Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Quantifying the Seismicity Parameters of A New Model of Seismic Source Zone for Aceh and Surrounding Areas Juellyan, Juellyan; Setiawan*, Bambang; Muttaqin, Muttaqin; Saidi, Taufiq
Aceh International Journal of Science and Technology Vol 11, No 3 (2022): December 2022
Publisher : Graduate School of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/aijst.11.3.28360

Abstract

Aceh is justified as one of the Indonesian provinces with a high level of seismicity. This high seismicity certainly has a severe negative impact on various aspects of human life in Aceh and the surrounding areas. Various types of efforts must be carried out to solve and mitigate the problem caused by any earthquake in Aceh and the surrounding areas. One aspect that can be carried out to minimize the hazards of seismic activity is the characterization of the source of the earthquake. This characterization can be used for various purposes for further seismic-related studies, including for studying seismic hazard analysis using the probabilistic seismic hazard analysis (PSHA) method. This research aims to determine the characteristics of the seismic source zones for Aceh and the surrounding areas. Based on the geological setting and seismicity catalog data of Aceh and the surrounding areas, a new model of seismic source zones was developed. This new model proposed that Aceh and the surrounding areas be divided into four zones, namely shallow background seismic source zones (divided into two source zones), two deep background seismic source zones, two megathrust source zones, and one fault zone, namely the Sumatra fault zone. The results of this study suggest that Zone I and Zone II of shallow background seismic source zones have a-values of 2.36 and 4.7, b-values of 0.545, and Mmax of 7.7 and 6.8. Deep background seismic source zone I has an a-value of 4.43 and a b-value of 0.9 with a maximum magnitude of 7 Mw. Meanwhile, deep background seismic source zone II has an a-value of 3.28 and a b-value of 0.755 with a maximum magnitude of 6.1 Mw. Megathrust seismic source zone I has an a-value of 3.53 and a b-value of 0.691 with a Mmax of 7.7 Mw. Meanwhile, the megathrust seismic source zone II has an a-value of 3.81 and a b-value of 0.702 with a Mmax of 7.1 Mw. Sumatra fault seismic source zone has an a-value of 2.88 and a b-value of 0.615 with a Mmax of 6.7 Mw.
Analisis sebaran sodium seam F2 terhadap kondisi geologi Blok 7 PT Berau Coal Zaki, Ahmad; Setiawan*, Bambang; Dwi, Yoki; Gunarsih, Dina; Rahmatillah, Lia Fitria
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.43422

Abstract

Daerah penelitian merupakan daerah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT Berau Coal site Binungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran sodium seam F2 pada daerah penelitian. Metode Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pemetaan geologi dengan pengambilan data langsung di lapangan, kemudian dilanjutkan analisis penyebaran sodium dan analisis geofisika menggunakan data e-log seperti gamma ray dan density. Berdasarkan hasil penelitian, geomorfologi daerah penelitian digolongkan menjadi 4 satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfik Struktural (S1), Satuan Geomorfik Denudasional (D1), Satuan Geomorfik Fluvial dengan bentuk lahan tubuh sungai (F1) dan rawa (F5) dan Satuan Geomorfik Bentukan Antropogenik dengan bentuk lahan area tambang (P1), Disposal (P2) dan Sump (P3). Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas tiga satuan batuan, yaitu Satuan Batupasir Latih (Tml), Satuan Batulempung Latih (Tml) dan Satuan Endapan Permukaan (Qh). Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa lipatan antiklin yang memiliki tiga sayap lipatan yaitu, sayap lipatan pada bagian barat berarah barat daya-timur laut dengan arah umum N 216 E/61 , sayap lipatan pada bagian timur dengan dip yang landai berarah barat laut-tenggara dengan arah umum N 298 E/16, dan sayap lipatan pada bagian timur dengan dip yang terjal berarah utara-selatan dengan arah N 360 E/38 . Nilai sodium (Na2O) pada daerah penelitian, yaitu pada Pit 7E berkisar antara 0,54-15,34 (%) dan pada Pit 7W berkisar 0,34-14,24 (%). Penyebaran sodium secara horizontal dan vertikal di dalam batubara dipengaruhi oleh air laut dan kondisi geologi yang dikontrol oleh struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian.
Pemetaan geologi dan studi fasies Formasi Alas di daerah Kecamatan Leuser dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh Maulana, Rizki; Setiawan*, Bambang; Rozalli, Muhammad; Nugraha, Gartika Setiya; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.43423

Abstract

Kecamatan Leuser adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, dimana peta geologi pada daerah ini masih merujuk pada informasi geologi regional Lembar Medan tahun 1982. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi geologi di daerah penelitian berupa struktur geologi, sejarah geologi dan geomorfologi daerah penelitian serta menganalisis fasies pada daerah penelitian dengan mengidentifikasi kondisi fisik sedimen di lapangan. Pemetaan geologi adalah suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi geologi yang terdapat dalam suatu daerah penelitian yang menggambarkan penyebaran batuan, struktur, dan kenampakan morfologi bentang alam. Proses pemetaan ini dilakukan dengan cara survei langsung ke lapangan, melakukan pengamatan singkapan batuan dan pengambilan sampel batuan pada singkapan. Kegiatan yang dilakukan di lapangan berupa pemetaan geologi, pengukuran measured section singkapan Formasi Alas, dan pengambilan sampel batuan dari singkapan Formasi Alas sebagai keperluan penelitian lebih lanjut di laboratorium. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi literatur terkait dengan kondisi geologi regional daerah Leuser, dan pengolahan data pemetaan yang didapat dengan menggunakan software. Tatanan geologi daerah penelitian terdiri atas satuan batupasir berlapis, satuan perselingan batupasir dengan batulanau dan satuan batugamping. Satuan batupasir berlapis dan satuan perselingan batupasir dengan batulanau termasuk kedalam Formasi Alas (Ppa) dengan umur Karbon Akhir. Satuan batugamping termasuk kedalam Anggota Batugamping (Ppal) dengan umur Trias Awal. Sebaran fasies pada daerah penelitian berdasarkan analisa dan interpretasi data terdiri atas fasies mud flat, mixed flat, sand flat dan tidal channel yang termasuk ke dalam lingkungan pengendapan tidal flat.
Analisis kualitas massa batuan terowongan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR) di daerah Kecamatan Sibiru-Biru, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Wahyudie, Ridha; Setiawan*, Bambang; Nugraha, Gartika Setiya; Rifqan, Rifqan; Yunita, Halida; Triatmojo, Doni
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i3.36735

Abstract

Terowongan pengelak merupakan strukur bawah tanah yang berfungsi sebagai pengalihan aliran sungai selama pelaksanaan konstruksi bendungan. Konstruksi Bendungan Lau Simeme dengan terowongan pengelak dilakukan di Desa Kuala Dekah, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Pembuatan terowongan berkaitan erat dengan kondisi dan macam batuan, bidang diskontinuitas batuan, orientasi diskontinuitas batuan, serta air tanah. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kualitas massa batuan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR) untuk mengetahui sifat-sifat mekanika batuan dan kelas massa batuan pada Terowongan Pengelak Bendungan Lau Simeme. Penelitian ini akan dilakukan dengan melakukan pembobotan dan pengklasifikasian terowongan menggunakan metode Rock Mass Rating (RMR). Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari atas satuan geomorfologi perbukitan rendah dan satuan geomorfologi perbukitan. Tatanan geologi daerah penelitian satuan batuan konglomerat, satuan batuan tufa pasiran, satuan batuan tufa karbonatan, satuan batuan tufa breksi. Hasil analisis kualitas massa batuan di daerah penelitian dengan menggunakam metode Rock Mass Rating (RMR) dari 18 section, 14 diantaranya menunjukkan kualitas fair rock (kelas batuan nomor III) dan 4 diantaranya menunjukkan kualitas good rock (kelas batuan nomor II) dengan rata-rata stand-up time 48 jam 5000 jam.
Analisis geokimia batuan induk pada batuan paleozoik dan mesozoik Harith, Farid; Nugraha, Gartika Setiya; Setiawan*, Bambang; Putra, Hidayat Syah; Adrian, Fahri; Rozalli, Muhammad
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i3.36747

Abstract

Batuan induk adalah tempat dimana hidrokarbon terbentuk. Analisis potensi batuan induk adalah suatu tahapan awal yang penting dilakukan untuk mengetahui apakah batuan induk tersebut menguntungkan atau tidak untuk dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian ini akan melakukan analisis potensi batuan induk pada batuan paleozoik dan mesozoik. Metode yang digunakan dalam analisis potensi batuan induk yaitu metode analisis total organic carbon (TOC), metode rock eval pirolisis (REP) dan metode vitrinite reflectance (VR). Metode-metode ini digunakan untuk menentukan kandungan hidrokarbon, kematangan hidrokarbon, dan tipe kerogen yang terdapat pada suatu batuan induk. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dan pemerintah di kemudian hari. Tatanan geologi daerah penelitian terdiri atas satuan batuserpih sisipan batupasir, satuan batulanau, satuan batupasir, satuan batuserpih dan satuan batugamping. Satuan batuserpih sisipan batupasir, satuan batulanau, satuan batupasir dan satuan batuserpih termasuk kedalam Formasi Alas dengan umur Karbon Akhir. Sedangkan satuan batugamping termasuk kedalam anggota batugamping Formasi Alas dengan umur Triasic Awal. Jumlah sampel batuan yang dianalisis berjumlah 29 sampel batuan. Berdasarkan analisis geokimia ditentukan 25 sampel batuan tergolong miskin TOC, 2 sampel batuan tergolong cukup, 1 sampel batuan tergolong sangat baik dan 1 sampel batuan tergolong istimewa(?). Terdapat 15 sampel batuan tergolong kematangan lewat matang, 2 sampel batuan telat matang, 1 sampel batuan belum matang dan 11 sampel lainnya tidak dapat ditentukan kematangannya. Seluruh sampel batuan dianalisis tergolong tipe kerogen III.
Analisis indeks kualitas tanah di Meureudu, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Pidie Jaya Akbar, Yaumil; Setiawan*, Bambang; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 2 (2024): June 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i2.36740

Abstract

Secara administratif lokasi penelitian berada di daerah Meureudu, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Pidie Jaya dengan koordinat 059 - 0512 LU dan 9612- 9615 BT. Berdasarkan peta geologi lembar Banda Aceh, Sumatera (Bennet dkk, 1981), sebagian besar lokasi penelitian memiliki litologi dari Formasi Kotabakti, Formasi Siap dan Batuan gunungapi Olim. Formasi Kotabakti terdiri dari batulumpur dan batulanau gampingan, batupasir kurang, konglomerat, batugamping dan tufa. Formasi Siap terdiri dari konglomerat, sedimen asal gunungapi, batupasir gampingan dan batulumpur kurang. Batuan gunungapi Olim terdiri dari breksi andesit, aglomerat, tufa dan batupasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah Meureudu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mencari nilai indeks kualitas tanah (SQI) untuk mengetahui tingkat kualitas tanah. Metode pemetaan yang dilakukan berupa pemetaan geologi dengan mengambil foto singkapan, deskripsi batuan, dan pengukuran strike dan dip kemudian pemetaan kualitas tanah dengan menggunakan 6 parameter fisik tanah yaitu tekstur, kemiringan, fragmen batuan, bahan induk, drainase, dan kedalaman. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 9 satuan batuan yaitu secara berurutan dari yang termuda ke yang tertua, satuan aglomerat, satuan pasir Olim, satuan breksi andesit, satuan pasir tuffan, satuan konglomerat Siap, satuan pasir Siap, satuan lanau, satuan konglomerat Kotabakti, dan satuan lanau berlempung. Satuan geomorfologi pada daerah penelitian terdiri atas 4 yaitu dataran rendah, dataran rendah pedalaman, perbukitan rendah, dan perbukitan. Kualitas tanah pada daerah penelitian adalah rendah dan sedang.
Penentuan zona prospek hidrokarbon menggunakan metode passive seismic pada daerah Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa Diah, Cindy Ayu; Setiawan*, Bambang; Putra, Hidayat Syah
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 1 (2024): March 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i1.36741

Abstract

Secara administratif, lokasi penelitian berada di daerah Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa dengan luas daerah penelitian 25 km2. Sedangkan secara geografis daerah penelitian berada pada titik koordinat 42654,76 LU - 42950,37 LU hingga 965312,86 BT - 965542,63 BT. Penelitian passive seismic dilakukan di daerah tersebut karena daerah penelitian merupakan bagian dari Wilayah Kerja Kontraktor Kontrak Kerjasama (WKKKS) minyak dan gas bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai anomali spektral pada frekuensi rendah 1-6 Hz serta menentukan zona prosepek hidrokarbon pada daerah penelitian. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu terdapat 3 area dengan warna berbeda yaitu area berwarna merah yang diduga sebagai zona prospek hidrokarbon, area berwarna kuning dan area berwarna biru yang diduga bukan zona prospek hidrokarbon.Kata kunci: seismik pasif, mikrotremor, frekuensi rendah
Analisis indeks kualitas tanah di Sagoe, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh Huzaibi, Imam; Setiawan*, Bambang; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 4 (2023): December 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v2i4.36746

Abstract

Penelitian ini dilakukan di daerah Sagoe, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh yang berada pada koordinat 5o3337,34 LU 5o3333,85 LU dan 95o4420,98 BT 95o4710,89 BT dengan luas 25 km. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis kualitas tanah pada daerah penelitian apakah memenuhi syarat untuk dijadikan lahan pertanian atau hanya baik untuk dijadikan sebagai daerah pemukiman. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berupa analisis indeks kualitas tanah berdasarkan metode yang digunakan oleh DIS4ME (Desertification Indicator System for Mediterranean). Berdasarkan hasil dari analisis indeks kualitas tanah (SQI) menunjukkan bahwa terdapat 2 jenis kualitas tanah pada daerah penelitian, yaitu kualitas rendah dan kualitas sedang.
Analisis Ukuran Butir Sedimen Dataran Banjir Sungai Krueng Sawang di Daerah Sawang, Kabupaten Aceh Utara Putri, Febby Sinta; Setiawan*, Bambang; Adrian, Fahri; Rahmatillah, Lia Fitria
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 3 (2023): September 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v2i3.36733

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sawang dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh yang terletak pada koordinat 57'45.49" - 511'1.48" Lintang Utara dan 965310,39 - 965533,82 Bujur Timur. Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan pada lokasi tersebut sering terjadi banjir sehingga menyebabkan sedimen pada dataran banjir Sungai Krueng Sawang mengalami perubahan. Lingkup penelitian ini meliputi kajian tentang ukuran butir sedimen, proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan sedimen yang menyusun dataran banjir di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah metode analisis ukuran butir yang dilakukan dengan mengambil sampel sedimen dataran banjir di 8 titik menggunakan tabung baja dengan kedalaman 100 cm dan dibagi per 20 cm dan selanjutnya dilakukan pengayakan yang akan memisahkan sedimen berdasarkan ukuran mesh. Analisis ukuran butir menghasilkan ukuran butir sedimen, yaitu pasir sedang, pasir halus dan pasir sangat halus yang kemudian dianalisis sehingga diketahui proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan sedimen yang menyusun dataran banjir, yaitu lingkungan fluvial dan fluvial - pantai serta lingkungan fluvial - pantai dan pantai.
Analisis Karakteristik Endapan Emas Plaser di Daerah Kecamatan Sungai Mas dan Sekitarnya, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh Rahmadi, Rahmadi; Setiawan*, Bambang; Aziz, Mochammad
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 2, No 2 (2023): June 2023
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v2i2.36751

Abstract

Daerah penelitian terletak di Kecamatan Sungai Mas, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh. Secara geografis lokasi penelitian berada pada koordinat : 960'49.50" BT- 96 4'5.10" BT, dan 431'39.93" LU- 429'28.97" LU dengan luas wilayah 24 Km2. Daerah penelitian ini merupakan bagian dari lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Megallanic Garuda Kencana. Berdasarkan penelitiannya, Cameron menyebutkan bahwa di sepanjang krueng Woyla, sungai besar yang terdapat di Kecamatan Sungai Mas ditemukan endapan emas dalam bentuk endapan plaser/aluvial yang berasal dari pelapukan batuan induk yang mengandung emas primer dan tertransportasi lalu terendapkan sebagai emas plaser. Pada zaman penjajahan penambangan dilakukan di sepanjang tubuh sungai oleh orangorang Belanda menggunakan kapal keruk. Untuk saat ini PT. Megallanic Garuda Kencana melakukan penambangan di bukit-bukit sepanjang tubuh sungai utama. Lokasi penelitian terdiri atas 1 endapan dan 2 formasi, yaitu Endapan Permukaan (Qh), Formasi Gunung Api Calang (Tmvc) dan Formasi Tutut (QTt). Formasi Tutut diduga sebagai formasi pembawa emas plaser/aluvial yang terdapat pada satuan batu pasir dan satuan konglomerat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi, kandungan emas plaser/aluvial dan mineral ikutan (gangue mineral) serta mengetahui prospek endapan emas di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode pemetaan geologi permukaan dengan pengambilan data langsung di lapangan untuk mendapatkan informasi geologi yaitu litologi, geomorfologi dan struktur geologi. Kemudian dilanjutkan dengan analisis petrografi dan analysis grain counting (AGC). Hasil yang akan didapatkan dari penelitian ini berupa peta faktual, peta geomorfologi, peta geologi dan data mengenai endapan emas di lokasi penelitian yang diolah dengan menggunakan software ArcGIS dari lokasi penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam penelitian selanjutnya serta dapat dijadikan referensi untuk kepentingan eksplorasi sumber daya alam lanjutan di daerah penelitian.