Growth spurt, lack of consumption of animal protein sources, consuming tea/coffee along with main meals and menstruation every month can be causes of anaemia in female adolescent. The incidence of anaemia in female adolescent in Sukoharjo Regency is 28.08% and it is predicted that it will continue to increase if preventive measures are not taken, one of which is by education on anaemia prevention. Therefore, hemoglobin (Hb) levels have been checked to determine the status of anaemia in female adolescent in Gedangan Village, Grogol District, Sukoharjo Regency. In addition to measuring Hb levels, education is also carried out in the form of scientific lectures and discussions. The number of participants in this activity was 23 people. Based on the results of Hb measurement, data were obtained as many as 20% suffer from anaemia and 80% are not anaemic. The knowledge level of female adolescent was increased after being educated, with the result that 82.6% had knowledge at a "good" level. ABSTRAK Lonjakan pertumbuhan, kurangnya konsumsi sumber protein hewani, mengkonsumsi teh/kopi bersamaan dengan makanan utama dan menstruasi setiap bulan dapat menjadi penyebab anemia pada remaja putri. Angka kejadian anemia pada remaja putri di Kabupaten Sukoharjo sebesar 28,08% dan diperkirakan akan terus meningkat jika tidak dilakukan tindakan preventif, salah satunya dengan edukasi pencegahan anemia. Oleh karena itu, telah dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) untuk mengetahui status anemia pada remaja putri di Kelurahan Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Selain pengukuran kadar Hb, dilakukan juga edukasi dalam bentuk ceramah ilmiah dan diskusi. Jumlah partisipan dalam kegiatan ini sebanyak 23 orang. Berdasarkan hasil pengukuran Hb diperoleh data sebanyak 20% menderita anemia dan 80% tidak anemia. Tingkat pengetahuan remaja putri meningkat setelah diberikan edukasi, dengan hasil sebanyak 82,6 % memiliki pengetahuan pada tingkat “baik”.