Miftakhuddin Miftakhuddin
Universitas Tangerang Raya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Profil Home Learning Anak-anak Pedesaan: Studi Fenomenologis di Jember Jawa Timur Miftakhuddin Miftakhuddin; Nurdin Kamil; Hadi Hardiansyah
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Vol 6, No 2 (2022): DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.648 KB) | DOI: 10.20961/jdc.v6i2.63152

Abstract

Riset ini bertujuan menyusun profil HL anak-anak pedesaan. Data dalam riset fenomenologis ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif di 13 desa. Pemeriksaan keabsahan data ditempuh melalui triangulasi. Berdasarkan analisis kualitatif, riset ini menyoroti beberapa temuan penting berikut: (a) anak dan orangtua memandang HL bukan sebagai kewajiban yang diinstruksikan sekolah, melainkan sebagai kompensasi dari pemerintah atas situasi krisis. (b) HL di pedesaan terselenggara dalam desain blended learning (model: flipped classroom). Desain itu dipilih karena tidak maksimalnya online learning dan hybrid learning. (c) tingkat partisipasi HL cenderung rendah. Selain disebabkan kendala teknis, ini disebabkan lingkungan sosial-budaya yang mempromosikan pragmatisme terhadap proses pendidikan. (d) lingkungan sosial-budaya memberi peluang bagi keberhasilan HL dan pembangunan pendidikan secara umum melalui falsafah Madura: Bhuppa'-Bhabbhu', Ghuru, Rato. Falsafah ini adalah pedoman masyarakat etnis Madura untuk mengatur prioritas dan penghormatan kepada tiga (atau empat) figur penting bagi kehidupan. Falsafah ini juga mendasari keputusan anak untuk berpartispasi ataukah tidak berpartisipasi dalam HL. Implikasi temuan riset ini adalah koreksi atas sejumlah riset terdahulu yang menyebut kemiskinan dan keterbelakangan sebagai variabel paling berpengaruh dalam keberhasilan HL anak-anak pedesaan.
Should the online learning trend continue?: Reflective survey at nine Indonesian universities Miftakhuddin Miftakhuddin; Orinton Purba; Saprudin Saprudin
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Vol 6, No 3 (2022): DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.05 KB) | DOI: 10.20961/jdc.v6i3.66720

Abstract

Setelah dua tahun pemerintah Indonesia menerapkan pembelajaran daring (PD), penelitian ini mengkaji kualitas keterlaksanaannya melalui survey terhadap mahasiswa di sembilan perguruan tinggi Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif dalam desain survei. Penelitian ini melibatkan 516 mahasiswa sebagai sample (terpilih secara random). Mereka berpartisipasi dengan mengisi angket yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya menggunakan Aiken’s validiy index dan Cronbach’s Alpha. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan merujuk Critical Success Factors (CSFs). Penelitian ini menyoroti temuan berupa keunikan komitmen dan preferensi mahasiswa selama berpartisipasi dalam PD. Keunikan tersebut utamanya tampak dalam prioritas mahasiswa dalam PD. Mereka berpartisipasi bukan untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna, melainkan pada pengisian daftar hadir dan submission tugas. Tren ini terjadi baik pada mahasiswa yang berkuliah secara fulltime maupun parttime. Oleh karena itu, sangat rumit untuk menentukan apakah mahasiswa berkomitmen atau tidak. Sepintas, mahasiswa tampak tidak serius dalam PD dengan mengakui bahwa mereka tidak ikut PD secara fulltime karena punya aktivitas lain yang lebih penting, merasa bosan, dan merasa sudah memahami materi. Namun di waktu yang sama, mereka juga menginginkan PD dilanjutkan seandainya pandemi telah usai. Penelitian ini menemukan bahwa komitmen dan preferensi mahasiswa di atas bukan hanya berkait erat dengan hambatan umum, melainkan juga dipengaruhi kompetensi dosen dalam menyelenggarakan PD. Penelitian ini merekomendasikan otokritik pendidikan tinggi atas ketidaksiapan PD ditinjau dari tiga aspek.
KONTRIBUSI SISTEM AMONG TERHADAP INKLUSI SOSIAL: STUDI KASUS DI SD TAMANSISWA YOGYAKARTA Miftakhuddin Miftakhuddin; Muhammad Khoiron; Neni Wahyuningtyas
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v6i1p41-52

Abstract

THE AMONG SYSTEM'S CONTRIBUTION TO SOCIAL INCLUSION: CASE STUDY AT TAMANSISWA YOGYAKARTA ELEMENTARY SCHOOLTamansiswa’s among system is a unique teaching model. The teaching model belongs to the family of non-directive. In practice, the among system is founded on Tamansiswa's philosophy and belief about the development of students’ knowledge and character, allowing them to be free to explore their surroundings. So far, the among system has helped to establish both theoretical and practical frameworks for social inclusion. However, the among system has received little attention because it is only used in private schools, which the community considers to be less legitimate. This study aims to investigate the why and how among system contributes to social inclusion. In-depth interviews, participatory observation, recording, and anecdotal notes were used to collect data, which was subsequently validated via triangulation. Data were then analyzed following the procedure introduced by Miles. Based on this analysis, the following important findings are highlighted: (a) the among system promotes Gender Equality and Social Inclusion (GESI), (b) the among system prioritizes the fulfillment of children’s rights to receive adequate education and development services over academic knowledge, and (c) the among system employs the humanism-constructivism paradigm (avoiding behaviorism). Practically, this foundation is manifested by the teacher by making friends with students based on the norms of politeness, respecting the child’s natural traits, and supervising the child in exercising his or her freedom (both freedom of thought, speech, and action). The findings of this study have significance for the necessity for the adoption of the among system in social studies course in order to develop social studies learning that is based on genuine experiences in a social environment (contextual). This study's findings also contribute to the development of core concepts for implementing the Fun School Movement, culture-based schools, and schools for children with special needs.Sistem among merupakan suatu model pengajaran yang khas perguruan Tamansiswa. Model pengajaran tersebut termasuk dalam rumpun model pengajaran non direktif. Dalam praktiknya, sistem among didasarkan kepada falsafah dan keyakinan Tamansiswa tentang perkembangan pengetahuan dan budi pekerti pelajar, agar mereka merdeka dalam mengenal dunianya. Selama ini, sistem among menyumbang kerangka teoretik maupun praktik terhadap pembangunan inklusi sosial. Namun sampai saat ini sistem among kurang diteliti karena hanya terselenggara di sekolah swasta yang oleh masyarakat dianggap kurang bonafit. Riset ini berusaha menelaah mengapa dan bagaimana kontribusi sistem among terhadap inklusi sosial secara detail dan mendalam. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dokumentasi, dan catatan anekdot, kemudian divalidasi melalui triangulasi. Data yang sahih dianalisis mengikuti prosedur yang diperkenalkan Miles. Berdasarkan analisis tersebut, riset ini menyoroti temuan penting berikut: (a) sistem among mempromosikan Gender Equality and Social Inclusion (GESI), (b) alih-alih memprioritaskan pengetahuan akademik, sistem among memprioritaskan pemenuhan hak anak untuk mendapat layanan pendidikan yang layak dan pengembangan budi pekerti, dan (c) sistem among menggunakan paradigma humanisme-konstruktivisme (menghindari pola-pola behavioristik). Secara praktis, landasan tersebut dimanifestasikan guru dengan menjalin pertemanan dengan siswa berdasarkan norma kesopanan, menghormati kodrat alamiah anak, dan mengawasi anak dalam menggunakan kebebasannya (baik kebebasan berpikir, berucap, maupun bertindak). Temuan riset ini berimplikasi kepada perlunya adopsi sistem among dalam pembelajaran IPS agar tercipta pembelajaran IPS berbasis pengalaman riil di lingkungan sosial (kontekstual). Temuan riset ini juga berkontribusi kepada penambahan dasar-dasar pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), sekolah berbasis kebudayaan, dan sekolah yang mendidik anak berkebutuhan khusus.