Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KKN Tematik SUCCESS Kaltara Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Melalui Program Community Challenge di Kabupaten Bulungan Andini, Nenden Imas; Astuti, Mira; Miti, Miti; Ardiansyah, Ardiansyah; Tandi, Herlina; Fitasari, Fitasari; Gusriani, Gusriani; Sugiyatmi, Tri Astuti; Ose, Maria Imaculata
Borneo Community Health Service Journal SPECIAL EDITION
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/neotyce.v3i3.4905

Abstract

Kecamatan Tanjung Selor merupakan satu dari sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Bulungan. Kecamatan Tanjung Selor juga merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Utara dan berfungsi sebagai ibukota Kabupaten Bulungan. Secara luas wilayah, Kecamatan Tanjung Selor merupakan kecamatan terluas kelima di wilayah Kabupaten Bulungan. Kecamatan Tanjung Selor memiliki 6 desa dan 3 Kelurahan dengan kelurahan terluas adalah Kelurahan Tanjung Selor Hilir dengan luasnya 348,86 Km². Berbagai macam ciri khas masyarakat dengan berbagai latar belakang seperti ekonomi, lingkungan, pendidikan, agama, sosial dan masyarakat sehingga berdampak pada kesejahteraan hidup masyarakat serta perbedaan latar belakang tersebut juga menimbulkan kekhawatiran salah satunya dalam bidang kesehatan yaitu stunting. Stunting merupakan suatu kondisi malnutrisi kronis yang diakibatkan oleh pemberian asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama, masalah ini umumnya dapat terjadi karena kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi. Sebuah program Community Challenge merupakan suatu kegiatan untuk mengajak masyarakat agar mengkonsumsi makanan yang mengandung protein khusunya protein hewani selama 30 hari berturut-turut sebagai upaya perubahan perilaku dan pola makan. Adapun yang menjadi sasaran program community challenge ini adalah masyarakat yang berada dalam lingkup pelaksanaan KKN Tematik. Kegiatan yang telah dilakukan adalah pelaksanaan sosialisasi mengenai implementasi program Community Challenge di aula Kelurahan Tanjung Selor Hilir. Acara tersebut dihadiri oleh pembicara dari Tim Program Matching Fund dan anggota tim pendamping keluarga Kelurahan Tanjung Selor Hilir. Peserta yang menjadi fokus kegiatan ini adalah kader tim pendamping keluarga, yang diharapkan akan memainkan peran penting dalam mendukung proses pelaksanaan program. Partisipasi dalam sosialisasi ini diikuti oleh 28 peserta.
PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PEMENUHAN GIZI ISI PIRINGKU DALAM KEGIATAN COMMUNITY CHALLENGE Hafifa, Nun Ayu; Alfijanuanto, Dedek Dwi; Kemuning, Lely Putri; Uhie Lewuk, Maria Ulfanti; Gusriani, Gusriani; Octamelia, Mega; Ose, Maria Imaculata; Sugiyatmi, Tri Astuti
Borneo Community Health Service Journal SPECIAL EDITION
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/neotyce.v3i3.4718

Abstract

Stunting adalah kondisi yang sangat umum terjadi di kalangan masyarakat. Pada umumnya stunting sering terjadi pada bayi yang masih dalam kandungan dan di awal setelah kelahiran. Masalah kekurangan gizi cukup banyak terjadi di Indonesia. Sepertiga anak usia di bawah lima tahun memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. Jumlah anak penderita stunting di Indonesia menempati posisi kelima besar dunia. Usaha dini untuk mencegah terjadinya stunting dengan melakukan pencegahan sejak masa kehamilan. Prinsipnya adalah memberikan asupan gizi kepada ibu hamil dan balita dengan memastikan selama kehamilan makanan yang dikonsumsi mengandung nilai gizi yang baik dan untuk balita memastikan makanan yang dikonsumsi mengandung nilai gizi yang baik juga. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan keluarga mengenai risiko stunting terkait pentingnya menyediakan gizi seimbang untuk makanan yang dikonsumsi. Keluarga berisiko stunting adalah keluarga yang mempunyai satu atau lebih faktor risiko stunting, termasuk keluarga yang mempunyai anak remaja perempuan/calon pengantin/ibu hamil/anak usia 0 - 23 bulan / anak usia 24 - 59 bulan yang berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua yang rendah, kebersihan lingkungan yang buruk, dan air minum yang tidak memadai/layak. Target khusus pada kegiatan ini yaitu ibu hamil dan keluarga risiko stunting. Hasil akhir dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah peningkatan pengetahuan ibu hamil dan keluarga, risiko stunting terkait penyediaan gizi pada saat hamil dan pada balita, serta kemampuan yang konsisten untuk menerapkan pola makan yang teratur dan bergizi.Kata Kunci: Tantangan, Isi Piringku, gizi
Pendampingan Community Challenge Di Desa Wisata Long Loreh Nursalehuddin, Nursalehuddin; Manihuruk, Mellyani Boru; Mangga, Mikael; Jumriana, Jumriana; Indiriawati, Resty; Oktovianus, Enilin; Umami, Nurrahmi; Gusriani, Gusriani; Ose, Maria Imaculata; Sugiyatmi, Tri Astuti
Borneo Community Health Service Journal VOLUME 4 NOMOR 1 TAHUN 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/neotyce.v4i1.4922

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan gizi di Indonesia yang merupakan gangguan pertumbuhan linier disebabkan kurang gizi yang berlangsung kronis. Pengetahuan ibu mengenai gizi akan berpengaruh terhadap hidangan dan mutu makanan yang disajikan. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan fisik dan kecerdasan anak. Salah satu upaya pemenuhan gizi seimbang adalah menggunakan porsimakan “Isi Piringku”. Program Community challenge merupakan salah satu program kesehatan yang memiliki peran dan fungsi yang komprehensif. Stunting adalah ganguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi yang di tandai dengan panjang atau tinggi badan berada dibawah standar. Penerapan program community challenge dalam menolak stunting mengajak masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein. Penerapan program community challenge yang baik diperlukan kesiapan dalam menangani kondisi Pengetahuan masyarakat Berkaitan dengan meningkatkan mengonsumsi protein, meningkatkan status kesehatan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menangani stunting
PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR SEBAGAI STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR KESEHATAN DI DESA ANTUTAN, KABUPATEN BULUNGAN Sugiyatmi, Tri Astuti; Kello, Jusfin Asri Patoding; Yanti, Arisda; Ramadhani, Eva; Fatimah, Siti; Hidayatullah, Hidayatullah; Abdullah, Abdullah; Rafiq, M.
Batara Wisnu : Indonesian Journal of Community Services Vol. 4 No. 3 (2024): Batara Wisnu | September - Desember 2024
Publisher : Gapenas Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53363/bw.v4i3.278

Abstract

The health sector is part of the impact of climate change both directly and indirectly. Climate change affects rainfall and temperature changes, causing disease-transmitting vectors such as mosquitoes to breed more easily. Moreover, it is supported by environmental factors and bad behavior in implementing clean and healthy living. Therefore, in addition to mitigation, efforts to adapt to climate change are important in anticipating the impact. The activity aims to provide supplies to increase community capacity, especially in terms of environmental health and clean and healthy living behavior (PHBS), as an effort as a climate change adaptation strategy. The method was health education with lectures, discussions, and a question-and-answer approach. In addition, a pre-test was previously carried out to fill in open questions related to the topics. All community leaders in Antutan village followed this activity. The activity was implemented on July 17, 2024, in Antutan Village, Tanjung Palas District, Bulungan Regency, North Kalimantan Province. This activity was successful, marked by the enthusiasm of the participants during the presentation as well as the many questions that came in during the question-and-answer session and discussion. Recommendations: The implementation of the Climate Village Program (PROKLIM) activities in Antutan Village for climate change adaptation is very important. Community capacity-building activities in terms of controlling communicable diseases should be made an annual routine agenda. The program should be developed in other community groups
Factors Contributing To The Development Of Musculoskeletal Disorders Among Employees In The Manufacturing Sector: A Cross-Sectional Study Handoko, Lukman; Nuraini, Arsita; Rachmat, Aulia Nadia; Sugiyatmi, Tri Astuti
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.41270

Abstract

Gangguan muskuloskeletal (MSDs) melibatkan cedera pada otot, tendon, ligamen, saraf, sendi, tulang, atau pembuluh darah di area seperti tangan, kaki, leher, atau punggung. Gangguan ini dapat disebabkan atau diperparah oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan. MSDs merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang paling umum terjadi, menempati urutan kedua di Indonesia, dengan tingkat prevalensi 7,3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap MSDs di kalangan karyawan manufaktur. Dengan menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan dari 50 karyawan melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi foto/video. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak peserta melaporkan MSD pada tubuh bagian atas, dengan postur tubuh yang buruk yang umum terjadi pada karyawan.
Keuntungan Ekonomi, Munculnya Problem Lingkungan, dan Kesehatan Pada Kawasan Pesisir Penghasil Rumput Laut di Pulau Tarakan : Studi Kasus Sugiyatmi, Tri Astuti; Sulidah, Sulidah; Wartiningsih, Minarni
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.41694

Abstract

Pendahuluan: Rumput laut adalah komoditas  khas yang bernilai ekonomi tinggi  di wilayah pesisir dan  memberikan berbagai dampak  terhadap kesejahteraan dan kesehatan untuk  para pekerjanya.  Botol plastik, sebagai bahan produksi rumput laut menghiasi  lingkungan pemukiman petani rumput laut baik yang masih dipakai maupun yang sudah menjadi sampah. Berbagai problem kesehatan  akan muncul mengiringi  menumpuknya  sampah,  buruknya sanitasi  serta adanya berbagai vektor penyakit menular. Penelitian ini bertujuan untuk  mengeksplorasi tentang kasus budidaya rumput laut beserta dampak positif dari sisi ekonomi serta potensi  munculnya permasalahan lingkungan dan kesehatan.  Metode: Jenis penelitian ini adalah studi kasus eksploratif dengan rancangan desain kasus tunggal. Unit analisis adalah kawasan pemukiman penghasil rumput laut. Subyek penelitian adalah  data-data kesehatan puskesmas yang membawahi kawasan pemukiman tempat budidaya rumput laut.  Data kualitatif diperoleh dari wawancara. Informan terbagi menjadi para petani rumput laut beserta pemangku kebijakan terkait yaitu dari pihak kelurahan dan puskesmas. Hasil Penelitian: Banyak temuan penyakit menular di wilayah pemukiman pesisir. Ada kecenderungan petani rumput laut terserang beberapa  jenis penyakit seperti dermatitis, diare, dan demam berdarah. Kualitas kesehatan  lingkungan pemukiman petani rumput laut cukup memprihatinkan, kotor dan cenderung kumuh.  Kualitas kehidupan petani rumput laut membutuhkan perhatian yang lebih baik. Kesimpulan: Budidaya rumput laut menimbulkan dampak positif yang perlu dikelola  dan dampak negatif yang perlu dimitigasi dengan baik. Saran, disarankan agar dilakukan kajian yang lebih luas dengan memperhatikan faktor-faktor lain, seperti dukungan stakeholder khususnya terkait regulasi guna memperoleh gambaran yang lebih komprehensif terhadap pembudidaya rumput laut.
Pengaruh Yoga Terhadap Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Sma Negeri 4 Malinau Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau Evana, Miles; Noviani, Doris; Sugiyatmi, Tri Astuti; Yulianti, Ika
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.30653

Abstract

Menstruasi/haid merupakan proses pengeluaran darah dari uterus disertai serpihan selaput dinding uterus pada wanita. Dismenore adalah menstruasi/haid yang mengalami nyeri. Banyak cara digunakan untuk mengurangi dismenore selain menggunakan obat dapat menggunakan terapi komplementer yaitu yoga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh yoga terhadap penurunan nyeri dismenore. Desain penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan rancangan one group pre-test dan posttest design. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Didapatkan sebanyak 22 remaja siswi SMAN 4 dengan kriteria inklusi: Siswi yang bersedia menjadi responden, siswi yang saat itu sedang menstruasi hari pertama dan kedua dan mengalami nyeri dismenore, siswi yang tidak mengkonsumsi obat untuk mengurangi dismenore. Instrumen menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat nyeri dismenore menggunakan Skala Intensitas Nyeri Numerik menurut Hayward (0-10). Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Sign dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05. Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon Sign di dapatkan hasil p = 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil pada siswi dan pemberian yoga berpengaruh dalam penurunan nyeri dismenore. Implikasi dar
Persepsi Warga Kampus Tentang Rokok, Perilaku Merokok dan Pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Lingkungan Pendidikan Sugiyatmi, Tri Astuti; Handoko, Lukman; Wartiningsih, Minarni; Noviani, Doris
Bunda Edu-Midwifery Journal (BEMJ) Vol. 7 No. 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Akademi Kebidanan Bunga Husada Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54100/bemj.v7i1.187

Abstract

Cigarettes and smoking behavior are public health problems. Together with other bad lifestyles such as lack of movement, stress, lack of balanced nutrition, and alcohol consumption, smoking is a risk factor for non-infectiou diseases. The bad effects of cigarettes are clear, but cigarettes and smoking behavior have long been perceived as normal by many people. The research aims to determine the perceptions of campus residents regarding smoking, smoking behavior and the implementation of non-smoking area in the educational environment. This study is an observational survey research. This research involved University of Borneo Tarakan residents, including lecturers, education staff, and students. The respondents obtained were 153 respondents (128 women and 25 men) from 7 faculties selected using a simple sampling technique. The instrument using a perception questionnaire developed by researchers which has been tested for validity and reliability. This research was conducted from June to November 2022. Of all respondents, the number of active smokers was 6 people (3.9%) and 1/3 were women. More than half of the respondents were passive smokers (54.2%). The perception of University of Bornoe Tarakan residents towards cigarettes, smoking behavior and the implementation of non-smoking area seems to vary, leading to good understanding, although there are also those who are in neutral territory regarding the implementation of tobacco/smoking control. Of all respondents, only 1 respondent disagreed with the implementation of non smoking area in education, health and places of worship. From these results it can be concluded that campus residents have a positive perception of the implementation of non-smoking areas in the educational environment.
The role of community-based organizations in improving rural female adolescents’ knowledge, attitude, and haemoglobin level Apriningsih, Apriningsih; Ismail, Rita; Ciptaningtyas, Ratri; Sugiyatmi, Tri Astuti; Angkasa, Dudung; Nadheem, Fathimath Ana
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 14, No 3: September 2025
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v14i3.24321

Abstract

Addressing the prevalence of anemia in female adolescents requires the active engagement of multiple sectors. The COVID-19 pandemic has hampered the school-based weekly iron folate supplementation (WIFAS) program which may lead to an increased anemia prevalence in female adolescents. The role of community-based organizations in assisting preexisting programs is supposed to alleviate the prevalence effectively. This study aimed to analyze the role of a community-based organization (CBO) consisting of youth organizations and integrated services post cadres in a program to improve hemoglobin level in Sirnagalih Village, Bogor, West Java, Indonesia. This pre-experimental study involved 89 female adolescents. After the intervention conducted by the CBO, significant differences were identified in the level of knowledge, attitudes, and hemoglobin (Hb) levels of female adolescents (p<0.05). The linear regression test obtained a statistical model equation related to female adolescents' Hb levels after being assisted by the CBO (R = 0.821, p = 0.000). The variable role of CBO, understanding media information, initial Hb level, adherence to consuming WIFAS, and habits to consume iron enhancer food of female adolescents can explain the Hb levels as much as 82%.