Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PEMILIHAN CERITA ANAK SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) Anwar, Rosihan; Suryaman, Maman
LingTera Vol 2, No 2: October 2015
Publisher : Department of Applied Linguistics, Graduate School of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.935 KB) | DOI: 10.21831/lt.v2i2.7379

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kriteria-kriteria yang digunakan dalam pemilihan cerita anak yang layak sebagai bahan ajar membaca di MTs. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis cerita anak yang layak sebagai bahan ajar membaca di MTs berdasarkan kriteria-kriteria itu.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah cerita anak yang ada di Buku Sekolah Elektronik, buku bacaan, dan internet. Objek penelitiannya adalah isi cerita. Ada dua puluh cerita anak yang yang dijadikan sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mencatat. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi, penyajian, dan penyimpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada tiga kriteria yang digunakan dalam pemilihan cerita anak yang layak sebagai bahan ajar membaca di MTs. Kriteria-kriteria itu adalah kriteria nilai/moral, motivasi, dan kesesuaian jenis sekolah. (2) Dari dua puluh cerita yang dianalisis, sebelas cerita dinyatakan layak dan sembilan cerita dinyatakan tidak layak dijadikan bahan ajar membaca di MTs. Kata kunci: cerita anak, bahan ajar, membaca   THE SELECTION OF CHILDREN STORIES AS READING TEACHING MATERIAL IN MADRASAH TSANAWIYAH (MTS) Abstract The study aims to describe criteria used in the selection proper children stories as reading teaching material in Madrasah Tsanawiyah (MTs). In addition, the study also aims to describe proper children stories as reading teaching material in Madrasah Tsanawiyah (MTs) based on the criteria.The study is descriptive qualitative research. The subjects of the study are children stories in Buku Sekolah Elektronik (BSE), reading book, and internet. The object of the study is the contents of the stories. There are twenty children stories that the research sample. The sample was taken by purposive sampling technique. The collection of data is done by reading and writing. Data is analyzed by reduction, presentation, and inference.The results of study showed that (1) there are three criteria used in the selection of children stories as reading teaching material in MTs. The criteria are Value/moral, motivation, and relevant of the type of school. (2) Of the twenty stories analyzed, there are eleven proper stories and nine stories are not proper as reading materials in the MTs. Keywords: children stories, teaching material, reading
PENGARUH MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME DAN KINERJA MENGAJAR GURU SMA NEGERI KOTA TASIKMALAYA Anwar, Rosihan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 13, No 1 (2011): Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XIII No.1 April 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.665 KB) | DOI: 10.17509/jap.v13i1.6393

Abstract

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan wadah asosiasi atau perkumpulan bagi para guru mata pelajaran yang berada dtsuatu sanggar, sekolah kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi, belajar, dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/pelaku perubahan reorientasi pembelajaran di kelas, Kenyataan yang ditemui di lapangan, saat ini kiprah MGMP khususnya MGMP tingkat SMA secara umum belum berjalan secara optimal sebagaimana yang diharapkan. Bahkan dibeberapa tempat khususnya pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, hal ini tidak berjalan sama sekali. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang: Efektifitas pelaksanaan musyawarah guru mata pelajaran/ MGMP yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan profesionalisme dan kinerja mengajar guru mara pelajaran, pengaruh musyawarah guru mata pelajaran/MGMP terhadap peningkatan profesionalisme guru, dan pengaruh musyawarah guru mata peiajaran/MGMP terhadap peningkatan kinerja mengajar guru pada tingkat SMA Negeri di Kota Tasikmalaya.
INTERVENSI POSTER “POKEZI” DAN EFEKTIVITASNYA PADA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU KONSUMSI PANGAN BERISIKO PADA SISWA KELAS X SMK PPN BANJARBARU Pitaloka, Anis Diah; Andrestian, Meilla Dwi; Anwar, Rosihan
Journal of Nutrition College Vol 13, No 3 (2024): Juli
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v13i3.40815

Abstract

ABSTRACTBackround: The Riskesdas team (2018) reported that the proportion of risky consumption habits in adolescents aged 15-19 years which were more than 1 time per day was sweet food 52.30%, sweet drinks 63.67%, and food containing flavorings 73.29 % consumed more than once a day. Banjarbaru State SMK-PP students have poor food consumption habits. Thus, it is necessary to develop the poster media "Pokezi" and examine how effective it is on nutritional knowledge, attitudes, and risky food consumption behavior. Objective: This study aims to provide an intervention on the poster media "Pokezi" on differences in nutritional knowledge, attitudes, and risky food consumption behavior in class X students at SMK PP Negeri Banjarbaru, Banjarbaru City.Methods: This type of research is a quasi experiment. Members of the population are class X students of SMK PP Negeri Banjarbaru. Sampling in this study was non-probability sampling with purposive sampling technique. Each group of respondents was given time to fill out the pre-test and post-test questionnaires. Data analysis used the Wilcoxon signed test. Test the effectiveness of the media using the Kruskal Wallis test.Results: The results showed no significant difference α = 0.005 in the control group. Significantly different α = 0.005 in the Pokezi 1, 2, and 3 poster media experiencing changes in knowledge, attitudes, and risky food consumption behavior. Conclusions: Pokezi 3 shows the highest effectiveness for changing the mean rank of knowledge and behavior of 53.50 and 50.78. Pokezi 1 shows the highest effectiveness for changing the mean rank attitude of 51.38.Keywords: Knowladge of Nutrition; Attitudes; Behavior; Risky Food; Posters ABSTRAKLatar Belakang : Tim Riskesdas (2018) melaporkan bahwa, proporsi kebiasaan konsumsi berisiko pada remaja usia 15-19 tahun yang lebih dari sama dengan 1 kali per hari adalah makanan manis 52,30%, minuman manis 63,67%, dan makanan mengandung penyedap 73,29% yang dikonsumsi lebih dari sekali sehari. Siswa SMK-PP Negeri Banjarbaru memiliki kebiasaan konsumsi pangan yang kurang baik. Dengan demikian, perlu dikembangkan media poster “Pokezi” dan diteliti bagaimana efektivitasnya terhadap pengetahuan gizi, sikap, dan perilaku konsumsi pangan berisiko.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan intervensi media poster “Pokezi” pada perbedaan pengetahuan gizi, sikap, dan perilaku  konsumsi pangan berisiko pada siswa kelas X di SMK PP Negeri Banjarbaru, Kota Banjarbaru. Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment. Anggota populasi yaitu siswa kelas X SMK PP Negeri Banjarbaru.  Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Setiap kelompok responden diberikan waktu mengisi kusioner pre- test dan posttest. Analisis data menggunakan Wilcoxon signed test. Uji efektivitas media menggunakan uji Kruskal Wallis.Hasil: Hasil penelitian menunjukan berbeda tidak nyata α = 0,005 pada kelompok kontrol.  Berbeda nyata α = 0,005 pada media poster Pokezi 1, 2, dan 3 mengalami perubahan terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku konsumsi pangan berisiko. Kesimpulan: Pokezi 3 menunjukan efektivitas tertinggi untuk perubahan mean rank pengetahuan dan perilaku sebesar 53,50 dan 50,78. Pokezi 1 menunjukan efektivitas tertinggi untuk perubahan mean rank sikap sebesar 51,38. Kata Kunci: Pengetahuan Gizi, Sikap, Perilaku, Pangan Berisiko, Poster
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Di Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat anwar, rosihan
Jurnal Skala Kesehatan Vol 13 No 1 (2022): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jsk.v13i1.337

Abstract

Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi gizi kurang secara nasional bersifat fluktuatif karena pada tahun 2013 prevalensi gizi kurang 19,6% dan mengalami penurunan pada tahun 2018 yaitu 17,7%, Menurut Penilaian Status Gizi 2017 berdasarkan indeks BB/U di Indonesia anak balita menderita gizi buruk sebesar 3.5%, gizi kurang 11.3%, dan di Kalimantan Selatan anak balita gizi buruk 3.6% dan gizi kurang 12.9%. Jenis penelitian yang dilakukan adalah obervasional analitik dengan desain penelitian yaitu crossectional . Populasi semua keluarga yang mempunyai anak balita. Pendidikan KK SD/Sederajat 28%, SMP/sederajat tidak sekolah sebanyak 44%, sedangkan pendidikan terakhir ibu SD/sederajat 45%, SMP/sederajat. KK bekerja petani 50%, pedagang 8%, PNS/pegawai swasta 22%. Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga 92%, PNS 2%. Kategori status gizi kurang 12%, baik 84%. Tingkat konsumsi energi balita kategori lebih 6%, baik 0%. Tingkat konsumsi protein balita dengan kategori lebih 82 %, baik 10%. Penyakit infeksi 46% dan yang tidak 54%. Ketersediaan makanan kategori baik 56%, cukup 38% dan kurang 6%. Pola asuh ibu dengan kategori baik 68%, sedang 30% dan kurang 2%. Tidak ada hubungan bermakna antara asupan konsumsi energi, penyakit infeksi, ketersediaan makanan dan pola asuh ini dengan status gizi balita menurut BB/TB. Ada hubungan bermakna antara tingkat konsumsi asupan protein dengan status gizi balita menurut BB/TB. Saran melakukan kegiatan penyuluhan gizi pada masyarakat, penyuluhan gizi pada orang tua yang memiliki balita, demo masak, pemberian makanan tambahan (PMT), penanaman TOGA, kunjungan rumah, pemasangan banner, dan penyegaran kader. Kata kunci : status gizi, pendapatan, pekerjaan, konsumsi energi dan protein, infeksi, ketersediaan makanan
Family Food Availability Income and Consumption Patterns Causes of Toddler Wasting in East Martapura District Abdurrachim, Rijanti; Nurhamidi, Nurhamidi; Hariati, Niken Widiastuti; Anwar, Rosihan; Emelia, Herizka Rizti
International Journal of Economics (IJEC) Vol. 4 No. 1 (2025): January-June
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijec.v3i2.560

Abstract

Asting, a condition characterized by low body weight in toddlers, has a prevalence of 28.94% in Martapura Timur District. This study aimed to explore the relationship between income, food availability, and consumption patterns as factors contributing to wasting among toddlers aged 12-59 months. Using a Cross-Sectional design, data were collected from 45 purposively sampled toddlers through questionnaires, food availability forms, and food frequency forms. Spearman Rank correlation (α=0.05) was employed for data analysis. Findings revealed that most mothers were under 20 or over 35 years old, with junior high school education and predominantly unemployed. Male toddlers were slightly more prevalent, with 82.2% classified as wasting and 17.8% in severe wasting. Low family income (below the minimum wage) was common (71.1%), and food availability ranged from insufficient to barely sufficient. Consumption patterns were largely suboptimal (64.4%), with staple food intake (<150 g/day) limited to rice and corn, animal protein (50 g/day) from eggs only, plant protein (<40 g/day) primarily from tofu, and minimum vegetable consumption (30 g/week of pumpkin, 1-3 times weekly). Statistical analysis indicated significant relationships between family income (p=0.048, r=0.296), food availability (p=0.048, r=0.296), and consumption patterns (ρ=0.002, r=0.455) with wasting. The strongest relationship was found in food availability. Efforts are being made to increase awareness through health centers, encouraging mothers to utilize home yards for food production, enhancing food availability, and improving children's diets. Addressing these factors can help reduce the prevalence of wasting and promote better nutrition in toddlers.
Hubungan Asupan Zat Besi, Usia Kehamilan dan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Siti Khalisah; Anwar, Rosihan; Mahpolah
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 6 No. 2 (2024): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI (JR-PANZI)
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v6i2.232

Abstract

Berdasakan data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2023 kasus anemia pada ibu hamil sebesar 22,06%, prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil tertinggi berada di wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin sebanyak 34,1%. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat besi, usia kehamilan dan dukungan keluarga dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Landasan Ulin Kota Banjarbaru. Jenis penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin. Sampel berjumlah 45 orang dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian ini diketahui bahwa asupan zat besi kategori kurang sebanyak 84,4%, usia kehamilan paling abnyak pada trimester III sebanyak 37,8%, dukungan keluarga kategori mendukung sebanyak 55,6% dan kejadian anemia kategori tidak anemia sebanyak 51,1%. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dengan kejadian anemia (p=0,306). Ada hubungan yang signifikan antara usia kehamilan dengan kejadian anemia (p=0,004). Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kejadian anemia (p=0,001). Diharapkan bagi ibu hamil lebih rqjin berolahraga bersama keluarga serta keluarga juga menemani dan mengingatkan dalam berolahraga serta memperhatikan jadwal pemeriksaan kesehatan ibu. Olahraga untuk ibu hamil seperti berjalan, berenang, aerobic rendah, yoga dan pilates.
Family Food Availability Income and Consumption Patterns Cause Wasting in Toddlers in Martapura Timur District Abdurrachim, Rijanti; Nurhamidi, Nurhamidi; Hariati, Niken Widiastuti; Anwar, Rosihan; Emelia, Herizka Rizti
International Journal of Public Health Excellence (IJPHE) Vol. 4 No. 2 (2025): January-May
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijphe.v4i2.1176

Abstract

Asting, a condition characterized by low body weight in toddlers, has a prevalence of 28.94% in Martapura Timur District. This study aimed to explore the relationship between income, food availability, and consumption patterns as factors contributing to wasting among toddlers aged 12-59 months. Using a Cross-Sectional design, data were collected from 45 purposively sampled toddlers through questionnaires, food availability forms, and food frequency forms. Spearman Rank correlation (α=0.05) was employed for data analysis. Findings revealed that most mothers were under 20 or over 35 years old, with junior high school education and predominantly unemployed. Male toddlers were slightly more prevalent, with 82.2% classified as wasting and 17.8% in severe wasting. Low family income (below the minimum wage) was common (71.1%), and food availability ranged from insufficient to barely sufficient. Consumption patterns were largely suboptimal (64.4%), with staple food intake (<150 g/day) limited to rice and corn, animal protein (50 g/day) from eggs only, plant protein (<40 g/day) primarily from tofu, and minimum vegetable consumption (30 g/week of pumpkin, 1-3 times weekly). Statistical analysis indicated significant relationships between family income (p=0.048, r=0.296), food availability (p=0.048, r=0.296), and consumption patterns (ρ=0.002, r=0.455) with wasting. The strongest relationship was found in food availability. Efforts are being made to increase awareness through health centers, encouraging mothers to utilize home yards for food production, enhancing food availability, and improving children's diets. Addressing these factors can help reduce the prevalence of wasting and promote better nutrition in toddlers.
Edukasi Dan Pelatihan Pada Ibu Balita Yang Mempunyai Anak Balita Stunting Tentang Gizi Stunting Dan Pengolahan PMT Berbahan Pangan Lokal Di Desa Teluk Selong Kabupaten Banjar Anwar, Rosihan; Abdurrachim, Rijanti; Aprianti, Aprianti
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 2 No 4 (2024): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v2i4.504

Abstract

Pendahuluan: Stunting yaitu kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Hasil pengumpula data dasar (baseline data) mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin di Desa Teluk Selong adalah status gizi TB/U di desa Teluk selong pada tahun 2021 diketahui bahwa balita dengan Tinggi 1 orang (2,5%), Normal 29 orang (72,5%), Pendek 4 orang (10%), dan 6 orang Sangat pendek (15%).Sedangkan data terakhir yang didapat di Desa Teluk Selong jumlah balita stunting pada Oktober 2024 adalah 25 orang. Tujuan: Tujuan kegiatan Pengabmas ini adalah agar ibu balita yang mempunyai anak balita stunting bertambah pengetahuan tentang gizi stunting serta bisa membuat makanan untuk anak stunting dengan berbahan makanan lokal. Metode: Metode kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Edukasi dan Pelatihan Pada Ibu Balita yang mempunyai anak Balita stunting tentang  gizi stunting dan pengolahan PMT berbahan Pangan Lokal di Desa Teluk Selong Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Barat Kabupaten Banjar. Pelatihan Pembuatan Makanan untuk Anak Stunting pada Kelompok Ibu Balita Stunting di Desa Telok Selung Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar yang diikuti oleh ibu balita yang mempunyai anak stunting berjumlah 15 orang. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2024 di Aula Desa Telok Selong Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar. Kegiatan ini dilakukan oleh Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dan mahasiswa serta kader dan dibantu aparat Desa Teluk Selong Kabupaten Banjar. Hasil: Hasil kegiatan adanya peningkatan pengetahuan ibu balita sebanyak 30 % dan antusias mengikuti kegiatan serta banyaknya pertanyaan yang diajukan menunjukan ketertarikan kegiatan ini. Luaran kegiatan pegabmas ini adalah diterbitkan publikasi jurnal pengabdian masyarakat dan video kegiatan di youtube serta inormasi kegiatan di koran.
A Pelatihan Konseling Pemberian Makan Anak Stunting Di Desa Melayu Timur Tahun 2023 Farhat, Yasir; Pratiwi, Niken; Nurhamidi, Nurhamidi; Abdurrachim, Rijanti; Aprianti, Aprianti; Anwar, Rosihan; Mahpolah, Mahpolah
JURNAL RAKAT SEHAT (JRS) : Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Rakat Sehat
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jrs.v3i2.74

Abstract

Stunting or often called dwarf or short is a condition of growth failure in children under five years old (toddlers) due to chronic malnutrition and repeated infections, especially in the period of the First 1,000 Days of Life (HPK), namely from the fetus to the age of 2 years. The 1000 HPK period is also called the golden period as well as the critical period. This period is also closely related to the nutritional status of toddlers, the direct cause of nutritional problems is lack of nutritional intake and infectious diseases. Nutritional intake in the 1000 HPK cannot be separated from the Infant and Child Feeding Standards (PMBA). Reducing stunting rates by providing counseling on providing food for stunted children, by providing counseling on providing food for stunted children and providing food for children according to age. The methods implemented in this activity are training in counseling on providing food for stunted children and assistance in counseling on providing food for stunted children. The results of statistical tests with the Wilcoxon difference test showed that there was a significant difference (r=0,00) in the change in knowledge. Recommendations for training for motivational agents and training in other locations so that motivator groups can be formed in each fostered area.
Peningkatan Pengetahuan Keluarga Dan Keterampilan Serta Strategi Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang Pada Balita Dengan Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal Syainah, Ermina; Nurhamidi, Nurhamidi; Anwar, Rosihan
Majalah Cendekia Mengabdi Vol 3 No 1 (2025): Majalah Cendekia Mengabdi
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/mcm.v3i1.509

Abstract

Pendahuluan: Malnutrisi atau gizi kurang merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah rata-rata. Malnutrisi disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang dan tidak tepat, kurangnya pengetahuan orang tua tentang nutrisi pada anak. Pengaturan pengelolaan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil kurang energi kronis ini adalah sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan terkait dalam pengelolaan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil kurang energi kronis. Permasalahan gizi perlu mendapatkan perhatian yang serius demi kelangsungan hidup anak balita yang pada akhirnya berpengaruh pula pada kelangsungan hidup bangsa karena gizi berkontribusi besar terhadap peningkatan sumber daya manusia. Desa Lok Baintan memiliki keunggulan spesifik dalam bidang budidaya hasil perikanan, petani, pencari ikan, pedagang hasil pertanian namun belum mampu mengembangkan secara maksimal keunggulan tersebut untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan pendapatan. Tujuan: Peningkatan pengetahuan keluarga dan keterampilan serta strategi menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita dengan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal . Metode: Pelaksanaan kegiatan dilakukan  dengan pendekatan partisipatif. Metode penyampaian melalui pendekatan adragogi sehingga diharapkan terjadi interaksi yang intensif antara peserta dengan tim  pelaksana, diskusi kelompok fokus, pendidikan dan pelatihan, dan keterampilan. Hasil: Peningkatan pengetahuan, keterampilan memasak, penurunan prevalensi gizi kurang dan peningkatan kemandirian. Simpulan: Program PMT berbasis pangan lokal terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga serta menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita. Pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan semua pemangku kepentingan sangat krusial untuk mencapai keberhasilan jangka panjang dalam perbaikan gizi.