Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Potensi Tanaman Obat Untuk Mengatasi Tuberkulosis Resisten Obat: Kajian Literatur Prayogi, Norbertus Marcell; Hafizh, Ahmad Fauzan; Widjaja, Jovan; Sari, Ratna Dewi Puspita; Utama, Winda Trijayanthi; Daulay, Suryani Agustina
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 3 (2024): Volume 8 Nomor 3
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i3.15091

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis. Indonesia berkontribusi secara signifikan terhadap beban TB global, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat 969.000 kasus TB di negara ini. Pengobatan utama untuk TB adalah menggunakan beberapa antibiotik yang dikenal sebagai obat anti-tuberkulosis (OAT). Namun, penggunaan antibiotik dalam pengobatan meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Resistensi terhadap antibiotik merupakan masalah yang dihadapi dunia dalam pengobatan infeksi bakteri, termasuk TB. Penggunaan ekstrak tanaman sebagai terapi alternatif untuk TB telah menjadi fokus penelitian. Tanaman obat tradisional telah digunakan untuk berbagai penyakit di banyak budaya di seluruh dunia. Tanaman-tanaman ini mengandung senyawa aktif yang memiliki potensi untuk melawan bakteri dan memiliki sifat-sifat yang mendukung penyembuhan serta meminimalkan efek samping. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk merangkum berbagai penelitian ekstrak tanaman dari seluruh dunia untuk memahami potensi ekstrak tanaman sebagai terapi alternatif untuk TB, khususnya TB yang resisten terhadap obat. Studi ini menggunakan pencarian komprehensif dari tiga basis data (Pubmed, Google Scholar, dan Science Direct) dari tahun 2018 hingga 2023. Hasil menunjukkan bahwa berbagai ekstrak tanaman telah ditemukan memiliki aktivitas antimikroba terhadap M. tuberculosis, termasuk Lophira lanceolata, Zanthoxylum Leprieurii, Echinops Amplexicaulis, Acacia hockii, Albizia coriaria, Combretum molle, Warburgia ugandensis, dan Aphloia theiformis. Nilai Konsentrasi Minimum Inhibitor (MIC) dari ekstrak ini berkisar dari 0,0488 hingga 1.500 mg/mL.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK REMAJA DI INDONESIA : PENELITIAN MULTI CENTER Prayogi, Norbertus Marcell; Faiza, Agyta Hanifa; Asmarani, Azizah Qayla; Yustian, Ahmad Raffi; Kumala, Aswa Arsa; Pratiwi, Savina Rifky; Shiddiq, Muhammad Rais; Khaerunisa, Hana Nadya; Ridwan, ⁠Muhammad Hanif Muthahhari; Cindy, Iffah
JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Vol 11 No 2 (2025): JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Vol. 11.2 (2025)
Publisher : BAPIN-ISMKI (Badan Analisis Pengembangan Ilmiah Nasional - Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53366/jimki.v11i2.818

Abstract

Background: Adolescents, as a vulnerable group, need to have a good understanding of diabetes and adopt a healthy lifestyle to prevent this disease. Objective: This study aims to analyze the level of knowledge about diabetes melitus and the level of physical activity among adolescents in Indonesia. Methods: This is a descriptive cross-sectional study involving high school students from various regions in Indonesia. Data was collected using a questionnaire to measure knowledge about diabetes and physical activity levels. Results: The results showed that most adolescents had a fair understanding of diabetes, but many still lacked adequate knowledge. The overall level of physical activity among adolescents was still low, especially among females and 18-year-olds. Discussion: The low level of physical activity and inadequate knowledge about diabetes among adolescents is a problem that needs to be addressed immediately. Factors such as gender, age, grade, and domicile can influence the level of knowledge and physical activity of adolescents. Conclusion: This study highlights the importance of improving adolescents' knowledge about diabetes and encouraging them to be more physically active. School-based interventions involving parents and utilizing digital technology can be effective solutions to achieve this goal.