Jarot Marwoto
Departemen Oseanografi , Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Studi Persistensi Suhu Permukaan Laut Tinggi (>30°C) di Perairan Selat Malaka Metrio Swandiko; Anindya Wirasatriya; Jarot Marwoto; Muslim Muslim; Elis Indrayanti; Petrus Subardjo; Dwi Haryo Ismunarti
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i2.31554

Abstract

Hot Event merupakan fenomena suhu permukaan laut (SPL) tinggi lebih dari 30°C dan memiliki mekanisme khusus dalam pembentukannya, yaitu kecepatan angin lemah dan radiasi matahari tinggi. Hot Event memiliki peran penting dalam menyumbang bahang pada pacific warm pool di Samudra Pasifik bagian barat dan berperan mengatur variasi iklim global. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar melemahkan sirkulasi angin dan potensi kejadian Hot Event. Selat Malaka merupakan selat terpanjang di Indonesia dan berpotensi untuk menjadi area kajian Hot Event. Fenomena SPLtinggi (>30°C) dan konstan selama 13 tahun (2003 – 2015) di Selat Malaka merupakan hal unik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui mekanisme terjadinya SPL tinggi (>30°C) dan konstan selama 13 tahun (2013 - 2015) di Selat Malaka. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Data yang digunakan adalah data harian SPL, angin, arus permukaan, radiasi matahari selama 13 tahun serta batimetri. Pengolahan data menggunakan bahasa pemograman untuk memvisualisasi SPL tinggi >30°C, angin lemah <2 m/det, arus, radiasi matahari tinggi 200 W/m² serta data batimetri. Variasi SPL paling tinggi dan konstan terjadi pada musim timur (Agustus) dan paling rendah pada musim barat (Februari). Fenomena SPL tinggi dan konstan di wilayah kajian B terhadap kajian A dan C disebabkan lemahnya kecepatan angin <2 m/det di wilayah B dibandingkan wilayah A dan C, serta didukung dengan tingginya radiasi matahari dan batimetri wilayah kajian B yang relatif dangkal, sehingga proses pemanasan massa air lebih cepat dibandingkan wilayah kajian lainnya.  Hot Event is a phenomenon of high sea surface temperature (SST) over 30 °C and it has a unique mechanism in its formation by the lower wind speed and high solar radiation. Hot Event has an important role in contributing heat to the pacific warm pool in the western Pacific Ocean and play a role in regulating global climate variations. Indonesia as an archipelagic country has the potential to weaken wind circulation and potential Hot Event. The Malacca Strait is the longest strait in Indonesia and it is potential for Hot Events. The phenomenon of high SST (>30 °C) and constant for 13 years (2003 - 2015) in the Malacca Strait is unique to be studied. The present research aims to identify and determine the mechanism of the occurrence of high SST (>30 °C) and constant for 13 years (2013 - 2015). The method used in this study is quantitative method. The data used are daily data of SST, wind, surface currents, solar radiation for 13 years, and bathymetry. Programming was used to visualize high SST >30 °C, lower speed winds <2 m/s, currents, high solar radiation 200 W/m² also bathymetry data. The highest and constant variation of SST occurs in the east season (August) and the lowest in the west season (February). The phenomenon of high and stable SST in area B on A and C is due to the low wind speed <2 m/s in region B compared to A and C and it is supported by high solar radiation and shallow bathymetry in area B, so that the heating process of water mass is faster than other areas.
Kombinasi Data Altimetri Satelit Jason-1 & Envisat Untuk Memantau Perubahan Permukaan Laut Di Indonesia Hariyadi Hariyadi; Jarot Marwoto; Eko Yulihandoko
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.151 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i1.15738

Abstract

Dinamika lautan di Indonesia merupakan salah satu kunci variasi iklim di kawasan Asia. Variasi iklim ini terkait dengan fenomena El Nino dan La Nina. Salah satu indikator fenomena tersebut adalah dengan adanya perubahan permukaan laut (Sea Level Anomaly). Satelit altimetri yang dapat menyediakan data secara menerus dan berkelanjutan dapat digunakan untuk mengamati dinamika lautan. Penggabungan data satelit Jason-1 dan Envisat ditujukan untuk mengatasi resolusi spasial dari tracking tiap satelit. Pengabungan dan prosesing data Jason-1 dan Envisat digunakan untuk menentukan perubahan Sea Level Anomaly (SLA) pada titik-titik pengamatan di Laut Bangka, Laut Banda, Lautan Pasifik dan Laut Timor. Titik-titik tersebut mewakili dari Arus Monsoon Indonesia dan Arus Lintas Indonesia. Hasilnya terjadi perubahan nilai SLA yang dapat dikaitkan dengan fenomena El Nino. The dynamics of the oceans in Indonesia is one of the key climate variations in Asia. These climate variations are related to the phenomenon of El Nino and La Nina. One indicator of the phenomenon is with the change of sea level (Sea Level Anomaly). The existence of altimetry satellites that can provide continuous and continuous data can be used to observe the dynamics of the oceans. Jason-1 and Envisat satellite data aggregation is intended to address the spatial resolution of tracking of each satellite. Jason-1 and Envisat data consolidation and processing are used to determine the Sea Level Anomaly (SLA) changes at observation points in the Bangka Sea, Banda Sea, Pacific Ocean and Timor Sea. These points represent from the Indonesian Monsoon Flow and the Indonesian Cross Flow. The result is a change in the value of SLA that can be attributed to the El Nino phenomenon.
Aktivitas Cesium (137Cs) Di Perairan Hutan Mangrove Karangsong, Kabupaten Indramayu Muslim Muslim; Wahyu Retno Prihatiningsih; Adhi Prasojo; Jarot Marwoto; Purwanto Purwanto
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 1 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.001 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i1.3575

Abstract

The mangrove forest in Karangsong-Indramayu has been selected as a central mangrove forest for western Indonesia, in addition to a marine ecotourism destination. This condition with more visitors stimulates increase in organic carbon content in this water, which has the ability to bind to polluting elements, such as heavy metals and radionuclides. The purpose of this study is to understand the factors that effect 137Cs levels activities in Karangsong waters of Indramayu. To understand which factors effect 137Cs levels, we collected water quality which has the ability to bind to polluting elements data including temperature, salinity, DO, pH, depth and current speed.  The result showed that the 137Cs activities ranged 0.07-1.01 mBq/L with an average of 0.589 mBq/L. This value is higher than 137Cs activities in ITF (Indonesian Through Flow) which had value 0.274 mBq/L.  The higher 137Cs activities in Karangsong waters were caused by the presence of mangrove forest that effect the high levels of organic carbon rather than water quality that show relative homogeny in all stations.Perairan pantai Karangsong, Kabupaten Indramayu telah dijadikan sebagai pusat mangrove di bagian barat Indonesia, disamping sebagai eko wisata bahari. Kondisi tersebut tentunya akan meningkatkan kandungan karbon organik di perairan tersebut yang mempunyai kemampuan kuat untuk mengikat unsur-unsur pencemar seperti logam berat dan radionuklida. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui tingkat aktivitas 137Cs di perairan Karangsong, Indramayu. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat aktivitas 137Cs  di  perairan Karangsong, maka dianalisa beberapa parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, DO, pH, kedalaman dan kecepatan arus. Hasil analisa menunjukkan aktivitas 137Cs adalah 0,07-1,01 mBq/L, dengan nilai rata-rata 0,589 mBq/L. Nilai tersebut lebih tinggi dari nilai 137Cs di ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) yang nilai rata-ratanya 0,274 mBq/L. Tingginya aktivitas 137Cs tersebut lebih dipengaruhi dari adanya hutan mangrove yang menyebabkan tingginya bahan karbon organik dari pada pengaruh kualitas perairan yang relatif seragam.
Sebaran Aktivitas Radionuklida Alam dalam Sedimen di Perairan Sluke Rembang, Jawa Tengah Jarot Marwoto; Muslim Muslim; Zanet Dwi Aprilia; Purwanto Purwanto; Murdahayu Makmur
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.917 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.4881

Abstract

The existence of natural radionuclides has been around since the earth was formed. Steam Power Plant in Sluke Rembang is operated by coal fuel that produces some natural radionuclides that release as a gas through the chimney to atmosphere. These radionuclides fall on the land and sea. The purpose of this study was to know the activity of gamma-emitting natural radionuclides in sediments and its distribution in the Sluke waters of Rembang. The result showed that activity of 40K, 212Pb, 226Ra dan 228Ac appeared fluctuating with a range from 160.54-503.87 Bq/kg; 88.62-333.34 Bq/kg; 66.07-95.24 Bq/kg and 95.30-466.46 Bq/kg respectively. The distribution of natural radionuclides was affected by topography, resources and the movement patterns of currents that move from the source of radionuclides to the northeast. The data obtained in this study will serve as baseline data in natural radionuclide in Sluke, Rembang. Keberadaan radionuklida alam sudah ada sejak bumi terbentuk. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sluke Rembang dioperasikan dengan bahan bakar batu bara yang menghasilkan beberapa radionuklida alam dalam bentuk gas yang dilepaskan melalui cerobong asap ke atmosfir. Radionuklida tersebut akhirnya jatuh di darat dan di perairan laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas radionuklida alam dalam sedimen dan distribusinya di perairan Sluke, Rembang. Hasil penelitian menunjukkan nilai aktivitas radionuklida alam 40K, 212Pb, 226Ra dan 228Ac berfluktuasi, secara berturut-turut adalah dari 160,54-503,87 Bq/kg; 88,62-333,34 Bq/kg; 66,07-95,24 Bq/kg dan 95,30-466,46 Bq/kg. Distribusi aktivitasnya dipengaruhi oleh topografi, sumber dan pergerakan pola arus yang bergerak dari sumber radionuklida menuju ke timur laut. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai baseline unsur radionuklida alam (NORM) di Sluke Rembang.
Profil Vertikal Logam Berat Tembaga (Cu), Nikel (Ni), dan Mangan (Mn) di Core Sedimen Perairan Pantai Marunda, Teluk Jakarta Kresna Rangga Darmansyah; Sri Yulina Wulandari; Jarot Marwoto; Endang Supriyantini
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 1 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i1.5667

Abstract

Heavy metals contained in the waste  enter to the Marunda coastal waters  in Jakarta Bay through the Tiram river, come from the Jabodetabek region which is an industrial and residential area.  They  will be deposited and accumulated in the bed sediments and potentially to cause contamination in the waters as well. The study was conducted to investigate vertical profiles  of heavy metals Cu, Ni, and Mn based on sediment depth and the correlation between the concentration of heavy metals and the grain size of sediments. Coring method was used for sampling the sediments at 1-3 cm, 4-6 cm and 7-9 cm of depths.  Samples were analyzed using AAS method to determine Cu, Ni, and Mn concentrations. Sieving and pipetting methods were used to determine the grain size of the sediments. The results showed that the average concentration of heavy metals Cu, Ni, and Mn in the top layer  was 7.74 ppm; 8.17 ppm; 1345.03 ppm. The middle layer was 6.91 ppm; 7.48 ppm; 1279.35 ppm. The bottom layer was 7.36 ppm; 7.79 ppm; 1413.66 ppm. The concentration of Cu heavy metal had a positive correlation with the sand fraction, while the heavy metals Ni and Mn  had a positive correlation with the mud fraction. Logam berat yang terkandung dalam limbah masuk ke perairan pantai Marunda di Teluk Jakarta melalui sungai Tiram, berasal dari daerah Jabodetabek yang merupakan kawasan industri dan pemukiman. Logam berat tersebut akan  mengendap dan terakumulasi di sedimen dasar perairan dan berpotensi menimbulkan pencemaran perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil logam berat Tembaga, Nikel, dan Mangan secara vertikal berdasarkan kedalaman sedimen dan korelasi antara konsentrasi logam berat dengan ukuran butir sedimen. Pengambilan sampel sedimen dilakukan menggunakan metode  coring untuk kedalaman 1-3 cm, 4-6 cm, dan 7-9 cm. Selanjutnya sampel sedimen dianalisis menggunakan metode AAS untuk mengetahui konsentrasi logam berat Cu, Ni, dan Mn. Metode sieving dan pipetting digunakan untuk mengetahui ukuran butir sedimen. Nilai konsentrasi rata-rata logam berat Cu, Ni, dan Mn  pada lapisan atas untuk setiap stasiun berurutan sebesar 7,74 ppm; 8,17 ppm; 1345,03 ppm. Lapisan tengah sebesar 6,91 ppm; 7,48 ppm; 1279,35 ppm. Lapisan bawah sebesar 7,36 ppm; 7,79 ppm; 1413,66 ppm. Konsentrasi logam berat Cu mempunyai korelasi positif terhadap fraksi pasir, sedangkan logam berat Ni  dan Mn mempunyai korelasi positif terhadap fraksi lumpur.
Pengaruh Padatan Tersuspensi terhadap Konsentrasi Klorofil-a dan Fosfat Inorganik Terlarut di Muara Banjir Kanal Barat, Semarang Jarot Marwoto; Oceana Windyartanti; Muslim Muslim
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 2 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i2.10703

Abstract

The large number of activities along the West Banjir Kanal river has triggered a change in the condition of its sea waters. The condition most affected is turbidity which caused high concentration of Total Suspended Solid (TSS) in estuary waters and interfere with the entry of sunlight into the waters. The purpose of the study is to determine the effect of the of concentration TSS on the concentration chlorophyll a and dissolved inorganic phosphate (DIP) in the waters of West Banjir Kanal estuary. Water sampling was conducted on October 3, 2019. Water quality parameters such as brightness, pH, temperature, DO and salinity were measured in situ. Meanwhile, chlorophyll a, TSS and DIP measurements were analyzed in the laboratory. The results showed that the highest concentration of TSS, chlorophyll a and DIP were in the estuary area and decreased with further distance from the river mouth with concentration were 70.17-151.50 mg/L, 0.03–2.67 µg/L and 0.71–0.98 µM respectively. Based on the results of the Principal Component Analysis (PCA) showed that TSS affected chlorophyll a by 8.7% (r=0.392; p<0.05) and DIP by 54.46% (r=0.931; p<0.01). The low regression between TSS and chlorophyll a was due to the presence of large amounts of inorganic particles in the West Banjir Kanal river, which makes the river waters become turbid. So, the turbidity of the waters caused the release of phosphate in the sediment to water column which was used by phytoplankton for photosynthesis, so the TSS not only contain sediment particles, but also phytoplankton. Banyaknya aktivitas di sepanjang sungai Banjir Kanal Barat Semarang, memicu kondisi perairan lautnya menjadi berubah.  Kondisi yang paling terpengaruh adalah kekeruhan yang menyebabkan tingginya konsentrasi Material Padatan Tersuspensi (MPT) di perairan muara dan mengganggu masuknya cahaya matahari ke perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MPT terhadap konsentrasi klorofil-a dan fosfat inorganik terlarut (DIP=Dissolved Inorganic Phosphate) di perairan Muara Banjir Kanal Barat Semarang. Pengambilan sampel air dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2019. Parameter kualitas perairan seperti kecerahan, pH, suhu, DO dan salinitas diukur secara in situ. Sedangkan pengukuran klorofil-a, MPT dan DIP dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi MPT, klorofil-a dan DIP tertinggi di daerah muara sungai dan menurun dengan makin jauhnya muara sungai dengan konsentrasi secara berturut-turut sebesar 70,17-151,50 mg/L, 0,03-2,67 µg/L dan 0,71-0,98 µM. Berdasarkan hasil Analisis Komponen Utama (AKU) menunjukkan bahwa MPT mempengaruhi klorofil-a sebesar 8,7% (r = 0,392; P < 0,05) dan fosfat inorganik terlarut sebesar 54,46% (r = 0,931; P < 0,01). Rendahnya hubungan antara MPT dengan klorofil-a ini disebabkan oleh adanya masukan partikel anorganik dalam jumlah besar di badan Sungai Banjir Kanal Barat yang membuat perairan sungai menjadi keruh. Jadi kekeruhan perairan menyebabkan terlepasnya fosfat di sedimen yang dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk proses fotosintesa, sehingga yang terkandung dalam MPT selain partikel sedimen juga fitoplankton.
Kajian Pengaruh Angin Musim Terhadap Sebaran Suhu Permukaan Laut (Studi Kasus : Perairan Pangandaran Jawa Barat) Azis Rifai; Baskoro Rochaddi; Ulha Fadika; Jarot Marwoto; Heryoso Setiyono
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 1 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1196.348 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i1.7499

Abstract

Perairan Pangandaran merupakan bagian dari samudera Indonesia dan mendapat pengaruh sistem angin musim. Dinamika arah dan kecepatan angin musim berpengaruh terhadap dinamika arus permukaan di perairan Pangandaran. Pergerakan arus permukaan berpengaruh terhadap sebaran suhu permukaan laut perairan Pangandaran. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan arah dan kecepatan angin musim dan kaitannya terhadap sebaran suhu permukaan laut di perairan Pangandaran. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Analisa statistik digunakan untuk mengetahui nilai error suhu permukaan laut yang didapat berdasar citra MODIS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada musim Barat angin dominan bertiup dari arah Barat Daya menuju ke Timur Laut dengan kecepatan 5,7 – 8,8 knot, sedangkan arus permukaan bergerak ke Timur dengan kecepatan rata – rata 0,4 knot. Pada musim Timur angin dominan bertiup dari arah Timur menuju Barat dengan kecepatan 8,8 – 11,1 kno,t sedangkan arus permukaan bergerak ke Barat Laut dengan kecepatan rata – rata 0,18 knot. Sedangkan pada musim Peralihan tidak menunjukkan pengaruh arah dan kecepatan angin terhadap arah arus permukaan. Pada musim Peralihan didapatkan suhu permukaan laut yang maximum yaitu 31,7oC dan minimum yaitu 25,4oC sepanjang tahun.  Pangandaran waters is a part of the Indonesian ocean and are affected by the monsoon system. The dynamics of the direction and speed of monsoons affect the dynamics of surface currents in Pangandaran waters. The flow of surface currents affects the distribution of sea surface temperature in Pangandaran waters. The purpose of this study was to determine the dynamics of direction and speed of monsoon winds and their relationship to the distribution of sea surface temperatures in Pangandaran waters. This research was conducted in August 2013. The research used quantitative methods. Statistical analysis wss used to determine the error of sea surface temperature obtained from the MODIS image. The results of the study showed that in the West monsoon the dominant wind blows from the Southwest toward the Northeast with speeds of 5.7 - 8.8 knots, while surface currents flow to the Eastward with an average speed of 0.4 knots. In the East monsoon the dominant wind blows from East to West with a speed of 8.8 - 11.1 knot, while surface currents flow to the Northwestward with an average speed of 0.18 knots. Whereas in the Transition monsoon did not show the influence of wind direction and speed on the direction of surface currents. During the Transition monsoon, the maximum sea surface temperature is 31.7oC and the minimum is 25.4oC throughout the year. 
Sebaran Spasial dan Temporal Klorofil-a di Perairan Teluk Semarang Arya Muhammad; Jarot Marwoto; Kunarso Kunarso; Lilik Maslukah; Sri Yulina Wulandari
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 3 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.591 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v3i3.11588

Abstract

Teluk Semarang merupakan teluk terbesar di pantai utara Jawa Tengah dan tercatat terdapat 29 aliran sungai bermuara ke teluk ini. Banyak aktivitas manusia seperti industri, pemukiman dan pelabuhan yang bermuara di teluk ini. Aktvitas yang berlangsung di Teluk Semarang berpotensi mencemari perairan dan mengakibatkan perubahan terhadap faktor fisika dan kimia perairan. Hal tersebut berdampak langsung pada kelimpahan dan distribusi klorofil-a. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sebaran konsentrasi klorofil-a secara Spasial dan Temporal di perairan Teluk Semarang dan mengkaji keterkaitan-nya dengan parameter lainya. Citra yang digunakan untuk analisa Klorofil-a  adalah citra Aqua MODIS beresolusi 4 km dan data pelengkap yaitu yaitu kecepatan dan arah angin, SPL, salinitas, curah hujan dan TSS. Penelitian ini memanfaatkan Sistem Informasi Grafis. Hasil pengolahan citra menujukan bahwa Nilai rerata bulanan Klorofil-a di perairan Teluk Semarang berkisar antara 1,85-4,27 mg/m3, Daerah dengan Klorofil-a tinggi umum nya berada pada sisi selatan Teluk Semarang. Klorofil-a memiliki korelasi bivariate yang kuat dan berbanding lurus dengan TSS (0,743), secara kuat berbanding lurus terhadap kecepatan angin (0,456), curah hujan (0,506) dan secara kuat berbanding terbalik dengan suhu (-0,665).
Bathymetry and Seabed Morphology Study for Determination of ASDP Shipping Line in Tanjungsau Island Waters, Batam Melanie Rizky Hanuransyah; Alfi Satriadi; Kunarso Kunarso; Eka Bathin Putra; Jarot Marwoto
Indonesian Journal of Oceanography Vol 2, No 1 (2020): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.064 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v2i1.7289

Abstract

Tanjungsau Island Waters as the main gate of shipping line between Bintan Island and Batam need more attention for its shipping safety. The purpose of this research is to review the seabed morphology of Tanjungsau Island Waters, Batam for determination of ASDP shipping line. This research had been conducting from 3rd to 5th of Jule 2018 in The Tanjungsau Island Waters, Batam. The used data are depth measurement by singlebeam echosounder type Ceducer Pro, tidal data, ship draft, and Digital Map of Indonesia Sea edition 2013 Vol. 49 published by TNI-AL DISHIDROS. Data had processed by using ArcGIS 10.3 and Surfer 9 software to generate the bathymetry contour and the 3D model of seabed morphology. The result indicates that the depth ranged between -1,69 m to -17,58 m. The bathymetry contour map shows seabed morphology is a continental shelf. Based on the slope calculation, Tanjungsau Island Waters not only include flat category between 1,08% - 1,58% but also having a slope area worth 2,59%. The right ASDP shipping line from Bintan Island to Batam has the minimum depth -5,32 m with the largest ship draft which can enter approximately 4,788 m. 
Sebaran Material Padatan Tersuspensi Secara Horizontal dan Vertikal di Muara Sungai Jajar Julia Pernando Manalu; Petrus Subardjo; Jarot Marwoto; Heryoso Setiyono; Dwi Haryo Ismunarti
Indonesian Journal of Oceanography Vol 3, No 3 (2021): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.771 KB) | DOI: 10.14710/ijoce.v3i3.11808

Abstract

Kabupaten Demak adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki permasalahan kompleks pada pesisirnya dikarenakan banyak aktivitas masyarakat di sekitar pesisir pantai Demak. Salah satu permasalahan yang timbul adalah kualitas air yang keruh dan pendangkalan muara sungai. Kekeruhan pada muara sungai disebabkan adanya material padatan tersuspensi (MPT) yang dibawa oleh aliran sungai dari daratan menuju laut. Proses pengankutan (transportasi) MPT itu dipengaruhi langsung oleh arus laut maupun pasang surut. Kekeruhan tersebut terjadi karena adanya pengadukan material sedimen dasar pada muara sungai. Pengadukan sedimen dasar yang terjadi secara terus menerus menyebabkan tingginya konsentrasi MPT yang menjadi penyebab kekeruhan air sungai. Daerah muara sungai yang aktif dengan kegiatan nelayan yang melitas lalu lalang juga menjadi salah satu penyabab tingginya konsentrasi material padatan tersuspensi di sungai jajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi serta konsentrasi material padatan tersuspensi di muara sungai Jajar. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 25 September 2020 pada 9 titik sampel dengan metode purposive sampling. Analisis konsentrasi muatan padatan tersuspensi di muara sungai pada bulan september 2020 memiliki pola menyebar dari muara sungai menuju arah laut dan distribusi secara vertikal lebih besar pada kedalaman 0.8D terletak pada stasiun 4. Pada saat surut konsentrasi tertinggi MPT sekitar 0,433 – 0,435g/l. Pola distribusi material padatan tersuspensi menunjukan adanya hubungan faktor oseanografi yaitu arus pasang surut dan pasang surut untuk menentukan arah pergerakan dan tingkat konsentrasi MPT yang ada di perairan.