Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KELIMPAHAN LARVA IKAN BERDASARKAN FASE BULAN DI PADANG LAMUN PANTAI PRAWEAN, JEPARA Hidayaturrohmah, Fitriana; Sulardiono, Bambang; Taufani, Wiwiet Teguh
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.306 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22666

Abstract

Perairan Prawean Jepara, merupakan salah satu wilayah pantai dengan garis pantai terluas di pesisir Jepara. Kondisi morfologi yang terdapat pada pantai ini memiliki komunitas padang lamun yang relatif subur yang mempengaruhi kelimpahan larva ikan. Larva ikan merupakan tahap awal dari pertumbuhan ikan. Larva juga dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan bagi kelulushidupannya. Fase bulan yang berhubungan dengan pasang surut akan mempengaruhi hasil dari kelimpahan larva ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan larva ikan pada kerapatan lamun di fase bulan yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - April 2018. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan penentuan titik sampling menggunakan metode purposive sampling di 3 stasiun baik pada saat pasang dan surut di fase bulan berbeda. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah larva ikan yang tertangkap sebanyak 1382 ind/900m3 terdiri dari 8 famili yakni: Apogonidae (7), Blennidae (415), Engraulidae (34), Gobiidae (521), Lutjanidae (218), Mugillidae (60), Mullidae (25) dan Nemipteridae (102). Larva famili yang tertangkap secara keseluruhan, Gobbidae (larva yang paling banyak tertangkap) dan Apogonidae (jumlah paling sedikit). Nilai korelasi antara kelimpahan larva ikan dengan kerapatan lamun yaitu sebesar r = 0,546; 0,628; 0,784 dan 0,791. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kelimpahan dan komposisi famili larva ikan dengan kerapatan lamun.  Prawean Jepara waters are one of the coastal areas with the widest coastline on the coast of Jepara. The morphological conditions found on this beach relatively has fertile seagrass communities that affect the abundance of fish larvae. Fish larvae is the initial stage of fish growth. Larvae is also influenced by many environmental factors for their life. The phases of the moon associated with tides will affect the results of the abundance of fish larvae. This study aims to determine the type and abundance of fish larvae in seagrass density in different moon phases. The study was conducted in March - April 2018. The method used was a survey method with the determination of sampling points using purposive sampling method at 3 stations both at high tide and low tide in different moon phases. The results obtained showed that the number of fish larvae caught was 1382 ind/900m3 consisting of 8 families: Apogonidae (7), Blennidae (415), Engraulidae (34), Gobiidae (521), Lutjanidae (218), Mugillidae (60) , Mullidae (25) and Nemipteridae (102). The family find overall larvae, Gobbidae (the most caught larvae) and Apogonidae (is the least caught larvae). The correlation value between the abundance of fish larvae with seagrass density is equal to r = 0.546; 0.628; 0.784 and 0.791. Based on this, it can be concluded that there is a close relationship between abundance and composition of fish larvae families with seagrass density.
KAJIAN BIOLOGI PERIKANAN PADA CUMI – CUMI Photololigo duvaucelii (d’Orbigny, 1835) YANG DIDARATKAN DI TPI TAMBAK LOROK SEMARANG Study on Fisheries Biology of Indian Squid (Photololigo duvaucelii d’Orbigny, 1835) in TPI Tambak Lorok Semarang Kusumawardani, Ayudiana; Ghofar, Abdul; Taufani, Wiwiet Teguh
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 1 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.444 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i1.24221

Abstract

ABSTRAK Photololigo duvaucelii merupakan salah satu jenis cumi – cumi yang memiliki nilai ekonomis penting di TPI Tambak Lorok Semarang. Produksi cumi – cumi merupakan hasil tangkapan dari alam, upaya penangkapan yang semakin tinggi dapat menyebabkan penurunan stok sumberdaya cumi – cumi. Perlu adanya kegiatan yang dapat melestarikan sumberdaya agar tetap berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek biologi P. duvaucelii di Tambak Lorok yang meliputi hubungan panjang berat, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad dan karakteristik pertumbuhan alometri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2018. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dari log ML(mantle length) dan log W (weight) umtuk mengetahui hubungan panjang beratnya. Nilai hubungan panjang berat P. duvaucelii mempunyai persamaan W = 0,024L1,580pada jantan dan W = 0,003L2,043 pada betina dengan nilai slope (b) 1,580 dan 2,043. Nilai slope tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan P. duvaucelii bersifat allometrik negatif.  Nilai faktor kondisi (Kn) 1,037 pada jantan dan 1,063 pada betina, nilai tersebut menunjukkan spesies ini tergolong memiliki badan yang kurus. Pertumbuhan panjang mantel (ML) P. duvauceliitumbuh lebih lambat dibanding organ tubuh lain, kecuali terhadap berat tubuhnya. Tingkat kematangan gonad yang paling dominan dari P. duvaucelii jantan dan betina adalah TKG I (belum matang gonad). ABSTRACT Photololigo duvaucelii is one of the commercially important squid resources in TPI Tambak Lorok Semarang. Squid production mainly comes from nature, high fishing effort can cause a decrease in squid resource stock. Cacth in squid fisheries must be accompanied by other activity which to be able to increase population whilst maintain sustainable resources of the squid. This work aimed to study on fisheries biological which included length – weight relationship, condition factor, gonad maturity and gonado somatic index, also to learn morphometry characteristic of the P. duvaucelii in Tambak Lorok Semarang. This study was done in April – Mei 2018. Sample were collected using simple random sampling. A simple linear regression was used to describe the relationship between the log ML (mantle length) and the log W (weight). The length – weight relationship was expressed as  W = 0,024L1,580 for male and W = 0,003L2,043 for female. Slope value (b) shows the growth of P. duvaucelii was negatively allometric. Conditon factor values in this research amounted to 1,037 for male and 1,063 for female, the range of this condition factor showed that the species has a flat body shape. Growth for mantle length (ML) of P. duvaucelii slower than other organs, except with the body weight. Maturity stages of P. duvauceliimale and female in this research dominated by maturity stages I (immature). 
STRUKTUR KOMUNITAS LARVA IKAN PADA SAAT PASANG SURUT DI MUARA SUNGAI MOROSARI SAYUNG, DEMAK Pahingguan, Prayogi; Sulardiono, Bambang; Taufani, Wiwiet Teguh
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.039 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22571

Abstract

Muara Sungai merupakan perairan semi tertutup yang terletak di bagian hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut sehingga memungkinkan untuk terjadinya pencampuran dua massa air, yakni air tawar dan air laut. Tujuan penelitian untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan larva ikan, mengetahui perbedaan struktur komunitas pada saat pasang dan surut. Metode yang di gunakan adalah metode survei yang dilaksanakan pada bulan Mei 2018 di Muara sungai Morosari Sayung, Demak. Sampling dilakukan pada 3 stasiun dengan kondisi pasang dan surut. Variabel yang diukur antara lain Komposisi, Kelimpahan Larva ikan dan Struktur komunitas pada saat pasang dan surut. Hasil penelitian didapatkan Larva ikan pada saat pasang di stasiun I sebanyak 43 ind, stasiun II diperoleh larva  ikan sebanyak 22 ind dan stasiun III sebanyak 34 ind. Hasil penelitian didapatkan pada saat surut di stasiun I sebanyak 24 ind, stasiun II 22 ind dan stasiun III sebanyak 34 ind. Keseluruhan larva ikan yang tertangkap terdiri dari 10 famili yaitu Nemipteridae, Mugilidae, Gobiidae, Ambassidae, Acrididae, Chanidae, Engraulidae, Labridae, Scatophagidae dan Lactaridae. Indeks keanekaragaman pada saat pasang termasuk dalam kategori rendah dan sedang dengan nilai berkisar 0,99-1,6. Indeks keseragaman berkisar antara 0,78-0,91 maka tergolong kedalam kategori tinggi atau stabil. Nilai indeks Dominasi termasuk kedalam dominasi rendah dan sedang dengan nilai berkisar antara 0,22-0,40. Nilai indeks keanekaeragaman pada saat surut masuk dalam kategori rendah dan sedang dengan nilai berkisar 0,91-1,41. Indeks keseragaman berkisar 0,66-0,91 masuk dalam kategori stabil. Dominasi berkisar antara 0,32-0,45, dengan nilai tersebut maka dapat dikategorikan Dominasi sedang.  Estuary is a semi-closed waters located in the downstream part of the river and still in contact with the sea, allowing for mixing of two water masses, namely fresh water and sea water. The purpose of this research is to find out the composition and abundance of fish larvae, to know the differences in community structure during high and low tide levels. The method used in this research is a survey method conducted in May 2018 in the river estuary of Morosari Sayung, Demak. Sampling was carried out at 3 tidal and low tide stations. Variables measured include Composition and Abundance of fish larvae and community structures during highs and low tide level. The research result showed that 43 ind larvae at high tide at station I, were 22 ind at stations II, were obtained and 34 ind stations III. The results of the research were obtained at low tide at station I as many as 24 ind, station II 22 ind and station III as many as 34 ind. All captured fish larvae consist of 10 families namely Nemipteridae, Mugilidae, Gobiidae, Ambassidae, Acrididae, Chanidae, Engraulidae, Labridae, Scatophagidae and Lactaridae. The diversity index value at the high tide entered in the low and medium category ranged from 0.99 to 1.6. Uniformity lindex ranges from 0.78 to 0.91 in the medium category. Domination ranges from 0.22 to 0.40, with this value the entire research station into the category there is no dominance. The diversity index value at the low tide entered in the low and medium category ranged from 0.91 to 1.41. The uniformity index ranges from 0.66 to 0.91 included in the stable category. Domination ranges from 0.32-0.45 with this value can be categorized medium. 
ANALISIS KELIMPAHAN BAKTERI DI PERAIRAN BERMANGROVE DAN TIDAK BERMANGROVE DI PERAIRAN PANTAI UJUNG PIRING, JEPARA Mahrus, Ilham Hauzan; Widyorini, Niniek; Taufani, Wiwiet Teguh
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.644 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26482

Abstract

ABSTRAKEkosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem penting yang terdapat disepanjang garis pantai perairan tropis. Ekosistem mangrove memiliki peranan ekologi yang sangat penting, salah satunya yaitu tempat berlangsungnya proses dekomposisi. Bakteri sebagai dekomposer memiliki peran penting, sehingga kelimpahan bakteri pada perairan dapat dijadikan indikator kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan bakteri, hubungannya dengan bahan organik dan mengetahui perbedaan total bakteri pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2019 di perairan Pantai Ujung Piring, Jepara dan analisis total bakteri dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Kesehatan Hewan Akuatik (MKHA), Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penanaman bakteri dilakukan menggunakan metode spread plate. Perhitungan total bakteri menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Analisis data menggunakan T-test dan Principal Component Analysis (PCA). Mangrove pada lokasi penelitian mayoritas jenis Rhizophora apiculata kemudian kelimpahan bakteri yang didapat pada kawasan bermangrove yaitu 2,5 x 103 CFU/ml sampai dengan 8,0 x 103 CFU/ml. Sedangkan tidak bermangrove 1,4 x 103 CFU/ml sampai dengan 4,6 x 103 CFU/ml. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai total bakteri termasuk kategori rendah, kemudian terdapat hubungan yang kuat antara total bakteri dengan bahan organik dan terdapat perbedaan nilai kelimpahan bakteri pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove. ABSTRACTMangrove ecosystem is one of the important ecosystems along the tropical coastline. Mangrove ecosystems have a very important ecological role which is the place where decomposition takes place. Bacteria as decomposer have an important role , therefore total bacteria in the waters can be used as indicator of environmental quality. The purpose of this study was to determine the total bacteria, its relationship with organic matter and to know the difference in total bacteria in mangrove and non-mangrove areas. This research was conducted in April 2019 at Ujung Piring Beach, Jepara and a total bacterial analysis was carried out at the Laboratory of Aquatic Animal Health Management (MKHA), Brackishwater Aquaculture Center, Jepara. Sampling used purposive sampling method, bacterial planting used Spread Plate Method, total bacterial calculation used the Total Plate Count (TPC) method, data analysis used T-test and Principal Component Analysis (PCA). the majority of mangrove species are Rhizophora apiculata then total bacteria obtained in the mangrove area were 2.5 x 103 CFU/ml to 8.0 x 103 CFU/ml. While in the non-mangrove area were 1.4 x 103 CFU/ml to 4.6 x 103 CFU/ml. The conclusion is that the total bacterial value is in the low category, then there is a strong relationship between total bacteria and organic matter and there are differences in total bacteria among mangrove and non- mangrove area. 
BIOEKOLOGI BINTANG LAUT (ASTEROIDEA) DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KECIL, KEPULAUAN KARIMUNJAWA Setyowati, Desy Andaru; Supriharyono, Supriharyono; Taufani, Wiwiet Teguh
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.965 KB)

Abstract

Kepulauan Karimunjawa secara geografis, terletak di sebelah Barat Laut Kota Jepara. Kawasan Taman Nasional Laut Karimunjawa memiliki fungsi utama yaitu sebagai kawasan konservasi. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Perairan Pulau Menjangan Kecil memiliki banyak biota laut salah satunya yaitu Bintang Laut (Asteroidea). Pentingnya mempelajari Bintang Laut ini yaitu bahwa Bintang Laut memiliki fungsi sebagai pembersih serasah detritus di zona intertidal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi terumbu karang, sebaran Bintang Laut, letak kedalaman Bintang Laut dan hubungannya. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016 dan bulan Mei 2017. Materi dari objek penelitian ini adalah data persentase tutupan terumbu karang dan sebaran Bintang Laut yang terletak pada sisi barat dan sisi timur Pulau Menjangan Kecil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik sampling yang digunakan yaitu Random Sampling. Hasil pengukuran parameter fisika–kimia yang didapat pada penelitian ini yaitu normal. Hasil persentase tutupan terumbu karang masih dalam kondisi yang cukup baik. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini Bintang Laut yang ditemukan yaitu Linckia laevigata pada kedalaman 100-450 cm dengan kisaran diameter 20–30 cm, Nordoa tuberculata  pada kedalaman 50-150 cm dengan kisaran diameter 1–20 cm dan Culcita novaeguinae pada kedalaman 100–200 cm dengan kisaran diameter 20–25 cm. Letak sebaran bintang laut yaitu berada pada karang hidup, karang mati, pecahan karang, substrat pasir dan lamun. Hubungan sebaran Bintang Laut dengan kedalaman yaitu dipengaruhi oleh faktor makanan. Adapun kondisi perairan di Pulau Menjangan Kecil saat malam hari yaitu banyak biota laut yang muncul menampakkan diri seperti ikan hiu, ular laut, ikan buntal, dan zooplankton yang dapat mengeluarkan cahaya berwarna biru. Karimunjawa Islands, located in north west of Jepara. Taman Nasional Karimunjawa region has a main function for conservation area. Most of the population are fishermen. The waters of Menjangan Kecil Island have many marine biota, one of them is starfish (Asteroidea). So important for studying about starfish, because it has function for detritus litter in the intertidal zone. The purpose of this research is to identify starfish distribution, vertically, relationships of them and condition of coral reefs and they relationships. The research was do in November 2016 and May 2017. Materials of this research are percentage of coral reef covers, and the distribution of starfishon the east and west sides of Menjangan kecil island. This research uses descriptive method. Random sampling were used in this study. The comparison of physical-chemical parameters in this research on temperature and depth data are slightly different. The percentage in coral reef is in good condition. The result of starfish is founded Linckia laevigata in depth 100-450 cm with diameter 20-30 cm, Nordoa tuberculata in depth 50-150 cm with diameter 1-20cm and Culcita novaeguinae in depth 100-200 cm with diameter 20-25 cm. The location of starfishs are on living coral, dead coral, fractions of coral, sands, and seagrass. The relation beetween the distribution of starfishs and the deeps is influented by food habit factor. As for the condition of Menjangan Kecil Island on night so many nocturnal biota such as shark, sea snake, fish, and zooplankton wich can glows blue light.
ANALISIS TEKSTUR SEDIMEN DAN BAHAN ORGANIK TERHADAP KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI MUARA SUNGAI JAJAR, DEMAK Simanjuntak, Siska Lestari; Muskananfola, Max Rudolf; Taufani, Wiwiet Teguh
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.5 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22665

Abstract

Sungai Jajar merupakan salah satu sungai besar yang aliran sungainya banyak dimanfaatkan penduduk sekitar. Kondisi ini akan berdampak terhadap kualitas perairan yang dapat mengakibatkan suatu pencemaran. Makrozoobentos merupakan hewan yang hidup di dasar perairan dan dapat dijadikan sebagai bioindikator karena habitat hidupnya relatif menetap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tekstur sedimen, kandungan bahan organik, kelimpahan makrozoobentos, hubungan tekstur sedimen dengan bahan organik; tekstur sedimen dengan kelimpahan makrozoobenthos; dan hubungan bahan organik dengan kelimpahan makrozoobenthos. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2018 menggunakan teknik purposive random sampling dengan total 6 stasiun. Sampel yang diambil adalah substrat dan makrozoobenthos. Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai fraksi sand berkisar antara 3,66 -8,40%; fraksi silt berkisar antara 1,29-1,80% dan fraksi clay berkisar antara 89,89-94,81%. Jenis makrozoobentos yang ditemukan dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu: Gastropoda (Cerithidea sp, Terebra sp, Pila sp, Murex sp, Urosalpinx sp, Filopaludina sp dan Telescopium sp), Bivalvia (Anadara sp, Mesodesma sp, Mytillus sp) dan Polychaeta (Nereis sp). Kelimpahan individu berkisar antara 280-2320 ind/m2 dengan kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun III dan kelimpahan terendah pada stasiun I. Kandungan bahan organik berkisar antara 6,73-9,4 %. Hubungan bahan organik dengan tekstur sedimen memiliki korelasi yang cukup erat. Hubungan antara tesktur sedimen dengan kelimpahan makrozoobenthos memiliki korelasi yang rendah. Hubungan bahan organik dengan kelimpahan makrozoobenthos menunjukkan hubungan yang cukup erat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,557.                 Sungai Jajar is one of the major rivers where the river flows are widely used by local people. This condition will have an impact on water quality which can cause a pollution. Macrozoobenthos are organism that live in the bottom of the water and can be used as bioindicators because their habitat is relatively sedentary. The purpose of this study was to determine sediment texture, organic matter, abundance of macrozoobenthos, sediment textures relationship with abundance of macrozoobenthos; relationship of organic matter with sediment texture; and the relationship of organic matter with abundance of macrozoobenthos. The study was conducted in March-April 2018 using purposive random sampling method technique with a total of 6 stations. The samples taken were substrate and makrozoobenthos. The result refers that sand fraction value ranged from 3,66%-8,40%; Silt fraction ranged from 1,29%-1,80% and clay fraction ranged from 89,89%-94,81%. Macrozoobenthos found in three classes are: Gastropods (Cerithidea sp, Terebra sp, Pila sp, Murex sp, Urosalpinx sp, Filopaludina sp and Telescopium sp), Bivalvia (Anadara sp, Mesodesma sp, Mytillus sp) and Polychaeta (Nereis sp). Individual abundance ranged from 280-2320 ind/m2 with the highest abundance found at station III and the lowest abundance at station I.  The content of organic material ranges from 6,73% -9,4%. The relationship of organic matter with sediment texture has moderate correlation. The relationship between sediment texture and abundance of macrozoobenthos has low correlation. The relationship of organic matter with abundance of makrozoobenthos shows a fairly strong relationship with a correlation coefficient of 0,557.
Analisis Konsentrasi Limbah Rumah Pemotongan Unggas (RPU) terhadap Pertumbuhan dan Indeks Fisiologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Skala Laboratorium Concentration of Poultry Slaughterhouse Waste on Growth and Physiology Index of Tilapia (Oreochromis niloticus) in Laboratory Scale Dewi, Prasasti Anugrahini; Rudiyanti, Siti; Taufani, Wiwiet Teguh
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 9, No 1 (2020): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.757 KB) | DOI: 10.14710/marj.v9i1.27753

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan ikan tergantung dari kondisi perairan tempat hidupnya. Limbah dari aktivitas pemotongan unggas yang dibuang berpotensi mencemari perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah Rumah Pemotongan Unggas (RPU) terhadap pertumbuhan dan indeks fisiologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 – Januari 2019. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL). Air limbah RPU diambil di rumah pemotongan ayam Tembalang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Ikan Nila dengan bobot 2 – 3 gr, diuji selama 28 hari menggunakan konsentrasi limbah berturut-turut 0% v/v, 10% v/v, 20% v/v, 30% v/v, dan 40% v/v dari nilai LC50 – 96 Jam sebesar 129,865 ml/. Parameter yang dianalisis meliputi pertumbuhan biomassa mutlak, indeks fisiologi, dan kualitas air yang terdiri dari DO, pH, dan temperatur. Hasil pengujian limbah RPU terhadap pertumbuhan Ikan Nila menunjukkan rata-rata pertumbuhan berat ikan tertinggi ada pada konsentrasi D (12,986 ml/l), yaitu 4,71 gram, dan pertumbuhan terendah pada konsentrasi A (51,946 ml/l), yaitu 1,51 gram. Hasil pengujian limbah RPU terhadap CF (Condition Factor) yaitu 0 ml/l adalah 3,10; 51,946 ml/l adalah 3,88; 38,959 ml/l adalah 4,02; 25,973 ml/l adalah 2,84; dan 12,986 ml/l adalah 3,09. Hasil LSI berturut-turut yaitu 0 ml/l rata-adalah 1,20; 51,946 ml/l adalah 3,65; 38,959 ml/l adalah 3,06; 25,973 ml/l adalah 2,07; dan 12,986 ml/l adalah 1,41. Hasil GSI (Gonad Somatic Index) berturut-turut yaitu 0 ml/l adalah 0,50 ; 51,946 ml/l adalah 0,20 ; 38,959 ml/l adalah 0,35; 25,973 ml/l adalah 0,35; dan 12,986 ml/l adalah 0,42. ABSTRACTFish's growth depends on the water condition of their habitat. Waste in the form of slaughtered poultry slaughtering activities has the potential to pollute the waters. This study aims to determine the effect of Poultry Slaughterhouse Waste on the growth and physiological index of Tilapia (Oreochromis niloticus). The study was conducted in November 2018 - January 2019. The method used was an experimental method with a completely randomized design pattern. Slaughterhouse waste water is taken at Tembalang chicken slaughterhouses. The data collection method uses direct observation. The experimental design of this study was using Tilapia with a weight of 2-3 grams, tested for 28 days using concentrations of waste respectively 0% v/v, 10% v/v, 20% v/v, 30% v/v, and 40% v/v of the LC50 - 96 Hours value of 129,865 ml / L. Parameters analyzed included absolute biomass growth, physiological index, and water quality consisting of DO, pH, and temperature. The results of slaughterhouse waste testing on the growth of Tilapia showed that the highest average weight growth of fish was at concentration D (12,986 ml / l), which was 4,71 gram, and the lowest growth was at concentration A (51,946 ml / l), which was 1,51 gram. The results of slaughterhouse's waste testing on CF (Condition Factor) that is 0 ml / l are 3,10; 51,946 ml / l is 3,88; 38,959 ml / l is 4,02; 25,973 ml / l is 2,84; and 12,986 ml / l is 3,09. The consecutive LSI results, ie 0 ml / l, were 1.20; 51,946 ml / l is 3.65; 38,959 ml / l is 3.06; 25,973 ml / l is 2.07; and 12,986 ml / l is 1.41. The result of GSI (Gonad Somatic Index) in a row that is 0 ml / l is 0.50; 51,946 ml / l is 0.20; 38,959 ml / l is 0.35; 25,973 ml / l is 0.35; and 12,986 ml / l is 0.42.
Dinamika Populasi Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Cilacap Rahmawati, Rizki Amalina; M.Si, Anhar Solichin; Taufani, Wiwiet Teguh
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 3 (2022): JFMR on December
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.03.6

Abstract

Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan salah satu komoditas yang banyak didaratkan di PPS Cilacap. Terjadinya penurunan produksi ikan Cakalang di PPS Cilacap selama 10 tahun terakhir menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi stok ikan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai parameter populasi ikan Cakalang. Pengambilan data primer dilakukan pada November 2019-Januari 2020 menggunakan metode acak sederhana dengan jumlah sampel 934 ekor, sedangkan data sekunder berupa data produksi ikan Cakalang tahun 2010-2018. Analisa data dilakukan untuk mengetahui struktur ukuran, hubungan panjang bobot, faktor kondisi, Lc50%, Lm, parameter pertumbuhan, mortalitas total (Z), mortalitas alami (M), mortalitas penangkapan (F), tingkat eksploitasi (E) dan MSY. Data dianalisa dengan menggunakan program FiSAT-II. Panjang ikan yang tertangkap berkisar antara 310-790 mmFL dan bobot 200-8600 gram. Analisa panjang bobot menunjukkan ikan bersifat alometrik positif dengan persamaan W = 0,000006005L3,16. Analisa pertumbuhan menunjukkan L∞ sebesar 850 mmFL, koefisien pertumbuhan 0,34 pertahun dan to -0,1941 pertahun. Mortalitas total (Z) ikan sebesar 1,29 pertahun, mortalitas penangkapan (F) 0,94 pertahun dan mortalitas alami (M) 0,35 pertahun. Tingkat eksploitasi (E) telah mencapai 0,73 pertahun yang menunjukkan tingkat ekploitasi berlebih   Skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) is one of commodities that landed in PPS Cilacap. The decline in fish production of skipjack tuna in PPS Cilacap over the past 10 years has raised concerns about the condition of the fish stocks. This study aims to find out information about the parameters of fish populations. Primary data collection was carried out in November 2019-January 2020 using a simple random method with a total number of 934 samples, while secondary data were from fish production data of skipjack tuna from 2010-2018. Data analysis was carried out to determine the size structure, weight length relationship, condition factors, Lc50%, Lm, growth parameters, total mortality (Z), natural mortality (M), capture mortality (F), exploitation rate (E) and MSY. Data were analyzed using the FiSAT-II program. The length of fish caught ranges from 310-790 mmFL and weighs 200-8600 grams. Weight length analysis shows fish are allometric positive with the equation W = 0,000006005L3,16. Growth analysis shows L∞ of 850 mmFL, growth coefficient of 0,34 per year and to -0,1941 per year. Total (Z) fish mortality is 1,29 per year, fishing mortality (F) is 0,94 per year and natural mortality (M) is 0,35 per year. The level of exploitation (E) has reached 0,73 per year indicating the level of overexploitation.
KEMAMPUAN MANGROVE Avicennia sp., DAN Rhizophora sp. DALAM FITOREMEDIASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb), TEMBAGA (Cu) DAN KADMIUM (Cd) DI KAWASAN MANGROVE, TRIMULYO, GENUK, SEMARANG Dharmaningtyas, Nimas; Muskananfola, Max Rudolf; Taufani, Wiwiet Teguh
Jurnal Pasir Laut Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Master Program of Aquatic Resources Management, Department of Aquatic Resources, Undip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpl.2022.54066

Abstract

Fitoremediasi merupakan upaya penggunaan tanaman dan bagian-bagiannnya untuk dekontaminasi limbah pencemaran logam berat yang berasal dari lingkungannya, seperti timbal (Pb), tembaga (Cu), dan kadmium (Cd), dimana salah satu tanaman yang digunakan adalah mangrove. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan fitoremediasi pada mangrove jenis Avicennia sp. dan Rhizophora sp. Terhadap timbal (Pb), tembaga (Cu) dan kadmium (Cd). Penelitian dilakukan pada Juli - Oktober 2020. Metode penelitian menggunakan metode survei yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana. Sampel yang diambil yaitu sedimen, akar dan daun mangrove. Sampel kemudian dianalisa dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Nilai temperatur pada stasiun I dan II masing-masing yaitu 28,85º C dan 29,83º C. Nilai pH 7,0 dan 7,1 Do 8,9 dan 8,7 dan nilai salinitas 7,6 ppt dan 32,0 ppt. Nilai BCF spesies Avicennia sp. pada pada logam Pb, Cu, dan Cd masing-masing 0,669; 0,414 hasil TCF spesies Avicennia sp. 0,879; 0,900; dan 0. Hasil perhitungan BCF spesies Rhizophora sp. pada pada logam Pb, Cu, dan Cd masing-masing 1,650; 0,060 dan 0, hasil perhitungan TCF spesies Rhizophora sp. masing-masing 0,373; 0,400 dan 0 . Berdasarkan hasil nilai BCF dan TCF didapatkan bahwa kedua spesies mampu melakukan fitoremediasi terhadap logam berat.
Laju Mortalitas dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Layang Deles (Decapterus macrosoma) Berdasarkan Data di PPN Pekalongan Astuti, Menur Puji; Saputra, Suradi Wijaya; Taufani, Wiwiet Teguh
Jurnal Harpodon Borneo VOLUME 14 NO. 1 APRIL 2021
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/harpodon.v14i1.1891

Abstract

Ikan Layang merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang bernilai ekonomis penting. Penelitian dilakukan pada Agustus-November 2020 Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan. Pengambilan sampel menggunakan metode sistematik random sampling, dilakukan satu kali dalam setiap bulan. Analisis data diantaranya struktur ukuran, LC50%, LM50%, parameter pertumbuhan, laju mortalitas dan tingkat eksploitasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur ukuran ikan Layang pada kisaran 140-220mm. LC50% = 186 mm lebih besar dibandingkan LM50% ikan Layang jantan 180 mm dan betina 171 mm. K =  2,00 dan L∞ = 221 mm. Mortalitas total (Z) = 4,02, nilai F = 2,41, M = 1,61 dan tingkat eksploitasi (E) = 0,60 yang menunjukkan tingkat pemanfaatan optimum.