Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE INTEGRATION OF HEALTH STUDENT FIELD PRACTICE IN ANTHROPOMETRY MEASUREMENT OF STUNTING CASES IN PAPUA: A CASE STUDY Isak Jurun Hans Tukayo; La Jumu; Yoel Halitopo; Sukatemin; Edison Kabak; Syaifoel Hardy
International Journal of Social Science Vol. 2 No. 1: Juni 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/ijss.v2i1.2313

Abstract

Five regions in Papua province, namely Jayawijaya, Tolikara, Lanny Jaya, Nduga, and Dogiyai, have a high prevalence of stunting above the national figure. As part of the national strategy, empowering health students to reduce the prevalence of stunting through anthropometric measurements is very important. The purpose of this study was to identify the practical steps of students in anthropometric activities as part of handling stunting cases in Papua. This research used a case study method with a descriptive design. The sample was stunting cases in various regions in Papua province. The method used in case identification was the Blueprint Test of case management assessment with a standard nursing process of Orlando. The data was obtained from scientific journals at Google Scholar that has a DOI (Digital Object Identifier) ​​or published in reputable journals (national or international) which were analyzed using the PICOT model. The results of the PICOT analysis showed three main problems that need to be prioritized in the involvement of practical students related to anthropometric measurements. Those problems include debriefing through training, cross-sectoral collaboration driven by the campus, and program realization. This study recommended an anthropometric measurement program for stunting cases in the form of curriculum evaluation in local content, cross-sectoral collaboration, and program implementation by considering local wisdom.
HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN PENYAKITDEGENERATIF PADA LANSIA DI DISTRIK WANGGAR KABUPATEN NABIRE SUKATEMIN SUKATEMIN; NOVI LASMADASARI; ESTER ESTER
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 1 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v10i1.2380

Abstract

Salah satu bentuk keberhasilan pembangunan di suatu bangsa salah satunya adalah menurunya mortalitas, morbiditas, meningkatnya umur harapan hidup. Meningkatnya angka harapan hidup merupakan dampak dari peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, menurunnya angka kemiskinan dan perubahan gaya hidup yang terjadi di setiap negara termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena yang sering dikeluhkan oleh masyarakat, terutama oleh lansia yang sedang mengikuti posyandu lansia tentang keadaan penyakit yang sedang di derita, sehingga diperoleh jawaban ada tidaknya hubungan antara status gizi dengan penyakit degenerative. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 lansia yang tersebar di 4 posbindu di desa Wanggar, Wanggar Makmur, BumiMulia dan Wiraska. Sampel terbagi atas 42 orang tanpa gejala penyakit degenerative dan 48 orang dengan gejala penyakit degenerative. Penelitian menggunakan metode crossectional study, yaitu dengan model melakukan pengukuran secara simultan dengan pendekatan case control, dimana sebagai kasus adalah lansia yang mengalami gangguan berupa hypertensi, asamurat, arthritis, peningkatan kolesterol, peningkatan gula darah dan keluhan gangguan kardiovaskuler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji statistik dengan menggunakan Chi Square Test diperoleh hasil sebesar 0,000 dimana P = < 0,05 maka hipotesis diterima, ada hubungan antara status gizi lansia yang diukur berdasarkan pengukuran atropometri terhadap kejadian penyakit degeneratif di Wanggar kabupaten, kabupaten nabire tahun 2020. Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian penyakit degeneratif pada lansia, dimana p-value < 0,005. Dengan demikian status gizi lansia berhubungan dengan kejadian PTM pada lansia di kecamatan Wanggar.
PENERAPAN ALGORITMA HIPERTENSI, MENU DASH DAN LATIHAN OTOT PROGRESIF DALAM ASUHAN KEPERAWATAN UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH Novi Lasmadasari; Iin Nilawati; Sukatemin Sukatemin; Ester Ester; Elva Elvionita; Yogi Pralingga; Tiara Tiara
Jurnal Riset Media Keperawatan Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi dalam waktu yang lama menyebabkan berbagai komplikasi, perubahan strukturmiokard dan menimbulkan berbagai keluhan, tetapi sering disebut silentkiller karena padaumumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensisebelum terdiagnosis. Oleh karena itu, dibutuhkan tatalaksana perawatan pasien hipertensiberkelanjutan dan tepat di rumah dengan melibatkan keluarga untuk mencegah berbagaimasalah kesehatan yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asuhankeperawatan dengan metode studi kasus dengan menerapkan algoritma hipertensi,perencanaan makan DASH dan terapi komplementer latihan otot progresif untukmenurunkan tekanan darah, merelaksasi otot dan menurunkan nyeri atau ketidaknyamanan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama penelitian melalui homecare pada 10 orangresponden dengan masalah keperawatan gangguan rasa nyaman akibat peningkatantekanan intracranial. Hasil evaluasi pada fase terminasi didapatkan penurunan tekanandarah pada hipertensi tingkat 1 dari 40% menjadi 10% sedangkan hipertensi tingkat 2 dari60% menjadi 30%. Untuk respon ketidaknyamanan dari skala nyeri rata-rata 4,6 menjadi0,8. Homecare asuhan keperawatan dengan algoritma hipertensi, perbaikan mengatur polamakan, dan pengaturan aktivitas sangat efektif pada kasus hipertensi dengan perawatandirumah.
Implementation of 2030 Free From HIV/AIDS Policy in Papua According to Van Metter and Van Horn Model: A Systematic Review Sukatemin Sukatemin; Edison Kabak; Syaifoel Hardy
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.1 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1564

Abstract

The 2030 free from HIV/AIDS program is needed to clarify the direction of achieving its goals. The research objective is to examine the existing policy measures in Papua in particular and Indonesia in general. This study used a systematic review method. Data was filtered from Google search engine, with keywords: HIV/AIDS, Papua, and Van Metter and Van Horn Model. Documents were screened from Google Scholar, PubMed, Semantic Scholar, and ResearchGate for the last 5 years (2016-2022) and government official documents, in Indonesian or English. The PRISMA diagram was used that include identification, Screening, Eligibility, and Included. The data were processed according to the Van Metter and Van Horn Model which includes 6 aspects: standards, policy sources, communication between organizations, characteristics of implementing agencies, environment, and performance. The 13 journals identified in the Included category show that HIV/AIDS is still major problem (journals no.1 to 13). The policy problems exist due to lack of the aspects of leadership and governance (n=2), facilities and facilities (n=2), communication (n=7), the willingness of implementing institutions (n=5), environmental issues (n=7) and performance problems (n=11). Meanwhile, the prioritized three  problems were communication (n=7), environment (n=7), and performance (n=11) of the total journals in the Included category studied (n=13). Out of six policy aspects according to Van Metter and Van Horn model, 33% is problematic. The findings suggest more concrete steps on communication, environment and work performance to be needed in the implementation of 2030 free from HIV/AIDS program.  Abstrak: Program bebas HIV/AIDS tahun 2030 diperlukan untuk memperjelas arah pencapaian tujuannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji langkah-langkah kebijakan yang ada di Papua pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan sistematis. Data disaring dari mesin pencari Google, dengan kata kunci: HIV/AIDS, Papua, dan Model Van Metter dan Van Horn. Dokumen disaring dari Google Scholar, PubMed, Semantic Scholar, dan ResearchGate selama 5 tahun terakhir (2016-2022) dan dokumen resmi pemerintah, dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Diagram PRISMA digunakan yang meliputi identifikasi, penyaringan, kelayakan, dan inklusi. Data diolah menurut Model Van Metter dan Van Horn yang mencakup 6 aspek: standar, sumber kebijakan, komunikasi antar organisasi, karakteristik lembaga pelaksana, lingkungan, dan kinerja. Dari 13 jurnal yang teridentifikasi dalam kategori Included menunjukkan bahwa HIV/AIDS masih menjadi masalah utama (jurnal no. 1 sampai 13). Masalah kebijakan terjadi karena kurangnya aspek kepemimpinan dan tata kelola (n=2), sarana dan prasarana (n=2), komunikasi (n=7), kemauan lembaga pelaksana (n=5), masalah lingkungan ( n=7) dan masalah kinerja (n=11). Sementara itu, tiga masalah yang diprioritaskan adalah komunikasi (n=7), lingkungan (n=7), dan kinerja (n=11) dari total jurnal yang termasuk dalam kategori yang diteliti (n=13). Dari enam aspek kebijakan menurut model Van Metter dan Van Horn, 33% bermasalah. Temuan penelitian ini menunjukkan langkah-langkah yang lebih konkrit pada komunikasi, lingkungan dan kinerja yang diperlukan dalam pelaksanaan program bebas dari HIV/AIDS tahun 2030 
Peer Educational Support for the Elderly of Malaria Prevention in Endemic Areas La Jumu; Sukatemin Sukatemin; Syaifoel Hardy
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 9, No 2 (2024): September
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jika.v9i2.2405

Abstract

This study used a quantitative method with a purposive sampling design. The research was conducted in Mamoribo village, West Biak district, Papua. The objective was to provide evidence of the social support of education for the elderly by their peers in preventing malaria in endemic areas. The research population was 70 respondents. Primary data was obtained through a questionnaire. The inclusion criteria were elderly over 60 years old, residents of Mamoribo-Biak, family members or friends, and willingness to provide social support education. The exclusion criteria were not being elderly, people outside Mamoribo, or being elderly but not willing to provide social educational support. Secondary data were official documents from the Ministry of Health, WHO, and reputable journals in Indonesian and English languages published over the last five years. The data analysis used was univariate. The results showed that majority of the respondents were active farmers (45%) followed by housewives (25%). Willing to participate the program was 45%. While respondents who had been exposed to malaria n=58 (82.9%).  The attendance rate was on average 92.9% and shows a good indicator ( 70%). The major challenge was physical condition (31%). The conclusion was that the level of social support for peer education programs to prevent malaria in the elderly had the potential to participate in malaria eradication programs.