Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Hubungan Konsumsi Fast Food dan Soft Drink dengan Kejadian Obesitas pada Remaja Usia 15-17 Tahun Barokah, Falah Indriawati; Mudigdo, Ambar; Prayitno, Adi
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Fast food dan soft drink keduanya banyak mengandung gula, terutama gula buatan. Gula buatan terbukti tidak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan obesitas jika dikonsumsi terus menerus. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui hubungan konsumsi fast food dan soft drink dengan kejadian obesitas pada remaja umur 15-17 tahun.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA Muhammadiyah 3 Jakarta dengan jumlah sampel 105 siswa. Teknik pengumpulan data dengan food frequency questionnaire dan formulir food recall. Data yang terkumpul dianalisis dengan Regresi Linear Berganda.Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas remaja (β = 0,111) dan (p = <0,001) dengan persamaan (Y = 0,1X). Terdapat hubungan yang signifikan antara selera konsumsi soft drink dengan kejadian obesitas remaja (β = 0,05) dan (p = 0,018) dengan persamaan (Y = 0,05X). Semakin banyak remaja mengkonsumsi soft drink, dan fast food maka semakin tinggi risiko kejadian obesitas pada remaja umur 15-17 tahun. Kadar kortisol rata-rata pada siswa obesitas (A) dan non obesitas (B) berbeda tidak signifikan (A:B = 9,47:9,76).Kesimpulan : Sehingga kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah bahwa fast food dan soft drink keduanya banyak mengandung karbohidrat. Selanjutnya kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi asam lemak oleh hormon kortisol yang ditandai dengan terjadinya obesitas. Keywords : Fast Food, Soft Drink, Obesitas
Pengaruh Media Puzzle Tumpeng Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan Gizi dan Pola Makan Anak Taman Kanak – Kanak Thamrin, Hermawati; Santoso, Santoso; Prayitno, Adi
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Pendidikan gizi sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan gizi murid, membentuk sikap positif terhadap makanan bergizi dalam rangka membentuk kebiasaan makan yang baik. Kurang gizi pada anak TK umumnya disebabkan karena rendahnya pengetahuan gizi dan pola makan anak yang tidak teratur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  pengetahuan gizi dan pola makan anak TK sebelum dan sesudah dilaksanakan metode pendidikan gizi menggunakan media Tumpeng Gizi Seimbang, Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dalam pelaksanaan metode pendidikan gizi menggunakan media Puzzle Tumpeng Gizi Seimbang terhadap peningkatan pengetahuan gizi dan pola makananak TK.Metode: penelitian ini menggunakan metode eksperimen, pendekatan cross sectionaldenganpre –eksperimental design bentuk one group pre –post. Populasi penelitian ini adalah semua murid TK Islam Bakti I Karanganyar tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah sampel 30 anak. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner pengetahuan gizi dan formulir food recall pola makan. Data yang terkumpul dianalisis dengan One Way Anova dan dilanjutkan Regresi Linier.Hasil: Penelitian pengetahuan gizi anak TK, One Way Anova menunjukkan adanya peningkatan secara signifikan dari kategori rendah (pvalue = 0.004) menjadi baik (pvalue = 0.000) dan hasil analisis Regresi menunjukkannilai pvalue = 0.002atau< 0.05.  Hasil penelitian pola makan dengan analisis One Way Anova menunjukkan adanya peningkatan secara signifikan(pvalue energi, protein dan vitamin C = 0.000) dan hasil analisis Regresi pola makan (energi nilai pvalue = 0.002, protein nilai pvalue = 0.044 dan vitamin C nilai pvalue = 0.010) atau nilai pvalue< 0.05. Sehingga ada pengaruh metode pendidikan gizi menggunakan media Puzzle Tumpeng Gizi Seimbang terhadap pengetahuan gizi dan pola makan anak TK.Kesimpulan: Pendidikan gizi dilaksanakan secara kontinyu dan berulang – ulang maka pengetahuan gizi dan pola makan (kecukupan zat gizi ; energi, protein, lemak dan vitamin C) anak TK akan semakin meningkat. Kata Kunci : Pendidikan Gizi, Pengetahuan Gizi, Pola Makan , Anak TK
PENGARUH TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN MALONDIALDEHID PADA TIKUS DIABETES MELITUS TIPE 2 Ulya, Lulu Fathnatul; Sugiarto, Sugiarto; Prayitno, Adi
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Daun kelor dipercaya mampu mengobati diabetes mellitus. Diabetes Melitus (DM) tipe 2 adalah sindrom metabolik yang disebabkan oleh resistensi insulin dan defisiensi insulin. Hiperglikemia pada akan melemahkan kapasitas sekresi insulin dan menambah berat resistensi insulin. Keadaan hiperglikemia pada DM menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang ditandai dengan penurunan antioksidan tubuh. Radikal bebas dapat dinetralisir menggunakan antioksidan. Daun kelor merupakan salah satu tanaman yang mengandung antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar glukosa darah dan malondialdehid (MDA) pada tikus wistar diabetes tipe 2. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan pre and post randomized controlled group design. Sampel adalah tikus wistar jantan umur 8 - 9 minggu. Kontrol negatif (KN) tidak diinduksi streptozotocin (STZ), dan nikotinamid (NA). Kontrol positif (KP) diinduksi streptozotocin (STZ), nikotinamid (NA) tetapi tidak diberikan tepung daun kelor. Kelompok perlakuan (KP) diinduksi STZ dan NA serta diberikan tepung daun kelor (P1) 500 mg/KgBB/hari (P2) 1000 mg/KgBB/hari, (P3) 1500 mg/KgBB/hari diberikan selama 7 hari. Kadar glukosa darah dan MDA diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Data dianalisis statistik dengan paired t-test dan pearson correlation serta bermakna jika p < 0,05. Hasil : Hasil pre and post treatment menunjukkan bahwa kadar glukosa darah mengalami kenaikan 0,67±0,84 mg/dl pada kelompok KN (p= 0,108) dan mengalami kenaikan 0,65±0,67mg/dl pada kelompok KP (p=0,052). Kadar glukosa mengalami penurunan 30,83±0,78 mg/dl kelompok P1 (p=0,001), 51,73±1,04 mg/dl kelompok P2 (P=0,001), dan 93±2,56 mg/dl kelompok P3 (p=0,001). Kadar MDA mengalami kenaikan 0,06±0,05 nmol/ml pada kelompok KN (p=0,091) dan 0,11±0,08 nmol/ml pada kelompok KP (p=0,018). Kadar MDA mengalami penurunan 0,74±0,28 pada kelompok P1 (p=0,001), 1,33±0,08 nmol/ml kelompok P2 (p=0,001), 2,37±0,13 nmol/mlkelompok P3 (p=0,001). Hasil koefisiensi uji pearson correlation untuk glukosa darah dan MDA adalah 0,988 dan 0,937 yang artinya memiliki pengaruh sangat kuat. Kesimpulan : tepung daun kelor dapat berpengaruh sangat kuat terhadap kadar glukosa darah dan MDA tikus diabetes mellitus tipe 2. Keywords : daun kelor, tikus diabetes tipe 2, glukosa darah, MDA
Pengaruh Penyuluhan Pola Asuh Terhadap Peningkatan Status Gizi Anak Balita Fadhialh, Tri Marta; Suparyatmo, JB.; Prayitno, Adi
Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Penyuluhan pola asuh merupakan suatu pendekatan edukatif yang dilakukan dengan cara memberikan perhatian, menyampaikan pesan, mengajak beraktifitas dan memberikan pemikiran/solusi. Kekurangan gizi pada anak usia dibawah lima tahun (balita) antara lain disebabkan oleh pola asuh yang jelek, sehingga terjadi penurunan status gizi anak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyuluhan pola asuh (pemberian makanan sehat, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan serta perawatan saat sakit) terhadap peningkatan status gizi balita.Metode: Jenis penelitian ini adalah Pre-experimental dengan rancangan One group pre-test and post-test desain. Sampel terdiri dari balita dengan usia hingga 60 bulan (5 tahun) dengan status gizi kurang yang tinggal di Desa Bangsri dan Karang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar 1 April hingga Agustus 2013. Teknik pengumpulan data menggunakan kuestioner tentang pola asuh (pemberian makanan sehat, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan, perawatan saat sakit) dan pengukuran BB/TB. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji Paired T-test dan uji Bivariate Correlation.Hasil: Ada 80 balita dikumpulkan. Sebelum konseling tercatat bahwa pemberian makanan sehat dengan 52,40 poin dan sesudah konseling dengan 89,8 poin. Praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan dengan 62,73 poin (sebelum) dan 85.42 poin (sesudah). Perawatan saat sakit dengan 55.27 poin (sebelum) dan 82,84 poin (sesudah). Dan nilai BB / TB dengan 1,30 poin (sebelum) dan 0,43 poin (sesudah). Ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah penyuluhan tentang pemberian makanan sehat, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta perawatan saat sakit (p = 0,001). Ada pengaruh yang signifikan antara penyuluhan pola asuh (pemberian makanan sehat, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta perawatan saat sakit) dengan peningkatan status gizi balita (p = 0.008).Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah semakin sering dilakukan penyuluhan pola asuh (pola pemberian makanan sehat, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan, dan perawatan saat sakit) semakin meningkat status gizi balita. Kata Kunci : Penyuluhan, Pola Asuh, Status Gizi, Balita
Geographical Satellite and Survey Data for Prediction of Dengue Cases in Sukoharjo, Indonesia Kusumawati, Dyah; Prayitno, Adi; Dharmawan, Ruben
Journal of Epidemiology and Public Health Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.837 KB)

Abstract

Background: Dengue fever is a disease based on environment and still a health problem. Problems related to the dengue fever vector distribution factor in terms of the spread of vector space with the use of geographic data and survey data in order to predict the incidence of dengue in the region.Subjects and Methods: This study used analytic observational with cross sectional approach using modeling Geographical Information Systems (GIS). The sampling technique in this research is saturated sampling of secondary data Sukoharjo District Health Profile in 2011-2014, population data and data Geographic, then all the data were analyzed using multiple linear regression.Results: There is a positive relationship between the area per Km2 with the number of new cases of dengue fever, although the relationship was not statistically significant. (B = <0:01; CI -0.01 - 0:02; p = 0.310). There is a positive relationship between population density per soul / Km2dengan number of new cases of dengue fever, a significant relationship between population density with DHF cases. (B = <0:01; CI <0:01 to 0:01; p = 0.013). There is a negative relationship between topography per masl by the number of new cases of dengue fever, although the relationship was not statistically significant. (B = <0:01; CI -0.02 - 0:01; p = 0.335). There is a positive correlation between rainfall per mm / yr with the number of new cases of dengue fever, although the relationship was not statistically significant. (B = <0:01; CI <0:01 to 0:01; p = 0101). There is a positive relationship between river flow per ha by the number of new cases of dengue fever, although the relationship was not statistically significant. (B = 0:02; CI -0.01 - 0:03; p = 0318). There is a negative correlation between% Non Flick figure by the number of new cases of dengue fever, although the relationship was not statistically significant. (B = <0:01; CI -0.02 - 0:01; p = 0764).Conclusions: The increase in land area, population density, rainfall, river flow is predicted to affect the increase in dengue cases, whereas the increase ABJ predicted topography and affecting the decline of dengue cases in the district of Sukoharjo in 2011-2014.Keywords: geographical data and survey data, prediction of dengue casesCorrespondence: Dyah Kusumawati. Academy of Health Analyst 17  Agustus 1945, Semarang, Indonesia. Email: dyahkusumawatiwinarno@yahoo.co.id. Mobile: 085876563978Journal of Epidemiology and Public Health (2016), 1(1): 11-17https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2016.01.01.02
Implementation Analysis of Early Detection and Intervention Program for Growth and Development of Children Under Five at Tegal Health Centers Naharani, Adrestia Rifki; Joebagio, Hermanu; Prayitno, Adi
Indonesian Journal of Medicine Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.63 KB)

Abstract

Background: The first five years of life is often considered as golden period,  critical period, or window opportunity. During this period there is maximal growth and development. Early Detection and Intervention Program for Growth and Development of Children Under Five (SDIDTK) is a program that aims to do early detection and intervention when there is an impairment in growth and development in children under five or pre-school children. Early detection allows early intervention. This study aimed to analyze the implementation of early detection and intervention program for growth and development of children under five.Subjects and Method: This was a qualitative study with case study approach, conducted in Tegal Health Centers, Tegal, Central Java. Nineteen key informants were selected purposely for this study, including health center midwife, midwife who were in charge of coordinating child and adolescents affair, head of the health center,  head of Children and Adolescents Division at District Health Office Tegal, and mothers who had children with growth disorder.Results: SDIDTK has been implemented since 2010. The communication aspect has not been implemented consistently. There was a lack in resources, including personnel, equipment, and  infrastructure. The attitude of the program implementer was not positive, because they considered that program was not effective. Guideline book and Standard Operating Procedure (SOP) were available. Growth examination activities were sufficient, but development examination activities were lacking. The reporting system was not sufficiently implemented.Conclusion: SDIDTK program was not been implemented optimally in Tegal. It is sugested to enhance the motivation of the program implementer and improve the equipment and they infrustructure for SDIDTK implementation.Keywords: implementation, SDIDTK program, growth, development, children under fiveCorrespondence: Adrestia Rifki Naharani. Masters Program in Public Health Sebelas Maret University, SurakartaIndonesian Journal of Medicine (2016), 1(3): 175-182https://doi.org/10.26911/theijmed.2016.01.03.05
Multilevel Analysis on the Factors Associated with Low Birth Weight in Temanggung, Central Java Khayati, Yulia Nur; Prayitno, Adi; Poncorini, Eti
Journal of Maternal and Child Health Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.263 KB)

Abstract

Background: Infants with low birth weight or LBW is one of the risk factors for infant mortality. Complications LBW actually can be prevented and dealt with, but is constrained by access to health care, socio-economic circumstances, a referral system that has not gone well, delays in early detection and awareness of parents to seek medical help. By looking at the number of deaths caused by LBW remains high, and research on the causes of LBW widely used partial analysis, and have not been analyzed in stages, the researchers conducted this research with multilevel analysis.Subjects and Method: This was an observational studt with case control design. A total sample of 120 infants were selected by fixed disease sampling with a ratio of 1: 2 between cases and controls. Data were analyzed using multiple logistic regression.Results: There are three variables at the individual level were significantly associated with LBW and was statistically significant can among others, mother’s education (OR= 0.19; 95% CI= 0:07 to 0.53; p= 0.001), history of ANC t (OR= 7.76; 95% CI= 2.18 to 27.62; p= 0.002) and the nutritional mother status (OR= 5.61; 95% CI= 0.21 to 0.79; p= 0.008) and the variables that are not statistically significant is the mother’s age and family income, and there are  no contextual role within house with wellness facilities with LBW expressed by ICC < 0.001.Conclusion: The influence of maternal education, a history of the ANC examination and nutritional status of mothers with LBW and there is no contextual role of distance between home and health care facilities with LBW. This study suggests to health professional to improve the coverage of the ANC.Keywords: multilevel analysis, factor low birth weightCorrespondence: Yulia Nur Khayati. School of Health and sciences, STIKes Ngudi Waluyo, Ungaran, Indonesia. Email: yulia.farras@gmail.com.Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(1): 7-12https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.01.02
Association betweenMaternal Age at Pregnancy, Socioeconomic Status, Physical Environment, Prenatal, Perinatal, Postnatal History, and the Risk of Mental Retardation Nurochim, Erna; Indarto, Dono; Prayitno, Adi
Journal of Maternal and Child Health Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.871 KB)

Abstract

Background: Mental retardation (MR) is a serious public health problem for an country. The prevalence of mental retardation in Indonesia was estimated at 1-3% of the population. About 0.1% of whichneed treatment and guidance the whole life. This study aimed to determine the association between maternal age at pregnancy, socioeconomic status, physical environment, prenatal, perinatal, postnatal history, and mental retardation.Subject and methods: This was an analytic observational study with case control design. This study was conducted in Pare, Kediri, East Java, Indonesia,from October to December 2016. A total 105 study subjects, consisting of 35 MR cases and 70 controls were selected for this study by fixed disease sampling. The independent variables were maternal age at pregnancy, socioeconomic status, physical environment, prenatal, perinatal, and postnatal history. The dependent variable was mental retardation. The data were collected by questionnaire and analyzed by logistic regression model.Results: Maternal age ≥35 years at pregnancy was associated with an increased risk of MR, and it was statistically significant The result showed that mother’s age while pregnant (OR=10.18; 95%CI=2.77 to 37.39; p<0.001). High socioeconomic status (OR=0.23;95%CI=0.07 to 0.81; p=0.022), good physical environment (OR=0.13; 95%CI=0.04 to 0.45; p=<0.001), good prenatal history (OR=0.24;95%CI=0.07 to 0.82; p=0.022), good perinatal history (OR=0.45;95%CI=0.15 to 1.40; p=0.168), good postnatal (OR=0.43;95%CI=0.14 to 1.35; p=0.148), were associated with a decreased risk of MR. Nagelkerke R2=53.8% for this model.Conclusion: Maternal age ≥35 years at pregnancy increases the risk of MR. High socioeconomic status, good physical environment, good prenatal, perinatal, and postnatal history, decrease the risk of MR.Keywords: mental retardation, maternal age at pregnancy, socioeconomic status, environment, pregnancy history.Correspondence: Erna Nurochim. Masters Program in Public Health, Sebelas Maret University, Surakarta.Journal of Maternal and Child Health (2016), 1(2): 119-130https://doi.org/10.26911/thejmch.2016.01.02.07
Uji Coba Pemberian Snack Bars Berbahan Dasar Tape Ketan Hitam sebagai Sumber Serat terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Billah, Muhammad Muayyad; Wiboworini, Budiyanti; Prayitno, Adi
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol. 10, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction. Managing dietary pattern, including snack schedule, is one of the most important factors in maintaining blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus (T2DM). Black glutinous rice tape is one of the foods that contains bioactive nutrient and fiber beneficial to health. This study aimed to determine the effect of snack bars made from black glutinous rice tape on fasting blood glucose levels in T2DM patients. Methods. The study employed a quasi-experimental pre and post-test design with a control group which was conducted among T2DM patients undergoing treatment at Bhayangkara Tk. II Sartika Asih Hospital, Bandung. The study was conducted from October 2022 to January 2023 and involved a total of 22 subjects divided into two groups (treatment and control), selected through the accidental sampling method. The treatment group received a daily intake of 3 x 30 grams sticky rice tape snack bar for 7 days along with nutritional counseling, while the control group did not received the snack bar but received nutritional counseling. Fasting blood glucose (FBG) levels were measured both before and after treatment, then analyzed using a paired sample T-test. The difference in the treatment’s impact between the two groups was assessed using the Wilcoxon test. Results. Statistical analysis showed a reduction in the mean levels of FBG in the control group by 21.36 mg/dL (p=0.111) and in the treatment group by 61.46 mg/dL (p=0.021). There was an impact of consuming black glutinous rice tape snack bars on the reduction of FBG levels in DMT2 patients, with a difference in FBG reduction between the control and treatment groups of 40.10 mg/dL (p=0.018). Conclusion. Administering 3 x 30 grams of black sticky rice tape snack bars for 7 days was effective in reducing the FBG levels in T2DM patients.
Komposisi Media Tanam terhadap Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea L) Merismon, Merismon; Prayitno, Adi; Holidi, Holidi; Bahri, Samsul; Ansiska, Paisal
Inovasi Pembangunan : Jurnal Kelitbangan Vol 6 No 03 (2018): December 2018
Publisher : Balitbangda Provinsi Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35450/jip.v12i01.509

Abstract

Sawi adalah salah satu sayuran penting dengan kandungan nutrisi tinggi yang populer di Indonesia. Budidaya sawi membutuhkan media tanam yang tepat untuk mendukung pertumbuhannya dalam waktu singkat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian sekam bakar pada media tanam meningkatkan hasil panen sawi. Sekam bakar, khususnya dari sekam padi, memiliki sifat yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaannya dalam campuran media tanam meningkatkan retensi air, struktur tanah, serta ketersediaan unsur hara. Dengan demikian, memanfaatkan sekam bakar dalam budidaya sawi dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan memberikan solusi berkelanjutan dalam pertanian. Penelitian dilakukan di Kelurahan Air Kuti, Kota Lubuklinggau, dari Januari hingga Februari 2017. Bahan-bahan termasuk benih sawi, papan merek, sekam bakar, polybag, pupuk NPK, dan tanah Ultisol. Metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) non-faktorial digunakan dengan 6 level perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diamati termasuk tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, jumlah polong, berat basah tanaman, berat akar, dan indeks panen. Analisis sidik ragam (ANOVA) dan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) digunakan untuk menganalisis data. Perlakuan menggunakan sekam bakar berdampak signifikan pada pertumbuhan tanaman sawi. Sekam bakar sangat memengaruhi berat basah berangkasan, jumlah dan lebar daun, tetapi tidak signifikan pada tinggi tanaman, berat akar, dan indeks panen. Hasil terbaik terjadi pada perlakuan S4 dengan perbandingan 4:4, di mana tinggi tanaman 37,98 cm, jumlah daun 9,38 helai, lebar daun 14,08 cm, berat basah berangkasan 70,81 g, dan berat akar 3,00 g.