Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Bahasa Gorontalo dan Bahasa Suwawa pada Anak Usia Dini Dakia N Djou; Asna Ntelu
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v5i2.895

Abstract

Pentingnya pengenalan prefiks bahasa Gorontalo dan bahasa Suwawa pada anak usia dini. Karena kedua bahasa tersebut digunakan masyarakat sebagai alat komunikasi serta pedoman/aturan yang mengatur tata cara berbahasa daerah yang baik dan benar sesuai dengan kaidah. Tujuan penelitian mendeskripsikan komparasi aspek morfologi bahasa Gorontalo dan Suwawa dilihat dari proses reduplikasi pada anak usia dini. Metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik komparatif. Hasil penelitian yaitu bahasa Gorontalo dan bahasa suwawa memilki bentuk yang sama. Dilihat dari penggunaan yang melekat pada bentuk dasar mengakibatkan perubahan baik pada proses morfologinya, makna, dan fungsi. Kedua bahasa tersebut memiliki hubungan yang sepadan, baik segi bentuk ataupun maknanya. Dampak dari penelitian ini adalah anak mampu menggunakan bahasa daerah Gorontalo dan Suwawa dalam kehidupan sehari-hari.
UNGKAPAN VERBAL DALAM BAHASA BUOL PADA MASYARAKAT DESA POKOBO KECAMATAN BUNOBOGU KABUPATEN BUOL Aminudin Ramly; Dakia N Djou; Asna Ntelu
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.271 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v2i2.12536

Abstract

UNGKAPAN VERBAL DALAM BAHASA BUOL PADA MASYARAKAT DESA POKOBO KECAMATAN BUNOBOGU KABUPATEN BUOL Aminudin Ramlya, Dakia N. Djoub, Asna Nteluc a Universitas Negeri Gorontalo Gorontalo, Indonesia b Universitas Negeri Gorontalo Gorontalo, Indonesia c Universitas Negeri Gorontalo Gorontalo, Indonesia *Pos-el: aminudinramly988@gmail.com, dakiandjou.ung@gmail.com, asnantelu01@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ungkapan verbal bahasa Buol dan bentuk-bentuknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah ungkapan bahasa Buol yang digunakan dalam percakapan. Sumber datanya diperoleh dari masyarakat desa Pokobo. Data tersebut dikumpul dengan menggunakan teknik simak libat cakap, teknik simak bebas cakap, teknik rekam, teknik wawancara dan teknik catat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan cara menyalin/mentranskipkripsi data hasil rekaman, menerjemahkan bahasa yang digunakan masyarakat dalam bahasa Indonesia, mengidentifikasi ungkapan, mendeskripsikan ungkapan berdasarkan bentuknya dan menyimpulkan hasil penelitian. Hasil dan pembahasan penelitian menunjukan bahwa: (1) ungkapan verbal yang digunakan oleh masyarakat desa Pokobo dalam kehidupan sehari-hari terdapat 45 ungkapan. (2) Ungkapan verbal bahasa Buol memiliki 3 bentuk yakni pepatah, semboyan dan perumpamaan. Dari ketiga bentuk tersebut yang paling sering diucapkan yakni ungkapan dalam bentuk pepatah dengan jumlah 33 ungkapan, kemudian ungkapan dalam bentuk perumpamaan dengan jumlah 10 ungkapan, sedangkan yang ketiga yakni ungkapan dalam bentuk semboyan dengan jumlah 2 ungkapan. Kata-kata Kunci: Ungkapan Verbal, Bahasa Buol
Code Mixing in Youtube Video Content of Gen Halilintar in 2019 Zulfatriani Isra; Dakia N. Djou; Fatmah AR. Umar
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 2, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.844 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v2i2.12212

Abstract

This study was aimed to identify the forms and causative factors of Code Mixing in YouTube Video Content of Gen Halilintar in 2019, by employing qualitative descriptive approach. The data was obtained from Gen Halilintar as the speaker in their YouTube Video Content in 2019, which was collected by observation and data transcription technique by identifying the observation results, sorting the results based on Code Mixing forms, analyzing the data, presenting the data, and withdraw conclusions. The findings revealed 158 data of Code Mixing from 12 YouTube videos that includes 4 forms: words, phrases, clauses, and sentences. The causative factors consists of Code Mixing limitation of use, popular use of terms, speaker and his/her personality, speaker's partner, residence, modus of discussion, topic, goals and benefits, variants an and level of speech, third speaker's presence, the act of stimulating humor, and the act of mere bragging. This study concludes with words as the most used form of code mixing of all 4 forms, while the most indluencing factor is residence.
DEIKSIS PERSONA, DEIKSIS TEMPAT, DEIKSIS WAKTU DALAM NOVEL KIDUNG RINDU di TAPAL BATAS KARYA AGUK IRAWAN MN Sarpia Yunus; Dakia N Djou; Salam Salam
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.735 KB) | DOI: 10.37905/jjll.v1i2.9233

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan deiksis persona, deiksis tempat, dan deiksis waktu dalam novel Kidung Rindu di Tapal Batas karya Aguk Irawan MN. Metode penelitian yang digunakan yakni deskriptif dengan jenis kualitatif. Data penelitian yakni kutipan berupa kalimat-kalimat yang mengandung deiksis persona, deiksis tempat serta deiksis waktu dalam novel Kidung Rindu di Tapal Batas karya Aguk Irawan MN, dengan sumber data diperoleh dari novel Kidung Rindu di Tapal Batas karya Aguk Irawan MN serta dari beberapa literatur seperti jurnal dan juga buku, dan menggunakan teknik pengumpulan data yakni dengan teknik baca dan catat. Adapun teknik analisis data menggunakan empat tahap yakni mengidentifikasi, memilah, interpretasi, dan simpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan deiksis persona orang pertama menggunakan referen saya yang merujuk kepada Iskandar, Ibu, Ahmad Ibrahim, Nanjan, seorang lelaki, Felix dan Hasyim, sedangkan deiksis persona orang kedua menggunakan referen kau yang merujuk kepada Parno, Mamut, Iskandar, Rustam, Nanjan, Felix Nei, Cornelius, Siti, Kumar, Masyarakat Jagoi Babang, Imah, dan Sipet dan deiksis persona orang ketiga menggunakan referen dia, ia yang merujuk kepada Pang Ukir, Nanjan, Felix, Seorang lelaki, Rustam, Hamdan, Sukimin, Cornelius, Nei, Mamut, Jokowi, kakek, Siti Nur Azizah, pemerintah Malaysia dan sebuah bendera. Adapun dalam deiksis tempat menggunakan referen di sini yang merujuk terhadap Jagoi Babang, pos Perbatasan, Malaysia dan rumah Nanjan dan pengunaan referen di sana merujuk terhadap Jagoi Babang, Malaysia,dada manusia, pasar Serikin dan Suriname. Terkahir deiksis waktu menggunakan referen hari ini, Nanti malam, dulu, hari minggu. kemarin, minggu depan, dan besok .
Pemertahanan Bahasa Bajo di Kabupaten Boalemo Asna Ntelu; Sayama Malabar; Dakia N Djou; Jafar Lantowa
Salingka Vol 19, No 1 (2022): SALINGKA, Edisi Juni 2022
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v19i1.717

Abstract

Bahasa Bajo adalah satu di antara bahasa daerah yang ada di Provinsi Gorontalo khususnya yang terdapat di Desa Bajo Kec. Tilamuta  Kab. Boalemo. Umum mata pencaharian Suku Bajo adalah nelayan tradisional. Suku  Bajo  pun  mulai  memiliki  mata  pencaharian  bukan  hanya  sebagai  nelayan, banyak  di  antara  mereka  yang  profesi  seperti  guru, pedagang,  petugas  kesehatan,  pegawai pemerintahan,  dan  lain  lain.  Dengan beragam profesi ini, berdampak pada penggunaan beragam bahasa pada masyarakat suku Bajo, namun penutur bahasa Bajo tetap memperlihatkan sikap positif sebagai upaya dalam pemertahanan bahasa Bajo. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian pemertahanan bahasa Bajo di Kabupaten Boalemo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemertahanan bahasa Bajo melalui sikap bahasa penutur bahasa Bajo di Desa Bajo Kec. Tilamuta Kab. Boalemo Provinsi Gorontalo. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik angket dan wawancara. Data hasil penelitian yang diperoleh dari angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian terkait penggunaan bahasa oleh masyarakat di desa Bajo, ditemukan bahwa masyarakat setempat lebih dominan menggunakan bahasa Bajo, hal ini karena masyarakat di desa Bajo tersebut mayoritas berlatar belakang suku Bajo, dibandingkan dengan suku Gorontalo atau suku lainya yang sangat minoritas di desa tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa yang lebih dominan digunakan oleh masyarakat di desa tersebut adalah bahasa Bajo (bahasa mayoritas). Penggunaan bahasa Bajo ditunjukkan melalu sikap masyarakat di Desa Bajo masih memiliki sikap positif. Hal ini ditandai oleh sejumlah ciri-ciri dari sikap bahasa, antara lain pemilihan, penggunaan dan pemertahanan bahasa. Selain itu, bahasa Bajo ini sangat mendominasi sehingga mengakibatkan adanya pergeseran bahasa daerah lainnya. Adanya pergeseran bahasa daerah lainnya mengindikasi pada adanya pemertahanan bahasa Bajo di Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo
Paanthungi, Puisi Lisan Gorontalo sebagai Media Pemertahanan Bahasa Daerah Ellyana Hinta; Asna Ntelu; Dakia Djou; NFN Zulkipli
JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Vol 11, No 1 (2022): Jentera: Jurnal Kajian Sastra
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jentera.v11i1.4874

Abstract

The purpose of this study is to describe Panthungi, Gorontalo's oral poetry as a medium for maintaining local languages. This research is descriptive in nature which is the result of a literature review related to Paanthungi. Therefore, the method used is a qualitative descriptive method. This method is intended to describe Gorontalo Oral Poetry as a Regional Language Defense Media. The data collection technique is in the form of a documentation technique by digging back into literature studies related to the Gorontalo Pantun which can be used as a medium for maintaining regional languages. The results showed that Paanthungi is a social rhyme that is sung to the accompaniment of music, dances, or without music, and is used when welcoming guests or used in traditional rituals in Gorontalo. Paanthungi or pantun is an art that needs to be developed and maintained by the people of Gorontalo because in addition to being entertaining, paanthungi also plays a very important role in protecting the Gorontalo regional language from extinction. AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Panthungi, puisi lisan Gorontalo sebagai media pemertahanan bahasa daerah. Penelitian ini bersifat deskriptif yang merupakan hasil kajian studi pustaka terkait dengan Paanthungi. Oleh sebab itu, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini dimaksudkan untuk mendiskripsikan Puisi Lisan Gorontalo Sebagai Media Pemertahanan Bahasa Daerah. Teknik pengumpulan data berupa teknik dokumentasi dengan menggali kembali kajian kepusatakaan terkait dengan Pantun Gorontalo yang dapat dimanfaatkan sebagai media pemertahanan bahasa daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Paanthungi adalah pantun pergaulan yang dilagukan dengan iringan musik, tari-tarian, atau juga tanpa musik, dan digunakan pada saat penyambutan tamu atau digunakan pada ritual-ritual adat di Gorontalo.Paanthungi atau pantun itu adalah sebuah seni yang perlu dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat Gorontalo karena di samping dapat menghibur, paanthungi juga sangat berfungsi untuk menjaga bahasa daerah Gorontalo agar terhindar dari kepunahan.
Afiks Infleksi dan Derivasi dalam Bahasa Gorontalo Ainun Abdullah; Dakia N. Djou; Sitti Rachmi Masie
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 6 No 4 (2020): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya (November)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v6i4.305

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan afiks infleksi dan mafiks derivasi dalam bahasa Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan rekam. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kata-kata berimbuhan dalam bahasa Gorontalo yang mengandung afiks infleksi dan mengandung afiks derivasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa afiks infleksi dalam bahasa Gorontalo terjadi dalam prefiks mo- yang digabungkan dengan verba, prefiks popo- digabungkan dengan verba, prefiks lo- digabungkan dengan verba, prefiks moti- digabungkan dengan verba, infiks -il- digabungkan dengan verba, konfiks po- dan -lo digabungkan dengan verba, sufiks -lo digabungkan dengan verba. Sedangkan hasil penelitian afiks derivasi dalam bahasa Gorontalo menunjukkan bahwa afiks prefiks mo- digabungkan dengan nomina menghasilkan verba, prefiks mohi- digabungkan dengan nomina menghasilkan verba, prefiks ngo- digabungkan dengan nomina menghasilkan numeralia dan sufiks -lo digabungkan dengan nomina menghasilkan verba.
Makna Simbolik Istilah Konstruksi Bangunan Adat Bantayo Poboide Gorontalo Andriliwan Muhammad; Mohamad Karmin Baruadi; Hasanuddin Fatsah; Dakia N. Djou
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 9, No 1 (2023): January 2023
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.9.1.355-372.2023

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji makna simbolik istilah Konstruksi Bangunan Adat Bantayo Poboide Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui tahapan pengumpulan, pengklasifikasian data, penganalisisan data dan penyimpulan. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini berlokasi di rumah adat Bantayo Poboide di Kelurahan Kayu Bulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dan rumah adat yang ada di Provinsi Gorontalo sebagai data pembanding. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan bangunan adat Bantayo Poboide tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan masyarakat Gorontalo dimana raja sebagai pemimpin pemerintahan di Linula tidak bersifat absolut, tidak pula ditunjuk berdasarkan keturunan, melainkan atas pilihan dan persetujuan wakil-wakil masyarakat yang duduk dalam pemerintahan. Istilah-istilah bangunan adat Bantayo Poboide dalam Bahasa Gorontalo mengarah kepada kebiasaan dan budaya yang berlaku di dalam masyarakat. Temuan menelitian menunjukkan bahwa keberadaan rumah adat Bantayo Poboide erat kaitannya dengan dimensi kultural masyarakat Gorontalo dan sebagai bukti wujud sistem demokrasi Gorontalo jaman dulu. Makna simbolik rumah adat erat kaitannya dengan kebudayaan masyarakat Gorontalo yang masih memegang teguh tradisi adat dalam proses membangun rumah di Gorontalo yang dapat mencerminkan kekuatan adat dan budaya dan bukti jejak budaya arsitektur Gorontalo.
PENGGUNAAN BAHASA GORONTALO PADA KALANGAN GENERASI MUDA DI DAERAH PESISIR DESA PONELO KECAMATAN PONELO KEPULAUAN KABUPATEN GORONTALO UTARA Suharty Suiharty; Sayama Malabar; Dakia DjoU
Jambura Journal of Linguistics and Literature Vol 3, No 2 (2022): Vol. 3, No. 2, Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjll.v3i2.18043

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa Gorontalo dalam berbagai ranah, faktor-faktor penyebab penggunaan bahasa Gorontalo, dan solusi pemecahan terhadap faktor-faktor penyebab penggunaan bahasa Gorontalo pada kalangan generasi muda di daerah pesisir desa Ponelo kecamatan Ponelo Kepulauan kabupaten Gorontalo Utara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yakni teknik simak, teknik catat, teknik angket, dan teknik cakap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan bahasa Gorontalo pada kalangan generasi muda berdasarkan hasil temuan melalui metode simak, BG lebih dominan digunakan pada ranah keakraban. Sedangkan hasil temuan melalui metode angket, generasi muda lebih dominan menggunakan BI (36.3344%) dan BC (31.2287%); (2) faktor-faktor penyebab penggunaan bahasa Gorontalo pada kalangan generasi muda yaitu kurangnya peran orang tua mengajarkan bahasa Gorontalo, faktor kebiasaan, lingkungan pergaulan, dan pengaruh perkembangan zaman; (3) solusi pemecahan terhadap faktor penyebab penggunaan bahasa Gorontalo di kalangan generasi muda desa Ponelo yakni melalui peran orang tua di lingkungan keluarga, peran pemerintah, peran lembaga pendidikan, dan peran generasi muda itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kalangan generasi muda di daerah pesisir desa Ponelo Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara sudah jarang menggunakan bahasa Gorontalo ketika melakukan percakapan dengan lawan bicaranya. Kata Kunci: Penggunaan Bahasa, Sosiolinguistik, Generasi Muda, Desa Ponelo
Interferensi Morfologi Bahasa Gorontalo pada Bahasa Indonesia Tutur Sisa dan Guru SMK Negeri 1 Kota Gorontalo Sri Fajriani Ohi; Dakia N. Djou; Muslimin Muslimin
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol 11, No 3 (2021): (September 2021)
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.12 KB) | DOI: 10.37905/jbsb.v11i3.10737

Abstract

       Interferensi adalah penggunaan unsur bahasa lain oleh bahasawan yang bilngual dan dipandang berupa kesalahan yang terjadi pada tataran bahasa. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini ini adalah (1) Bagaimanakah interferensi morfologi bahasa Gorontalo pada bahasa Indonesia tutur siswa dan guru SMK Negeri 1 Kota Gorontalo? (2) Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya interferensi morfologi bahasa Gorontalo pada bahasa Indonesia  tutur siswa dan guru SMK Negeri 1 Kota Gorontalo?. Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan interferensi morfologi bahasa Gorontalo pada bahasa Indonesia tutur siswa dan guru SMK Negeri 1 Kota Gorontalo? (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interferensi morfologi bahasa Gorontalo pada bahasa Indonesia tutur siswa dan guru SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.      Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk interferensi dan faktor terjadinya interferensi morfologi bahasa Gorontalo pada bahasa Indonesia tutur siswa dan guru SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Sumber datanya berasal dari tuturan-tuturan siswa dan guru, guru dan guru, siswa dan siswa yang berada di lingkungan sekolah. Adapun teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu teknik simak tak libat cakap, teknik catat, dan teknik rekam. Teknik analisis data adalah mengidentifikasi bahasa Gorontalo yang terinterferensi bahasa Indonesia, kemudian mengklasifikasi, menganalisis hasil penelitian, dan menyimpulkan hasil penelitian. Pada hasil penelitian ini peneliti menemukan beberapa bentuk-bentuk interferensi morfologi bahasa Gorontalo pada bahasa Indonesia tutur siswa dan guru SMK Negeri 1 Kota Gorontalo berupa bentuk afiksasi, dan bahasa yang memposisikan diri. Afiksasi terdiri atas unsur dan leksikal. Unsur dalam penelitian ini yakni, unsur bo, olo, debo, mota, mai, tingga-. Bentuk interferensi lain adalah kata–kata bahasa Gorontalo yang mulai memposisikan diri dalam bahasa tutur Masyarakat. Faktor yang mempengaruhi terjadinya interferensi ini adalah faktor lingkungan dan kebiasaan.