Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBERIAN PEMAHAMAN MENGENAI PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK SECARA RASIONAL PADA MASYARAKAT DI ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Mita, Soraya Ratnawulan; Husni, Patihul
Dharmakarya Vol 6, No 3 (2017): September
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.769 KB)

Abstract

Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan dalam upaya pelayanan kesehatan yaitu Primary Health Care (PHC) sebagai suatu strategi untuk mencapai Indonesia sehat pada tahun 2020. Peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan PHC adalah dengan menjaga kesehatan dan berpelilaku hidup sehat. Pemerintah Provinsi Jawa barat sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah mendukung dan menunjang program PHC ini dengan berusaha meningkatkan indeks pembangunan manusia Jawa barat. Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari seluruh upaya kesehatan, yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku sehat dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam penanganan penyakit sederhana dengan memanfaatkan obat yang sederhana bahkan menggunakan bahan dari alam. Pengetahuan mengenai obat-obatan sangatlah bermanfaat besar, karena obat selain bisa sebagai penyembuh dari sakit juga bisa berpotensi untuk mendatangkan malapetaka. Banyak kasus penyalahgunaan obat analgetik yang terjadi di masyarakat, contohnya methadone yang termasuk dalam golongan obat analgetik. Selain itu, obat analgetik golongan narkotik seperti opium dan morfin juga sering digunakan bukan untuk tujuan pengobatan, padahal obat-obat tersebut dapat mengakibatkan ketergantungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan program untuk meningkatkan pemahaman dan  pengetahuan masyarakat akan penggunaan obat analgesik yang benar dan rasional.Kata kunci: analgesik, methadone, opium, morfin
Pengembangan Formula Nano-fitosom Serbuk Liofilisasi Seduhan Teh Hitam (Camellia sinensis L. Kuntze) Husni, Patihul; Puspitaningrum, Kartika
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.435 KB) | DOI: 10.15416/ijpst.v4i2.10916

Abstract

Nano-fitosom merupakan suatu teknologi nano yang digunakan untuk meningkatkan bioavailabilitas bahan aktif yang terkandung dalam tanaman dengan cara mengikat bahan aktif dengan fosfolipid yang memiliki sifat mirip dengan membran sel. Nano-fitosom dibuat dengan mencampurkan fitokonstituen dan fosfatidilkolin dalam perbandingan molar tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula nano-fitosom serbuk liofilisasi seduhan teh hitam (Camellia sinensis L. Kuntze). Nano-fitosom diformulasikan dengan membuat tiga variasi perbandingan katekin:fosfatidilkolin:kolesterol mulai dari 1:1:0,2 (F1), 1:2:0,2 (F2), dan 1:3:0,2 (F3) dengan menggunakan metode refluks. Evaluasi nano-fitosom meliputi ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan efisiensi penjerapan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ukuran partikel nano-fitosom sekitar 52,1-101,9 nm dengan nilai indeks polidispersitas 0,309-0,404. Efisiensi penjerapan berkisar antara 6,7266%-11,4317%. Formula nano-fitosom dengan efisiensi penjerapan yang paling baik yaitu F3 dengan perbandingan molar katekin:fosfatidilkolin:kolesterol 1:3:0,2 dengan ukuran partikel sebesar 52,1±12,5 nm, indeks polidispersitas 0,320 dan efisiensi penjerapan 11,4317±0,3153%. Analisis data menggunakan One-Way Anova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi fosfatidilkolin terhadap efisiensi penjerapan secara signifikan (p < 0,05).Kata kunci: nano-fitosom, fosfatidilkolin, serbuk liofilisasi, teh hitam (Camellia sinensis)
Potensi Polimer Poly-Lactic-co-Glicolyc Acid untuk Terapi Kanker dan Perkembangan Uji Kliniknya Husni, Patihul
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.018 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2018.7.1.59

Abstract

Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Poly-Lactic-co-Glicolyc Acid (PLGA) merupakan salah satu polimer yang mampu terurai secara biologis (biodegradable) yang sering digunakan sebagai nanokarier yang efektif untuk penghantaran obat ke dalam sel. PLGA bersifat biodegradable karena diuraikan menjadi senyawa endogen yaitu asam laktat dan asam glikolat dan mudah dimetabolisme oleh tubuh melalui siklus Krebs sehingga memiliki sifat toksisitas sistemik yang rendah serta telah disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi pada manusia. Banyak obat antikanker yang dienkapsulasi menggunakan PLGA dan telah dilakukan uji in vitro, in vivo dan uji klinik. Artikel review ini bertujuan untuk mengetahui potensi PLGA untuk terapi kanker dan perkembangan uji kliniknya saat ini. Metode penulisan artikel review ini dilakukan melalui penelusuran pustaka. Hasil review dari 38 artikel menunjukkan bahwa polimer PLGA sangat berpotensi dalam penghantaran obat antikanker baik secara pasif maupun aktif. Beberapa produk sedang berada dalam tahap uji in vitro, in vivo dan klinik. Namun, produk yang telah beredar di pasaran menunjukkan bahwa PLGA terbukti berpotensi dan aman sebagai polimer untuk menghantarkan obat ke sel kanker prostat.Kata kunci: PLGA, uji klinik, polimer, biodegradable, kanker Biodegradable Polymer Potential of Poly-Lactic-co-Glicolyc Acid for Cancer Therapy and Its Clinical TrialCancer is one of the leading causes of death worldwide. In 2012, cancer causes death of about 8.2 million people. Poly-Lactic-co-Glicolyc Acid (PLGA) is one of the biodegradable polymers that is often used as an effective nanocarrier for drug delivery into cells. PLGA is biodegradable because it is decomposed into endogenous compounds namely lactic acid and glycolic acid and easily metabolized by the body through the Krebs cycle, so it has low systemic toxicity properties and has been approved by Food and Drug Administration (FDA) for human therapy. Many anticancer drugs are encapsulated using PLGA and have been tested in vitro, in vivo and clinical trial. This review article aimed to determine the potential of PLGA for cancer therapy and the development of current clinical trials. Data in this review article is obtained from library search. The review result of 38 articles indicate that the PLGA polymer is highly potential in delivering anticancer drugs either passively or actively. Some products are undergoing in vitro test, in vivo test, and clinical trials. However, marketed products show that PLGA is proven to be potential and safe as a polymer to deliver drugs into prostate cancer cells.Keywords: PLGA, clinical study, polymer, biodegradable, cancer
STUDI PELEPASAN NATRIUM DIKLOFENAK DARI NA-CMC HASIL SINTESIS SELULOSA ECENG GONDOK MENGGUNAKAN EPIKLOROHIDRIN SEBAGAI CROSSLINKER Musfiroh, Ida; Dewanti, Nadya Indah; Perwira, Anggun Putri; Husni, Patihul; Tjitraresmi, Ami; Muhtadi, Ahmad
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 5 No 3 (2018): Jurnal Farmasi Galenika Volume 5 No. 3, 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.176 KB)

Abstract

Eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms.) memiliki kandungan sellulosa cukup tinggi yaitu 66,87%, sehingga mempunyai potensi sebagai sumber untuk pembuatan natrium karboksimetilselulosa (Na-CMC). Penggunaan kombinasi pelarut isobutil-isopropil alkohol serta crosslinker diketahui dapat memperbaiki karakteristik NaCMC dalam mengikat air sehingga berpotensi digunakan dalam sediaan hydrogel. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pelapasan Na diklofenak dari basis hydrogel NaCMC hasil sintesis dari eceng gondok dengan crosslinker epiklorhidrin. Metode terdiri dari isolasi α-selulosa, sintesis Na-CMC, penambahan crosslinker epiklorohidrin, uji swelling ratio, analisis gugus fungsi dengan FTIR, formulasi Na-CMC dengan zat aktif natrium diklofenak, uji difusi, dan uji particle size analysis (PSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi hydrogel Na-CMC dari eceng gondok dengan crosslinking epiklorhidrin dan Na CMC baku berturut-turut yaitu nilai swelling rasio 54% dan 1218.75%. Serapan gugus fungsi C = O terdapat pada bilangan gelombang 1631.78 cm-1 dan 1716,65 cm-1; ukuran partikel 1.212 nm dan 1.197 nm. Hasil studi pelepasan na diclofenac dari NaCMC hydrogel yaitu 13.01%, dan 8.56%. Hasil penelitian menunjukkan profil difusi Na CMC-crosslinking dengan epiklorhidrin hasil sintesis dari eceng gondok dapat memperbaiki profil difusi sediaan.
REVIEW : PENENTUAN KANDUNGAN SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) NUR DIANA HADAD; PATIHUL HUSNI
Farmaka Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.211 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i1.22148

Abstract

Banyak penelitian menunjukkan bahwa tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L.) bermanfaat sebagai antioksidan. Salah satu senyawa yang berperan sebagai penangkal radikal bebas yang terkandung dalam rosella (Hibiscus sabdariffa L.) adalah kandungan senyawa fenolik. Kandungan senyawa fenolik tersebut dapat ditentukan dengan menggunakna metode folin-Ciocalteu dengan menggunakan prinsip kolorimetri. Kemudian aktivitas antioksidan dari ekstrak tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dapat diketahui dari uji 2,2 diphenyl-1-pyicryl hydrazine (DPPH) dan uji lipid peroksida. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan pada rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Penulisan review artikel ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian komparatif dari berbagai jurnal penelitian dengan jumlah minimal 25 jurnal penelitian. Hasil dari review ini menyatakan bahwa bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) mengandung senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan.
LONG-CIRCULATING NANOPARTIKEL MENGGUNAKAN POLIMER PLGA (Poly-Lactic-co-Glicolyc Acid) DAN POLOXAMER Yuli Agung Prasetyo; PATIHUL HUSNI; Soraya Ratnawulan Mita
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.379 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i1.13322

Abstract

Nanopartikel yang memiliki kemampuan bersirkulasi lama dalam aliran darah merupakan hal yang penting untuk meningkatkan interaksi nanopartikel dengan sel yang terinfeksi. nanopartikel berbasis polimer PLGA sering digunakan sebagai karier yang efektif untuk penghantaran obat ke dalam sel.  Nanopartikel PLGA mudah dikenali oleh sistem imun tubuh dan kemudian dieliminasi dari sistem sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh nanopartikel PLGA bersifat hidrofob sehingga dapat terjadi opsonisasi dan nanopartikel dieliminasi oleh makrofag (reticuloendothelial system/RES). Modifikasi permukaan nanopartikel PLGA dengan polimer hidrofilik seperti poloxamer dilakukan untuk mencegah opsonisasi sehingga nanopartikel dapat bersirkulasi lama.Kata kunci: Nanopartikel, PLGA, poloxamer
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL ANTISEPTIK TANGAN MINYAK ATSIRI BUNGA LAVENDER (Lavandula angustifolia Miller) Dwi Puji Astuti; PATIHUL HUSNI; Kusdi Hartono
Farmaka Vol 15, No 1 (2017): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.738 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i1.13252

Abstract

ABSTRAKSalah satu media dalam penyebaran bakteri adalah tangan sehingga dibutuhkan suatu zat antibakteri. Minyak atsiri bunga lavender (Lavandula angustifolia Miller) berkhasiat sebagai antibakteri. Penggunaan minyak atsiri secara langsung pada tangan dinilai kurang acceptable sehingga perlu diformulasi dalam bentuk gel. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula gel antiseptik tangan minyak atsiri bunga lavender yang terbaik dan yang paling disukai oleh responden. Gel antiseptik tangan dibuat dalam tiga formula dengan konsentrasi carbopol yang berbeda yaitu 0,2 (F1); 0,3(F2) dan 0,4(F3). Evaluasi sediaan gel meliputi uji organoleptik, pH, viskositas, homogenitas dan uji kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna sediaan putih, bau khas lavender, bentuk sediaan gel semisolid, pH yaitu 4,6-6,3, viskositas sekitar 1.100 – 3.400 Cps dan homogen. Sediaan yang paling disukai oleh responden adalah F1 (warna, aroma, tekstur, dan kesan tidak lengket). Formula 1 merupakan formula terbaik berdasarkan uji stabilitas fisik dan uji kesukaan.Kata kunci : Minyak atsiri, bunga lavender (Lavandula angustifolia Miller), gel, antiseptik tangan, carbopol
REVIEW : NANOPARTIKEL KURKUMIN SOLUSI MASALAH KANKER DAN ANTIBAKTERI FARIANTI EKO NUR KHASANAH; Patihul Husni
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.872 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.10825

Abstract

Kurkumin atau diferuloylmethane merupakan senyawa utama fitopolifenol berwarna kuning yang berasal dari keluarga Zingirberaceae yaitu rimpang kunyit (Curcuma longa). Menurut hasil beberapa penelitian, kurkumin mempunyai aktivitas farmakologi sebagai antikanker, anti-inflamasi, antioksi dan antibakteri. Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi, khusunya pada Negara berkembang seperti Indonesia , sedangkan pada saat ini hampir 75 % kematian akibat infeksi luka bakar disebabkan oleh methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Pseudomonas aeruginosa. Adanya resistensi bakteri serta besarnya efek samping darikemoterapipada kanker  mendorong para peneliti dalam pengembangan obat baru yang berasal dari tanaman salah satunya kunyit. Bioavailabilitas oral yang rendah, kelarutan yang rendah serta mudahnya terdegradasi sehingga mempersulit dalam aplikasi klinisnya. Untuk meningkatkan kerja dari kurkumin dalam bentuk sediaan maka saat ini telah banyak dikembangkan kurkumin dalam bentuk nanopartikel. Nanopartikel kurkumin sebagai antibakteri dapat terbuat dalam bentuk film atau memberan maupaun hydrogel, sedangkan untuk terapi kanker nanopartikel biasanya terbentuk dalam bentk polimer sebagai penghantar obat. Efek antibakteri pada nanopartikel kurkumin mempunyai aktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan yang dalam bentuk biasa. Selain itu, kurkumin dalam bentuk nanopartikel bila dikombinasikan dengan obat standar hasil penghambatan pertumbuhan sel lebih maksimal.
Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada Proses Pengemasan Primer di Industri Farmasi ANUGRAHANI YUNIAR EKAWATI; Patihul Husni
Farmaka Vol 16, No 1 (2018): Farmaka (Juni)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.437 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i1.16749

Abstract

Pengemasan primer merupakan salah satu cara yang digunakan untuk melindungi obat dari lingkungan sekitarnya sehingga kualitas dari obat dapat tetap terjaga hingga nanti sampai ke konsumen. Produktivitas suatu proses pengemasan primer dapat ditingkatkan/dipertahankan dengan melakukan evaluasi rutin terhadap prosesnya. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness). OEE (Overall Equipment Effectiveness) merupakan suatu metode perhitungan yang digunakan untuk mengetahui efektivitas suatu proses yang sedang dilaksanakan dengan mengidentifikasi persentase waktu produksi yang benar-benar produktif yang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu availability, performance, dan quality. Penelitian dilakukan dengan mengamati proses pengemasan pada mesin pengemasan primer I serta mengumpulkan data-data yang diperlukan seperti time loss setiap harinya, hasil kemasan yang diperoleh dalam satu hari, hasil kemasan satu batch, dan data pendukung lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh nilai OEE pada mesin I sebesar 76,676% dengan penyebab losses utama yaitu set up/adjustment mesin.
APLICATION TECHNOLOGY NANOPARTICLES ON COSMETIC PREPARATION IRMA RAHAYU LATARISSA; Patihul Husni
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.951 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.11129

Abstract

The development of nanoparticle technology increasingly rapid makes the application of these nanoparticles become more prevalent in the pharmaceutical industry especially cosmetic preparations Cosmetic is applied to the human body to cleanse, beautify or improve the attractiveness or the person's appearance. Nanoparticles are used for cosmetics various kinds such as Solid Lipid Nanoparticles (SLN, Nanostructured Lipid Carriers (NLS), nanoparticles of titanium oxide (TiO2) and zinc oxide (ZnO), silver nanoparticles, crystal nanoparticles, gold nanoparticles, and so on. Indications are given also an assortment that is as an antioxidant, antiaging, antiacne, to protect the skin from UV rays and improve penetration of the skin. Application of nanoparticles in cosmetic preparations intended to release cosmetic active ingredients is more targeted due to the small particle size and to reduce side effects.