Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

ANALISIS MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL DI DAERAH PESISIR WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTAI AMAL KOTA TARAKAN Retnowati, Yuni; Ully, Sulidah
Journal of Borneo Holistic Health Vol 1, No 2 (2018): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.362 KB) | DOI: 10.35334/borticalth.v1i2.502

Abstract

Pembelajaran kelas ibu hamil merupakan inovasi pelayanan antenatal yang terbukti dapat menurunkan AKI dan AKB. Tingkat partisipasi mengikuti kelas ibu hamil di Indonesia masih rendah; termasuk di Kota Tarakan. Rendahnya motivasi ibu hamil diduga menjadi faktor penyebab utama ketidakikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalis faktor motivasi ibu hamil di daerah pesisir dalam mengikuti kelas ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pantai Amal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi penelitian ini adalah ibu hamil yang melakukan kunjungan di Puskesmas Pantai Amal sebanyak 118 orang. Besar sampel 64 orang yang terdiri dari  32 responden kelompok pengamatan dan 32 responden kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah puposive sampling. Hasil penelitian ini mengidentifikasi sebagian besar responden berusia 20-35 tahun dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah; hampir seluruh responden tidak bekerja dan memiliki anak 1-2 orang. Motivasi mengikuti kelas ibu hamil umumnya rendah pada kelompok perlakuan, sedang pada kelompok kontrol memiliki motivasi tinggi. Analisis hubungan antara motivasi dan partisipasi kelas hamil menggunakan uji Mann-Whitney ditemukan p = 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi dengan tingkat partisipasi dalam kelas ibu hamil. Tingkat pengetahuan yang rendah diduga menjadi faktor penyebab utama rendahnya motivasi mengikuti kelas ibu hamil. Direkomendasikan untuk menggiatkan program pendidikan kesehatan tentang kelas ibu hamil bagi ibu hamil diwilayah pesisir.Kata Kunci : Ibu Hamil, Kelas Ibu Hamil, Motivasi.
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN TERHADAP MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT DAN BIDAN DI PUSKESMAS WILAYAH PERBATASAN Ully, Sulidah; Retnowati, Yuni
Journal of Borneo Holistic Health Vol 2, No 2 (2019): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.12 KB) | DOI: 10.35334/borticalth.v2i2.1071

Abstract

Pencapaian kinerja yang baik tidak dapat di wujudkan tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Rendahnya capaian kualitas pelayanan kesehatan dapat memberikan indikasi terhadap rendahnya kinerja petugas kesehatan termasuk perawat dan bidan untuk dapat mewujudkan tujuan penyelenggara pelayanan kesehatan.  Adanya motivasi yang diberikan sesuai dengan haknya akan sangat mempengaruhi kinerja seseorang, oleh karena itu hendaknya ditetapkan berdasarkan prinsip adil dan wajar, sesuai dengan undang-undang hal ini termasuk dengan adanya perbedaan UMR di Kota dengan daerah perbatasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat kesejahteraan terhadap motivasi dan kepuasan kerja perawat dan bidan yang bekerja di puskesmas pada wilayah perbatasan. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan besar populasi 281 orang. Seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian (total sampling). Penelitian ini telah mendapat sertifikat lolos uji etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya dengan nomor 1719-KEPK. Penelitian ini menggunakan uji reabilitas cronbach alpha dan uji Mann Whitney di mana nilai Sig. (2-tailed) Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat kesejahteraan terhadap motiivasi dan kepuasan kerja perawat dan bidan di Puskesmas wilayah perbatasan
Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Masyarakat Pesisir Sulidah; Damayanti, Ana; Paridah
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 1 (2021): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i1.355

Abstract

ABSTRAK Kasus Demam Berdarah Dengue terjadi secara hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia dan wilayah pesisir memiliki karakteristik yang disenangi nyamuk aedes aegypti berkaitan dengan banyaknya tempat perindukan bagi nyamuk. Pengendalian dan pencegahan DBD dapat dilakukan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan metode 3M, tetapi kajian tentang perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir. Metode penelitian berupa penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga di lokasi penelitian yaitu di Tanjung Pasir dan Tanjung Batu yang merupakan wilayah pesisir. Besar populasi 442 KK dengan jumlah jiwa 1.803 orang. Besar sampel 210 KK yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup dengan Cronbach Alpha 0,81. Dari hasil penelitian teridentifikasi 70% masyarakat melakukan pengurasan dengan frekuensi kurang dari semestinya; cara menguras tidak tepat dilakukan oleh 77,6%; sebanyak 41,4% tidak pernah menutup tempat penampungan air dan 34,3% menutup hanya kadang-kadang; 86,7% tidak pernah mengubur benda bekas dan 55,2% melakukan pembuangan sampah yang tidak baik; sebanyak 63,3% memiliki kebiasaan menggantung baju bekas pakai diluar lemari pakaian; dan 83,8% tidak melakukan abatesasi. Perilaku PSN tidak baik dilakukan oleh 61% masyarakat dan 39% yang memiliki perilaku PSN baik. Analisis uji Somers’d diperoleh p<0,05 membuktikan ada hubungan yang bermakna antara perilaku PSN dengan pencegahan DBD. Disarankan pemerintah untuk meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan agar pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penularan DBD karena tendahnya perilaku pencegahan DBD masyarakat pesisir. Kata kunci: DBD, perilaku pencegahan, pesisir. ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever cases occur almost evenly in all regions in Indonesia and coastal areas have characteristics favored by the Aedes aegypti mosquitoes due to a large number of breeding places for mosquitoes. Control and prevention of dengue can be done through the Mosquito Nests Eradication movement using the 3M method, but studies on dengue prevention behavior by coastal communities are still limited. This study aims to identify its prevention behavior by coastal communities. The research method is quantitative with a cross-sectional approach. The population in this study were all families in the study area as many as 442 households with 1,803 people in the coastal area of Tanjung Pasir and Tanjung Batu. The sample size was 210 households were taken by using a stratified random sampling technique. Data collection used a closed questionnaire with Cronbach Alpha 0.81. From this research, it was identified that 70% of the community carried out draining with less than proper frequency; inappropriate drainage method was performed by 77.6%; 41.4% never closed water reservoirs and 34.3% closed occasionally; 86.7% never bury used objects and 55.2% do bad garbage disposal; 63.3% have the habit of hanging used clothes outside the wardrobe, and 83.8% did not do abatization. 61% of the public had bad eradicating mosquito nests behavior and 39% had good eradicating mosquito nests behavior. The Somers'd test analysis obtained p <0.05 proving that there was a significant relationship between eradicating mosquito nests behavior and the prevention of DHF. It is recommended to the government to increase the provision of health education towards public knowledge and awareness in preventing DHF transmission is due to the low DHF prevention behavior in coastal communities. Keywords: DHF, prevention behavior, coastal.
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN DALAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH PESISIR MELALUI “PROGRAM KETUK PINTU” Sulidah, Sulidah
Jurnal Pengabdian Dharma Bakti VOL 4, NO 1 (2021) : FEBRUARI 2021
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jpdb.v1i1.126

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan utama di dunia dan Indonesia. Rendahnya angka penemuan penderita baru merupakan ancaman serius bagi program penanggulangan TB. Upaya active case finding perlu lebih digalakkan melalui penggerakan jejaring eksternal berbasis masyarakat, diantaranya kader kesehatan. Pengabdian masyarakat dalam bentuk kegiatan program ketuk pintu ditawarkan sebagai sebuah solusi dengan memberdayakan kader kesehatan untuk melakukan skrening TB. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui enam tahap kegiatan yaitu pemilihan kader, pembekalan kader, pelaksanaan program, penyuluhan kesehatan, pemeriksaan diagnostik, dan evaluasi program. Program ketuk pintu mampu menjaring 38 orang suspek TB dari 970 warga yang dilakukan skrening. Sebanyak 29 orang suspek dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan teridentifikasi 4 orang penderita TB; 3 penderita merupakan penemuan kasus baru dan 1 penderita merupakan kasus drop out pengobatan TB. Hasil akhir program menyimpulkan  bahwa kader kesehatan mampu melakukan skrening penemuan kasus baru penderita TB melalui program ketuk pintu. Kata kunci: Pemberdayaan, Program Ketuk Pintu, Kader Kesehatan, Tuberkulosis
Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Masyarakat Pesisir Sulidah; Ana Damayanti; Paridah
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 1 (2021): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i1.355

Abstract

ABSTRAK Kasus Demam Berdarah Dengue terjadi secara hampir merata di seluruh wilayah di Indonesia dan wilayah pesisir memiliki karakteristik yang disenangi nyamuk aedes aegypti berkaitan dengan banyaknya tempat perindukan bagi nyamuk. Pengendalian dan pencegahan DBD dapat dilakukan melalui gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan metode 3M, tetapi kajian tentang perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku pencegahan DBD oleh masyarakat pesisir. Metode penelitian berupa penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga di lokasi penelitian yaitu di Tanjung Pasir dan Tanjung Batu yang merupakan wilayah pesisir. Besar populasi 442 KK dengan jumlah jiwa 1.803 orang. Besar sampel 210 KK yang diambil dengan teknik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup dengan Cronbach Alpha 0,81. Dari hasil penelitian teridentifikasi 70% masyarakat melakukan pengurasan dengan frekuensi kurang dari semestinya; cara menguras tidak tepat dilakukan oleh 77,6%; sebanyak 41,4% tidak pernah menutup tempat penampungan air dan 34,3% menutup hanya kadang-kadang; 86,7% tidak pernah mengubur benda bekas dan 55,2% melakukan pembuangan sampah yang tidak baik; sebanyak 63,3% memiliki kebiasaan menggantung baju bekas pakai diluar lemari pakaian; dan 83,8% tidak melakukan abatesasi. Perilaku PSN tidak baik dilakukan oleh 61% masyarakat dan 39% yang memiliki perilaku PSN baik. Analisis uji Somers’d diperoleh p<0,05 membuktikan ada hubungan yang bermakna antara perilaku PSN dengan pencegahan DBD. Disarankan pemerintah untuk meningkatkan pemberian pendidikan kesehatan agar pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pencegahan penularan DBD karena tendahnya perilaku pencegahan DBD masyarakat pesisir. Kata kunci: DBD, perilaku pencegahan, pesisir. ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever cases occur almost evenly in all regions in Indonesia and coastal areas have characteristics favored by the Aedes aegypti mosquitoes due to a large number of breeding places for mosquitoes. Control and prevention of dengue can be done through the Mosquito Nests Eradication movement using the 3M method, but studies on dengue prevention behavior by coastal communities are still limited. This study aims to identify its prevention behavior by coastal communities. The research method is quantitative with a cross-sectional approach. The population in this study were all families in the study area as many as 442 households with 1,803 people in the coastal area of Tanjung Pasir and Tanjung Batu. The sample size was 210 households were taken by using a stratified random sampling technique. Data collection used a closed questionnaire with Cronbach Alpha 0.81. From this research, it was identified that 70% of the community carried out draining with less than proper frequency; inappropriate drainage method was performed by 77.6%; 41.4% never closed water reservoirs and 34.3% closed occasionally; 86.7% never bury used objects and 55.2% do bad garbage disposal; 63.3% have the habit of hanging used clothes outside the wardrobe, and 83.8% did not do abatization. 61% of the public had bad eradicating mosquito nests behavior and 39% had good eradicating mosquito nests behavior. The Somers'd test analysis obtained p <0.05 proving that there was a significant relationship between eradicating mosquito nests behavior and the prevention of DHF. It is recommended to the government to increase the provision of health education towards public knowledge and awareness in preventing DHF transmission is due to the low DHF prevention behavior in coastal communities. Keywords: DHF, prevention behavior, coastal.
Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadap Kualitas Tidur Lansia Sulidah Sulidah; Ahmad Yamin; Raini Diah Susanti
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 1 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.653 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i1.133

Abstract

Lansia merupakan kelompok orang yang paling sering mengalami penurunan kualitas tidur. Beberapa penelitian menunjukkan manfaat latihan relaksasi otot progresif untuk menghadirkan rasa nyaman yang dibutuhkan dalam mereduksi penyebab gangguan tidur. Penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif terhadap kualitas tidur lansia. Rancangan penelitian ini Quasi Experimental dengan pendekatan Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel diambil secara Purposive Sampling. Besar sampel 51 responden, terdiri dari 26 responden kelompok intervensi dan 25 responden kelompok kontrol. Kelompok intervensi melakukan latihan relaksasi otot progresif selama empat minggu. Kualitas tidur diukur sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot progresif menggunakan instrumen PSQI. Pengukuran dilakukan empat kali, yaitu sebelum intervensi (pre test), dua minggu setelah intervensi (post test 1), tiga minggu setelah intervensi (post test 2), dan empat minggu setelah intervensi (post test 3). Data dianalisis menggunakan t test dan Repeated Anova. Hasil Uji t berpasangan kelompok intervensi menunjukkan nilai t hitung > t tabel, dengan p = 0,000. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai t hitung < t tabel, dengan p > 0,05. Uji Repeated Anova memeroleh nilai F hitung (71,415) > F tabel (3,89) dengan p=0,000. Uji t tidak berpasangan didapatkan skor pretest, posttest 1, posttest 2 dan posttest 3 berbeda signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p < 0,05. Rata-rata skor PSQI kelompok intervensi menunjukkan kecenderungan penurunan setelah latihan relaksasi otot progresif, sedang kelompok kontrol tidak menunjukkan perubahan skor secara bermakna. Hal ini dimungkinkan karena latihan relaksasi otot progresif bermanfaat menimbulkan respon tenang, nyaman, dan rileks. Implikasi penelitian ini bahwa latihan relaksasi otot progresif secara bermakna meningkatkan kualitas tidur lansia sehingga dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer dalam tatalaksana gangguan tidur pada lansia sebagai tindakan mandiri keperawatan.Kata kunci: Kualitas tidur, lansia, relaksasi otot progresif.The Effect of Progressive Muscle Relaxation Exercise towards Older People’s Quality of SleepAbstractOlder people are the group of people who often experience the decreasing of quality of sleep. Few studies showed the benefit of progressive muscle relaxation exercise to give comfort that is needed to reduce the cause of sleep disturbance. This study aimed to examine the effect of progressive muscle relaxation exercise towards older people’s quality of sleep. The research design is quasi experimental using pretest-posttest control group design. The sample were recruited using purposive sampling. The total sample were 51 participant which consist of 26 participants in intervention group and 25 participants in control group. Intervention group were conducted progressive muscle relaxation exercise for four weeks. The quality of sleep were measured before and after the exercise using PSQI instrument. The measurements were conducted four times, which were before intervention (pretest), two weeks after intervention (posttest 1), three weeks after intervention (posttest 2), and four weeks after intervention (posttest 3). The data were analyzed using t-test and Repeated ANOVA. The paired t-test for intervention group showed that the score of counted t > table t, with p = 0.000. In the control group, the results showed that counted t < table t score, p >0.005. The repeated ANOVA showed that counted F (71.415) > table F (3.89) with p= 0.000. Independent t-test showed that scores of pretest, posttest 1, posttest 2 and posttest 3 were different significantly between intervention and control groups with p<0.05. The average PSQI scores in intervention group showed a tendency of decreasing after progressive muscle relaxation exercise, while in the control group there was no significant changes in the scores. This is because the progressive muscle relaxation exercise is benefit to give calming, comforting and relaxing responses. The implication of this study is that progressive muscle relaxation exercise can significantly improve the quality of sleep of older people so that this exercise can be considered as a complementary therapy for management of sleep disturbance among older people as an independent nursing care.Keywords: Older people, progressive muscle relaxation exercise, quality of sleep.
PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERKAIT KUSTA DAN PERLAKUAN DISKRIMINASI PADA PENDERITA KUSTA : STUDI KASUS DI KOTA TARAKAN Sulidah Sulidah
IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) Vol 2, No 2 (2015): Muhammadiyah Journal of Nursing
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ijnp.v2i2.2081

Abstract

Background: Indonesia is one of the world’s biggest contributor to leprosy. A long and convoluted chain of transmission is complicating factor in the leprosy control program. Physical disabilities as an impact of leprosy causes excessive fear in the community. Negative stigma and leprophobia resulted in lepers often being subjected to discrimination. The low level of public knowledge about leprosy lead to negative attitude of society is thought to be a discrimination trigger.Objective: The study aimed to identify the level of public knowledge about leprosy, public attitudes to leprosy patients, and to analyze the relationship between knowledge and attitudes towards discrimination. Methods: This is a case study conducted in the Tarakan city utilising cross sectional design. A sample size of 227 respondents aged from 18-60 years were taken by purposive sampling technique. The research instrument in the form of a structured questionnaire with a Cronbach’s Alpha of 0.81. Analysis of the relationship between knowledge and attitudes towards discriminated on leprosy patients were tested using the Mann-Whitney.Results: this study identifi ed the level of public knowledge about leprosy is still low; negative attitudes; and the tendency of discrimination in patients with leprosy. Analysis of the relationship between variables which produces a signifi cance level of p = 0.000.Conclussion: there is a signifi cant correlation between public knowledge about leprocy and public attitudes to leprosy patients against discrimination in patients with leprosy.Keywords: Knowledge, Attitude, Leprosy, Discrimination.
PEMBERDAYAAN MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM UPAYA PROMOTIF PENINGKATAN KESEHATAN LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI MASA PANDEMIK Maria Imaculata Ose; Fitriya Handayani; Sulidah Sulidah
Borneo Community Health Service Journal VOLUME 1 NOMOR 1 TAHUN 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.444 KB) | DOI: 10.35334/neotyce.v1i1.2046

Abstract

Fase pandemi covid-19 lansia menjadi populasi yang memiliki resiko penularan yang dengan status penurunan dari fungsi tubuh. Pasien lanjut usia dengan covid-19 menunjukkan proporsi penyakit penyerta relatif lebih tinggi, dan paling umum adalah penyakit kardiovaskular aterosklerosis, hipertensi dan penyakit paru kronis. Adapun tujuan pemberdayaan mahasiswa ini di harapkan sebagai fasilitator dan edukator bagi para lansia mampu menjaga status dan meningkatkan Kesehatan terutama dengan lansia yang memiliki hipertensi dalam fase pandemic ini. Metode pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian dari praktek kerja lapangan, yang melibatkan pihak jurusan keperawatan dan Puskesmas sebagai wahana praktek. Mahasiswa yang memberikan edukasi dirumah para lansia dengan telah dilakukan swab antigen untuk memastikan bebas covid-19. Pelaksanaan ini dengan memperhatikan protocol Kesehatan. kegiatan meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Indikator tercapainya kegiatan ini meningkatnya pemahaman yang mana lansia dan keluarga mampu menjelaskan kembali edukasi yang diberikan. 
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERKAIT KUSTA TERHADAP PERLAKUAN DISKRIMINASI PADA PENDERITA KUSTA Sulidah Sulidah
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 11, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.081 KB) | DOI: 10.35842/mr.v11i3.29

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang kusta terbesar didunia. Rantai penularan yang panjang dan berbelit merupakan faktor penyulit dalam program pengendalian kusta. Stigma negatif dan leprophobia menyebabkan penderita kusta seringkali menjadi sasaran perlakuan diskriminasi. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang kusta menyebabkan sikap negatif masyarakat diduga menjadi pemicu perlakuan diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang kusta, sikap masyarakat pada penderita kusta, dan menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perlakuan diskriminasi pada panderita kusta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional dengan tingkat kepercayaan 95%. Populasi penelitian ini adalah masyarakat berusia 18-60 tahun yang dalam lingkungan tempat tinggalnya terdapat penderita kusta. Besar sampel 227 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang diadopsi dari Tosac (2006) dengan alpha Cronbach 0,81. Analisis keeratan hubungan antar variabel diuji menggunakan Mann-Whitney. Temuan penelitian ini telah mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang kusta masih rendah, sikap masyarakat negatif terhadap penderita kusta, dan kecenderungan perlakuan diskriminasi oleh masyarakat pada penderita kusta. Analisis hubungan antar variabel menghasilkan tingkat kemaknaan 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap masyarakat terkait kusta terhadap perlakuan diskriminasi pada penderita kusta.Kata kunci : pengetahuan, sikap, kusta, perlakuan diskriminasi.
PEMBERDAYAAN SURVIVOR TB DALAM PROGRAM DOTS Sulidah Sulidah; Dewy Haryanti Parman
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12, No 4 (2017)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.875 KB) | DOI: 10.35842/mr.v12i4.82

Abstract

Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Kemajuan penanggulangan TB melalui penerapan strategi DOTS belum mampu mengeradikasi kasus TB. Pemilihan PMO yang berasal dari anggota keluarga penderita terbukti kurang efektif meskipun sudah berdampak positif. Diperlukan terobosan dan inovasi baru untuk meningkatkan capaian target program. Kajian ini bertujuan untuk membuktikan efektifitas pemberdayaan survivor TB dalam program DOTS. Pemberdayaan survivor TB dilakukan setelah diberikan pelatihan sebagai kader PMO. Jenis kajian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi kajian ini adalah seluruh mantan penderita tuberkulosis yang telah sembuh dalam wilayah kerja Puskesmas Karang Rejo dan Puskesmas Sebengkok Kota Tarakan. Subyek kajian ini berjumlah 25 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi bersedia menjadi kader PMO dan pernah tercatat sebagai pasien yang menjalani pengobatan TB hingga sembuh. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar observasi pencapaian target program TB berupa cakupan penemuan kasus baru, angka konversi, angka kesembuhan, angka drop out, dan angka TB-RO. Observasi dilakukan setelah survivor TB menjalankan tugas sebagai Kader PMO dibandingkan dengan data trimester sebelumnya untuk selanjutnya dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Temuan kajian teridentifikasi pemberdayaan survivor TB mampu meningkatkan cakupan penemuan kasus baru, sedang indikator angka konversi, angka kesembuhan, angka drop out dan pasien TB-RO belum teridentifikasi. Hasil analisis membuktikan terdapat hubungan yang bermakna untuk pemberdayaan survivor TB dalam program DOTS terhadap peningkatan sebagian target program. Kata kunci : Survivor TB, DOTS, PMO.