Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENYULUHAN GIZI DAN PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK BERBASIS JAGUNG SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR STUNTING DI DESA LABUAPI KABUPATEN LOMBOK BARAT Nurhayati, Nurhayati; Asmawati, Asmawati; Ihromi, Syirril; Marianah, Marianah; Saputrayadi, Adi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.653 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.2973

Abstract

Abstrak: Sumber pangan local yang melimpah di desa Labuapi adalah jagung, namun pengolahan hanya terbatas sebagai sayuran. Padahal pengolahan jagung menjadi berbagai olahan produk telah banyak dilakukan, salah satunya adalah pengolahan susu. Susu jagung menjadi alternative solusi untuk meningkatkan asupan gizi dalam mengatasi masalah stunting. Stunting kini menjadi salah satu prioritas yang ditangani pemerintah secara nasional, termasuk di NTB. Pencegahan stunting penting dilaksanakan dengan berkoordinasi pada semua lintas sector salah satunya perguruan tinggi. Tujuan pelaksanaan pengabdian ini adalah adalah untuk meningkatan pengetahuan tentang gizi, meningkatkan keterampilan pengolahan susu dan nuget pada ibu-ibu Rumah Tangga khususnya Ibu hamil dan menyusui, serta remaja-remaja putri. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai tindakan solutif diantaranya: (1) Penyuluhan tentang pangan dan gizi secara umum, (2) Penyuluhan tentang komposisi nutrisi dan manfaat jagung, (3) Penyuluhan tentang berbagai olahan produk berbasis jagung, (4) Pelatihan pengolahan susu jagung dan nuget dari ampas susu jagung. Hasil kegiatan ini memperlihatkan bahwa (1) adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pangan dan gizi serta inovasi olahan jagung. (2) masyarakat memiliki keterampilan mengolah produk jagung menjadi susu dan nugget.(3) Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat dijadikan sebagai rintisan usaha dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, sehingga kasus stunting  yang terjadi dapat diminimalisir. Abstract: The abundant local food potential in the Labuapi Village is corn, but processing is limited to vegetables. The processing of corn into various products has been done a lot, one of which is processing milk. Corn milk is an alternative solution to increase nutritional intake in overcoming stunting problems. Stunting is one of the national priorities of the government, including in NTB. Prevention of stunting is important to implement by coordination with all cross-sectors, which one of higher education. This activity aims to increase nutrition knowledge, improve milk and nugget processing skills for housewives, especially pregnant and lactating mothers and young women. These objectives can be realized with various solutions, including (1) counseling about the food and nutrition, (2) Counseling about the nutritional composition and corn benefits, (3) counseling on various processing of corn-based products, (4) training on corn milk processing, and nuggets from corn milk waste. This activity shows that (1) the increasing community knowledge about food, nutrition, and corn processing innovation. (2) the community has the skills to process corn into milk and nuggets. (3) the knowledge and skills have given can be used as a pilot effort in business the community's needs, so that cases of stunting that occur can be minimized.
PEMBERDAYAAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF BAGI MASYARAKAT MISKIN DI PEDESAAN Saputrayadi, Adi; Asmawati, Asmawati; Marianah, Marianah; putri, dina soes
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.924 KB) | DOI: 10.31764/jadm.v1i1.2782

Abstract

Desa Kuripan Kabupaten Lombok Barat adalah salah satu desa yang dikenal sebagai penghasil gabah/beras. Yang mana sebagian besar mata pencaharian penduduk sekitar adalah petani dan pedagang. Khusus untuk ibu-ibu dan remaja putri sebagian besar mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara mengumpulkan limbah penggilingan padi (gabah) yang ada di tempat penggilingan padi di desa tersebut. Bekatul diperoleh dari proses penggilingan atau penumbukkan gabah padi menjadi beras. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia, dedak dihasilkan pada proses penyosohan pertama, sedangkan bekatul diperoleh pada proses penyosohan kedua. Penyosohan pada penggilingan gabah padi menyebabkan hilangnya lemak, protein, serat kasar, abu, tiamin, riboflavin, niasin, serta alfa tokoferol. Serat pangan paling tinggi terdapat pada lapisan bekatul dan serat pangan terendah terdapat pada beras giling. Bekatul selain mengandung zat gizi yang tinggi juga mengandung komponen bioaktif. Komponen bioaktif tersebut adalah antioksidan tokoferol (vitamin E), tokotrienol, oryzanol, dan pangamic acid (vitamin B15) (Jubaidah, 2008). Pemanfaatan bekatul sebagai pangan fungsional bukan dalam bentuk tablet atau obat herbal, melainkan dapat dikonsumsi layaknya makanan atau minuman. Bekatul dapat dimodifikasi menjadi makanan yang mempunyai warna lebih menarik, mempunyai citarasa yang enak, dan pastinya kaya akan nutrisi yang akan memberikan pengaruh fisiologis yang baik bagi tubuh pengkonsumsi seperti yang ada pada syarat pangan fungsional. Berkaitan dengan pangan fungsional bekatul, pembuatan cookies bekatul dapat dipadukan dengan tepung kedelai, sehingga cookies yang dihasilkan memiliki nilai gizi yang tinggi terutama protein dan serat serta dapat menjadi alternatif pangan fungsional..
IbM INOVASI TEKNOLOGI OLAHAN BERBASIS PISANG UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI WANITA TANI DI SEKITAR HUTAN LINDUNG SESAOT DESA PAKUAN KECAMATAN NARMADA Ihromi, Syirril; Marianah, Marianah; Nurhayati, Nurhayati
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2132.045 KB) | DOI: 10.31764/jadm.v1i1.2784

Abstract

Desa Pakuan merupakan desa baru pemekaran yang terletak di dekat Hutan Lindung Sesaot. Dari data jumlah pendidikan dan pekerjaan penduduk Desa Pakuan, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa pakuan sangat rendah, sedangkan dari data pekerjaan sebanyak 1263 orang merupakan buruh tani yang didominasi sekitar 60% adalah wanita. Keadaan masyarakat dengan pendidikan dan pendapatan yang sangat rendah menjadi permasalahan utama di desa baru tersebut. Mayoritas masyarakat di desa tersebut menggali rejekinya dari penjualan hasil hutan seperti kayu bakar, buah seperti, nangka, pepaya, rambutan, durian dan pisang. Pisang merupakan hasil hutan yang keberadaanya setiap hari dalam jumlah yang melimpah, akan tetapi jumlah tersebut tidak diikuti dengan harga jual yang tinggi karna  tidak jarang masyarakat menjualnya dalam keadaan masih muda dan segar tanpa adanya olahan lebih lanjut. Oleh karena itu dilakukan kegiatan penyuluhan tentang  penerapan IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) dengan PRA (Participatory Rural Appraisal ) yaitu melibatkan masyarakat dalam kegiatan. Pelaksanaan kegiatan ini melalui penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi, pendampingan serta evaluasi untuk melihat efektivitas program sehingga program akan tersosialisasi dengan efisien. Partisipasi mitra ini ditunjukkan melalui proses pelaksanaan kegiatan yang berjalan lancer dengan peserta sepuluh wanita tani yang dibagi dalam dua kelompok yang bekerja secara bersama-sama dalam hal produksi aneka olahan pisang baik daging maupun limbah kulit pisang, analisis kelayakan usaha dan manajemen usaha sampai proses pemasaran.
PENYULUHAN DAN PELATIHAN POLA ASUPAN GIZI MASYARAKAT DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN BAHAN BAKU PERTANIAN BAGI KORBAN GEMPA LOMBOK DUSUN KEMBANG KUNING KECAMATAN NARMADA LOMBOK BARAT Ihromi, Syirril; Asmawati, Asmawati; Marianah, Marianah
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.679 KB) | DOI: 10.31764/jadm.v1i2.3348

Abstract

Dusun Kembang Kuning merupakan daerah perbatasan antara Kabupaten Lombok Barat dengan Kota Mataram, mayoritas masyarakat menggali rejekinya dari buruh tani, bangunan yang kadangkala penghasilannya tidak tentu setiap harinya. Saat ini dusun tersebut merupakan dusun korban gempa Lombok sehingga masih banyak masyarakat yang tinggal di tenda dan mengandalkan para donator untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, yang menyebabkan pola makan menjadi tidak teratur dan kecukupan gizi tidak tercukupi terlebih musim penghujan sudah datang, dikhawatirkan kesehatan masyarakat menjadi terganggu. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan tentang pemenuhan gizi untuk kesehatan. Disamping itu berbagai hasil pertanian yang keberadaanya setiap hari dalam jumlah yang cukup banyak, akan tetapi jumlah tersebut tidak diikuti dengan harga jual yang tinggi karna tidak jarang masyarakat menjualnya dalam keadaan masih muda dan segar. Jika masyarakat mampu mengolah bahan tersebut maka akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta menjadi prospek bisnis. Masyarakat perlu diperkenalkan berbagai paket teknologi dan status gizi untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan melalui penyuluhan Gizi, pola makan sehat dan berbagai metode pengolahan sederhana terhadap bahan baku yang tersedia. Metode dalam kegiatan ini yaitu penyuluhan dan memberikan beberapa contoh paket teknologi produk pertanian. Metoda yang ditawarkan untuk mendukung realisasi program  adalah : (1) Penyuluhan pola makan sehat dan status gizi. (2) Penyuluhan Teknologi pengolahan bahan baku produk pertanian, sehingga mitra mempunyai gambaran lengkap terhadap usaha peningkatan add value bahan baku yang nantinya akan dipasarkan di beberapa lokasi strategis. Hasil pengabdian menunjukkan keberhasilan dengan lancar dan efektinya waktu yang digunakan. Tanggapan dari peserta sangat merespon positif kegiatan ini karna banyaknya pengetahuan dan aplikasi teknologi pengolahan yang diperoleh.  Para peserta mengetahui tentang pemenuhan gizi keluarga, bahan-bahan pertanian yang mempunyai kandungan gizi tinggi dan teknologi pengolahan berbagai produk yang murah dan mudah membuat antusias masyarakat untuk selalu membuat varian menu makanan sehari-hari menjadi lebih banyak.
PENGOLAHAN LIMBAH MENJADI PUPUK ORGANIK DAN EKOBRIK DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM Hardiyanti, Titi; Rukmana, Rukmana; Ikbal, Muhamad; Apriyandi, Erwin; Sakdiah, Halimatus; Abadi, Lukman; Jaka, Heri susanto; Saputra, Saputra; Oktaviani, Baiq Santi; Sudirman, Sudirman; Ridho, Ridho; hanafiah, Muhammad Ali; Vicakhsana, I Gede Satria; Wibawa, Lalu Elwan; Hidayatullah, Farid; Sumarlin, Lalu; Abdillah, Wisnu Arya; Gatama, Arya; Buana, Lalu Agung Gede; Marianah, Marianah; Suwati, Suwati; Muanah, Muanah
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jadm.v3i2.11416

Abstract

Waste is a by-product of all activities carried out while on campus, both in the form of organic and non-organic waste. High volume waste can be a problem for the environment so it needs to be managed properly. The purpose of this mentoring activity is to equip the cleaning staff so that waste in the University of Muhammadiyah Mataram (UMMAT) can be managed into organic fertilizer and ecobricks. There are three methods of mentoring, namely socialization, training, and evaluation. The socialization was carried out to provide an overview to participants regarding waste processing technology. Meanwhile, the training is to prove that the theoretical ability of partners from socialization can be applied to training and evaluation is carried out to see the level of success of mentoring activities. After the mentoring activities were carried out, it was proven that the knowledge of partners had increased and the waste within the Muhammadiyah University of Mataram was able to be managed slowly in the manufacture of organic fertilizers and echobrick.
TEKNIK PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI LINGKUNGAN BEBIDAS Suwati, Suwati; Wiryono, Budy; Marianah, Marianah
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.944 KB) | DOI: 10.31764/jadm.v1i1.2779

Abstract

Lahan pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan memiliki batas, yang dapat ditanami dengan satu atau berbagai jenis tanaman. Perkarangan adalah bidang tanah yang masih mempunyai hubungan kepemilikan dan fungsional dengan rumah yang bersangkutan. Dusun Bebidas merupakan salah satu Desa di Pagesangan Kecamatan Mataram. Jumlah penduduk di Kecamatan Mataram sebanyak 67.659 jiwa yang sebagian warganya bermata pencarian sebagai petani. Maksud dan tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan bagaimana cara mengelola sampah organik dari persiapan media hingga aplikasi pupuk organik dan cara memanfaatkan limbah disekitar lingkungan sebagai wadah tanaman secara baik dan benar sehingga lahan perkarangan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kesimpulan yang didapatkan dari permasalahan yang dihadapi oleh warga masyarakat Bebidas adalah melakukan pemanfaatan lahan pekarangan dengan budi daya tanaman yang dapat memberikan sumber pendapatan bagi keluarga dengan memanfaatkan limbah organik sebagai pupuk.
Kajian Lama Pemasakan terhadap beberapa Komponen Mutu Ikan Lele Presto Asmawati, Asmawati; Saputrayadi, Adi; Marianah, Marianah
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Sangia Research Media and Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.51-58

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama pemasakan terhadap beberapa komponen mutu lele presto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimental dengan melakukan pecobaan di Laboratorium, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan satu faktor yaitu pengaruh lama pemasakan terhdap beberapa komponen mutu lele presto yang terdiri dari lima perlakuan yaitu: L1= 60 menit, L2= 70 menit, L3= 80 menit, L4= 90 menit, dan L5= lama pemasakan 100 menit. Data hasil pengamatan dianalisis dengan  analisis keragaman(Analysis of variance) pada taraf nyata 5 %. Bila terdapat perlakuan yang berpengaruh secara nyata maka diuji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemasakan berpengaruh secara nyata terhadap semua parameter sifat kimia yang diamati yaitu kadar air, kadar protein dan sifat organoleptik yaitu warna, aroma, tekstur, dan rasa lele presto yang diamati. Semakin lama waktu pemasakan maka kadar air semakin menurun, kadar proteinnya semakin tinggi, sedangkan skor nilai warna, aroma, rasa dan tekstur semakin meningkat dan disukai oleh panelis. Perlakuan yang paling disukai oleh panelis yaitu perlakuan L5 dengan Lama pemasakan 100 menit dengan suhu 121 oC, dengan kriteria warna abu-abu, tekstur lunak rasa dan aroma disukai.
Efektifitas Program Pembinaan Kedisiplinan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Dengan Mutu Kompetensi Guru di SDN 3 Selat Hilir Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas Marianah, Marianah
Journal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Volume 10, Nomor 2, Desember
Publisher : FKIP, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada tidaknya hubungan antara kedisiplinan mengajar di kelas dengan peningkatan mutu kompetensi diri bagi para guru di Sekolah Dasar Negeri 3 Selat Hilir Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas. Manfaat penelitian bagi Guru adalah Untuk memberi gambaran bahwa arti disiplin mengajar di kelas itu perlu dan sangat penting bagi usaha keberhasilan mengajar yang bermuara pada peningkatan hasil prestasi belajar siswa. Dan manfaat bagi penulis sebagai tindakan supervisi terhadap kinerja guru, dimana aspek disiplin mengajar perlu pembinaan tersendiri dan bagian tugas pokok supervisi kependidikan, agar pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Penerapan inspeksi dan kunjungan dinas oleh pengawas Pembina SD sangatlah membantu para guru di Sekolah Dasar untuk lebih meningkatkan kualitas diri dan manajemen kinerja diri dari rasa kedisiplinan yang terimplementasikan ke dalam proses belajar mengajar di kelas.
A study of the characteristics of a mango jelly candy formulated with gelatin and honey Ramdani, Sigit; Saputrayadi, Adi; Marianah, Marianah; Nazaruddin, Nazaruddin
Journal of Agritechnology and Food Processing Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jafp.v4i1.26350

Abstract

Jelly confectionery is a soft textured confectionery processed with the addition of hydrocolloid components such as agar, gum pectin, starch, carrageenan, gelatin and others, which are used to modify the texture in order to obtain a chewy product and need to be moulded. The aim of this study was to determine the effect of the formulation of the addition of gelatin and honey on the chemical and organoleptic properties of mango jelly candy and to determine the correct formulation of gelatin and honey in the manufacture of mango jelly candy based on the panelists' preference. The method used in this research is an experimental method using a completely randomised design (CRD) with two factors, namely the formulation of gelatin and honey in the production of jelly candy, consisting of 5 treatments: P1 = 10% gelatin + 20% honey, P2 = 9% gelatin + 25% honey, P3 = 8% gelatin + 30% honey, P4 = 7% gelatin + 35% honey, P5 = 6% gelatin + 40% honey. The research data were analysed using ANOVA analysis of variance at the 5% real level and further tests were carried out using the BNJ test at the 5% level. Based on the statistical results, it is known that the formulation of gelatine and honey has a significant effect on the vitamin C and reducing sugar levels and on the organoleptic properties of all parameters, but does not have a significant effect on the moisture content and ash content of the mango jelly candies tested. In conclusion, the best treatment was P5 (6% gelatin + 40% honey) with respect to water content, ash, vitamin C and reducing sugars.
Kajian penambahan serbuk pegagan (Centella asiatica) terhadap mutu cookies tepung mocaf (modified cassava flour) Mukminin, Amirul; Asmawati, Asmawati; Marianah, Marianah
Journal of Agritechnology and Food Processing Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jafp.v2i1.6711

Abstract

Cookies are a type of biscuit made from wheat flour with a soft dough, high fat content, relatively crunchy, and dense texture. To increase the nutritional value and functional properties of cookies, it is necessary to add other ingredients such as pegagan plant. The pegagan plant contains chemical components that are good for human health such as calcium, ascorbic acid, and bioactive compounds such as triterpenoids and asiaticoside which have antioxidant activity. The purpose of this study was to determine the effect of the addition of pegagan powder on the quality of mocaf flour cookies and determine the percentage of addition of pegagan powder that was appropriate and preferred by the panelists. The method used in this study was an experimental method arranged in a completely randomized design with the addition of pegagan powder in the manufacture of cookies consisting of five treatments: P0 (100% mocaf flour/control), P1 (2.5% pegagan powder), P2 (5% pegagan powder), P3 (7.5% pegagan powder) and P4 (10% pegagan powder). The results of the measurement of chemical properties and organoleptic tests were analyzed using a further test of Honest Significant Difference at 5% level. Based on the results of the study, it was found that the addition of pegagan powder had a significant effect on all tested chemical properties (moisture content, ash content, vitamin C, and antioxidant activity) and also on taste, aroma, and color scores, but had no significant effect on cookies texture scores. In which, the higher the concentration of pegagan powder added, the water content, ash content, vitamin C content, and antioxidant activity increased, while the scores for aroma, taste and color tended to decrease. The best treatment favored by panelists was P3, with preferred taste, slightly favorable aroma, green appearance color, and slightly soft texture. The values of water content, ash content, vitamin C content, and P3 antioxidant activity were 8.36%; 3.08%; 0.38%; and 94.45%, respectively.