Raden Ario
Department Of Marine Science, Faculty Of Fisheries And Marine Science, Diponegoro University

Published : 60 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Alami Di Kawasan Ekowisata Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali Hermawan, Andreas Ricky; Pribadi, Rudhi; Ario, Raden
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.507 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.8361

Abstract

Taman Hutan Raya Ngurah Rai merupakan kawasan hutan mangrove yang berada di Bali dan termasuk kawasan rehabilitasi namun memiliki vegetasi alami yang cukup luas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji komposisi dan struktur vegetasi mangrove alami di Kawasan Ekowisata Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali.Penelitian dilakukan di 5 stasiun dengan metode purposive sampling dan setiap transek dibuat plot sampling. Setiap inividu pohon (plot 10 x 10 m) dan sapling (plot 5 x 5 m) diidentifikasi serta diukur diameter serta tinggi, seedling (plot 1 x 1 m) dihitung jumlah spesies serta persentase penutupannya.Hasil penelitian di Kawasan Ekowisata Taman Hutan Raya Ngurah Rai ditemukan 6 spesies berada didalam plot dimana 5 spesies komponen mayor dan 1 spesies komponen minor. Rhizophora mucronata merupakan spesies yang mendominasi lokasi penelitian kategori pohon, sapling dan seedling. Indeks Nilai Penting (INP) kategori pohon berkisar 112% - 152 %. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (J’) pada lokasi penelitian termasuk dalam kategori rendah.
Studi Struktur Komunitas Padang Lamun Di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa Hidayah, Amin Nur Kolis Rela; Ario, Raden; Riniatsih, Ita
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.156 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i1.24335

Abstract

Struktur komunitas lamun merupakan suatu konsep yang harus diketahui untuk mengetahui kondisi ekosistem perairan tersebut. Padang lamun memiliki peran penting dalam kehidupan yang ada dibawah laut dangkal, sehingga ekosistem padang lamun perlu untuk dijaga kelestariannya agar keberlangsungan produktivitas di ekosistem tersebut tetap seimbang. Tujuan penelitian ini adalah menghitung dan menganalisis komposisi jenis, kerapatan serta persen tutupan lamun, mengetahui indeks ekologi lamun seperti keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan mengetahui indeks nilai penting lamun di Pulau Parang. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2017. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif, terdapat 2 lokasi (A dan B) dengan 3 stasiun disetiap lokasinya. Penentuan lokasi dengan metode purposive random sampling. Pada saat penelitian, setiap stasiun menggunakan transek kuadran ukuran 1 x 1 m pada hamparan lamun. Transek ini dibagi menjadi 16 buah kisi ukuran 25 cm2. Jumlah tegakan diamati langsung secara visual. Hasil penelitian menunjukkan 4 jenis lamun, yaitu Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodocea rotundata dan Thalassia hemprichii. Kisaran kerapatan lamun yang ditemukan 5–219 tegakan/m2. Rata–rata persen tutupan lamun menunjukkan nilai 17,61% (Lokasi A) dan 19,24% (Lokasi B). Indeks Nilai Penting menunjukkan Cymodocea rotundata berperan penting dalam kondisi ekosistem perairan di lokasi A dan B . Indeks ekologi lamun menunjukkan bahwa nilai keanekaragaman tergolong sedang di Lokasi A dan rendah di Lokasi B, sedangkan nilai keseragaman tergolong tinggi di Lokasi A dan sedang di Lokasi B dan nilai dominansi tergolong sedang di Lokasi A dan tinggi di Lokasi B. The seagrass community structure is the concept that must be known to determine the condition of the aquatic ecosystem. Due to the fact thar seagrass beds have an important role in life under the shallow sea, the seagrass ecosystem needs to be preserved so that the sustainability of productivity in the ecosystem remains balanced. The purpose of this study was to calculate and analyze the species composition, density and the precentage of seagrass cover, to know the index of seagrass ecology such as diversity, uniformity, dominance and to know the important value index of seagrass in Parang Island. The study was conducted from August to September 2017. The research method used a descriptive method, there were 2 locations (A and B) with 3 stations in each location. The determination of location was done by doing a purposive random sampling method. During the research, each station used a 1 x 1 m quadrant transect on a seagrass bed. This transect was divided into 16 lattice sizes of 25 cm2. The number of stands was observed visually. The results of this research showed that there were 4 types of seagrass, such as Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodocea rotundata and Thalassia hemprichii. The seagrass density that found was 5–219 stands / m2. The percentage of seagrass cover showed a value of 17.61% (Location A) and 19.24% (Location B). Important Value Index showed that Cymodocea rotundata plays an important role in the condition of aquatic ecosystems in locations A and B. The seagrass ecology index showed that the diversity value is classified as medium in Location A and low in Location B. Uniformity values are high in Location A and medium in Location B and dominance values are medium in Location A and high in Location B. 
Sebaran Jenis Lamun di Perairan Pulau Lirang Maluku Barat Daya Provinsi Maluku Saputro, Muhammad Adi; Ario, Raden; Riniatsih, Ita
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.051 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i2.25898

Abstract

ABSTRAK : Lamun adalah tumbuh-tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup pada lingkungan perairan laut dangkal, ekosistem padang lamun merupakan sebuah ekosistem pesisir yang mempunyai peranan ekologik penting bagi lingkungan laut dangkal yaitu sebagai habitat biota, produsen primer, penangkap sedimen (sediment trap) serta berperan sebagai pendaur zat hara dan elemen kelumit (trace element). Salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi padang lamun adalah parameter lingkungan, yaitu suhu, salinitas, pH, DO, substrat dasar, dan kecerahan. Penelitian yang dilakukan di Perairan Pulau Lirang bertujuan untuk mengetahui kerapatan, sebaran jenis, dan parameter lingkungan yang mempengaruhi kondisi padang lamun di perairan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif yang dilakukan di 4 lokasi penelitian, yaitu bagian utara, timur, selatan, dan barat Pulau Lirang, yang masing-masing lokasi pengamatan terbagi 3 stasiun pengamatan. Jumlah jenis lamun yang ditemukan adalah sebanyak 10 jenis lamun, yaitu  Cymodocea rotundata, C. serrulata, Enhalus acoroides, Halodule pinifolia, H. uninervis, Halophila minor, H. ovalis, Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, dan Thalassia hempricii. Kerapatan lamun tertinggi terdapat pada stasiun T2 dengan jenis lamun Thalassia hempricii yang berjumlah 139,6 tegakan/m². Sedangkan kerapatan lamun terendah yaitu pada stasiun T1 dengan jenis lamun C. rotundata dan jumlah total 0,4 tegakan/m². Persen penutupan lamun yang didapatkan memiliki rentang nilai 0,8-68%. Nilai Indeks Morisita yang didapatkan adalah id<1 pada semua stasiun, hal tersebut termasuk dalam kategori pola penyebaran acak.
Studi Kesesuaian Wisata dan Mutu Air Laut untuk Ekowisata Rekreasi Pantai di Pantai Maron Kota Semarang Fithor, Alin; Indarjo, Agus; Ario, Raden
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.334 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i4.3681

Abstract

Semarang as nautical city has tourism recreation of them is Maron beach. The recent problem is, Maron beach has great potential in nautical tourism, while management have not done optimally. The developing of tourism in Semarang need to be implemented by developing design which is more emphasizes of quality than quantity to be based on the potential and growing problem. The purposes of the study are to determine assess the suitability of Land and Water Quality for Marine Ecotourism in Coastal Recreation Maron Semarang. Research conducted in April 2012-January 2013. The objective method used in this research is a case study conducted explorative. Analyzing data is used index conformity Tourism and Water Quality Standard Marine for Marine Tourism in appropriate with the Policy of the Minister of Environment Number 51 of 2004 as soon as Index Environmental Water Quality. The results show that the calculation of index suitability travel beach recreation activities is 66%. This indicates that the coastal Maron Beach Semarang classified in the category Match (S2). While the value of Index Environmental Water Quality as much as 31.1 for category as bad category.
STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI PERAIRAN PANTAI PRAWEAN BANDENGAN, JEPARA Prita, Arum Wahyuning; Riniatsih, Ita; Ario, Raden
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.814 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i3.6012

Abstract

Fitoplankton merupakan salah satu mikroorganisme autotrop yang hidup di perairan dan memiliki fungsi sebagai produsen primer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton pada ekosistem padang lamun di kawasan pantai Prawean Bandengan Jepara yang meliputi pengukuran kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan kesamaan komunitas fitoplankton. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Juli sampai September 2012 pada padang lamun alami dan buatan yang meliputi studi literatur, observasi awal lokasi penelitian, pengambilan sampel dan analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan sifat eksploratif. Pengumpulan data menggunakan sampel survey method dan penentuan lokasi dengan metode purposif. Komposisi fitoplankton yang ditemukan pada Ekosistem Padang Lamun Alami dan Buatan di Perairan Pantai Prawean Jepara, terdiri dari 44 genera yang termasuk dalam 3 kelas yaitu kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, dan Dinophyceae. Hasil Kelimpahan fitoplankton tertinggi ditemukan pada stasiun IV yaitu 220530 sel/m³. Kelimpahan fitoplankton terendah ditemukan pada stasiun II yaitu 170829 sel/m³. Hasil Indeks Keanekaragaman fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun IV bernilai rata-rata 2,15. Kisaran tersebut tergolong sedang. Dan terendah ada pada stasiun II bernilai rata-rata 2,05. Hasil Indeks Keseragaman fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun IV bernilai rata-rata 0,57 dan terendah ada pada stasiun II bernilai rata-rata 0,54 yang berarti keseragaman sedang. Hasil Indeks Dominansi tertinggi ada pada stasiun II bernilai rata-rata 0,46. Stasiun IV bernilai terendah yaitu 0,43 menunjukkan tidak ada dominasi diperairan tersebut. Indeks Kesamaan Komunitas fitoplankton tertinggi terjadi pada stasiun III dan IV sebesar 73,44 % yang menunjukkan kesamaan atau hampir mirip.
Kajian Program Rehabilitasi Mangrove Di Desa Banyu Urip Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik Hidayat, Noer Chozin; Ario, Raden; Soenardjo, Nirwani
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.004 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i1.25884

Abstract

ABSTRAK : Komunitas mangrove menempati area diantara darat dan laut yang memiliki kondisi lingkungan berbeda satu sama lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur vegetasi mangrove dan mengetahui kesesuaian jenis mangrove yang sesuai untuk perencanaan program rehabilitasi mangrove di Desa Banyu Urip Kecamatan Ujung Pangkah kabupaten Gresik. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret 2015 sampai Januari 2016. Pengambilan data vegetasi dilakukan dengan metode purposive sampling dan setiap transek dibuat plot sampling. Setiap individu pohon (plot 10 m x 10 m) dan sapling (anakan) (subplot 5 m x 5 m) diidentifikasi dan diukur diameternya setinggi dada (±1,3 m). Sementara seedling (semai) dihitung jumlah masing-masing spesies dan persentase penutupannya (subplot 1 m x 1 m). Hasil penelitian di Desa Banyu Urip ditemukan 4 spesies mangrove dari 3 famili. Vegetasi pohon mangrove di Desa Banyu Urip berada dalam kondisi baik dan memiliki kerapatan 7533 ind/ha. Vegetasi Mangrove di Desa Banyu Urip didominasi spesies Avicennia marina. Kategori sapling memiliki kerapatan 19200 ind/ha dan didominasi oleh spesies Rhizopora Mucronata. Kategori seedling, memiliki kerapatan 113333 ind/ha didominasi oleh spesies Avicennia marina. Indeks Keanekaragaman (H’) dan Keseragaman (J’) mangrove di Desa Banyu Urip kategori pohon masuk dalam kategori rendah. Kawasan Mangrove yang dapat dijadikan sebagai kawasan rehabilitasi memiliki luas lahan ± 2,84 ha dengan jumlah pohon yang dapat ditanam ± 32.340 pohon dalam jarak 1m x 1m dengan sistem tanam banjar harian. Jenis mangrove yang sesuai dan dapat tumbuh di pesisir Desa Banyu Urip adalah Rhizopora stylosa, R. mucronata, R. apiculata, dan Avicennia sp. ABSTRACT : Mangrove Vegetation occupy the area between land and sea that have environmental conditions differ from one another. The purpose of this study is to know about the structure and composition of mangrove vegetation for rehabilitation program planning in Banyu Urip, Sub-District of Ujung Pangkah, District of Gresik , East Java.The study was conducted in March, 2015 to January, 2016. Vegetation data was done with purposive sampling method and every transect was made with plot sampling method. Each tree (plot 10 m x 10 m) and sapling (subplot 5 m x 5 m) was identified and measured on diameter at breast height (± 1.3 m).  Meanwhile, Seedling calculated the amount of each species and the percentage of cover (subplot 1 m x 1 m). The research finding at Banyu Urip shows that there are 4 mangroves of 3 families. The mangrove vegetation at Banyu Urip in good conditions and has a density at 7533 ind/ha. mangrove vegetation at Banyu Urip is dominated by Avicennia marina species. Sapling category has a density at 19200 ind/ha and dominated by Rhizophora mucronata species. Seedling category has a density at 113333 ind/ha and dominated by Avicennia marina species. In tree category, variety index  (H’) and  uniformity (J’) of mangrove at Banyu Urip categorized as a low category.  Mangrove area that can become as rehabilitation area has extensive ± 2,84 ha with number of trees that can be planted ± 32.340 trees with gap 1m x 1m and using row plant system. mangrove that can grow and survive at Banyu Urip coastal area are Rhizopora stylosa, R. mucronata, R. apiculata, and  Avicennia sp.
Kelimpahan Echinodermata Pada Zona Intertidal di Pantai Krakal dan Pantai Kukup, Gunungkidul YogYakarta Triatmojo, Aldhian; Ario, Raden; Widianingsih, Widianingsih
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.015 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i4.25925

Abstract

ABSTRAK : Pantai Krakal dan Pantai Kukup merupakan dua dari sekian banyak Pantai yang berada di kawasan Gunungkidul, Jogjakarta. Echinodermata merupakan biota yang terdapat di Pantai Krakal dan Pantai Kukup. Echinodermata dapat hidup di rataan terumbu, padang lamun, koloni karang hidup dan karang mati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi kelimpahan, keanekaragaman dan pola sebaran Eechinodermata di Pantai Krakal dan Pantai Kukup, Gunungkidul Jogjakarta.Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28-30 Oktober 2015 di Pantai Krakal dan Pantai Kukup, Gunungkidul Jogjakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode exploratif dan penentuan lokasi penelitian dilakukan secara Purpossive Sampling Method. Metode pengamatan yang digunakan yaitu metode Hand Sorting. Analisis data meliputi frekuensi kehadiran, kelimpahan jenis, kelimpahan relative, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi, sebaran dan pola penyebaran, indeks kesamaan komunitas. Jenis Echinodermata yang ditemukan selama penelitian terdiri dari 7 spesies yaitu Ophiocoma erinaceus, O. scolopendrina, O. affinis, Echinometra mathei, E. oblonga, E. viridis dan Stomopneustes variolaris. Spesies O. scolopendrina  merupakan spesies yang mempunyai nilai kelimpahan tertinggi 5,69 (ind/m2) di Pantai Krakal sedangkan spesies E. oblonga mempunyai nilai kelimpahan tertinggi 14,6 (ind/m2)  di Pantai Kukup. Indeks keanekaragaman Echinodermata di Pantai Krakal menunjukan rata rata dengan kategori sedang (1.41) dan di Pantai Kukup Kategori sedang (1,54). Indeks keseragaman Echinodermata di Pantai Krakal rata rata dengan kategori yang stabil (0,92) dan di Pantai Kukup kategori yang stabil (0,99). Indeks dominansi Echinodermata Pantai Krakal rata rata tidak ada yang mendominansi (0,28) dan Pantai Kukup tidak ada yang mendominansi (0,22). Pola sebaran Echinodermata di Pantai Krakal dan Pantai Kukup paling sering di jumpai adalah pola sebaran Agregat/berkelompok (C). ABSTRACT : Krakal and Kukup Beach are two of many beaches that placed in the area of Gunungkidul, Jogjakarta. Echinodermata is biota, which can be found in Krakal and Kukup Beach. Echinodermata is able to live in reef, sea grass beds, live coral colonies and dead coral. The purpose of this research is to gain information about the abundance of diversity and distribution pattern of Echinodermata in Krakal and Kukup Beach, Gunungkidul Jogjakarta. This research was conducted in October 28th – 30th 2015 at Krakal and Kukup Beach, Gunungkidul Jogjakarta. Methodology that is used in this research is explorative methods and location determination is conducted by Purpossive Sampling Method. An observation method that is used is Hand Sorting Methods. Data analysis involves presence frequency, species abundance, relatively abundance, diversity index, domination index, distribution and distribution pattern, similarity community index. The species of Echinodermata discovered during the research consists of 7 species which are Ophiocoma erinaceus, O. scolopendrina, O. affinis, Echinometra mathei, E. oblonga, E. viridis and Stomopneustes varioaris. O. scolopendrina species is the species that possess the highest abundance value of 5,69 (ind/m2) in Krakal Beach while E. oblonga species possess the highest abundance value of 14,6 (ind/m2) in Kukup Beach. Echinodermata diversity index in Krakal Beach showed the average with moderate category (1.41) and in Krakal Beach the average with constant category (0,92) and in Kukup Beach stable category (0,99). Krakal Beach Echinodermata dominance index the average with no single one dominates (0,28) and Kukup Beach with no dominance (0,22). The most frequently found of Echinodermata distribution pattern in Krakal and Kukup Beach is Agregat/Colony (C) distribution pattern.
Efektifitas Kitosan dalam Penurunan Kadar Lipid pada Limbah Produksi Batik Desa Pencongan, Pekalongan Sari, Nita Puspita; Ario, Raden; Yulianto, Bambang
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.127 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i1.25885

Abstract

ABSTRAK : Kesenian batik saat ini telah berubah menjadi industri yang yang berkembang pesat.Produksi batik menghasilkan limbah cair yang bisa membahayakan lingkungan, salah satu adalah lipid.Kandungan lipid dalam limbah produksi batik diketahui berada dalam jumlah yang cukup besar.sehingga perlu dilakukan upaya pengelolaan limbah lipid tersebut. Salah satunya dengan menggunakan kitosan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan kitosan dalam menurunkan kadar lipid pada limbah produksi batik dan menentukan kadar kitosan paling efektif dari variasi konsentrasi yang digunakan.Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga kali pengulangan dan taraf perlakuan berupa A (0,05%), B (0,5%) dan C (5%). Perlakuan yang dilakukan adalah dengan mereaksikan larutan kitosan dengan sampel air limbah selama 30 menit dengan menggunakan pengaduk maknetik. Selanjutnya dilakukan uji gravimetri untuk penentuan kadar lipid. Analisis data yang dilakukan adalah uji anova dengan software  SPSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap perlakuan mampu menurunkan kadar lipid pada limbah produksi batik. Variasi kitosan memberikan pengaruh nyata terhadapkadar lipid dimana semakin besar konsentrasi kitosan yang digunakan maka kandungan lipid dalam limbah produksi batik semakin sedikit. Perlakuan dengan konsentrasi 5% merupakan perlakuan yang mampu menurunkan kadar kitosan paling baik yaitu pada kisaran 87.81% sampai 92.57%. Kitosan dengan konsentrasi 5% menurunakn kadar lipid dari 100,90 mg/L menjadi 7,50 mg/L. ABSTRACT : Batik art has turned into a rapidly growing industry. Batik production produce waste that could endanger an environment, one ingredient is lipid. Lipids are compounds that are not able to mix with water and difficult to degrade. Lipid content in the waste of batik production is known to be in large enough quantities. So it is necessary to process the waste management use chitosan. The aim of this study was to determine the ability of chitosan in decrease lipid levels in the waste of batik production and determine the most effective chitosan levels of the concentrations used.This study uses a completely randomized design with three replications and standard of treatment in the form of A (0.05%), B (0.5%) and C (5%). The treatment is carried out by reacting the chitosan solution with wastewater samples for 30 minutes using magnetic stirrer. Chitosan solution is obtained by mixing chitosan powder with a solution of acetic acid. Gravimetric method used to determine the lipid levels. The data analysis that used was anova test with SPSS software.The results showed that each treatment can decrease lipid levels in the waste of batik production. Variations chitosan significantly effect the lipid levels where the bigger concentration of chitosan has the less lipid levels in the waste of batik production. 5% chitosan was the most effective treatment in this study to decrease the lipid levels in the range between 87.81% to 92.57%. Chitosan concentration of 5% can decrease lipid from 100.90 mg / L to 7.50 mg / L.
KONDISI MORFOMETRI DAN KOMPOSISI ISI LAMBUNG IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) YANG DIDARATKAN DI WILAYAH PRIGI JAWA TIMUR Setya W., Yunika Ayu Setya W Ayu; Ario, Raden; Redjeki, Sri
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.171 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i3.5994

Abstract

Ikan Cakalang yang ditemukan di PPN Prigi memiliki ukuran yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan (food habit) ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) berbagai ukuran yang didaratkan di perairan pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek . Sebanyak 68 ekor sampel ikan Cakalang diambil pada bulan September – November 2013 dari pengepul di pantai Prigi, untuk selanjutnya di lakukan pengukuran panjang total, berat tubuh dan analisis hubungan panjang-berat serta analisis isi lambung dengan metode frekuensi kejadian, metode volumetrik dan indeks preponderance. Data yang telah dihitung antara hubungan panjang total ikan dengan berat tubuh semua ikan Cakalang bersifat allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,824. Hasil yang telah didapatkan dari semua perhitungan indeks preponderance organisme ikan yang bernilai sebesar 63,78%. Berdasarkan hasil perhitungan indeks preponderance yang didapatkan, ikan merupakan makanan utama bagi ikan Cakalang di wilayah Prigi dengan jumlah total sampel lambung berisi sebanyak 37 lambung. Dari 68 sampel ikan Cakalang yang diperoleh dari wilayah Prigi kisaran panjang total ikan Cakalang yaitu 20 cm - 60,5 cm dengan kisaran berat ikan 250 gram - 4200 gram.
Pengaruh Perbedaan Kedalaman Terhadap Fitoplankton dan Zooplankton Di Perairan Pulau Panjang, Jepara Mulyawati, Deftika; Ario, Raden; Riniatsih, Ita
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.477 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v8i2.25101

Abstract

Plankton merupakan sebuah kelompok organisme yang hanyut bebas di dalam lautan. Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari kelimpahan fitoplankton dan zooplankton berdasarkan perbedaan kedalaman di perairan timur Pulau Panjang Kabupaten Jepara. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode aktif yaitu dengan menarik plankton net dengan mata jaring ukuran 45µ untuk fitoplankton dan 150µ untuk zooplankton. Penarikan dilakukan menggunakan kapal selama 3-5 menit dengan kecepatan kapal 0,67 m/s pada lokasi penelitian. Penentuan stasiun penelitian berdasarkan pada perbedaan kedalaman. Kedalaman air laut yang digunakan pada saat pengambilan sampel ini adalah stasiun 1 dengan kedalaman 0 m atau permukaan air laut, stasiun 2 dengan kedalaman 1-2 m dari permukaan air laut, dan stasiun 3 dengan kedalaman 3-4 m dari permukaan air laut. Pengukuran kualitas perairan dilakukan secara in situ bersamaan dengan pengambilan sampel dilakukan. Hasil dari penelitian ini didapatkan komposisi fitoplankton sebanyak 13 genus dengan kelimpahan berkisar antara 3844,19-10869,80 individu/m3. Komposisi zooplankton di perairan didapatkan sebanyak 12 genus dengan kelimpahan berkisar antara 838,77-3250,24 individu/m3. Hubungan kelimpahan antara zooplankton dan fitoplankton di perairan ini termasuk kedalam golongan hubungan korelasi positif Plankton is a group that drifts freely in the ocean. Plankton has limited mobility. Plankton can be divided into two groups, namely phytoplankton and zooplankton. This study aims to determine the relationship of the abundance of phytoplankton and zooplankton based on rates in the east of Panjang Island, Jepara Regency. Sampling is done by the active method, namely by pulling the plankton net with a mesh size of 45µ for phytoplankton and 150µ for zooplankton. Withdrawals carried out by a ship for 3-5 minutes with a ship speed of 0.67 m/s at the study site. Determination of research stations based on differences in depth. The depth of sea water used during sampling is station 1 with a depth of 0 m or sea level, station 2 with a depth of 1-2 m from sea level, and station 3 with a depth of 3-4 m above sea level. Measurements of water quality were carried out in situ together with sampling. The results of this study obtained phytoplankton compositions as many as 13 genera with abundance ranging from 3844.19-10869.80 individuals/m3. The composition of zooplankton in the waters obtained as many as 12 genera with abundance ranging from 838.77-3250.24 individuals/m3. The relationship of abundance between zooplankton and phytoplankton in these waters is included in the group of positive correlation.
Co-Authors Abista Ahmad Romadoni Adelia Hilma Sugiarto Adi Santoso Afrina Aysira Agus Indarjo Agus Indarjo Agus Sabdono Agus Trianto Akhmad Tri Prasetyo Aldhian Triatmojo Alfi Satriadi Ali Djunaedi Ali Djunaedi Ali Djunaedi Ali Ridlo Alin Fithor Ambariyanto Ambariyanto Amin Nur Kolis Rela Hidayah Amrullah Rosadi Anantya Setya Perdana Andreas Ricky Hermawan Anindya Wirasatriya Arif Maa’ruf Al Ayyub Arum Wahyuning Prita Bagas Santosa Bagaskara, Widigdo Bagus Bambang Jati Laksono Bambang Sulardiono Bambang Yulianto Bayu Kreshna Adhitya Sumarto Br Ginting, Feny Amelia Chrisna Adhi Suryono Chrisna Adhi Suryono Deftika Mulyawati Denny Nugroho Sugianto Destalino Destalino Diah Permata Wijayanti Dinar Ayu Budi Dodik S. Wicaksono Dwi Haryanti Dzakwan, Ardhatama Zafron Eddy Soekendarsi Edi Fahrur Rozy Edi Wibowo Edi Wibowo Edi Wibowo Kushartono Endang Supriyantini Eva Widayanti Widayanti Fauzia Farida Febriana Banun Fitrianti Feny Amelia Br Ginting Gandang Herdananto Nugroho Gentur Handoyo Hadi Endrawati Hidayah, Amin Nur Kolis Rela Hidayat, Noer Chozin Ibnu Pratikto Ibnu Pratikto Ibnu Pratikto Isdradjad Setyobudiandi Ita Riniatsih Janson Hans Pietersz Justin Cullen Jusup Suprijanto Kassagi, Muhamad Fajar Azmi Kiki Ade Kumala Kumala, Kiki Ade M. Fachrul AS Mardliyah, Riani Muhamamd Helmi Muhammad Adi Saputro Muhammad Adi Saputro Muhammad Syaifudien Bahry Mulyawati, Deftika Nining Nursalim Nirwani Soenardjo nita puspita sari Nita Puspita Sari Noer Chozin Hidayat Nur Taufiq Nur Taufiq SPJ Nur Taufiq-Spj Nurvita Agristiyani Perdana, Anantya Setya Petrus Subardjo Pratiwi Megah Sundari Pribadi, Rudi Radila Widya Shafiya Raja Aditia Sahala Siagian Retno Hartati Ria Azizah Ria Azizah Riani Mardliyah Rikha Widiaratih Rini Pramesti Rizkiyani, Hasna Moraina Rosadi, Amrullah Rudhi Pribadi Rudhi Pribadi Rudi Pribadi Safira Aisha Putri Shafiya, Radila Widya Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Redjeki Sri Sedjati Subagiyo Subagiyo Sugiarto, Adelia Hilma Sunaryo Sunaryo Surya Fajar Suryono Suryono Syahrial V. Canavaro Syahrial Varrel Canavaro Tasha Iary Tiara Anggita Tiara Anggita Tiurma S Triatmojo, Aldhian Triono Agung Virda Maya Definta Wibowo Edi Widianingsih Widianingsih Widigdo Bagus Bagaskara Yunika Ayu Setya W Ayu Setya W. Yunika Ayu Setya W Ayu Setya W.