Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Kelengkapan Imunisasi Lanjutan Pada BADUTA Di Puskesmas Bubulan Kabupaten Bojonegoro Ida Fahriani; Esti Yuliani; Aris Handayani; Abdul Latip
Gema Bidan Indonesia Vol. 12 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v12i2.107

Abstract

Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak meninggal karena berbagai penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi.. Pemerintah telah menetapkan bahwa setiap anak harus mendapat imunisasi lanjutan untuk mempertahankan masa perlindungnya, jika salah satu jenis imunisasi lanjutan tidak di berikan maka anak tersebut termasuk dalam status imunisasi lanjutan tidak lengkap. Oleh karena itu, tujun dari penelitian ini ingin meneliti tentang adanya hubungan pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu berhubungan dengan perilaku kelengkapan imunisasi lanjutan pada Baduta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat cross sectional. Sampel diambil dengan teknik Proportional Random Sampling sejumlah 127 responden. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Bubulan Kabupaten Bojonegoro. Variabel independent adalah Pendidikan, Pengetahuan dan sikap sedangkan variabel dependent adalah Perilaku kelengkapan imunisasi lanjutan. Pengumpulan data menggunakan Kuesioner. Untuk menganalisis adanya hubungan digunakan uji Chi Square dengan taraf nyata 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk responden pendidikan dasar dengan perilaku imunisasi lanjutan tidak lengkap sebanyak 15 responden (68,2%),  responden berpengetahuan kurang dengan perilaku imunisasi lanjutan tidak lengkap sebanyak 16 responden (80,0%) dan Sikap ibu negatif dengan perilaku imunisasi lanjutan tidak lengkap sebanyak 19 responden (90.5%). Dari hasil analisis dengan uji chi square dapat disimpulkan ada hubungan pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku kelengkapan imunisasi lanjutan pada Baduta. Kesimpulan penelitian ini adalah pendidikan, pengetahuan dan sikap ibu berhubungan dengan Perilaku imuisasi lanjutan. Sehingga disarankan pada ibu baduta untuk melengkapi status imunisasi lanjutan.
Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi Lanjutan Pada Balita Di Puskesmas Tambakrejo Bojonegoro Latifatul Kandini; Masfuah Ernawati; Lilik Triyawati; Aris Handayani
Gema Bidan Indonesia Vol. 12 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v12i1.108

Abstract

Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk mempertahankan masa perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan pada anak dibawah usia tiga tahun (batita), anak usia sekolah dasar dan wanita usia subur. Cakupan imunisasi lanjutan di Puskesmas Tambakrejo tahun 2020 mengalami penurunan dibanding tahun 2021 sebesar 14% pada imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dan sebesar 7,3% pada imunisasi lanjutan campak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu dan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi lanjutan pada balita. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 25-30 bulan di wilayah Puskesmas Tambakrejo Bojonegoro sebanyak 179 anak pada bulan februari 2022. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian didapatkan umur responden sebagian besar adalah berumur 20-30 tahun sebesar 75,6%. Pendidikan responden sebagian besar adalah SMA sederajat sebesar 63,4%. Pekerjaan responden sebagain besar adalaah ibu rumah tangga sebesar 72,4%. Pengetahuan ibu tentang imunisasi lanjutan pada balita sebagian besar baik sebanyak 62,6%. Dukungan keluraga tentang imunisasi lanjutan pada balita sebagian besar baik yaitu sebanyak 53,7%. Hampir seluruhnya balita usia 25-30 bulan memiliki status imunisasi lanjutan lengkap yaitu sebanyak 91,9%. Sebagian besar ibu dengan pengetahuan baik dan imunisasi lanjutan lengkap sebanyak 57,7%, dan sebagian besar ibu yang memiliki dukungan keluarga baik dan memiliki imunisasi lanjutan lengkap adalah sebanyak 52%. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi lanjutan pada balita.  
Faktor Predisposisi Ibu Nifas Yang Berhubungan Dengan Perilaku Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) di Puskesmas Pungpungan Kabupaten Bojonegoro Ngasriyatun; Fitriah; Sri Anggraeni; Aris Handayani
Gema Bidan Indonesia Vol. 12 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v12i2.120

Abstract

Capaian skrining hipotiroid kongenital yang masih sangat rendah bisa mengakibatkan terjadinya lonjakan kasus hipotiroid kongenital yang tidak terdeteksi sejak awal sehingga bisa mengakibatkan keterlambatan dalam penanganan sehingga bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi serta bisa mengakibatkan terjadinya kecacatan pada bayi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor predisposisi ibu nifas yang berhubungan dengan perilaku skrining hipotiroid kongenital. Metode penelitian ini menggunakan analitik cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah ibu nifas yang memiliki bayi usia 48-72 jam di Puskesmas Pungpungan Kabupaten Bojonegoro sejumlah 34 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah dengan accidental sampling. Analisa data yang digunakan bivariat dan dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian dalam penelitian sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang skrining hipotiroid kongenital sebesar 55,9% . Sebagian besar responden memiliki sikap yang negatif terhadap skrining hipotiroid kongenital sebesar 58,8%. Sebagian besar responden memiliki kepercayaan yang tidak sesuai tentang skrining hipotiroid kongenital sebesar 55,9%. Diperoleh hasil korelasi hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku skrining hipotiroid kongenital p=0,006< ɑ = 0,05. Diperoleh hasil korelasi hubungan sikap ibu dengan perilaku skrining hipotiroid kongenital p=0,000< ɑ = 0,05. Diperoleh hasil korelasi hubungan kepercayaan ibu dengan perilaku skrining hipotiroid kongenital p=0,001< ɑ = 0,05. Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan kepercayaan ibu nifas terhadap perilaku skrining hipotiroid kongenital.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dengan Kejadian Kurang Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro Siti Aniatul Aliyah; Aris Handayani; Sutio Rahardjo
Gema Bidan Indonesia Vol. 12 No. 2 (2023): Juni
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v12i2.122

Abstract

Berdasarkan data WHO prevalensi anemia dan KEK pada kehamilan secara global 35-75%.Di Indonesia banyaknya terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronik) terutama disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap prilaku ibu hamil. Faktor prilaku ini lah yang membuat ibu hamil kurang memahami manfaat asupan makanan terutama gizi selama kehamilan, karena kurangnya pengetahuan berakibat terhadap prilaku seorang ibu hamil mengabaikan pemenuhan asupan makanan selama kehamilan. Faktor lain yang berpengaruh adalah sikap seorang ibu hamil.Begitu juga dengan seorang wanita dalam hal sikap terhadap kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan.Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil resiko kurang energi kronik (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro.Jenis penelitiaan Analitik dengan rancangan Cross Sectional.Metode pengambilan sampel dengan tehnik Propostional Random Sampling yang berjumlah 181 responden. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%.Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian KEK dengan nilai ρ=0,002. Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kejadian KEK dengan nilai ρ=0,000.Terdapat hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kejadian KEK pada ibu hamil.
Efektifitas Metode Ceramah Dan Small Group Discussion tentang Kesehatan Reproduksi dan Seksual Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Remaja Aris Handayani; Abdul Latip; Kharisma Kusumaningtyas; Titi Maharrani; Ervi Husni; Domas Nurchandra Pramudianti
Gema Bidan Indonesia Vol. 13 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v13i1.214

Abstract

Background: adolescents are in a phase of rapid growth and development both physically, psychologically, intellectually, socially and sexually, causing great curiosity and tend to take risky attitudes without adequate consideration, which can lead to various consequences including Sexually Transmitted Infections and unwanted pregnancies.This study aims to explain the effectiveness of sexual and reproductive health education with lecture and small group discussion methods on the level of knowledge, attitudes and behavior of adolescents.Method: this study is a Quasy -Experimental Research (pre-post test control group design) with two treatment groups and one control group. A total of 68 adolescents from 135 respondents were involved using proportional random sampling method. Each group was treated with different learning methods, namely lecture method and small group discussion consisting of 68 respondents. Data collection was carried out using pre and post questionnaires, then analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test and Mann Whitney Test with a significant level of P, 0.005. Results: This study shows that the effectiveness of the lecture and small discussion methods are: 1) knowledge about the small group discussion method and the lecture method have the same significant value P = 0.000 (<0.05). 2) attitudes and behaviors towards the lecture method are significantly different from the Small Group Discussion method p = 0.000 (<0.05). Conclusion: This study states that the small group discussion method is better used to improve knowledge and attitudes towards sexual and reproductive health behavior in adolescents than the lecture method because in this phase it is a phase of growth in adolescents so that adolescents want to know more about sexual and reproductive health material. Keywords: Reproductive health, knowledge, behavior, adolescent, attitude
PEMBERDAYAAN KADER DALAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI OBSTETRI DAN NEONATAL Aris Handayani; Sri Anggraeni; Masfuah Ernawati
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i2.26294

Abstract

PendahuluanProgram Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi merupakan upaya pemerintah  menurunkan angka kesakitan dan angka kematian Ibu  di Indonesia. Tujuan :Para kader berperan penting mendukung ibu hamil dengan harapan dapat menurunkan angka kematiian ibu. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi  dilaksanakan pelatihan kader kesehatan. Metode : Pelaksanaan sebelum pelatihan kader diberikan  pre test tentang meteri P4K. Setelah pelatihan selanjutnya dinilai lagi pengetahuan kader dengan post test. Hasil : pelatihan kader diikuti sebanyak 40 orang kader, hasil pengetahuan kader meningkat setelah diberikan pelatihan. Dengan hasil:,sebelum pelatihan terdapat nilai pre test tertinggi 75 dan nilai terendah 20, nilai rata – rata 51,75%. Setelah diberikan pelatihan terdapat peningkatan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100, nilai rata – rata 82,88%. Untuk nilai pengetahuan post test dalam kategori sangat baik sebanyak 32 orang (80%). Nilai keterampilan  penyuluhan kader tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Obstetri dan Neonatal,setelah pelatihan diperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 75, nilai rata- rata 84,38. Untuk nilai penyuluhan kader tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Obsterti dan Neonatal.  Setelah pelatihan diperoleh nilai sangat baik 35 orang (87,50%) nilai baik 5 orang (12,50%). Kesimpulan : Pelaksanaan pemberdayaan kader di desa Bendo wilayah Puskesmas Trucuk Kabupaten Bojonegoro efektif untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Kompilkasi  Obstetri dan Neonatal.