Anhar Solichin
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Departemen Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro

Published : 77 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HASIL TANGKAPAN JUVENIL UDANG DI PERAIRAN SUNGAI DAN MUARA WULAN, DEMAK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERANGKAP Istigfarin, Amalia Nur; Hendrarto, Boedi; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) VOLUME 5, NOMOR 4, TAHUN 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.624 KB)

Abstract

ABSTRAK Perairan Sungai dan Muara Wulan, Demak merupakan wilayah perairan yang memiliki keanekaragaman spesies, contohnya udang. Wilayah perairan Sungai Wulan dimanfaatkan para nelayan untuk menangkap ikan, udang, kerang dan biota lainnya. Alat perangkap digunakan untuk mengetahui kondisi populasi juvenil udang yang terdapat di dasar perairan Sungai dan Muara Wulan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui jenis juvenil yang tertangkap, mengetahui adanya pengaruh lokasi penelitian, dan mengetahui pola pertumbuhan juvenil. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada tanggal 7 Mei – 4 Juni 2016.Pengambilansampeljuveniludangdilakukanpadaduastasiun yaitusungaidanmuara yang terdiridaritigatitikdalamperiode I sampaiperiode IV. Hasil tangkapan pada perangkap di simpan dalam botol sampel dan direndam dalam formalin 5%.Hasil yang diperolehdidapatkanjenisjuveniludangdari genus MetapenaeusdanPenaeus. Jumlahseluruhjuveniludang yang didapatkan di perairansungailebihsedikitdibandingkanperairanmuara. Jumlahjuveniludang genus Metapenaeus yang terperangkappadaalatlebih banyak dari genus Penaeus. Jumlah seluruh juvenil udang yang didapatkan sebanyak 103 individu. Polapertumbuhan kedua jenisjuveniludangadalahbersifat allometriknegatif.  Kata Kunci : Juvenil Udang, Muara Sungai Wulan Demak, Pola Pertumbuhan. ABSTRACT Wulan River and Estuarine in Demak have a diversity of species, such as shrimp. Wulan river exploited by fishermen to catch fish, shrimp, shellfish and others. To find out the condition of the juvenile shrimp’s population in the Wulan river and estuary, has been studied by using a trap. The study aims to find out the type of juvenile shrimps that were trapped, the growth pattern, and the effect of the location.Juvenile shrimps sampling was performed in two stations, one on the river and one other on the estuary which consist of three points in period I until period IV. Catches resulted in the trap was stored in sample bottles and was soaked in 5% formalin. It was obtained that the juvenile shrimps type collected was from MetapenaeusdanPenaeus genus. Total numbers of juvenile shrimps obtained in the river was less than in the estuary.The numbers of Metapenaeus genus trapped was more than Penaeus genus. The overall numbers of juvenile shrimps caught was 103 juveniles. The growth pattern ofjuvenile shrimps was negatively allometric..Keywords: Shrimps juvenile, Wulan River and Estuarine Demak, Growth Pattern.
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN PETEK (Leiognathus sp.) YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG DAN ARAD DI TPI TAWANG, KABUPATEN KENDAL Widjayana, Ayu Okta; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.094 KB)

Abstract

Jaring cantrang dan arad adalah alat tangkap yang masih beroperasi di perairan Kabupaten Kendal.Ikan petek merupakan ikan demersal yang sering tertangkap dengan alat tangkap arad, dan cantrang. Ikan Petek masuk kedalam kategori ikan ekonomis penting komersil nomor tiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui produksi dan komposisi ikan yang tertangkap dengan alat tangkap cantrang dan arad di TPI Tawang, Kabupaten Kendal, dan untuk mengkaji sebagian dari aspek biologi dari ikan petek hasil tangkapan dari kedua alat tangkap yaitu hubungan panjang dan berat, faktor kondisi , ukuran Pertama Kali Tertangkap (L50%), tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, ukuran pertama ikan matang gonad (Lm50%), dan fekunditas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan bulan Desember 2014 sampai Januari 2015. Metode dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana. Dalam penelitian ini diperlukan data primer dan sekunder. Data primer diambil 10% dari total hasil tangkapan yang digunakan untuk mengetahui beberapa aspek biologi ikan Petek, sedangkan data sekunder meliputi data produksi ikan Petek pada tahun 2011 sampai dengan 2014. Hasil tangkapan cantrang dan arad ada 5 jenis yang sering tertangkap yaitu Kuniran, Petek, Kapasan, Cumi, Belong pada cantrang  dan teri, cumi, petek, kuniran dan belong pada arad. Struktur ukuran Ikan Petek yang tertangkap pada Cantrang dan Arad  berada pada ukuran 46 mm - 220 mm, ukuran pertama kali tertangkap (L50%) pada keduanya 125mm. Sifat pertumbuhan pada hasil tangkapan Cantrang yaitu isometrik sedangkan  hasil tangkapan Arad bersifat allometrik negatif dengan nilai Kn sebesar 1,13 dan 1,21. Ikan Petek yang tertangkap dengan alat tangkap Cantrang dan Arad sebagian besar ber- TKG III dan TKG IV. Ikan Petek Jantan pertama kali matang gonad (Lm50%) lebih cepat dari ikan petek betina, dan fekunditas berkisar antara 47.800-204.800 butir. Nilai CPUE  harian terbesar pada hasil tangkapan Cantrang dan Arad adalah43 Kg/Trip dan 37 Kg/Trip. Cantrang and Arad nets fishing gear is still operating in the waters of Kendal district. Petek fish is a demersal fish are often caught in Arad and cantrang fishing gear. Petek fish is the third of economic important fish category. The purpose of this study was to determine the production and composition of the fish caught by cantrang and Arad fishing gear in TPI Tawang, Kendal, and to examine some of the aspects of the biology of the lenght and weight relatioship, condition factor , first time caught size (L50%), the level of maturity of gonads, gonad maturation index, the first measure of cooked fish gonads (Lm50%), and fecundity of petek fish which catched by arad and payang fishing gear. This research was conducted in the month of December 2014 to January 2015. The method in this research is survey method. This sampling method using simple random sampling method. In this study required primary and secondary data. The primary data was taken 10% of the total catch is used to determine several aspects of fish biology Petek, while secondary data includes data Petek fish production in 2011 through . There are 5 types are often caught in payang and arad fishing gear is Kuniran, Petek, Kapasan, calamari, Belong on cantrang, and anchovies, squid, petek, kuniran and belong in Arad. The size structure of the petek fish caught in cantrang and Arad are the size of 46 mm - 220 mm, the size of the first caught (L50%) in both 125 mm. The nature of growth in catches cantrang namely isometric while catches of Arad is negative allometric with Kn value of 1.13 and 1.21. The most of Petek fish which caught by  Arad and cantrang fishing gear is on TKG TKG III and IV. Males Petek fish  mature gonads (Lm50%) is faster than females  petek fish, and fecundity ranged from 47.800-204.800 grains. The most of daily CPUE value  in catches cantrang and Arad is 43 Kg / Trip and 37 Kg / Trip.
Pengaruh Ekstrak Bawang Putih ( Allium sativum ) dengan Dosis yang Berbeda terhadap Lepasnya Suckers Kutu Ikan ( Argulus sp. ) pada Ikan Koi (Cyprinus carpio) Wijayanto, Dimas Surya Mahendra; Solichin, Anhar; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.999 KB)

Abstract

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu ikan hias air tawar yang memiliki bentuk dan warna tubuh yang menarik. Salah satu masalah yang sering dianggap sebagai penghambat dalam budidaya ikan adalah apabila ikan koi  mendapat serangan penyakit dan infeksi parasit. Pengendalian penyakit dalam usaha budidaya ikan selama ini  masih mengandalkan obat kimia, namun efek obat ini dapat menyebabkan  pencemaran perairan. Ada beberapa bahan alami / tanaman yang dapat digunakan sebagai obat, misalnya bawang putih.Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober-Desember 2012 di Laboratorium Hidrologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. Tujuan penelitian  untuk mengetahui efektivitas penggunaan ekstrak bawang putih dengan dosis yang berbeda terhadap pelepasan sucker kutu ikan dan dosis optimum ekstrak bawang putih air yang mampu melepaskan / lepasnya   Argulus sp. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Konsentrasi ekstrak bawang putih yang digunakan adalah 0 % (kontrol),  4 %, 8% dan 12 %. Hasil yang didapatkan yaitu pelepasan sucker kutu ikan pada ikan koi pada perlakuan A (dosis 4 %) adalah 32 menit 36 detik, perlakuan B (dosis 8 %) 27 menit 12 detik, perlakuan C (dosis 12 %) 8 menit 12 detik. Dari hasil uji sidik ragam (ANOVA) perlakuan berbeda sangat nyata. Hubungan konsentrasi terhadap pelepasan sucker kutu ikan  pada ikan koi diperoleh persamaan Y = -3,092 x + 46,95 dengan koefisien determinasi sebesar R2= 0,911. Berdasarkan uji statistika ini diperoleh konsentrasi ekstrak bawang putih yang menghasilkan dosis optimum adalah sebesar 6,33%  Kondisi tingkah laku ikan pada akhir penelitian menunjukkan gejala yang normal dan kualitas air berada pada kisaran yang cukup optimal. Kondisi tingkah laku ikan pada akhir penelitian menunjukkan gejala yang normal dan kualitas air berada pada kisaran yang cukup optimal.
ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus tenuipes DI PERAIRAN PEMALANG, JAWA TENGAH Biological Aspect Assessment of Metapenaeus tenuipes Shrimp on Pemalang, Central Java Yulianti, Aida Tri; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.244 KB)

Abstract

Kabupaten Pemalang merupakan wilayah yang memiliki potensi perikanan, salah satunya udang Metapenaeus tenuipes. Meningkatnya penangkapan dengan jaring Arad akan mengancam kelestariannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui aspek biologi udang M. tenuipes dan status sumberdayanya seperti struktur ukuran, sifat pertumbuhan, dan aspek reproduksi. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah systematic random sampling. Pengambilan sampel dilakukan empat kali dari bulan Mei-Agustus 2016. Tempat pengambilan sampel di TPI Tanjungsari dan TPI Asemdoyong. Hasil penelitian menunjukkan nilai L50% M. tenuipes jantan 71 mm dan betina 81 mm, ½ L∞ jantan yaitu 60 mm dan betina 75 mm. L50% > 1/2 L∞ berarti ukuran udang yang tertangkap sudah cukup besar sehingga layak tangkap. Sifat pertumbuhan udang jantan dan betina yaitu alometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan berat). Nilai faktor kondisi M.tenuipes menunjukan udang betina lebih montok. Tingkat Kematangan Gonad udang M. tenuipes jantan dan betina tebanyak terdapat pada tingkatan I. Perbandingan nisbah kelamin M. tenuipes di Pemalang 1 : 1,33 dengan nisbah tersebut proses reproduksi akan berjalan baik Pemalang is area that has potential one of fishery Metapenaeus tenuipes. Increased netting Arad would threaten its sustainability. The purpose of the research to know biological aspects of M. tenuipes and resourch status, size of structure, growth, and reproduction aspects. The method used is a survey method. The sampling method used was systematic random sampling. Sampling was carried out four times from May-August 2016. The sampling sites were at TPs Tanjungsari and TPI Asemdoyong. The results showed that the L50% value of M. tenuipes was 71 mm in males and 81 mm in females, ½ L in males in 60 mm and 75 mm in females. L50%> 1/2 L∞ means that the size of the shrimp caught is large enough to be suitable for capture. The growth characteristic of male and female shrimp is negative allometrics (long growth is faster than weight). The factor value of M.tenuipes shows that female shrimp are more plump. Maturity Levels of male and female M. tenuipes shrimp found in level I. Comparison of M. tenuipes genital ratio in Pemalang 1: 1,33 with that ratio will reproduce well. 
ANALISIS KELIMPAHAN, POLA DISTRIBUSI, DAN NISBAH KELAMIN KERANG KIJING (Anodonta woodiana) DI INLET DAN OUTLET DANAU RAWAPENING JAWA TENGAH Astari, Findiani Dwi; Solichin, Anhar; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.379 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22546

Abstract

Rawapening merupakan salah satu perairan air tawar yang banyak dihuni oleh Kerang Kijing (Anodonta woodiana), namun kondisi ekologi Rawapening yang terus menurun menyebabkan terganggunya kelangsungan hidup Kerang Kijing yang ada di dalamnya, sehingga berpengaruh pada jumlah populasinya. Penelitian mengenai analisis kelimpahan, pola distribusi, dan nisbah kelamin Anodonta woodiana secara umum di Danau Rawapening masih kurang diketahui. Banyaknya materi baik organik maupun anorganik yang masuk ke Danau Rawapening yang berasal dari kegiatan masyarakat sekitar danau kemungkinan menjadi dampak pada populasi tersebut. Penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Oktober 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, pola distribusi, dan nisbah kelamin Kerang Kijing di inlet dan outlet Danau Rawapening. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan metode makroskopis di dalam pengamatan nisbah kelamin sampel. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan rumus kelimpahan populasi, Indeks Morishita untuk mengetahui pola distribusi kerang berdasarkan ukuran panjang digunakan uji Analysis of Variance, dan uji Chi-Square untuk mengetahui nisbah kelamin kerang. Hasil penelitian bahwa rataan kelimpahan  populasi pada stasiun I (inlet) DAS Rengas 3,11 ind/m²; stasiun II (inlet) DAS Ringis 7,44 ind/m²; stasiun III (outlet) DAS Kedungringin 9,67 ind/m². Angka rataan Indeks Morishita dari seluruh stasiun pengamatan kurang dari 1 (Id < 1) sehingga dapat dikatakan pola distribusi Kerang Kijing di 3 stasiun seragam. Hasil perhitungan nisbah kelamin dengan menggunakan uji Chi-Square yaitu nilai hitung X2 0,986 sehingga dapat dikatakan nisbah kelamin jantan dan betina kerang Anodonta woodiana pada tiga stasiun pengamatan tidak berbeda secara nyata (P<0,05).  Rawapening is one of freshwater habitat for swan mussel (Anodonta woodiana), but Rawapening ecological state is now threatening swan mussel that lives there, dropping its population. Research about abundance, distribution pattern, and sex ratio of Anodonta woodiana is still less known for many people. Organic and anorganic materials from people’s activity around the area that go into Rawapening Lake may have an impact of swan mussel population. This research held on October 2017. This research intend to know about abundance, distribution pattern, and sex ratio of swan mussel in inlet and outlet of Rawapening Lake. Method used for this research is descriptive method with approach of case study and macroscopic method for sex ratio sample. Data from research analyzed using abundance equation, Morishita Index for distribution pattern of swan mussel based on length using Analysis of Variance, and Chi-Square test for sex ratio. The result is abundance of swan mussel in station I (inlet) Rengas Watershed is 3,11ind/m²; station II (inlet) Ringis Watershed is 7,44 ind/m²; station III (outlet) Kedungringin Watershed is 9,67 ind/m². Average number of Morishita Index from all observation station is less than 1 (Id < 1) then it can be said that distribution pattern in all 3 observation station are similar. Calculation result for sex ratio with Chi-Square Test is that X2 0,986 then it can be said that sex ratio for male and female Anodonta woodiana in three station are not significantly different (P<0,05). 
ANALISIS KOMPETISI MAKANAN ANTARA IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus), IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) DAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI PERAIRAN WADUK WADASLINTANG KABUPATEN WONOSOBO (Analysis of Food Competition Between Java Barb (Barbonymus gonionotus), Java Tilapia (Oreochromis mossambicus) and Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) in Wadaslintang Reservoir, Wonosobo Regency) Kurnia, Rahanti; Widyorini, Niniek; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.28 KB)

Abstract

Ikan tawes (B. gonionotus), ikan mujair (O. mossambicus) dan ikan nila (O. niloticus) merupakan jenis ikan yang terdapat di perairan Waduk Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Waduk Wadaslintang juga memiliki KJA yang membudidayakan jenis ikan nila (O. niloticus). Berdasarkan jenis ikan yang hidup di Waduk Wadaslintang, maka akan memiliki peluang kompetisi makanan terhadap sumberdaya makanan yang tersedia di perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makanan ikan tawes, ikan mujair dan ikan nila sehingga dapat mengetahui kompetisi makanan yang terdapat di dalamnya, selain itu juga untuk mengetahui kelimpahan jenis plankton di perairan Waduk Wadaslintang. Penelitian dilakukan bulan Mei 2017 di kawasan perairan Waduk Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Jumlah sampel ikan yang diperoleh 41 ekor. Kelimpahan jenis plankton yang terdapat di perairan Waduk Wadaslintang berkisar antara 424-8376 ind/l dengan jenis fitoplankton yang berasal dari kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Xantophyceae dan Zygnematophyceae. Hasil dari perhitungan Index of Preponderance, ikan tawes, ikan mujair dan ikan nila (non KJA) memanfaatkan kelas Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya, sedangkan ikan nila (KJA) memanfaatkan pakan buatan yang diduga pelet sebagai makanan utamanya dan kelas Bacillariophyceae sebagai makanan pelengkapnya. Berdasarkan hasil perhitungan tumpang tindih dan luas relung, diketahui beberapa kelompok yang memiliki peluang kompetisi makanan. Kelompok I adalah ikan tawes yang bersifat selektif sehingga tidak memiliki peluang kompetisi makanan, kelompok II adalah ikan mujair dan ikan nila (non KJA) yang memiliki peluang kompetisi tertinggi. Java barb (B. gonionotus), java tilapia (O. mossambicus) and nile tilapia (O. niloticus) are  type of fish contained in the waters of Wadaslintang Reservoir, Wonosobo Regency. Wadaslintang reservoir has a floating net cage (KJA) that cultivate the type of Nile Tilapia (O. niloticus). Based on the type of fish live in Wadaslintang Reservoir it will have a chance of food competition to available food resources in the waters. The research aimed to know food habits Java barb, Java tilapia and Nile tilapia that it can know the food competiton contained in it, moreover that it to know about the abundance of plankton in Wadaslintang reservoir. This research held on May 2017 in the Wadaslintang reservoir, Wonosobo regency. A total of fish is 41. The abundance of plankton in Wadaslintang reservoir ranged between 424-8376 ind/L with the type of phytoplankton derived from Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Xantophyceae and Zygnematophyceae. The result from Index of Preponderance of java barb, java tilapia and nile tilapia (non KJA) utilized Bacillariophyceae as the main food, while nile tilapia (KJA) utilized an artificial feeds which is supposed to pellets as the main food and Bacillariophyceae as the complementary food. Based on niche overlap, there are some groups have an opportunities for food competition. First group is Java barb that haven't an opportunities for food competition because java barb is a selective fish, second group are Java tilapia and nile tilapia (non KJA) have a highest opportunities for food competition.
VALUASI EKONOMI DAN ANALISIS KESESUAIAN WISATA DI PANTAI SIGANDU DESA KLIDANG LOR KABUPATEN BATANG Economic Valuation and Tourism Suitability Analysis in Sigandu Beach, Klidang Lor Village, Batang Regency Hanifah, Diah; Solichin, Anhar; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 3 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.074 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i3.24249

Abstract

 ABSTRAK Pantai Sigandu merupakan objek wisata alam yang sangat potensial. Keberadaan Pantai Sigandu mampu membantu perekonomian daerah Kabupaten Batang. Mengingat pentingnya keberadaan objek wisata tersebut maka diperlukan suatu kajian yang mampu mengestimasi besarnya nilai ekonomi dari kegiatan wisata di Pantai Sigandu, serta menganalisa kesesuaian wisata pantai untuk rekreasi agar dapat digunakan dalam pengembangan dan pengelolaan objek wisata tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 - Januari 2019 dengan bertujuan untuk mengetahui profil dan tipologi wisatawan; menghitung nilai ekonomi pariwisata berdasarkan Travel Cost Method (TCM); dan menganalisa kesesuaian wisata berdasarkan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW). Penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan metode pengambilan data primer menggunakan teknik wawancara terhadap 100 wisatawan, dengan bantuan kuisioner serta melakukan sampling lapangan untuk analisis kesesuaian wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik wisatawan memiliki kisaran usia 20-40 tahun dengan tingkat pendidikan SMA/SMK. Nilai ekonomi yang diperoleh berdasarkan metode biaya perjalanan atau TCM di Pantai Sigandu yaitu sebesar Rp. 31.038.289.140,00 per tahun dengan biaya rata-rata sebesar Rp. 120.140,00 per individu. Nilai Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Pantai Sigandu termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1) yaitu tidak memiliki faktor pembatas dalam suatu penggunaan tertentu secara lestari, atau hanya memiliki pembatas yang kurang berarti dan tidak berpengaruh secara nyata. ABSTRACT Sigandu Beach is a potential natural tourism object. The existence of Sigandu Beach is able to increase the economy of the Batang Regency. The existence of a tourism object is important, so it is needed a study to estimate the tourism economic value of Pantai Sigandu, as well as to analyze the suitability of coastal tourism for recreation so that it can be used in development and management of this tourism object. This study was conducted in December 2018 - January 2019. It aims to find out the profile and typology of tourists; to calculate the economic value of tourism based on Travel Cost Method (TCM); and to analyze tourist suitability based on the Tourism Suitability Index. This study is a quantitative with a primary data method use a interview technique for 100 tourist with the help of questionnaires and do measures of the field for Tourism Suitability Analysis. Results of the study show that characteristics of tourist respondents have an age range of 20-40 years old with high school/ vocational education level. The economic value was obtained based on TCM in the Sigandu Beach, which is Rp. 31,038,289,140.00 per year with an average cost of Rp. 120,140.00 per individual. The Tourism Suitability Index value in the Sigandu Beach is included in the very appropriate category (S1), it does not have a limiting factor in a particular use sustainably, or it only has a less significant limitation and does not have a significant effect.
KOMPOSISI TANGKAPAN CANTRANG DAN ASPEK BIOLOGI IKAN BELOSO (Saurida tumbill) DI PPP BAJOMULYO, JUWANA Dewi, Afina Nursa; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.983 KB)

Abstract

Perairan Kabupaten Pati memiliki potensi perikanan. Salah satu jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap cantrang di perairan ini dan bernilai ekonomis tinggi adalah ikan Beloso (Saurida tumbill). Dalam mengelola sumberdaya ikan Beloso yaitu mengetahui kondisi atau status sumberdaya ikan Beloso dibutuhkan data aspek biologi, karena itu diperlukan suatu kajian yang meliputi komposisi hasil tangkapan, struktur ukuran, hubungan panjang berat, panjang pertama kali tertangkap, tingkat kematangan gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad, indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas dan CPUE Ikan Beloso yang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bajomulyo selama penelitian. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2015 dan Januari 2016. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey, metode pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan metode pengumpulan data yaitu  dengan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pola pertumbuhan Ikan Beloso bersifat allometrik negatif dengan persamaan W=0,0022L2,006. Ukuran rata-rata pertama kali tertangkap Ikan Beloso (L50%) adalah 330 mm. Nilai L∞ sebesar 693 mm dan 1/2 L∞ sebesar 346 mm. Persentase terbesar tingkat kematangan gonad Ikan Beloso jantan terdapat pada TKG II yaitu 35,59 % sedangkan Ikan Beloso betina persentase terbesar terdapat pada TKG IV yaitu 61,90 %. IKG  untuk jantan berkisar antara 0,071% sampai 2,558% dan betina berkisar 0,42% sampai 6,31%. Nilai r = 0,971 untuk hubungan panjang dengan fekunditas, nilai r = 0,982 untuk hubungan berat dengan fekunditas. Nilai Catch per Unit Effort (CPUE) tertinggi pada tanggal 21 Desember 2015 yaitu 967 kg/kapal dan terendah pada tanggal 22 Desember 2015 yaitu 187 kg/kapal dan cenderung mengalami fluktuasi. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan agar ketersediaan ikan Beloso tetap terjaga yaitu mengawasi penggunaan jaring cantrang dengan ukuran (mesh size) yang sesuai dengan Permen Kelautan dan Perikanan Nomor 02 Tahun 2011 bahwa ukuran mata jaring cantrang yang diperbolehkan yaitu yang berukuran lebih dari 2 inchi. Pati waters have the potential fishery. One of the high-value fish species found in these waters are Beloso fish (Surida tumbill). Belosos were caught in cantrang fishing gear and had a high economic value. Data of biological aspect is needed in order to determine the condition or status of Beloso fish resources, Therefore we need a study was to determine the long-weight relationship, condition factor, the size of the first captured, the size of the first ripe gonads, gonad maturity level (GML), gonad maturation index, fecundity and daily catch per unit effort of Beloso. The study was conducted in December 2015 and January 2016. The research collected with survey method, sample random sampling, primary and secondary data. The results obtained that Beloso fish growth pattern in negative allometric equation W = 0,0022L2,006. The average of first caught size of Beloso fish (L50%) was 330 mm. L∞ obtained by 693 mm and ½ L∞ value of 346 mm. The largest percentage of male Beloso fish level gonad maturity contained in the GML II that is 35.59 % while the percentage of female Beloso fish are most at GML IV is 61.90 %. IKG small for males ranged from 0,071% to 2,558% and females ranging from 0.42% to 1.86%. The value r = 0.947 for a long relationship with fecundity, r = 0.982 to severe ties with fecundity. The highest value of Catch per Unit Effort (CPUE) was on December 21, 2015 i.e 967 kg/vessel and the lowest was on December 22, 2015 i.e 187 kg/vessel and prone to fluctuation. Management efforts to can doing the availability of fish Beloso maintained that oversees the use of nets cantrang with size (mesh size) in accordance with Ministry of Marine and Fisheries No. 02 of 2011 that the mesh sizes permitted cantrang is larger than 2 inches.
Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Menggunakan Alat Tangkap Bubu Lipat yang Didaratkan di TPI Tanjung Sari Kabupaten Rembang Arios, Anthonius Hot; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.671 KB)

Abstract

Bubu merupakan jenis alat tangkap ikan yang dioperasikan secara pasif di dasar perairan. Secara umum bubu dapat digolongkan sebagai alat penangkap yang berbentuk seperti kurungan atau berupa ruangan tertutup dimana ikan-ikan tidak dapat keluar lagi. Materi yang digunakan dalam penelitan adalah alat tangkap bubu lipat dan rajungan  hasil tangkapan diukur berat untuk analisis struktur ukuran berat,produksi harian untuk menganalisis CPUE harian. Materi tersebut di dapat dari hasil melaut selama 1 bulan di Perairan Jawa Kabupaten Rembang. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sistematik random sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jumlah, jenis, dan kelimpahan rajungan  yang tertangkap dengan alat tangkap bubu lipat di TPI Tanjung Sari,Rembang, mengetahui Catch Per Unit Effort  (CPUE)  rajungan  dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat di TPI Tanjung Sari, mengetahui strukur ukuran berat rajungan  dengan menggunakan bubu lipat, mengetahui status atau tingkat pemanfaatan optimal produksi rajungan  harian per satuan upaya penangkapan (CPUE). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa spesies rajungan yang didapat selama penelitian adalah Portunus sp. produksi alat tangkap bubu rajungan  sebesar  591,76 kg, struktur ukuran berat dan frekuensi rajungan  yang tertangkap dengan bubu didominasi oleh kelas kelas 161.1-187.9 gr yaitu frekuensi sebanyak 736 ekor dan terendah oleh kelas  300-326.8 gr dengan jumlah frekuensi sebanyak 27 ekor rajungan ,dan CPUE yang tertinggi pada hari ke-26 yaitu sebanyak 5,75 kg/trip dengan total dan CPUE terendah terjadi pada hari ke-7 yaitu sebesar 4,22 kg/trip dengan CPUE rata-rata 4,55 kg/tri dengan rata-rata total produksi 19,73kg/hari dan rata-rata CPUE 3,95kg/trip/hari. Dalam penyusunan konsep pengelolaan perlu diadakan pendataan produksi dan trip hasil tangkapan bubu sehingga perkembangan eksploitasinya dapat terus di pantau pada setiap tahunnya.
ASPEK BIOLOGI IKAN LAYUR (Trichiurus lepturus) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP MORODEMAK Vianita, Ririn; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.706 KB)

Abstract

Ikan Layur (Trichiurus lepturus) merupakan ikan demersal dan salah satu komoditas ekspor yang banyak ditemukan di pantai-pantai Jawa dan muara-muara sungai di Sumatera. Produksi perikanan saat ini masih didominasi oleh hasil penangkapan dari laut. Dengan adanya penangkapan yang tidak akan pernah berhenti, maka perlu adanya suatu pengelolaan terhadap sumberdaya tersebut. Aspek biologi merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan Layur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologis ikan Layur yang mencakup hubungan panjang-berat, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad, fekunditas, ukuran pertama kali tertangkap, serta ukuran pertama kali matang gonad berdasarkan hasil tangkapan di PPP Morodemak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan teknik pengambilan sampel secara sistematik random sampling. Jenis data yang digunakan yaitu data primer yang didapatkan dari hasil tangkapan dengan cara mengambil 10% dari total hasil tangkapan ikan yang didaratkan. Pengambilan sampel dilakukan  sebanyak 4 kali pada bulan Maret – April 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pertumbuhan ikan Layur bersifat alometrik negatif, dengan nilai b yaitu sebesar 2,68. Nilai faktor kondisi ikan Layur adalah 1,106 yang berarti ikan Layur memiliki tubuh kurang pipih. Nilai fekunditas terbesar yang diperoleh yaitu 230.692 butir dan fekunditas terkecil sebanyak 147.844 butir. Tingkat kematangan gonad didominasi TKG I, karena ikan Layur belum memasuki musim pemijahan, dan nilai indeks kematangan gonad bervariasi yaitu antara 0,021% - 5,015%. Ukuran pertama kali matang gonad (L50%) ikan Layur adalah 743 mm. Ukuran pertama kali tertangkapnya ikan Layur adalah 563 mm, hal ini menunjukan bahwa ikan sudah layak tangkap berdasarkan nilai L50% > ½ L∞. Ribbon Fish (Trichiurus lepturus) is one of the demersal are found on the coasts of Java and estuaries in Sumatra. Fishery production is still dominated by fishing from the sea. By fishing that will never stop, therefore it needs a good management of these resources. Aspects of biologyis one of the information that can be used as a basis in the management and utilization resources of Ribbon Fish. The purpose of this research was to determine the biological aspects of Ribbon Fish which includes length-weight relationship, condition factor, Gonad Maturity Level, fecundity, size of the first captured fish, as well as the size of the first ripe gonads based on catching in PPP Morodemak. The method that used was a survey method, the technique of sampling was systematic random sampling. The type of data used was primary data obtained from the catching by taking10% of the total catching fish landed. Sampling was carried out 4 times in March-April 2014. The results show that Ribbon fish growth was allometric negative, the value of b was 2.68. Ribbon fish condition factor value was 1.106 which means less Ribbon fish had flattened bodies. The biggest fecundities value was 230.692 and the smallest grains value was 147.844. The gonads maturity level was dominated by TKG I, as yet entered Ribbon fish spawning season, and gonad maturity index which varied between 0.021% - 5.015%. The size of the first ripe gonads (L50%) was 743 mm. The first Ribbon Fish captured size was 563 mm, it indicated that the fish was worth catching based on its value L50%>½ L ∞.
Co-Authors A'in, Churun Abdul Ghofar Abdul Ghofar Abdul Ghofar, Abdul Adi, Faiz Prasetya Afifatul Isroliyah Afina Nursa Dewi, Afina Nursa Agustiari, Arinta Maulidina Agustin, Arninda Dwi aliffyana, firanika Amalia Nur Istigfarin, Amalia Nur Andani, Yustutik Angga Yan Prayudha Aninditia Sabdaningsih Anjayanti, Lulu Anthonius Hot Arios Arif Rahman Asrika Yupina Sembiring Astari, Findiani Dwi Ayu Okta Widjayana, Ayu Okta A’in, Churun Bambang Argo Wibowo Bambang Sulardiono Boedi Hendrarto Churun Ain Delahoya, Christian DIAH AYUNINGRUM Dian Wijayanto Dimas Rahmat Ramadhian, Dimas Rahmat Dimas Surya Mahendra Wijayanto Djoko Suprapto Ethan Yapanani Farida, Latiful Febyansyah Nur Abdullah, Febyansyah Nur Gustilah, Lillah Haeruddin Haeruddin Hanggoro, Adnan Lintang Hanifah, Diah Helfiana Tiuriska Perangin-angin Huda, Anisa Arifatul Iin Ika Wahyuni Kartika Widya Iswara Katon, Muhammad Rajes Kharisma Ayu Zeina Halisah Kurnia, Rahanti Kusumaningtyas, Nurul Fadhilah Laksana, Mahalani Jati Leni Barokah, Leni Marbun, April Yani Marwulandari, Riyani Maulana Dhimas Kuncoro Max Rudolf Muskananfola Merantika Puspaningdiah Monica, Soraya Chandra Niniek Widyorini Nisak, Yuyun Khoirun Norma Afiati Novrizal Soni Riswandha, Novrizal Soni Nugraha, Muhammad Rizky nurul latifah Nurul Mukhlish Bakhtiar Oktavianto Eko Jati Pramesti Budi Widyaningrum Pratik Primas Akbar Pujiono Wahyu Purnomo Putri Nur Arifah, Putri Nur Qonitah, Afifah Ririn Vianita Ristina, Mafi Rosa Anggraeni, Rosa Sakina, Kurnia Sakti, Akbar Parasukma Sarah Az Zahra Sari, Katrina Dwika Sari, Verina Setiani, Heny Siti Rudiyanti Siti Yuliani Rochmatin Sofiana Sofiana, Sofiana Sri Lestari Subiyanto - Sulistiawan, Rudi Suradi Wijaya Saputra Suradi Wijaya Saputra Sutrisno Anggoro Syiva Nur Anggraeni, Syiva Nur Taufani, Wiwiet Teguh Tyas, Diani Estining Viyoga, Handika Wahyu Wahyu Kurniawan Wahyu Rizkiyana Wicaksono, Anangga Rifqi Wiwiet Teguh Taufani Yasintia Aryanov Soekiswo Yuliani, Tina Anggun Yulianti, Aida Tri Ziana, Silvia Mei Zuleca, Maulidina Ziva