Acta Geoscience, Energy, and Mining
Acta Geoscience, Energy, and Mining (GEM) is a multidisciplinary journal focusing on all aspects of geosciences, such as geology, geophysics, energy, mining, and other related fields. Acta GEM is a peer-reviewed journal published four times a year (March, June, September, and December). This journal publishes articles that contribute new results in all areas of geology, geophysics, energy, mining, and other engineering-related fields. This journal is devoted to the publication of high-quality papers on theoretical and practical aspects of geology, geophysics, mining, petroleum, energy, and other engineering-related fields. This journal aims to bring together researchers and practitioners from academia and industry to focus on advancements in geology, geophysics, mining, petroleum, energy, and other engineering-related fields and establish new collaborations in these areas. Theoretical papers, practice-oriented papers including case studies, and state-of-the-art reviews are all welcomed and encouraged to advance science and engineering. The journal publishes original papers within the broad field of geology, geophysics, energy, and mining which include, but are not limited to, the following: 1. Geological Engineering, 2. Geophysical Engineering, 3. Energy Engineering, 4. Mining Engineering, 5. Petroleum Engineering, 6. Fossil Energy and Renewable Energy, 7. Hydrology, Coastal and Harbor Engineering, 8. Geotechnical Engineering, 9. Surveying and Geo-Spatial Engineering, 10. Disaster Mitigation & Management, 11. Earthquake Resistant Design Practices, and 12. Environmental Engineering.
Articles
46 Documents
Identifikasi hidrogeologi dengan analisis geokimia airtanah di Kecamatan Batee dan sekitarnya Kabupaten Pidie
Fuad, Hajarul;
Rusydy*, Ibnu;
Sartika, Dewi
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 1 (2023): March 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v2i1.45526
Kondisi geologi di daerah Kecamatan Batee merupakan daerah yang berada pada Formasi Seulimeum berumur Pliosen dan Satuan Alluvium berumur Holosen. Kebutuhan air masyarakat Kecamatan Batee dan sekitarnya Kabupaten Pidie Provinsi Aceh sangat bergantung pada air sumur untuk keperluannya. Beberapa air sumur masyarakat sendiri payau dan dikhawatirkan airnya tidak layak dikonsumsi. Lingkup penelitian ini meliputi kajian tentang hidrogeologi Kecamatan Batee dan sekitarnya Kabupaten Pidie. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan pada sumur airtanah dan melakukan pengujian geokimia pada sampel airtanah. Parameter yang digunakan dalam penelitian hidrogeologi yaitu pH, TDS, DHL, Diagram Stiff dan Diagram Piper. Dari analisis hidrogeologi didapatkan nilai derajat keasaman (pH) berkisar 6,5 - 7,3 yang berarti normal. Nilai hasil pengujian DHL berkisar 841 s/cm - 1776 s/cm. TDS berkisar 420 Mg/l - 883 Mg/l yang berarti tergolong air tawar. Kandungan ion dalam air digolongkan menjadi 2 tipe yaitu tipe magnesium bikarbonat sejumlah 4 sampel air dan tipe campuran sejumlah 1 sampel. Jadi kualitas airtanah di Kecamatan Batee dan sekitarnya kabupaten Pidie kurang bagus namun masih layak untuk digunakan.
Analisis kualitas airtanah menggunakan metode STORET di Kecamatan Banda Baro dan Sawang, Kabupaten Aceh Utara
Lutfiah, Eva;
Rusydy*, Ibnu;
Sartika, Dewi
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 2 (2023): June 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v2i2.45515
Kondisi geologi di daerah Kecamatan Banda Baro dan Kecamatan Sawang terdiri dari Formasi Julurayeu, Formasi Idi, Aluvium Muda, dan Gunungapi Geureudong Satuan Tuan. Lokasi penelitian berada pada koordinat 96o5538,3 hingga 96o5818,63 Bujur Timur dan 5o927,53 hingga 5o1137,31 Lintang Utara. Area pada penelitian ini memiliki luas 24 km2 dengan penggunaan lahan yang dimanfaatkan sebagai kawasan penduduk, lahan pertanian, dan lahan perkebunan. Lingkup penelitian ini meliputi kajian tentang kondisi hidrogeologi pada daerah penelitian dan mengetahui kualitas airtanah pada daerah penelitian. Metode yang digunakan untuk menentukan kualitas airtanah digunakan metode STORET. Pada penelitian ini digunakan beberapa parameter fisika dan kimia berupa suhu, TDS, DHL, pH, Nitrat, dan Kesadahan yang kemudian dilakukan penilaian menggunakan metode STORET yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Kualitas airtanah pada daerah penelitian tersebut yaitu berada pada kelas A (memenuhi baku mutu dengan skor 0) dan kelas B (tercemar ringan dengan skor -1 hingga -10).
Pengembangan plugin QGIS untuk estimasi debit limpasan pada tambang terbuka
Ginting, Sutradara;
Oktarini*, Yoessi;
Mulkal, Mulkal
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.42913
Musim hujan di Indonesia dapat memengaruhi operasional industri pertambangan. Curah hujan yang tinggi seringkali menyebabkan terhambatnya proses pengangkutan material tambang, terutama di daerah-daerah dengan infrastruktur yang terbatas. Genangan air yang muncul akibat curah hujan yang deras dapat memperburuk situasi ini, menghalangi akses ke lokasi tambang atau jalur transportasi. Air di area tambang umumnya berasal dari air limpasan yang muncul akibat adanya hujan. Air limpasan harus dipertimbangkan agar pencegahan dapat dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah Plugin untuk melakukan estimasi debit limpasan dengan mudah dan cepat. Hasil penelitian menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukkan pemrosesan berkisar antara 5,60 6,21 detik dengan dua tipe program komputer. Plugin juga menghasilkan estimasi debit limpasan di area studi kasus sebesar 2,80 m3/detik.
Analisis geokimia air tanah di Kecamatan Lhoong dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Besar
Jannah, Raudhatul;
Rusydy, Ibnu;
Sartika*, Dewi;
Muhni, Akmal
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.36726
Kecamatan Lhoong merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Peta geologi pada kecamatan ini masih mengandalkan peta geologi regional Lembar Banda Aceh dan belum ada pembaharuan hingga saat penelitian ini dilakukan. Selain itu, daerah penelitian merupakan daerah yang dekat dengan batugamping dan masyarakat pada daerah tersebut masih menggunakan air sumur dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui kondisi geologi terbaru pada daerah penelitian, dan untuk mengetahui kondisi geokimia air tanah serta ketinggian muka air tanah pada daerah penelitian. Metode pemetaan geologi yang dilakukan berupa kegiatan mengamati singkapan dan pengamatan geomorfologi pada daerah penelitian. Sedangkan untuk mengetahui kualitas air tanah dilakukan pengujian sifat kimia antara lain TDS, DHL, pH serta anion dan kation yang dilakukan pada Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Aceh dan pada UPTD Laboratorium Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh. Selain menguji geokimia air tanah pada daerah penelitian, juga dilakukan pengukuran terhadap ketinggian muka air tanah pada daerah penelitian pada 18 sumur pantau yang terdapat pada daerah penelitian. Dari kegiatan pemetaan geologi didapatkan hasil berupa geomorfologi yang dijumpai pada daerah ini terdiri dari tiga bentuklahan yaitu bentuklahan asal karst, bentuklahan asal vulkanik, dan bentuklahan berdasarkan ketinggian dan kemiringan lereng. Tatanan geologi pada daerah penelitian ini terdiri dari lima litologi batuan yaitu, endapan aluvium, batugamping, granodiorit, diorit dan basalt. Dari kegiatan penelitian air tanah pada daerah penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa air tanah pada daerah ini aman untuk digunakan oleh masyarakat dengan nilai hasil pengujian TDS berkisar antara 34ppm - 116ppm, nilai hasil pengujian DHL berkisar antara 71s/cm - 231 s/cm. namun untuk nilai derajat keasaman (pH) berkisar antara 8,5 9,1 yang menunjukkan bahwa sampel air pada daerah penelitian memiliki derajat keasaman dari normal hingga basa. Hasil dari analisis geokimia air tanah yang diplot kedalam diagram sstiff dan diagram piper. Dari 5 sampel air tanah yang diambil sebanyak 4 sampel diantaranya yaitu sampel 1, 3, 4, dan 5 merupakan fasies air tanah magnesium bikarbonat (MgHCo3). Sedangkan sampel 2 merupakan faises air tanah campuran. Hasil akhir dari penelitian ini berupa peta geomorfologi, peta lintasan, peta geologi, peta arah aliran air tanah, dan peta kedalaman muka air tanah.
Analisis sebaran sodium seam F2 terhadap kondisi geologi Blok 7 PT Berau Coal
Zaki, Ahmad;
Setiawan*, Bambang;
Dwi, Yoki;
Gunarsih, Dina;
Rahmatillah, Lia Fitria
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.43422
Daerah penelitian merupakan daerah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Berau Coal site Binungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran sodium seam F2 pada daerah penelitian. Metode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan geologi dengan pengambilan data langsung di lapangan, kemudian dilanjutkan analisis penyebaran sodium dan analisis geofisika menggunakan data e-log seperti gamma ray dan density. Berdasarkan hasil penelitian, geomorfologi daerah penelitian digolongkan menjadi 4 satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfik Struktural (S1), Satuan Geomorfik Denudasional (D1), Satuan Geomorfik Fluvial dengan bentuk lahan tubuh sungai (F1) dan rawa (F5) dan Satuan Geomorfik Bentukan Antropogenik dengan bentuk lahan area tambang (P1), Disposal (P2) dan Sump (P3). Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas tiga satuan batuan, yaitu Satuan Batupasir Latih (Tml), Satuan Batulempung Latih (Tml) dan Satuan Endapan Permukaan (Qh). Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa lipatan antiklin yang memiliki tiga sayap lipatan yaitu, sayap lipatan pada bagian barat berarah barat daya-timur laut dengan arah umum N 216 E/61 , sayap lipatan pada bagian timur dengan dip yang landai berarah barat laut-tenggara dengan arah umum N 298 E/16, dan sayap lipatan pada bagian timur dengan dip yang terjal berarah utara-selatan dengan arah N 360 E/38 . Nilai sodium (Na2O) pada daerah penelitian, yaitu pada Pit 7E berkisar antara 0,54-15,34 (%) dan pada Pit 7W berkisar 0,34-14,24 (%). Penyebaran sodium secara horizontal dan vertikal di dalam batubara dipengaruhi oleh air laut dan kondisi geologi yang dikontrol oleh struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian.
Pemetaan geologi dan studi fasies Formasi Alas di daerah Kecamatan Leuser dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh
Maulana, Rizki;
Setiawan*, Bambang;
Rozalli, Muhammad;
Nugraha, Gartika Setiya;
Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.43423
Kecamatan Leuser adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, dimana peta geologi pada daerah ini masih merujuk pada informasi geologi regional Lembar Medan tahun 1982. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi geologi di daerah penelitian berupa struktur geologi, sejarah geologi dan geomorfologi daerah penelitian serta menganalisis fasies pada daerah penelitian dengan mengidentifikasi kondisi fisik sedimen di lapangan. Pemetaan geologi adalah suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi geologi yang terdapat dalam suatu daerah penelitian yang menggambarkan penyebaran batuan, struktur, dan kenampakan morfologi bentang alam. Proses pemetaan ini dilakukan dengan cara survei langsung ke lapangan, melakukan pengamatan singkapan batuan dan pengambilan sampel batuan pada singkapan. Kegiatan yang dilakukan di lapangan berupa pemetaan geologi, pengukuran measured section singkapan Formasi Alas, dan pengambilan sampel batuan dari singkapan Formasi Alas sebagai keperluan penelitian lebih lanjut di laboratorium. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi literatur terkait dengan kondisi geologi regional daerah Leuser, dan pengolahan data pemetaan yang didapat dengan menggunakan software. Tatanan geologi daerah penelitian terdiri atas satuan batupasir berlapis, satuan perselingan batupasir dengan batulanau dan satuan batugamping. Satuan batupasir berlapis dan satuan perselingan batupasir dengan batulanau termasuk kedalam Formasi Alas (Ppa) dengan umur Karbon Akhir. Satuan batugamping termasuk kedalam Anggota Batugamping (Ppal) dengan umur Trias Awal. Sebaran fasies pada daerah penelitian berdasarkan analisa dan interpretasi data terdiri atas fasies mud flat, mixed flat, sand flat dan tidal channel yang termasuk ke dalam lingkungan pengendapan tidal flat.
Analisis fasies anggota batugamping pada formasi gunungapi Tapaktuan di daerah Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan
Firdha, Amatul;
Adrian*, Fahri;
Rifqan, Rifqan;
Akbar, Muhammad Arief;
Rahmatillah, Lia Fitria;
Gunarsih, Dina
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.43419
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Labuhanhaji Barat, Kabupaten Aceh Selatan dan berada pada koordinat 303335 - 30 3621 Lintang Utara (LU) dan 9605956 - 9605715 Bujur Timur (BT). Merujuk pada geologi regional, lokasi penelitian didominasi oleh batuan beku dan batugamping yang tersebar pada Formasi Gunungapi Tapaktuan yang berumur Mesozoikum yaitu pada kala Jura Akhir Kapur Awal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis batugamping yang kemudian dianalisis mengenai fasies dari batugamping tersebut. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berupa pemetaan geologi yang dilakukan dengan pengambilan data langsung di lapangan. Kemudian dilakukan analisis petrologi dan petrografi pada sampel batuan yang bertujuan untuk mengetahui proses pembentukkan dan fasies dari batugamping pada daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kondisi litologi pada daerah penelitian terdiri dari 5 satuan batuan yaitu, Satuan Batuan Basal Labuhanhaji, Satuan Batuan Andesit Labuhanhaji, Satuan Batuan Batugamping, Satuan Batuan Endapan Pasir Qpm, dan Satuan Batuan Endapan Aluvium. Untuk analisis petrografi dilakukan pada 5 sampel batuan yaitu 3 sampel batuan batugamping dan 2 sampel batuan beku. Dari 3 sampel batuan tersebut batugamping hanya terdapat 1 jenis batugamping yaitu batugamping mudstone berada pada fasies fore reef. Untuk lingkungan pengendapannya yaitu fringing reef.
Analisis geomorfologi menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP) dan weighted overlay
Jannah, Putri Bahniar;
Sartika*, Dewi;
Hapsari, Tika;
Zahratunnisa, Zahratunnisa;
Rangkuti, Nazla Syafitri
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v3i3.36749
Permukiman merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat dalam sebuah kampung karena permukiman adalah tempat tinggal untuk berlindung dan berinteraksi sosial. Perencanaan lahan permukiman yang tidak tepat dapat mengakibatkan terjadinya bencana. Lokasi penelitian berada di wilayah Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar dan termasuk ke daerah transisi antara gunung api dan laut yang sewaktu-waktu bisa mendatangkan bencana alam seperti tsunami, letusan gunung api, longsor, banjir, dan abrasi. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pada daerah tersebut yang sesuai untuk dijadikan lahan permukiman. Penelitian awal difokuskan pada kajian tataguna lahan permukiman berdasarkan metode analytic hierarchy process (AHP) dan weighted overlay di ArcGIS. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan geologi secara mendetail dan menganalisa tataguna lahan untuk permukiman. Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini antara lain: pertama, satuan geomorfologi lokasi penelitian terbagi menjadi empat yaitu satuan geomorfologi dataran rendah, satuan geomorfologi dataran rendah pedalaman, satuan geomorfologi perbukitan rendah, dan sungai. Kedua, satuan batuan lokasi penelitian terbagi menjadi empat satuan dari tua ke muda yaitu satuan batupasir, satuan tuf jatuhan piroklastik, satuan guguran lava, dan satuan endapan aluvium. Ketiga, zona rekomendasi tataguna lahan permukiman terbagi menjadi tiga yaitu zona layak, zona kurang layak, dan zona tidak layak.
Analisis kualitas massa batuan terowongan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR) di daerah Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara
Wahyudie, Ridha;
Setiawan*, Bambang;
Nugraha, Gartika Setiya;
Rifqan, Rifqan;
Yunita, Halida;
Triatmojo, Doni
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v3i3.36735
Terowongan pengelak merupakan strukur bawah tanah yang berfungsi sebagai pengalihan aliran sungai selama pelaksanaan konstruksi bendungan. Konstruksi Bendungan Lau Simeme dengan terowongan pengelak dilakukan di Desa Kuala Dekah, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Pembuatan terowongan berkaitan erat dengan kondisi dan macam batuan, bidang diskontinuitas batuan, orientasi diskontinuitas batuan, serta air tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kualitas massa batuan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR) untuk mengetahui sifat-sifat mekanika batuan dan kelas massa batuan pada Terowongan Pengelak Bendungan Lau Simeme. Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan pembobotan dan pengklasifikasian terowongan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR). Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari atas satuan geomorfologi perbukitan rendah dan satuan geomorfologi perbukitan. Tatanan geologi daerah penelitian satuan batuan konglomerat, satuan batuan tufa pasiran, satuan batuan tufa karbonatan, satuan batuan tufa breksi. Hasil analisis kualitas massa batuan di daerah penelitian dengan menggunakam metode Rock Mass Rating (RMR) dari 18 section, 14 diantaranya menunjukkan kualitas fair rock (kelas batuan nomor III) dan 4 diantaranya menunjukkan kualitas good rock (kelas batuan nomor II) dengan rata-rata stand-up time 48 jam 5000 jam.
Analisis geokimia batuan induk pada batuan paleozoik dan mesozoik
Harith, Farid;
Nugraha, Gartika Setiya;
Setiawan*, Bambang;
Putra, Hidayat Syah;
Adrian, Fahri;
Rozalli, Muhammad
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24815/actaGEM.v3i3.36747
Batuan induk adalah tempat dimana hidrokarbon terbentuk. Analisis potensi batuan induk adalah suatu tahapan awal yang penting dilakukan untuk mengetahui apakah batuan induk tersebut menguntungkan atau tidak untuk dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian ini akan melakukan analisis potensi batuan induk pada batuan paleozoik dan mesozoik. Metode yang digunakan dalam analisis potensi batuan induk yaitu metode analisis total organic carbon (TOC), metode rock eval pirolisis (REP) dan metode vitrinite reflectance (VR). Metode-metode ini digunakan untuk menentukan kandungan hidrokarbon, kematangan hidrokarbon, dan tipe kerogen yang terdapat pada suatu batuan induk. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dan pemerintah di kemudian hari. Tatanan geologi daerah penelitian terdiri atas satuan batuserpih sisipan batupasir, satuan batulanau, satuan batupasir, satuan batuserpih dan satuan batugamping. Satuan batuserpih sisipan batupasir, satuan batulanau, satuan batupasir dan satuan batuserpih termasuk kedalam Formasi Alas dengan umur Karbon Akhir. Sedangkan satuan batugamping termasuk kedalam anggota batugamping Formasi Alas dengan umur Triasic Awal. Jumlah sampel batuan yang dianalisis berjumlah 29 sampel batuan. Berdasarkan analisis geokimia ditentukan 25 sampel batuan tergolong miskin TOC, 2 sampel batuan tergolong cukup, 1 sampel batuan tergolong sangat baik dan 1 sampel batuan tergolong istimewa(?). Terdapat 15 sampel batuan tergolong kematangan lewat matang, 2 sampel batuan telat matang, 1 sampel batuan belum matang dan 11 sampel lainnya tidak dapat ditentukan kematangannya. Seluruh sampel batuan dianalisis tergolong tipe kerogen III.