Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

BIOMASA HUTAN RAWA GAMBUT TROPIKA PADA BERBAGAI KONDISI PENUTUPAN LAHAN Jaya, Adi; Siregar, Ulfah J.; Daryono, Herman; Suhartana, Sona
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Lahan gambut tropika memiliki fungsi sangat penting yang terkait dengan masalah konservasi, terutama fungsi simpanan dan rosot karbon, yang mempengaruhi perubahan iklim global. Namun, lahan gambut mengalami berbagai  tekanan  dari  penggunaan lahan  yang  beragam termasuk pembangunan kehutanan, drainase  pertanian,  energi,  dan  hortikultura.  Tujuan  penelitian  ini  yaitu  untuk  mendapatkan  informasi biomasa hutan gawa gambut tropika terutama di Kalimantan Tengah pada berbagai kondisi penutupan lahan. Penelitian pada biomasa rawa gambut dilaksanakan pada beberapa jenis penutupan lahan yaitu hutan rawa gambut primer, hutan bekas tebangan, dan kawasan bekas terbakar. Metode destruktif diterapkan pada tiga petakan berukuran 10 x 10 m2. Contoh masing-masing bagian vegetasi seperti batang, cabang, ranting, dan daun diambil untuk analisis kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada suatu perbedaan biomasa di atas permukaan tanah yang nyata antara hutan rawa gambut yang relatif masih baik, hutan bekas tebangan, dan kawasan terbakar. Rata-rata jumlah biomasa adalah antara 400-900 ton/ha untuk hutan rawa gambut yang relatif masih baik, 240-400 ton/ha untuk hutan bekas tebangan,  210-460 ton/ha untuk kawasan bekas kebakaran tahun 1997, dan antara 15 hingga 21 ton/ha untuk kawasan yang dua kali mengalami kebakaran.
Analysis of the Carrying Capacity and Environmental Capacity of the Bukit Tangkiling Natural Park Rasidi, Muhammad; Lautt, Bambang S.; Ludang, Yetrie; Usup, Sidik R.; Jaya, Adi
International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science Том 1 № 02 (2023): International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science
Publisher : Pt. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/ijmars.v1i02.70

Abstract

The Bukit Tangkiling Park area was determined based on the Decree of the Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia number: 046/Kpts/Um/1/1977 on January 25, 1997, with an area of 533 Ha. Bukit Tangkiling Nature Park has sloping lowlands, undulating to hilly terrain, and very steep slopes of 2% to 45% at 25 to 170 metres above sea level. Year-to-year tourism increases. An increase in tourist visits can damage natural resources and the environment by exceeding the carrying capacity and capacity of the environment. Cifuentes (1992)'s method is used to calculate the natural tourist environment's carrying capacity in protected areas. The assessment to determine the maximum number of visits to a tourist area is based on the physical, biological and management conditions in the tourist area by considering three main aspects; physical carrying capacity (PCC), real carrying capacity (RCC) and effective carrying capacity (ECC). The research was conducted with the aim of analyzing the value of the effective carrying capacity (ECC). The maximum number of tourists that can visit the Bukit Tangkiling Natural Tourism Park without disrupting the ecology. PCC = 219.063, RCC = 5.475, MC = 0.9, ECC = 4,927 people/day. ECC of 353 people/day. This value is less than the Nature tourist Carrying Capacity Value and does not harm the environment of the natural tourist region. This allows Bukit Tangkiling Park growth.
Estimation of Palm Oil Biomass Carbon from Sentinel-2 Image using the Random Forest Classification Method Ardiansyah, Muhammad; Barus, Baba; Puspita, Gita; Jaya, Adi
International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science Том 1 № 02 (2023): International Journal of Multidisciplinary Approach Research and Science
Publisher : Pt. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/ijmars.v1i02.95

Abstract

Oil palm is a carbon absorbing plant that stores it in biomass. To monitor biomass, especially in large areas of oil palm plantations, remote sensing data can be used combined with machine learning algorithms. The aims of this study were to estimate oil palm biomass carbon according to age class using non-destructive methods, as well as analyze the relationship between the reflectance of Sentinel 2 image oil palm and oil palm biomass carbon, and estimate the distribution of oil palm biomass carbon using a learning algorithm random forest (RF) engine. Measurement of biomass at the study site was carried out non-destructively using stratified purposive sampling. The closeness of the relationship between Sentinel 2 image and measured oil palm biomass is assessed from the coefficient of determination of the regression equation. Estimation of the distribution of biomass carbon in all research locations was carried out using the RF method with the Dzetsaka classification tool. The results showed that the highest biomass carbon stock was obtained in oil palm aged 20 years with an average of 59.6 tons C/ha, while the lowest biomass carbon stock was obtained in oil palm aged 17 years with an average of 32.9 tons C/ha. The reflectance value of Sentinel-2 image on the blue, green, red, and near infrared channels has a positive correlation to biomass carbon from oil palm with an R² greater than 0.8. The classification of biomass carbon with the RF approach applied to Sentinel-2 image gives an adequate accuracy value of 76.40% in the combination of the proportion of training and testing data 60% : 40%.
Agroforestry as an approach to rehabilitating degraded tropical peatland in Indonesia Jaya, Adi; Dohong, Salampak; Page, Susan E.; Saptono, Mofit; Supriati, Lilies; Winerungan, Shella; Sutriadi, Mas Teddy; Widiastuti , Lusia
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 2 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.112.5453

Abstract

Peatland is a unique ecosystem with water saturation; peatland regulates hydrological processes, climate, environmental conditions, and biodiversity. Poor management practises regarding peatlands can lead to land degradation, and peatland degradation typically has negative effects. Recent tropical peatland research in Indonesia has predominantly revolved around the examination of the ecological consequences resulting from various management approaches. There is little study on farmers' agroforestry efforts to preserve and restore degraded peatlands. A comprehensive examination was undertaken to assess a range of facts, information, and scholarly articles pertaining to the practise of agroforestry on peatlands in Indonesia. The primary incentive for farmers to adopt agroforestry systems originates from their recognition of the impending scarcity of trees. By integrating intercrops with cultivated trees, farmers anticipate generating adequate money to fulfil their family's economic requirements. Farmers who choose intensive intercropping practises are motivated by market demand, whereas farmers who do not adopt this approach tend to favour crops that necessitate less rigorous management. The provision of governmental assistance holds significant importance, and there is a pressing need for additional guidance and support. The potential for rehabilitating degraded peatlands by the implementation of agroforestry practises of native tree species is considerable. Their growth patterns contribute to enhanced vegetative coverage, resulting in heightened moisture levels, reduced temperatures, diminished fire hazards, and improved peat soil quality. The relationship between the physiography of the land and the depth of the peat is directly associated with the patterns and components of agroforestry in peatland environments.
Tinggi Muka Air dan Bulk Density pada Tutupan Hutan dan Bekas Terbakar di Propinsi Kalimantan Tengah Yulianti, Lisna; Dohong, Salampak; Jaya, Adi; Sancho, Jonay Jovani
Jurnal Penelitian UPR Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Penelitian UPR: Kaharati
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jptupr.v3i2.11045

Abstract

Salah satu ciri gambut adalah rentan terbakar pada musim kemarau. Jika gambut terbakar maka akan sulit untuk dipadamkan karena material gambut terdiri dari bahan organik yang menjadi bahan bakar ketika kering. Kebakaran mengakibatkan perubahan sifat fisik tanah akibat hilangnya bahan organik tanah akibat panasnya api sehingga merusak struktur tanah, meningkatkan bulk density dan menurunkan porositas tanah. Peningkatan bulk density dapat mengakibatkan peningkatan tingkat kematangan gambut sehingga mempercepat penurunan permukaan tanah dan pelepasan CO2. Bulk density merupakan indikasi kepadatan tanah, semakin padat tanah maka semakin tinggi pula bulk density yang berarti semakin sulit air untuk melewatinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase hari tergenang yang ditunjukkan dengan nilai tinggi muka air lebih dari 0 m dan bulk density pada berbagai tutupan lahan yaitu hutan dan lahan terbakar di Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai bulk density dipengaruhi oleh faktor tinggi muka air dan faktor kebakaran. Bulk density pada lokasi hutan KHDTK Tumbang Nusa sebesar 0,175 g cm-3 dengan persentase hari tergenang sebesar 0%, hutan Taman Nasional Sebangau mempunyai nilai bulk density sebesar 0,054 g cm-3 dengan persentase hari tergenang sebesar 14,30%, areal bekas terbakar bagian selatan mempunyai nilai bulk density sebesar 0,076 g cm-3 dengan persentase hari tergenang sebesar 0% dan bekas terbakar dari Taman Nasional Sebangau 0,082 g cm-3 dengan persentase hari tergenang sebesar 50,90%.  
Respons Pemberian Serbuk Cangkang Telur Ayam Terhadap Pertumbuhan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa Chinensis L.) dan Peningkatan pH pada Tanah Gambut Anastashia, Tefanny; Jaya, Adi; Darung, Untung; Saptono, Mofit; Sustiyah; Surawijaya, Panji; Sulistiyanto, Yustinus
Jurnal Penelitian UPR Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Penelitian UPR: Kaharati
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jptupr.v4i1.13047

Abstract

Pertumbuhan tanaman pakcoy sangat bergantung pada tingkat pH tanah media tanam. Salah satu upaya untuk meningkatkan pH tanah gambut rendah adalah dengan menggunakan serbuk cangkang telur ayam yang mengandung kalsium (Ca) sebesar 35,1-36,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan kalsium pada kapur dolomit yang sebesar 21,70%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji respons pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy terhadap pemberian serbuk cangkang telur ayam. Kemudian juga berupaya untuk menentukan dosis serbuk cangkang telur ayam yang dapat memberikan hasil terbaik pada tanaman pakcoy di tanah gambut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji respons pemberian serbuk cangkang telur ayam dalam meningkatkan pH tanah gambut pada budidaya tanaman pakcoy. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal untuk mengetahui  perbedaan respons serbuk cangkang telur (T) terhadap dosis yang diberikan. Dosis serbuk cangkang telur yang digunakan sebanyak 1 t ha-1, 2 t ha-1, 3 t ha-1, 4 t ha-1, dan 5 t ha-1. Penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara dosis serbuk cangkang telur dengan pertumbuhan dan hasil tanaman. Secara khusus, dosis 5 t ha-1 serbuk cangkang telur memberikan hasil yang paling baik dalam hal lebar daun tanaman (7,1 cm) dan hasil tanaman (186,5 g tanaman-1). Selain itu, peningkatan dosis lebih lanjut dapat memberikan hasil yang lebih optimal pada tanaman pakcoy. Penambahan serbuk cangkang telur ayam pada tanah gambut menghasilkan kenaikan pH sebesar 0,89-1,59 poin sehingga menaikkan pH tanah dari 3,21 menjadi 4,8 dengan dosis 5 t ha-1.
Pelatihan Pertanian Organik dan Pembuatan Eco-Ezyim Serta Biopestisida : Solusi Mengatasi Dampak Karhutla Supriati, Lilies; Jaya, Adi; Veronica, Evi; Uda, Saritha Kittie; Zubaidah, Siti; Mulyani, Rahmawati Budi; Saragih, Osi Karina; Subianto, Pratiwi; Nasir, Darmae; Adventa, Alma; Page, Susan E.; Upton, Caroline
Jurnal Pengabdian Kampus Vol 11 No 1 (2024): Jurnal Pengabdian Kampus
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jpmupr.v11i1.14817

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu.  Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah kelompok tani yang menginginkan tentang pertanian organik, karena sebagian masyarakatnya berkeinginan terbentuknya kelompok pertanian organik.  Tahapan pelaksanaan diawali dengan ceramah dan diskusi tentang pertanian organik, pelatihan pembuatan eco-enzim, pelatihan pembuatan biopestisida PGPR, dilanjutkan dengan pendampingan cara aplikasi pupuk organik kompos dan PGPR pada tanaman mentimun mitra.  Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakatnya dapat terselenggara dengan lancar, mendapat respon positif dan mitra sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Analisa Pengaruh Polaritas Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan Pengelasan Kampuh V dengan Variasi Arus pada Material Baja ASTM A36 Jaya, Adi; Nurrohkayati, Anis Siti
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 14, No 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v14i1.11581

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh polaritas pengelasan terhadap kekuatan tarik pada material baja ASTM A36. Polaritas yang digunakan pada penelitian ini adalah polaritas lurus (DC-) dan terbalik (DC+). Metode pengelasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding). Proses pengelasan yang dilakukan menggunakan dua variasi arus yang berbeda: 80A dan 90A, dan hanya menggunakan elektroda jenis E-7018. Selanjutnya bentuk kampuh pengelasan yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk V. Kemudian, untuk proses pengujian tarik, spesimen dibuat dengan mengacu pada standar pengujian ASTM E8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengelasan yang menggunakan polaritas DC+, nilai kekuatan tariknya berbanding lurus dengan arus yang diaplikasikan. Sebaliknya, pada polaritas DC-, kekuatan tariknya meningkat seiring dengan berkurangnya besar arus yang digunakan. Menariknya, nilai pada regangan menunjukkan hasil yang berbeda dimana nilai regangan tidak dipengaruhi oleh polaritas pengelasan, tetapi nilai regangan dikontrol oleh arus pengelasan.
Pelatihan Pembuatan Stik Ikan Berbasis Bahan Dasar Lokal di Ekosistem Gambut Desa Bahaur Hulu Permai, Kabupaten Pulang Pisau Nopembereni, Eti Dewi; Elvince, Rosana; Jaya, Adi; Maryani; Evnaweri; Subianto, Pratiwi; Saragih, Osi Karina; Adventa, Alma; Page, Susan E.; Upton, Caroline
Jurnal Pengabdian Kampus Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Kampus
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52850/jpmupr.v11i2.16946

Abstract

The aim of training activities in Bahaur Hulu Permai Village is an effort to improve the abilities and skills of people living in peat ecosystems, especially in coastal areas. Coastal areas not only have potential as fisheries resources, but also agriculture in a broad sense. The main income of coastal communities is marine fisheries and brackish water fisheries, if they are in a brackish water ecosystem. The potential for marine and river fisheries and land fisheries in Indonesia is very large. The problem is that people in coastal areas are still unable to manage natural potential into goods or products that have high economic benefits. The importance of increasing the abilities and skills of communities in coastal areas by conducting outreach, counseling and training in making fish-based food. One of the activities that can be improved is making fish sticks, in order to increase income for fishing families in particular, and coastal communities in general.
Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan Di Desa Bahaur Hulu Permai Kabupaten Pulang Pisau Nopembereni, Eti Dewi; Elvince, Rosana; Jaya, Adi; Maryani, Maryani; Evnaweri, Evnaweri; Adventa, Alma; Page, Susan E.; Upton, Caroline
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2307

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema pelatihan pembuatan pakan ikan atau pelet, berbasis bahan dasar lokal di ekosistem gambut, bertujuan agar para pembudidaya mampu memiliki keterampilan dalam pengolahan pakan ikan secara mandiri, karena porsi terbesar dalam proses budidaya ikan adalah untuk pakan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar ekosistem gambut masih bisa ditingkatkan, melalui budidaya ikan dalam kolam tanah, maupun kolam plastik/terpal, sehingga program revitalisasi ekonomi masyarakat bisa berjalan baik, dan berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat. Ketersediaan pakan terbatas, dengan harga yang cukup tinggi, menjadi permasalahan bagi para pembudidaya ikan, baik yang dikelola dalam kolam tanah, maupun kolam plastik/terpal, khususnya di Desa Bahaur Hulu Permai Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau. Pelatihan pengolahan pakan ikan menjadi pilihan, karena berbahan dasar lokal yang tersedia disekitar wilayah desa Bahaur Hulu Permai, terutama tepung ikan yang bisa dibuat sendiri oleh para petani dan keluarganya, berasal dari hasil tangkapan nelayan, terutama ikan-ikan kecil, yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat sekitar pesisir. Permasalahan utama kelompok masyarakat di Desa Bahaur Hulu Permai adalah tidak memiliki keterampilan membuat pakan secara mandiri, sehingga para pembudidaya perlu diberikan pelatihan, guna meningkatkan kemampuan, dan keterampilan dalam membuat pakan ikan sendiri, dengan pakan ikan bisa dikelola dan dibuat sendiri, maka diharapkan pembudidaya ikan tidak khawatir lagi dengan ketersediaan pakan bagi ikan yang diusahakan. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan bahwa program ini sangat diminati oleh peserta, terbukti 76% dari peserta mampu mengolah sendiri pakan ikan berdasarkan bahan baku lokal yang tersedia di wilayah Bahaur Hulu Permai. Pelatihan pembuatan pakan ikan berbahan baku lokal, merupakan program pengembangan perikanan budidaya, sebagai upaya untuk kehidupan, dan kesejahteraan masyarakat, serta upaya pelestarian ekosisten gambut yang berkelanjutan. Community Training on Fish Feed Making in Bahaur Hulu Permai  Village, Pulang Pisau Regency Abstract The community service activity themed "Training on Fish Feed or Pellet Production Based on Local Ingredients in Peatland Ecosystems" aims to equip fish farmers with skills to independently process fish feed, as feed accounts for the largest portion of fish farming costs. The socioeconomic conditions of communities around peatland ecosystems can be improved through fish farming in earthen ponds or plastic/tarpaulin ponds. This program is designed to support economic revitalization efforts, aiming to enhance the community's economic well-being. Limited availability and high costs of fish feed present significant challenges for fish farmers, whether in earthen or plastic/tarpaulin ponds, particularly in Bahaur Hulu Permai Village, Kahayan Kuala Subdistrict, Pulang Pisau Regency. Training on fish feed production was chosen as a solution, utilizing locally available materials in Bahaur Hulu Permai, especially fishmeal that can be produced by farmers and their families. This fishmeal is derived from the catches of local fishermen, primarily small fish that are not consumed by the coastal community. The main issue faced by the community groups in Bahaur Hulu Permai Village is their lack of skills to independently produce fish feed. Therefore, training programs are necessary to enhance their capabilities and skills in making fish feed on their own. With the ability to manage and produce their own fish feed, farmers can alleviate concerns about feed availability for their aquaculture operations. Based on evaluation results, the program was well-received, with 76% of participants successfully producing fish feed using locally available raw materials in Bahaur Hulu Permai. This training program represents an initiative in aquaculture development, aiming to improve livelihoods and community welfare while contributing to the sustainable preservation of the peatland ecosystem.