Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Evaluasi Jembatan Petaunan di Ruas Jalan Jajag-Wisata Pulau Merah Kabupaten Banyuwangi R, Mirza Ghulam; Amin, M. Shofi’ul; Suryani, Erna
Potensi : Jurnal Sipil Politeknik Vol 19, No 2 (2017): Potensi: Jurnal Sipil Politeknik
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1185.773 KB) | DOI: 10.35313/potensi.v19i2.951

Abstract

Daerah Selatan Kabupaten Banyuwangi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat akhir-akhir ini. Perkembangan tersebut dikarenakan daerah Selatan merupakan penghasil komoditi pertanian unggulan, pertambangan emas dan terdapat destinasi wisata unggulan yaitu kawasan wisata pulau merah, Pantai Lampon, Pantai Rajekwesi, Teluk Hijau, Sarongan dan Pantai Sukamade. Perkembangan tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan volume kendaraan penumpang dan kendaraan barang pada ruas jalan Jajag menuju Pulau Merah. Salah satu yang perlu diperhatikan yaitu kendaraan berat yang akan melintas sepanjang jalan Jajag–lokasi tambang. Kondisi tersebut mengakibatkan perlu dilakukannya evaluasi terhadap kondisi jembatan yang ada. Jembatan Petaunan merupakan salah satu jembatan yang berada pada ruas jalan Jajag menuju kawasan wisata Pulau Merah. Rute ini dilintasi kendaraan barang dan penumpang. Jembatan tersebut berada pada jalur jalan kelas 3B dengan Muatan Sumbu Terberat (MST) 8 ton, lebar kendaraan kurang dari 2,50 m dan panjang kendaraan kurang dari 12 m. Perkembangan daerah Selatan mengakibatkan kendaraan dengan beban MST di atas 8 ton melintasi jembatan Petaunan setiap hari. Pelaksanaan pemeriksaan dan evaluasi jembatan dilakukan dengan menggunakan metode visual dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menganalisis data-data yang diperoleh dari lapangan. Metode pemeriksaan dilakukan berdasar Panduan Pemeriksaan Jembatan Bridge Management System (BMS) 1993. Pemeriksaan Khusus jembatan dilakukan dengan menggunakan Non Destructive Test berupa Schmidt Hammer Test. Dari hasil pemeriksaan didapatkan kerusakan yang terjadi yaitu spalling, retak, bugshole, korosi, tulangan terekspose, honeycomb, retak dan drumminess. Keseragaman mutu elemen struktur termasuk baik dengan nilai konversi kuat tekan 488,76 kg/cm2 pada gelagar dan pelat lantai jembatan. Nilai koefisien variasi menurut ACI 214R-11 menunjukkan tingkat keseragaman mutu yang sempurna dengan nilai variasi 5,46%. Kondisi jembatan Petaunan berada pada Nilai Kondisi 3 menurut BMS 1993, Menurut Visual Catalog of Reinforced Concrete Bridge Damage California Department of Transportation (CDOT) kerusakan pada jembatan Petaunan dikategorikan pada Level III
PRESERVATION OF ORGANIC MATTER AS AFFECTED BY VARIOUS CLAY CONTENTS IN AN ACID SOIL:BENEFICIAL IMPACT ON GROUNDNUT YIELD ANDA, MARKUS; SURYANI, ERNA; KURNIA, UNDANG
Jurnal Tanah dan Iklim (Indonesian Soil and Climate Journal) No 27 (2008): Juli 2008
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jti.v0n27.2008.%p

Abstract

Systematic study on the effect of various clay contents on organic C dynamic and groundnut yield (Arachis hypogea) in upland acid soils has not received any attention. The objectives of the study were: (i) to assess the capability of various soil clay contents to preserve organic C, (ii) and to relate the effects of soil clay fraction and organic C on groundnut yield of an acid soil (Ultisol). The soil clay content was artificially adjusted to 15, 30, 45, 60 and 75%. Each soil clay percentage was thoroughly mixed with finely ground rice straw at the rate equals to 0.5, 1, 2, 3, 4, and 5% of organic C. The soil was then transferred into a pot and planted with corn (Zea mays)for the first 6 months and followed by groundnut for further 6 months. The experiment was arranged in a split plot design with three replications under glasshouse conditions. Results for the first 6 months have been published elsewhere. Hence, results for the last 6 months were presented here. Soil clay was the major factor responsible for the preservation of organic C as indicated by (i) the increased soil organic C with increasing clay fraction, and (ii) the low mineralization rate as shown by CO2-C: total C ratio from low to high 75<60<45<30<15% soil clay. It is observed that every 15% clay increment could preserve another 0.3% organic C for the period of 12 months. The increased soil organic C could linearly increase groundnut yield for 15 and 30% clay and quadratic yield for 45 and 60% clay. The maximum grain yield was 25.7-27.6 g pot-1 (equals to 2.9-3.1 t ha-1), which was obtained at 30-45 % clay containing 1.8-1.9% soil organic C.
KARAKTERISTIK MINERALOGI DAN FISIKO-KIMIA TANAH-TANAH DARI ABU VULKANIK DI HALMAHERA, MALUKU UTARA, INDONESIA Suryani, Erna; Hikmatullah, Hikmatullah; Suratman, Suratman
Jurnal Tanah dan Iklim (Indonesian Soil and Climate Journal) Vol 39, No 2 (2015)
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jti.v39n2.2015.86-98

Abstract

Abstrak. Informasi tentang sifat-sifat tanah dari abu vulkanik di Pulau Halmahera bagian utara Maluku, masih sedikit. Untuk itu sifat morfologi, fisiko-kimia dan mineralogi dari enam profil tanah telah diteliti untuk menentukan jika tanah memenuhi sifat tanah andik. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2013-2014. Komposisi mineral pasir ditentukan dengan metode line counting, dan mineral liat dengan X-Ray Difractometer melalui penjenuhan Mg2+. Analisis sifat fisiko-kimia tanah meliputi: tekstur (metode pipet), pH tanah diukur di dalam H2O dan 1 M KCl (rasio tanah dan larutan 1:5); C organik (Walkley and Black); N total (Kjeldahl); P dan K total (ekstraksi HCl 25%), P tersedia (ekstraksi Olsen dan Bray I); Ca, Mg, K, Na dapat tukar dan KTK (ekstraksi NH4OAc pada pH 7,0), kejenuhan basa (persentase jumlah basa-basa); total hara mikro Fe, Mn, Cu, Zn, B, Ni, Cr, dan Mo (ekstrasi HNO3 + HClO4). Hasil penelitian menunjukkan tanah berwarna coklat gelap sampai hitam pada lapisan atas, konsistensi gembur, tekstur sedang dengan kandungan pasir >40%. Mineral pasir didominasi oleh gelas vulkanik, labradorit, bitownit, augit dan hiperstin, sedikit andesin dan olivin yang menunjukkan abu vulkanik bersifat andesit-basalt. Fraksi liat didominasi oleh alofan dan haloisit. Tanah memiliki C organik tinggi (>3,0%) pada lapisan atas dan menurun dengan kedalaman. Reaksi tanah agak masam (pH H2O 6,0-6,5), KTK tanah rendah sampai tinggi (4-29 cmolc kg-1) dan kejenuhan basa tinggi (>35%). Retensi P tinggi (31-78%), demikian juga dengan pH NaF (9,23-10,92). Alo+0,5Feo bervariasi dari 0,32-5,56% dan indeks sifat tanah andik: [%(Alo+0,5Feo) x 15,625 + (% gelas vulkanik)] >36,25. Retensi air pada 1.500 kPa <15%. Lima profil memenuhi sifat tanah andik diklasifikasi sebagai Andisols, dan profil lainnya sebagai Inceptisols. Kelas kesesuaian lahan termasuk sangat sesuai (S1) sampai sesuai marginal (S3) untuk tanaman pangan lahan kering, dengan faktor pembatas KTK rendah di sebagian profil, disamping bahaya erosi pada daerah berlereng >3%. Abstract. Information of soil properties formed on volcanic ashes in the northern Halmahera Island, Maluku, is rather scanty. We studied the morphological, physicho-chemical characteristics and mineralogical of six soil profiles to determine whether these soils meet the andic soil properties. This study was conducted in 2013-2014. Sand mineral composition was determined using line counting, and clay mineral by X-Ray Difractometer with Mg2+saturation. Analysis of physicho-chemical properties are: texture (pipette method), soil pH was measured in H2O and 1 M KCl at a 1:5 soil/solution ratio; organic C (Walkley and Black); total-N (Kjeldahl), total-P and total K (HCl 25% extraction); available-P (Olsen or Bray I extraction), and exchangeable bases and CEC (NH4OAc pH 7.0); base saturation (sum of bases percentage); total-micronutrients Fe, Mn, Cu, Zn, B, Ni, Cr, and Mo (HNO3 + HClO4 extraction). The topsoil was dark brown to black in color, medium texture (sand content > 40%) and friable in consistency. The composition of sand fraction was dominated by volcanic glasses, labradorite, bitownite, augite and hypersthene, with some andesine and olivine, indicating that the volcanic ash has andesit-basaltic properties. The clay fraction dominated by allophane and halloysite. These soils had a high organic C content (> 3.0%) in the topsoil which decreased with depth, slightly acidic in reaction (pH H2O 6.0-6.5), low to high CEC (4-29 cmolc kg-1) and high base saturation (>35%). The P retention was high (31-78%) and so was pH NaF (9.23-10.92). Alo+0.5Feo varied from 0.32-5.56%, and [%(Alo+0.5Feo) x 15.625 + (% volcanic glasses)] was >36.25. Water retention at 1.500 kPa was <15%. Five profiles met the andic soil properties; thus, classified as Andisols, and the rests were classified as Inceptisols. Suitability evaluation showed that the land was very suitable to marginally suitable for upland food crops, whith the low CEC and high erosian hazard on land with slopes >3% as the limiting factors.
PREDIKSI KUAT TEKAN PERVIOUS PAVING DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) Suryani, Erna; Wari, Wahyu Naris
Construction and Material Journal Vol 1, No 1 (2019): Construction and Material Journal Vol. 1 No. 1 Maret 2019
Publisher : Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pervious Paving (Paving Berpori) adalah material konstruksi yang terbuat dari semen, air, agregat dan bahan campuran lainnya. Paving berpori dapat diapilkasikan pada trotoar, area bermain dan jalan perumahan. Dengan menggunakan paving berpori air akan langsung meresap, sehingga akan mencegah adanya genangan air pada lapis permukaan paving. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan AAPA (Australian Asphalt Pavement Association) dimana dilakukan sistem Trial Eror. Campuran yang digunakan adalah 1:4, dengan menggunakan gradasi terbuka. Kuat tekan yang di rencanakan yaitu 18,00 MPa, masuk dalam kategori mutu B untuk tempat parkir mobil, pejalan kaki dan taman kota. Campuran paving menggunakan abu sekam padi sebagai reduksi semen dengan persentase 0%, 10%, 20% dan 30%. Pelaksanaan pekerjaan dimulai dari pengambilan bahan baku, pengujian material, perencanaan komposisi dan pembuatan benda uji dengan ukuran P = 21 cm, L = 11,5 cm dan T = 6 cm. Uji kuat tekan dilakukan untuk mengetahui pengaruh abu sekam sebagai bahan reduksi semen pada Paving Berpori. Nilai kuat tekan yang didapatkan akan menjadi input pada program Matlab untuk mendapatkan pemodelan Persamaan Empiris dengan ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) sehingga didapatkan nilai kuat tekan dari berbagai komposisi penambahan bahan abu sekam. Dari hasil penelitian didapatkan persentase tertinggi dicapai pada tambahan abu sekam 30%.Kata kunci : Abu sekam, Artificial Neural Network (ANN), Pervious Paving, Kuat tekan, Persamaan EmpirisPervious Paving is a construction material made from cement, water, aggregate and other materials. Pervious paving can be applied to right on sidewalks, play ground and residential roads. By using Pervious Paving, the water will absorb quickly, so it will prevent the puddles on the surface layer. AAPA (Australian Asphalt Pavement Association) is the reserach methode which we used with Trial and Eror. The mixture of ingredients is 1: 4 with the open gradation. The compressive strength designed is 18 MPa, which is in category B for parking car, pedestrian and city park. Paving mixture consisted of rice husk ash as cement reduction with a percentage of 0%, 10%, 20% and 30%. The work starting from the taking of raw materials, material testing, composition planning and the making of specimens with sizes P = 21 cm, L = 11.5 cm and T = 6 cm. The compressive strength test was conducted to determine the effect of husk ash addition. The compressive strength will be input to the Matlab program to obtain the Empirical Equation modelling with ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN). Based on the results of the study, the highest percentage was achieved in the mixture with an addition of 30% rice husk ash.Keywords: Rice husk ash, Artificial Neural Network (ANN), Pervious Paving, Compressive strength, Empirical Equation
PENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK SURYANI, EUIS ERNA
Pedagogiana : Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 8 No. 84 (2021): Pedagogiana - Jurnal Pendidikan Dasar
Publisher : Lembaga Kajian dan Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47601/AJP.29

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyususn RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses dalam perencanaan proses pembealajaran. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasiaktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kemampuan guru SD di SDN Sukatenang 03 Kecamatan Sukawangi dalam menyusun RPP masih rendah, banyak guru yang belum mampu menyusun RPP dengan sistematika yang lengkap dan sistematis, oleh karena itu perlu sekali diadakan pembinaan melalui supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan guru tersebut dalam menyusun RPP. Supervisi yang dilakukan ini merupakan bantuan, arahan dan bimbingan dari kepala sekolah dasar kepada guru dengan melakukan pembinaan melalui diskusi dengan guru yang menjadi subjek penelitian tentang penyususnan RPP yang baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dapa tmeningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil penilaian RPP yang dilakukan dalam penelitian selama duasiklus. Kemampuan guru dalam menyusun RPP berdasarkan penilaian setiap komponen RPP guru pada siklus kesatu mencapai nilai rata-rata 74,44%, kemudian pada siklus kedua meningkat menjadi 86,46%. Secara individual pencapaian nilai RPP guru berdasarkan indikator keberhasilan setiap komponen, pada siklus kesatu baru mencapai rata-rata 41,88%, kemudian pada siklus kedua mencapai 89,74%. Dengan demikian pelaksanaan penelitian ini, telah mencapai keberhasilan sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang ditentukan oleh peneliti.
Characteristics of Ultisols derived from basaltic andesite materials and their association with old volcanic landforms in Indonesia Purwanto, Setiyo; Gani, Rachmat Abdul; Suryani, Erna
SAINS TANAH - Journal of Soil Science and Agroclimatology Vol 17, No 2 (2020): December
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/stjssa.v17i2.38301

Abstract

The common problem with Ultisols is their low pH and soil fertility, with liming and fertilization being common solutions to overcome this problem; however, studies on Ultisol soil parent materials are still rare. This study aimed to examine the characteristics of Ultisols derived from andesite and basaltic andesite parent materials. In 2016–2017, five Ultisol pedons (P8, P9, P10, P11, and P15) were sampled from basaltic andesites and other associations. The five pedons consisted of 19 soil samples. The chemical and mineralogical properties of the soils were analyzed. It was found that the color of the basaltic andesite Ultisols varied from hue of 2.5 YR to 10 YR, with value of 3–5 and chroma of 2–8. The Ultisols derived from andesite/diorite (P8) were dominated by rock fragments (52–77%), while those derived from andesitic breccia (P9) were dominated by opaques (62–67%), those from basaltic andesite tuff/lava by weathering minerals (44–52%) and hydragilite (28–34%), those from basaltic andesite (P11) by quartz (48%) and (P15) by opaques (79–89%). The mineral reserves varied from very low (0–4%) in pedons P8, P9, P11, and P15 to very high (> 40%) in pedon P10. The results of this study are expected to be used as a guide for future agricultural development on Ultisols.
OPTIMASI PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) DAN SOIL AND WATER ASSESSMENT TOOL (SWAT) (SUATU STUDI DI DAS CIJALUPANG, BANDUNG, JAWA BARAT) Erna Suryani; Suria Darma Tarigan
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 11 No 2 (2009): Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan
Publisher : Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.097 KB) | DOI: 10.29244/jitl.11.2.63-70

Abstract

The use and management of land resource which are unsuitable with its land capability will cause physical, chemical and biological-damage to the land and will disturb  its hydro-orological function. The damage of land resources in a watershed needs improvement to increase its land quality. Optimal land use management planning based on its land suitability and hydrological aspects become important and need to be applied. The objectives of the study were: 1) To analyze land use change at Cijalupang Watershed, 2) To evaluate SWAT capability to predict impact of land use change on the hydrologic characteritics of the watershed, and 3) To provide land use plan based on land quality and hydrologic characteritics of the watershed. The result showed that optimizing land use management by integrating GIS and SWAT model at the Cijalupang Watershed was capable to increase land quality of the watershed. This was shown by the improvement of its land use capability to create better hydrological condition by decreasing run off 2.1 % and increasing base flow and lateral flow 0.4% and 0.4%  respectively.
Land Suitability and Direction of Strategic Agricultural Commodities in East Kalimantan to Support the Development of the New Nation’s Capital of Republic of Indonesia Sukarman Sukarman; Erna Suryani; Husnain Husnain
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v15n1.2021.1-12

Abstract

Abstract. The development of the new nation's capital in East Kalimantan must be supported with sufficient food supply. An Agricultural buffer zone must be provided as production area of food crops, horticulture, plantation, and livestock to suffice the food needs. The planning of landuse arrangement in the area required land suitability assessment for various agricultural commodities. The purpose of this paper is to provide information of land suitability in East Kalimantan Province that support the development plan of the new capital of the Republic of Indonesia. Literature studies of the previous research in East Kalimantan Province are carried out by the Indonesian Center for Agricultural Land Resources Research and Development (ICALRRD), as well as other research institutions. Based on the researches by ICALRRD conducted between year 2016-2019, the land suitable for agriculture is quite extensive (7.7 million ha), mostly for dry land farming. It is classified as suitable (S) mainly for plantation, forage, dry land food, horticulture, and upland rice, especially rainfed paddy. Only a small part is suitable for swamp lowland paddy field or tidal paddy field. The efforts to develop the regions include: (1) the expansion of new areas called as extensification (E), and a little through intensification (I). Extensification is conducted by cultivating superior commodities on new opening land that were previously in the form of shrubs or swampy shrubs, and open area or pasture. The available area for extensification program in East Kalimantan is 2.728 million ha. (2) The intensification program is carried out through the development of commodities in the existing land by strengthening the application of land technology, water management, crops varieties selection and cultivation techniques covering 73.2 thousand ha.Abstrak. Rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, perlu didukung oleh kawasan penyangga pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan) untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Perencanaan penyusunan kawasan tersebut memerlukan data kesesuaian lahan berbagai komoditas pertanian. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan informasi data tentang kesesuaian lahan di Provinsi Kalimantan Timur dalam mendukung rencana pembangunan ibukota baru Republik Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi literatur dari hasil penelitian di Provinsi Kalimantan Timur, baik yang dilaksanakan oleh Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), maupun lembaga penelitian lain. Berdasarkan data hasil penelitian BBSDLP antara tahun 2016-2019, lahan yang sesuai untuk pertanian cukup luas (7,7 juta ha), terutama untuk pertanian lahan kering. Lahan yang tergolong kelas sesuai (S) sebagian besar untuk tanaman perkebunan, pakan ternak, pertanian tanaman pangan lahan kering, hortikultura, dan padi sawah tadah hujan. Hanya sedikit yang sesuai untuk pertanian padi rawa lebak atau padi pasang surut. Upaya yang dapat ditempuh untuk membangun kawasan ini adalah: (1) melalui perluasan areal baru atau ekstensifikasi (E) tanaman perkebunan, pakan ternak, pertanian tanaman pangan lahan kering, hortikultura, dan padi sawah tadah hujan, pada lahan bukaan baru yang sebelumnya berupa semak belukar atau semak belukar rawa, lahan terbuka atau padang rumput seluas 2,728 juta ha. (2) melalui program intensifikasi (I) dilakukan melalui pengembangan komoditas di lahan sawah eksisting melalui penguatan aplikasi teknologi pengelolaan lahan, pengelolaan air, penggunaan varietas unggul, dan teknik budidaya, seluas 73,2 ribu ha.
Land Suitability and Direction of Strategic Agricultural Commodities in East Kalimantan to Support the Development of the New Nation’s Capital of Republic of Indonesia Sukarman Sukarman; Erna Suryani; Husnain Husnain
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v15n1.2021.1-12

Abstract

Abstract. The development of the new nation's capital in East Kalimantan must be supported with sufficient food supply. An Agricultural buffer zone must be provided as production area of food crops, horticulture, plantation, and livestock to suffice the food needs. The planning of landuse arrangement in the area required land suitability assessment for various agricultural commodities. The purpose of this paper is to provide information of land suitability in East Kalimantan Province that support the development plan of the new capital of the Republic of Indonesia. Literature studies of the previous research in East Kalimantan Province are carried out by the Indonesian Center for Agricultural Land Resources Research and Development (ICALRRD), as well as other research institutions. Based on the researches by ICALRRD conducted between year 2016-2019, the land suitable for agriculture is quite extensive (7.7 million ha), mostly for dry land farming. It is classified as suitable (S) mainly for plantation, forage, dry land food, horticulture, and upland rice, especially rainfed paddy. Only a small part is suitable for swamp lowland paddy field or tidal paddy field. The efforts to develop the regions include: (1) the expansion of new areas called as extensification (E), and a little through intensification (I). Extensification is conducted by cultivating superior commodities on new opening land that were previously in the form of shrubs or swampy shrubs, and open area or pasture. The available area for extensification program in East Kalimantan is 2.728 million ha. (2) The intensification program is carried out through the development of commodities in the existing land by strengthening the application of land technology, water management, crops varieties selection and cultivation techniques covering 73.2 thousand ha.Abstrak. Rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, perlu didukung oleh kawasan penyangga pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan) untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Perencanaan penyusunan kawasan tersebut memerlukan data kesesuaian lahan berbagai komoditas pertanian. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan informasi data tentang kesesuaian lahan di Provinsi Kalimantan Timur dalam mendukung rencana pembangunan ibukota baru Republik Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi literatur dari hasil penelitian di Provinsi Kalimantan Timur, baik yang dilaksanakan oleh Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), maupun lembaga penelitian lain. Berdasarkan data hasil penelitian BBSDLP antara tahun 2016-2019, lahan yang sesuai untuk pertanian cukup luas (7,7 juta ha), terutama untuk pertanian lahan kering. Lahan yang tergolong kelas sesuai (S) sebagian besar untuk tanaman perkebunan, pakan ternak, pertanian tanaman pangan lahan kering, hortikultura, dan padi sawah tadah hujan. Hanya sedikit yang sesuai untuk pertanian padi rawa lebak atau padi pasang surut. Upaya yang dapat ditempuh untuk membangun kawasan ini adalah: (1) melalui perluasan areal baru atau ekstensifikasi (E) tanaman perkebunan, pakan ternak, pertanian tanaman pangan lahan kering, hortikultura, dan padi sawah tadah hujan, pada lahan bukaan baru yang sebelumnya berupa semak belukar atau semak belukar rawa, lahan terbuka atau padang rumput seluas 2,728 juta ha. (2) melalui program intensifikasi (I) dilakukan melalui pengembangan komoditas di lahan sawah eksisting melalui penguatan aplikasi teknologi pengelolaan lahan, pengelolaan air, penggunaan varietas unggul, dan teknik budidaya, seluas 73,2 ribu ha.
Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Pembelajaran Kooperatif Metode Think Pair Share pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Mataram Erna Suryani
Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran Vol 4, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.278 KB) | DOI: 10.33394/jk.v4i2.1122

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ekonomi melalui pembelajaran kooperatif metode Think Pair Share pada siswa kelas sembilan SMAN 3 Mataram. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif metode Think Pair Share memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas sembilan Ilmu Sosial di SMAN 3 Mataram, di mana terdapat peningkatan pada siswa Skor standar pada setiap siklus yaitu siklus I (33,33%), siklus II (66,66%), dan siklus III (93,33%). Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran mata pelajaran ekonomi melalui metode kooperatif think pair share pada siswa kelas XI di SMAN 3 Mataram. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kelas dengan dua siklus. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes. Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share memiliki pemikiran positif dalam meningkatkan pembelajaran siswa di  kelas XI IPS-1 di SMA Negeri 3 Mataram yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus I (33,33%), siklus II (66,66%), dan siklus III (93,33%).