Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Aspek Klinis dan Diagnosis Kandidiasis Vulvovaginal Nora Harminarti
Jurnal Ilmu Kedokteran Vol 14, No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kedokteran
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26891/JIK.v14i2.2020.65-68

Abstract

Candidiasis vulvovaginal is an infection of the vaginal and vulva area caused by yeast Candida. The most causative species is Candida albicans. This fungus is commensal in the vagina but it can become a pathogen, causing the infection under certain conditions. Several conditions can be risk factors for this infection. Women are mostly getting infections, especially of productive age. Complaints experienced cause disturbances in the form of itching accompanied by abnormal vaginal discharge. The clinician can make diagnostics based on anamnesis, clinical and microscopic examination. This paper provides information about the causes, risk factors, clinical symptoms, and laboratory testing.
KADAR IMUNOGLOBULINE TOTAL DAN RIWAYAT ALERGI PADA PENYAKIT KECACINGAN Selfi Renita Rusidi; Nora Harminarti
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v5i2.148

Abstract

Penyakit kecacingan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Selain menimbulkan gangguan gizi, kecacingan juga menimbulkan perubahan keseimbangan respon imun Thelper 1/Thelper2 (Thl/Th2) ke arah Th2. Polarisasi Th2 ditandai dengan peningkatan kadar imunoglobulin E (IgE) dan penekanan terhadap reaksi alergi. Efek proteksi terhadap alergi ini terjadi melalui mekanisme saturasi sel mast, penghambatan oleh lgG4 dan respon modified Tn2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyakit kecacingan terhadap kadar IgE total dan riwayat alergi. Lokasi penelitian dilakukan di Batang Anai Padang Pariaman dengan menggunakan rancangan potong lintang. Populasi penelitian ini adalah murid kelas 2 dan kelas 3 SDN 08 dan SDN 22. Status kecacingan didapatkan dari pemeriksaan feses metoda Kato-Katz. Kadar IgE total serum didapatkan dari pemeriksaan serum metode ELISA. Riwayat alergi didapat dari kuesioner. Pengolahan dan analisa data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Chi-square. Hasil penelitian pada kelompok kecacingan didapatkan rata kadar IgE total adalah 1902 ± 2194 IU/ml dan pada kelompok tidak kecacingan 2036 ± 2320 IU/ml. Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar IgE total antara kelompok kecacingan dengan kelompok kontrol (p> 0,05). Tidak terdapat perbedaan riwayat alergi pada kelompok kecacingan dengan kelompok control (p> 0,05). Hasil penelitian mendapatkan bahwa penyakit kecacingan tidak mempengaruhi kadar IgE total serum dan riwayat alergi. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar IgE in vitro dan manifestasi alergi dengan menggunakan skin prict lest atau patch test.Kata kunci: kecacingan, imunoglobulin E total (IgE total), alergi
Gambaran Kualitas Hidup Santriwati yang Menderita Skabies di Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman Widia Febrina; Nora Harminarti; Hirowati Ali
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 4 (2020): Online December 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i4.1504

Abstract

Kualitas hidup terkait dengan kesehatan  meliputi aspek fisik, psikis dan sosial. Penilaian kualitas hidup tersebut terdiri dari: tidak ada pengaruh, pengaruh kecil, pengaruh sedang dan pengaruh besar terhadap kualitas hidup karena penyakit skabies. Tujuan: Mengetahui gambaran kualitas hidup santriwati yang menderita skabies di Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Pondok Pesantren Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman pada bulan Desember 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang. Data dikumpulkan melalui wawancara, pemeriksaan kulit dan pengerokan kulit. Proses wawancara yang dipandu kuesioner modified Dermatology Life Quality Index yang sudah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.  Hasil: Mayoritas penyakit skabies berpengaruh kecil terhadap kualitas hidup responden (62,5%), diikuti dengan pengaruh sedang pada kualitas hidup (25,0%), selanjutnya tidak ada pengaruh pada kualitas hidup (4%) dan pengaruh besar pada kualitas hidup (0%). Komponen kualitas hidup yang paling terganggu adalah kegiatan sekolah/belajar (18,8%) dan yang paling tidak terpengaruh adalah hubungan pertemanan (78,1%). Simpulan: Mayoritas penyakit skabies memiliki pengaruh yang kecil terhadap kualitas hidup penderita skabies.Kata kunci: modified dermatology life quality index, kualitas hidup, skabies
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2010-2013 Dhia Afra; Nora Harminarti; Abdiana Abdiana
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.453

Abstract

AbstrakFilariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Banyak faktor risiko yang mampu memicu timbulnya kejadian filariasis. Beberapa diantaranya adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan, faktor lingkungan, perilaku. Kabupaten Padang Pariaman bukan salah satu 5 kabupaten daerah endemis filariasis namun merupakan kabupaten yang banyak ditemukan kasus baru filariasis di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode studi case control yang merupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang bersifat retrospektif. Jumlah sampel sebanyak 63 responden, terdiri dari 21 kasus dan 42 kontrol. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kejadian filariasis dengan nilai p= 0,013,tetapi tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, pekerjaan(nilai p= 0,071, OR=3,800, 95% CI=0,938-15,398), tempat perindukan, pengetahuan (nilai p= 1,000, OR=1,135, 95% CI=0,336-3,835), sikap dan tindakan. Mengingat umur sangat erat hubungannya dengan pekerjaan, maka perlu ada penyuluhan dari petugas kesehatan bagaimana melindungi diri saat bekerja seperti menggunakan baju berlengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan obat anti nyamuk.Kata kunci: filariasis, umur, pekerjaan, tempat perindukan, perilaku AbstractFilariasis is a chronic communicable disease caused by filarial worms and transmitted by mosquitoes Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres. Many risk factors are able to prevalence of filariasis. Some of them are gender, age, occupation, environmental factors and behavioral. Pariaman District is not one of the 5 districts of filariasis endemic areas but a lot of new case have been identify in West Sumatra. This was a case control study which is an analytic observational epidemiological studies. The total sample of 63 respondents, consisted of 21 cases and 42 controls . The data analysis was based on univariate and bivariate analysis equipped with chi-square test.The results of chi-square statistical test shows that there is significant correlation between age and filariasis prevalence with p value = 0.013, OR= 0.167, 95% CI= 0.043 – 0.652 but there was no correlation between gender, occupation (p value= 0.071, OR=3.800, 95% CI=0.938-15.398), breeding places, knowledge (p value= 1.000, OR=1.135, 95% CI=0.336 – 3.835),attitudes and action. The age is closely related to the occupation, so it needs intervention from health care workers how to protect while working, such as using a long-sleeved shirt, long pants and mosquito repellent. Keywords: filariasis , age, gender, occupation, breeding place, behavioral
Pengetahuan Kader Terhadap Infeksi Cacing Usus di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang nora harminarti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1 (2020): Online March 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1.1247

Abstract

Kader posyandu dalam pelaksanaan program memegang peranan penting untuk menggerakkan keaktifan ibu dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak. Masalah penelitian adalah bagaimana pengetahuan kader tentang infeksi cacing usus. Tujuan: Mengetahui pengetahuan kader tentang infeksi cacing usus di kelurahan Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Padang. Metode: Deskriptif observational dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah kader posyandu aktif yang ada di wilayah kerja kelurahan Korong Gadang, Kecamtan Kuranji, Padang. Total sampling digunakan untuk mendapatkan sampel sebanyak 70 responden. Hasil: Nilai pre-test mengalami peningkatan dari 70% menjadi 90% setelah post-test. Pengetahuan terbukti berpengaruh terhadap peran kader dalam melaksanakan tugas masyarakat. Simpulan: Pengetahuan kader setelah post-test lebih baik dari pre-test.Kata kunci: infeksi cacing usus, kader, pengetahuan
Identifikasi Bakteri Escherichia coli dalam Air Minum Galon pada Kantin yang ada di Universitas Andalas Padang Muhammad Rayhan Braja Gitawama; Netti Suharti; Nora Harminarti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 10, No 1 (2021): Online March 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i1.1507

Abstract

The National Food and Drug Agency has controlled the refill drinking water in drinking water depots and also controlled food at school canteens ranging from elementary, junior high, to high school, but the National Food and Drug Agency never do food quality controlling in canteens at universities. Objectives: To identified the contamination by coliform and E. coli bacteria in drinking water at Andalas University canteen. Methods: This research was descriptive to identify coliform bacteria on  15 drinking water at the Andalas University faculty canteens.  Samples were taken directly using a sterile bottle, while data analysis using Most Probable Number  (MPN)  tables 5-1-1 and the presence of E. coli bacteria colonies from drinking water samples. Results: 9 of 15 water samples were contaminated by coliform bacteria with the highest MPN index of 240/100 ml that was found in 2 samples. From 9 samples containing coliform bacteria, all of them were found to contain E. coli bacteria. Conclusion: Most of the samples were contaminated by coliform and E. coli bacteria. Drinking water served using a kettle was more contaminated than drinking water served using gallons.Keywords: Coliform, Escherichia coli, MPN
Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012 Dewi Oktavia; Rismawati Yaswir; Nora Harminarti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i1.661

Abstract

Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C akut bisa bergejala (simptomatik) atau tidak bergejala (asimptomatik). Penderita asimptomatik terdeteksi pada pemeriksaan skrining donor darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi hepatitis B dan hepatitis C positif pada darah donor. Telah dilakukan penelitian deskriptif retrospektif terhadap frekuensi hepatitis B dan hepatitis C positif pada darah donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang tahun 2012. Jumlah donor yang tercatat di Unit Transfusi Darah Cabang Padang mulai dari Januari 2012 sampai Desember 2012 adalah 26.306 donor, terdiri dari 19.949 donor sukarela dan 6.357 donor pengganti. Jumlah total hepatitis B positif yang ditemukan adalah sebanyak 974 donor sedangkan Jumlah total hepatitis C positif yang ditemukan adalah sebanyak 157 donor. Dari seluruh donor yang diperiksa didapatkan secara keseluruhan persentase hepatitis B positif atau reaktif sebesar (3,7%) dan persentase hepatitis C positif atau reaktif (0,6%). Berdasarkan jenis donor didapatkan hepatitis B positif pada donor sukarela adalah 634 (3,2%) sedangkan donor pengganti 340 (5,3%). Untuk hepatitis C, berdasarkan jenis donor didapatkan hepatitis C positif pada donor sukarela adalah 98 (0,5%) sedangkan donor pengganti 59 (0,9%). Secara keseluruhan didapatkan persentase hepatitis B dan hepatitis C positif ditemukan lebih tinggi pada donor pengganti daripada donor sukarela.
Hubungan Kejadian Pneumonia terhadap Lama Rawatan Pasien Kanker Paru di RSUP Dr M Djamil Padang Rahmat Akbar; Sabrina Ermayanti; Nora Harminarti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i4.910

Abstract

Pneumonia merupakan kejadian yang sering menyertai pasien sebagai komplikasi kanker paru (50-70% kasus). Penyebab utama pneumonia pada pasien kanker paru adalah mikroorganisme seperti Streptococcus pneumoniae. Tujuan penelitian ini adalah hubungan kejadian pneumonia terhadap lama rawatan pada pasien kanker paru. Jenis penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien kanker paru yang dirawat di Bangsal Paru RSUP Dr M Djamil Padang periode 1 Januari 2016 sampai 31 Desember 2016 dengan sampel sebanyak 84 orang. Pengumpulan data dilakukan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik yang dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian memperlihatkan pasien kanker paru didominasi usia diatas 40 tahun baik kelompok dengan pneumonia (90,5%) maupun tanpa pneumonia (97,7%). Sebagian besar pasien kanker paru adalah berjenis kelamin laki-laki baik kelompok dengan pneumonia (76,2%) maupun tanpa pneumonia (80,9%). Pasien kanker paru kebanyakan merupakan perokok pada kelompok dengan pneumonia (57,1%) dan tanpa pneumonia (54,8%). Jenis sel kanker adenokarsinoma merupakan jenis sel kanker paru terbanyak, pada kelompok pasien dengan pneumonia sebanyak (54,8%) dan tanpa pneumonia (52,4%). Stage paling banyak pada kedua kelompok pasien kanker paru adalah stage IV. Lama rawatan raerata pasien kanker paru kelompok dengan pneumonia lebih lama (16,3 hari) dibandingkan kelompok tanpa pneumonia (7,4 hari). Simpulan penelitian ini adalah didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian pneumonia terhadap lama rawatan pada pasien kanker paru.
Uji Potensi Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn) yang Tumbuh di Padang sebagai Larvasida Nabati terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti Vannisa Al Khalish; Nora Harminarti; Yusticia Katar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 2 (2020): Online June 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i2.1250

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue melalui vektor penular utama yaitu nyamuk betina Aedes aegypti. Salah satu upaya pemberantasan vektor penular tersebut adalah larvasida sintetik, namun dapat menyebabkan resistensi vektor dan pencemaran lingkungan. Ekstrak daun putri malu dapat dijadikan alternatif sebagai larvasida nabati. Tujuan: Menentukan pengaruh pemberian ekstrak daun putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang tumbuh di Padang terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari delapan perlakuan dan satu kontrol dengan 4x pengulangan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi dan Laboratorium Parasitologi Universitas Andalas. Sampel terdiri dari 720 ekor larva Aedes aegypti instar III/IV. Setiap kelompok uji berisi 20 ekor larva dalam 200 ml larutan (ekstrak + akuades) dengan serial konsentrasi ekstrak 1, 2, 3, 4, 5, 10, 12,5, dan 15 mg/ml. Jumlah kematian larva dicatat setelah 24 jam pemaparan ekstrak. Hasil: Ekstrak daun putri malu yang dengan konsentrasi ekstrak 1, 2, 3, 4, dan 5 mg/ml tidak efektif sebagai larvasida, sedangkan konsentrasi 10, 12,5 dan 15 mg/ml efektif sebagai larvasida dengan persentase kematian masing-masing adalah 12,5, 30, dan 60%. Nilai LC50 ekstrak daun putri malu adalah 14,568 mg/ml. Simpulan: Ekstrak daun putri malu yang tumbuh di Padang berpotensi sebagai larvasida Aedes aegypti.Kata kunci: Aedes aegypti, larvasida nabati, Mimosa pudica Linn
PERAN SERTA KADER DALAM PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI CACING USUS DI KELURAHAN KORONG GADANG, KECAMATAN KURANJI, PADANG Nora Harminarti; Nuzulia Irawati Hasmiwati; Adrial Adrial; Nurhayati Nurhayati; Selfi Renita Rusjdi; Eka Nofita; Yuniar Lestari; Rosfita Rasyid; Firdawati Firdawati; Ida Rahma Burhan; Abdiana Abdiana; Husna Yetti
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 4.a (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.774 KB) | DOI: 10.25077/jhi.v2i4.a.305

Abstract

Penyakit kecacingan masih menjadi masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi ditemukan terutama di negara-negara non industri (negara yang sedang berkembang), seperti Indonesia. Prevalensi dan intensitas tertinggi didapatkan di kalangan anak usia sekolah dasar. Anak-anak merupakan sumber daya manusia yang sangat penting untuk pembangunan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Kelurahan Korong Gadang sebagai pemenang desa Kelurahan Berprestasi Peringkat II dipilih untuk melihat masih ter dapatkah infeksi cacing usus pada anak dengan kriteria daerah seperti ini. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study terhadap semua kader yang berada di wilayah Kelurahan Korong Gadang berupa pengumpulan tinja anak usia sekolah dasar oleh kader, pemeriksaan cacing usus terhadap tinja yang dikumpulkan di bagian Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas andalas Padang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kader berperan aktif dalam program pengendalian infeksi cacing usus. Pemeriksaan semua tinja yang dikumpulkan adalah tidak ditemukan adanya cacing usus. Kesimpulan pengabdian ini berupa hasil penilaian terhadap peran dari kader dalam masalah pencegahan penyakit cacing usus adalah baik. Semua kader yang dipilih melakukan pengumpulan tinja dan melakukan proses pre analitik dengan baik.