebas, angka peroksida, dan hasil rendemen minyak ikan kasar. Hasil uji kadar asam lemak bebas minyak kasar ikan lele, tongkol, dan bandeng adalah 2,44%, 1,49%, dan 2,61%, untuk uji angka peroksida adalah 12,98 meq/kg, 8,31 meq/kg, dan 13,80 meq/kg, sedangkan uji rendemen menghasilkan 2,20%, 1,00%, dan 2,10%. Secara keseluruhan produk minyak ikan kasar tersebut sesuai dengan standar internasional dengan minyak kasar ikan tongkol memiliki mutu yang paling baik. Catfish, little tuna, and milkfish in Central Java have large abundance and good unsaturated fatty acid content, so it could be utilized as fish oil. The types of fish were used as raw materials was suspected to produce different quality of crude oil, so it should do research to know each quality of the fish oil. The extraction of crude fish oil used rendering method with a temperature of 90-950C for 15 minutes. The main parameters of the testing were free fatty acids and peroxide value, while supporting parameters were moisture content and yield. The results showed that the difference of fish types were highly significant on the free fatty acid, peroxide value, and yield. The results of free fatty acid of catfish, little tuna, and milkfish were 2.44%, 1.49%, and 2.61%, for peroxide value were 12.98 meq/kg, 8.31 meq/kg, and 13.80 meq/kg, and for yield test were 2,20%, 1,00%, and 2,10%.  Overall the crude fish oil products were in accordance with international standard, and crude oil from little tuna was the best quality.
ANALISA TINGKAT KEAMANAN IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) ASAP YANG DIOLAH DENGAN METODE PENGASAPAN BERBEDA Ghazali, Rofi Rifki; Swastawati, Fronthea; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.223 KB)

Abstract

Pengasapan adalah salah satu cara untuk mengawetkan ikan. Metode yang digunakan dalam proses pengasapan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas ikan asap. Kenampakan dan rasa yang spesifik pada ikan asap dipengaruhi oleh kandungan fenol pada produk yang diasap. Akan tetapi, kandungan fenol yang terlalu tinggi akan cenderung menghasilkan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang bersifat karsinogenik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas ikan asap yang diolah dengan metode yang berbeda yaitu dengan smoking cabinet dan asap cair. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan Manyung (Arius thalassinus), serabut kelapa dan asap cair dari tempurung kelapa sebagai bahan baku asap. Parameter yang di uji adalah organoleptik, kadar air, kadar fenol dan kadar PAH. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental lapangan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji independent sampel t-test untuk membedakan dua macam perlakuan. Hasil uji organoleptik ikan manyung asap metode Smoking cabinet dan asap cair dengan selang kepercayaan 95% adalah 7,55 ≤ m ≤ 7,99 dan 8,38 ≤ m ≤ 8,44, (P>0,05). Kadar air berturut-turut 70,60% ± 0,141 dan 36,71% ± 0,296 (P<0,05). Kandungan fenol berturut-turut 0,0225 % (225 ppm) dan 0,0214 % (214 ppm) (P<0,05). Hasil uji PAH sebagai indikator karsinogenik yaitu benzo(a)pyrene diperoleh nilai 0,0078 ppm (smoking cabinet) dan 0,0041 ppm (asap cair).  Tingkat keamanan dan kualitas ikan asap dapat dilihat dari hasil uji organoleptic, kadar fenol dan kadar Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH). Kadar air ikan manyung asap metode asap cair sudah memenuhi standar SNI (60%) tetapi untuk metode Smoking cabinet masih melebihi 60%. Asap cair sebagai metode pengasapan dinilai lebih aman dibandingkan metode smoking cabinet karena kadar benzo(a)pyrene pada metode smoking cabinet masih melebihi batas yang ditetapkan SNI (0,005 ppm).  Smoking is one way to preserve a fish. Method used for smoking process is one important factor that can affect the quality of smoked fish. Appearance and  specific flavor of smoked fish are influenced by the phenol content of the product. If the phenol content is too high, it will produce Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) compounds which are could be carcinogenic. This research was aimed to compare the quality of smoked fish treated with different methods, the smoking cabinet method and liquid smoking method. The material used in this study are giant catfish (Arius thalassinus), coconut fiber and coconut shell liquid smoke from the smoke as raw materials. Parameters were in the organoleptic test, moisture content, phenol content and Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) compounds. The research method used was experimental field. Analysis of the data used in this study is a test of independent samples t-test to distinguish two kinds of treatment. Results of organoleptic test of smoked giantfish resulted from Smoking cabinet and Liquid smoking methods have average interval 7.55 ≤ m ≤ 7.99 and 8.38 ≤ m ≤ 8.44 , (P>0.05). Water content respectively 70.60% ± 0.141 dan 36.71% ± 0.296 (P<0.05). Phenol content of 0.0225 % (225 ppm) and 0.0214 % (214 ppm) (P <0.05). The PAH’s test results as indicators of carcinogenic is benzo(a) pyrene obtained values of 0.0078 ppm (smoking cabinet) and 0.0041 ppm (liquid smoke). Safety dan quality smoked fish can be seen from the results of organoleptic test, phenol contents levels and benzo(a)pyrene contents. Water content of Liquid smoked Giant Catfish meets Indonesian National Standard (60%). But Smoking cabinet method is more than 60%. For safety level, liquid smoke method is more safe than Smoking cabinet method, because the value of benzo(a)pyrene from smoking cabinet method is more than a Indonesian National Standard (0.005 ppm).
PENGARUH KADAR GARAM TERHADAP KANDUNGAN HISTAMIN, VITAMIN B12 DAN NITROGEN BEBAS TERASI IKAN TERI (Stolephorus sp) Romawati, Marita Dwi; Ma'ruf, Widodo Farid; Romadhon, Romadhon
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.989 KB)

Abstract

Terasi is a fish paste which is a solid condiment and spesific aromafrom fermented shrimp. Salt in making terasi is contributeto prevent the damage of product by microorganism. The purpose of this research was to determine the effect of different salt concentrationsfor the content of histamine, vitamin B12 and free nitrogen fromanchovy terasi (Stolephorus sp.).The material used in this researchwerefresh anchovy (Stolephorussp.) and salt. Theparameter tested in this reseacrh are organoleptic, moisture content, aw, pH, histamine, vitamine B12 and free nitrogen . The research method used was experimental field. Analysis data in this research used an analysis of variance (ANOVA).The results of the research showed, organoleptic value of terasi with salt concentrations 2%, 8,5%, 15%, is 7,64£m£7,90; 8,08£m£8,62 and 7,74£m£7,96respectively,it indicated safe for consumption. Terasi with 2% salt concentration of histamine contain 31,13 mg/100g, B12 vitamin 31,44 mg/kg and 1,78% free nitrogen. Terasi with the salt concentration of histamine contain 8,5%, 25,46mg/100g, B12 vitamine 35,81 mg/kg and 2.29% free nitrogen. Terasi with 15% salt concentration of histamine containing 22,85 mg/100g, B12 vitamine 36,18 mg/kg and 2,70% free nitrogen. Salt concentrationhas different effects on histamine and B12 vitaminecontent and hasnot influence free nitrogen.
PENGARUH CARA KEMATIAN DAN TAHAPAN PENURUNAN KESEGARAN IKAN TERHADAP KUALITAS PASTA IKAN MAS (Cyprinus carpio) Herawati, Diah Putri; Darmanto, Y S; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.831 KB)

Abstract

Mempertahankan mutu ikan selain menurunkan suhu lingkungan juga menjaga agar ikan tidak mengalami stress sebelum mati atau mematikan ikan secepat mungkin setelah ditangkap. Upaya tersebut dapat memperpanjang masa rigor mortis ikan. Masalah ini penting dalam kualitas ikan sebagai bahan baku pembuatan pasta ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara kematian ikan yang berbeda terhadap kekuatan gel pasta ikan mas dan uji lipat, uji gigit, hedonik serta kadar air, pH, derajat putih dan kadar protein. Hasil penelitian pendahuluan di dapatkan pengambilan daging ikan dengan perlakuan dimatikan langsung tahap pre rigor pada jam 1 setelah ikan dimatikan, rigor pada jam ke-11 dan post rigor pada jam ke-17 setelah ikan dimatikan; ikan yang dibiarkan menggelepar sampai mati tahap pre rigor pada jam 1 setelah ikan mati, rigor pada jam ke-10 dan post rigor pada jam ke-14 setelah ikan mati. Konsentrasi tepung tapioka terpilih yaitu 10%. Hasil penelitian utama di dapatkan nilai gel strength berkisar 885, 02 – 1181,89 g.cm; nilai pH berkisar 6,68 – 6,91; nilai derajat putih berkisar 66,16% - 68,76%; nilai kadar protein berkisar 10,31% - 13,63% dan nilai kadar air berkisar 71,03% - 73,16%. Pasta ikan mas memiliki nilai uji lipat 2,17 – 4,63 dan uji gigit  4,27 – 8,16. Nilai uji hedonik yang terdiri dari kenampakan, aroma, rasa dan tekstur berkisar 5,37 – 7,03. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa cara kematian ikan mas yang berbeda yaitu dimatikan langsung memberikan pengaruh nyata terhadap nilai gel strength, pH, derajat putih, kadar protein, kadar air serta uji lipat dan uji gigit dan hedonik dibandingkan dengan ikan mas yang mati menggelepar. The effort to maintain the fish quality can be done  reducing environmental temperature and also keeping the fish in order to avoid stress before dying on kill the fish as soon as possible after it is caught. The effort can extend the time of fish rigor mortis. This problem is important in the fish quality as a material in processing fish paste. The objective of this study are to know the effect of different ways to fish mortality gel strength and folding test, teeth cutting test, hedonic as well as moisture content, pH, and protein content of whiteness. The result of preliminary research are gotten by taking fish meat with direct kill treatment pre rigor at 1st hours and let lying down till die, rigor at 11th hours for direct kill treatment and 10th hours let lying down till die, and post rigor at 17th hours for direct kill treatment and 14th hours let lying down till die. The choosen the tapioca starch consentration is 10%. The result of main research are gel strength values range 885.02-1181.89 g.cm; pH values range 6.68-6.91; the whiteness range from 66.16% - 68.76%; protein content values range from 10.31% - 13.63% and the water content range from 71.03% - 3.16%. The carp paste has a folding test 2.17-4.63 and teeth cutting test 4.27 - 8.16. Hedonic values test which consist of appearance, odour, flavor and texture range from 5.37 - 7.03. Based on result of the research concluded that the effect of different ways to fish mortality carp is direct kill treatment significantly affect on the value of gel strength, pH, whiteness, protein content, moisture content, folding test, teeth cutting test, and hedonic compared with carp let lying down till die.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI KARAGENAN TERHADAP MUTU BAKSO UDANG (Litopenaeus vannamei) Nugroho, Setyo Adi; Dewi, Eko Nurcahya; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.202 KB)

Abstract

Udang termasuk jenis Crustacea dan merupakan hasil perikanan yang digemari oleh masyarakat dunia karena lezat dan berprotein tinggi. Bakso merupakan salah satu produk olahan daging yang populer di Indonesia ataupun di beberapa Negara asia lainnya. Karagenan  merupakan  polisakarida  yang  diekstraksi  dari  beberapa spesies  rumput  laut  atau  alga merah (rhodophyceae). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan karagenan pada pengolahan bakso udang terhadap kandungan mutu bakso udang berdasarkan uji fisik dan uji kimia,mengetahui perbandingan prosentase terbaik antara tepung tapioka, daging udang, karagenan pada pengolahan bakso udang, dan mengetahui apakah bakso udang yang dihasilkan sudah memenuhi standar mutu bakso. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan adalah perbedaan konsentrasi karagenan 0%, 1% dan 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan yang berbeda tidak memberikan perbedaan nyata (P>0,05) terhadap uji sensori, tetapi memberikan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap gel strength. Nilai tertinggi berdasarkan uji sensori kenampakan 8,07, citarasa 7,03 dan tekstur 8,4 pada konsentrasi karagenan 2%. Untuk penambahan karagenan yang terbaik adalah 2% dengan hasil uji gel strength 130,78 gF, nilai uji lipat 2,53, nilai uji gigit 7,5 dan hasil pengujian kimiawi yaitu kadar air 74,27%, kadar protein 18,89% dan kadar lemak 0,22%. Pembuatan bakso daging udang dengan penambahan konsentrasi karagenan 2% memiliki kualitas yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya. Shrimp including the type of crustacean and fishery is favored by the world community as a delicious and high protein. Meatballs is one of the popular processed meat products in Indonesia or in some other Asian Countries. Carrageenan is a polysaccharide extracted from several species of seaweed or red algae (Rhodophyceae). The purpose of this study was to determine the effect of different carrageenan on processing shrimp meatballs to shrimp meatballs quality content based on physical test and chemical test, determine the percentage ratio between the best tapioca flour, shrimp meat, shrimp meatballs carrageenan on processing, and determine whether the resulting shrimp meatballs meet quality standards meatballs. This study is an experimental laboratory with experimental design completely randomized design (CRD). Treatment applied is the difference carrageenan concentration of 0%, 1% and 2%. The results showed that different concentrations of carrageenan did not give significant differences (P> 0.05) on the sensory test, but it gives a very noticeable difference (P <0.01) against gel strength. The highest value of 8.07 based on tests of sensory appearance, flavor and texture 7.03 8.4 at a concentration of 2% carrageenan. For the addition of carrageenan is best to 2% by the results of gel strength test 130.78 gF, folding test value of 2.53, 7.5 and the bite test score results of chemical testing that the water content of 74.27%, 18.89% protein content and fat content of 0.22%. Making meatballs shrimp with the addition of 2% carrageenan concentration has the most excellent quality compared to other treatments.
PENGARUH PENAMBAHAN EGG WHITE POWDER DENGAN KONSENTRASI 3% TERHADAP KEMAMPUAN PEMBENTUKAN GEL SURIMI DARI BERBAGAI JENIS IKAN Radityo, Cancerizky Trigutomo; Darmanto, YS; Romadhon, -
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.301 KB)

Abstract

Selama proses pembuatannya, kekuatan gel surimi mengalami penurunan, terutama pada saat proses pemanasan. Penambahan bahan tambahan pangan yang sesuai diharapkan dapat mengurangi penurunan kekuatan gel pada surimi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi Egg White Powder terhadap kemampuan pembentukan gel surimi dengan bahan baku jenis ikan yang berbeda. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan Tigawaja (Nibea albiflora), ikan Belanak (Mugil sp.), dan ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) dengan masing-masing perlakuan penambahan EWP 0% dan 3%. Sampel diuji kekuatan gel, kadar air, kadar protein, pH, derajat putih, uji lipat, uji gigit, dan uji hedonik. Penelitian menggunakan rancangan percobaan RAK dengan dua faktor yaitu perbedaan jenis ikan dan penambahan EWP. Data dianalisis menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. Hasil penelitian menunjukkan penambahan EWP sebanyak 3% pada surimi dari ikan Tigawaja, ikan Belanak, dan ikan Mujair tidak memberikan pengaruh nyata terhadap nilai derajat putih, dengan kisaran nilai 60.775-72.09%. Penambahan EWP sebanyak 3% juga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai pH, dengan kisaran nilai pH 7.37-7.54 pada ketiga jenis ikan. Namun penambahan EWP sebanyak 3%, memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap nilai kekuatan gel, kadar air, kadar protein, uji lipat, uji gigit, dan uji hedonik. Kekuatan gel pada ketiga jenis ikan yang digunakan mengalami peningkatan setelah penambahan EWP 3% dengan peningkatan terbaik yaitu pada ikan Belanak sebesar 787.37 g.cm, ikan Mujair sebesar 558.6 g.cm, dan pada ikan tigawaja sebesar 503.56 g.cm. Along it’s making process, mainly in heating process, the gel strength of surimi is decreasing. The adding of various kinds of food additive could be the solution to alleviate the gel softening problem. This research is intend to studying the potential ability of Egg White Powder added to surimi from different kinds of fish. The material were used in this research are White Flower Croacker (Nibea albiflora), Mullet (Mugil sp.), and Mozambique Tilapia (Oreochromis mossambicus) with the addition of EWP 0% and 3%, respectively. The research involves determining several parameter, which are gel strength, whiteness, water content, protein content, pH, hedonic test, folding test, and teeth cutting test. The randomized block data, ANOVA, and tukey test was performed to analyze the data. The results showed that adding 3% of EWP on White Flower Croacker, Mullet, and Mozambique Tilapia does not take effect on whiteness parameter, the value itself ranged from 60.775-72.09%. The adding of 3% EWP also does not take effect on pH value ranged from 7.37-7.54. Yet, takes effect (P<0.05) on gel strength, water content, protein content, folding test, teeth cutting test, and hedonic test. The value of gel strength were increased due to 3% EWP adding, with the highest increment on Mullet 787.37 g.cm, followed by Mozambique Tilapia 558.6 g.cm, and White Flower Croacker 503.56 g.cm. 
Co-Authors - Sumardianto A Nova Zulfahmi A Suhaeli Fahmi Abidin, Habibah Agus Sabdono Agus Triyanto Aisyah Ayu Hidayati, Aisyah Ayu Anjar Setyaji apri dwi anggo Apri Dwi Anggo Aryandi Faddilah Nurwin Aulia Nissa Rifani, Aulia Nissa Badarussyamsi, Badarussyamsi Basyrowi Arbi Bhala, Dolorestin Monika Cancerizky Trigutomo Radityo Choirul Anam AM Diponegoro Danuar Adi Nugroho Darmanto, Y.S Desya Anjani Hardjata Diah Putri Herawati Dianita Cahyaningrum, Dianita Djoko Rahardjo Edy Gardjito, Edy Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Elistia Elistia Fadhil, M. Fara Sabilla Ulfa Fatin Hidayati Frisilia Nadhira Rimadhini Fronthea Swastawati Gerda Vernia Bali Ulina, Gerda Vernia Bali Hartantyo, Sugeng Dwi Hasan Asari Herbowo, Muhammad Seno Hidayati, Fatin Hilda Rizkyah Fauzy, Hilda Rizkyah Ima Wijayanti Insani Artati Zendrato Ismi Lailani Syarafina Iswahyudi , Didik Iswahyudi, Didik Jevika Dwitasari Rochminta Kukuh Widijatmoko, Engelbertus Laras Guntur Santika Laras Rianingsih Lukita Purnamayati Luthfiyatul Habibah Nurlisa Ma'ruf, Widodo Farid Magdalena Januasni Jati Martins Manik, Gheta Olivia Marita Dwi Romawati Maulina Tiara Megawati Meisya Asri Widiyanti Muhammad Luthfi Fadhli Mukhlis Fathurrohman Mukti Nur Hamidah Nabillah Pinka Almira Dhinendra Ngatmin Novita Dinny Pratiwi, Novita Dinny Novita Nur Wahyuni Nur Fadilah Prastika Anadia Putri Puguh Udiarta Putri Mudianingrum, Tasya Putri, Sefti Maulana Putut Har Riyadi Retno Ayu Kurniasih Rifki Prayoga Aditia Rofi Rifki Ghazali Ryan Ariefta Said Nabil Amanullah Sarwono Azmi Syahbuddin Sebastian Margino Selamet Suharto Selamet Suharto Septian, Rizky Bagus Setyo Adi Nugroho Shara Harumarani, Shara Sholehah, Meivi Mar’atus Siswanto, Arik Siti Khamidah Siti Nur Chotimah SITI RACHMAWATI Sitompul, Ryan Slamet Suharto, Slamet Sony Susanto Sri Redjeki Subagiyo Subagiyo Subagyo Subagyo Susanti Susanti Suseno, Bella Nindita Maharani Suwarno Suwarno Syarifah Mumtazah Titi Surti Toyib, Ahmad Tri Winarni Agustini Tutuk Salimah, Tutuk Ulfah Amalia Ulfah Amalia Utari, Kurnia Suci Tri Viola Niraputri Widodo Farid Ma’ruf y S Darmanto Y.S. Darmanto Y.S. Darmanto YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yulius Rustan Effendi Zuhriyah, Luluk Masruroh