Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Hubungan Hukum Taurat Dan Injil Sri Wahyuni; Rajokiaman Sinaga
STT Kingdom Vol 2 No 2 (2022): KINGDOM : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : STT KINGDOM BALI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.391 KB)

Abstract

The relationship of the Law and the Gospel are two important components in the plan of salvation. The Law does not save but it can make us aware of our sinfulness which in turn leads us to the gospel, which is the saving grace of God. The Law and the Gospel both reveal to us what God is like, for from that law we know His just nature, and from the gospel we know His loving nature. Salvation can be obtained through faith, not only believing in the gospel He gave but also trusting in his given Law. The Bible states” You know, that no one is justified for doing the law, but only because of faith in Christ Jesus. Therefore we also belive in Jesus Christ, that we may be justified by faith in Christ and not by practicing in law. For: “ no one is justified’ for doing the law of Torah “ ( Gal. 2:16). The method used is a qualitative research method using various library studies and various sources. While the result of the research that the author got is that the law takes into account the truth for those who obey, but the gospel depends on the love ( his godliness ) of Christ as the truth and the righteous before God. Both the law and the Gospel are the Word of God.
Efisiensi Program Pelayanan Remaja Sekolah Tinggi Theologia Abdi Tuhan Injili Bagi Pertumbuhan Spiritual Remaja Marturia di Anjungan, Kalimantan Barat Rajokiaman Sinaga; Rosma Warni
Jurnal Teologi Injili Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi ATI Anjungan Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55626/jti.v2i2.28

Abstract

Kaum muda merupakan generasi penerus yang perlu untuk diperlengkapi baik secara intelektual maupun spiritual. Kualitas spiritual akan terbentuk ketika program yang dimiliki bagi kaum muda adalah program yang tepat. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program yang disusun dan yang dilaksanakan oleh persekutuan remaja Marturia serta hasil yang diperoleh dari program remaja Marturia. Selanjutnya dari hasil tersebut, memberikan rekomendasi demi peningkatan program kedepan. Adapun metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini yakni bentuk desain penelitian evaluatif dengan pendekatan kuantitatif-deskriptif. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil evaluasi terkait lima program remaja marturia yakni program dalam bentuk penyampaian firman Tuhan, pembicara dalam ibadah, musik dalam ibadah, model ibadah serta program ajangsana menunjukkan program yang efisien berdasarkan hasil kategori kelayakan masing-masing program dan hasil evaluasi penilaian pembina terhadap program marturia dan proses ibadah marturia menunjukkan program yang efisien berdasarkan tingkat kelayakan. Dengan demikian hasil evaluasi ini menjadi acuan kedepan untuk dapat ditingkatkan menjadi program yang efisien dengan tingkat yang sangat layak. Dengan demikian pertumbuhan spiritualitas kamu muda akan bertumbuh dengan baik.
Penerapan Nilai-Nilai Karakter Kristiani dalam Aktivitas Kepemimpinan Kristen Josapat Bangun
HARVESTER: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 7, No 1 (2022): Teologi dan Kepemimpinan Kristen - Juni 2022
Publisher : STTI Harvest Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.616 KB) | DOI: 10.52104/harvester.v7i1.85

Abstract

The moral scandals of religious leaders, clergy, and religious leaders have occurred since ancient times, the story is recorded and narrated clearly by the biblical writer. The purpose of the biblical writers to write these events is to be useful teaching material for Christian leaders today. But unfortunately, the moral scandals that have occurred in the past are still happening in the history of Christianity to the present in different forms. This research uses a qualitative method approach with a literature review. The findings obtained are that the moral scandals carried out by leaders in their leadership activities are in fact closely related and influenced by the quality of character and spirituality of a leader. In this way, Christian character values sourced from the Bible must be a guideline by a Christian leader in order to avoid moral scandals in carrying out his leadership duties and responsibilities.AbstrakSkandal moral pemimpin agama, rohaniawan, dan pemuka agama sudah terjadi sejak zaman purbakala, kisah tersebut dicatat dan diceritakan secara jelas oleh penulis Alkitab. Tujuan penulis Alkitab menulis peristiwa tersebut untuk menjadi bahan ajar yang bermanfaat dipelajari bagi Pemimpin Kristen di zaman sekarang. Namun sayangnya skandal moral yang pernah terjadi pada masa lampau masih terus terjadi dalam sejarah kekristenan hingga masa kini dalam bentuk yang berbeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan kajian studi pustaka. Hasil temuan yang diperoleh adalah skandal moral yang dilakukan oleh pemimpin dalam aktivitas kepemimpinannya ternyata sangat terkait dan dipengaruhi oleh kualitas karakter dan spiritualitas seorang pemimpin. Dengan demikian maka, nilai-nilai karakter kristiani yang bersumber dari Alkitab harus menjadi pedoman oleh seorang pemimpin Kristen agar terhindar dari skandal moral dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kepemimpinannya.
Ketahanmalangan Misionaris Diladang Misi: Studi Konten Analisis Roma 5:1-5 Yatmini; Rio Janto Pardede; Rajokiaman Sinaga
Jurnal Missio Cristo Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Missio-Cristo April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.334 KB) | DOI: 10.58456/jmc.v5i1.21

Abstract

Mission as a very important part in the life of the church and it is the responsibility of believers to do it, especially for those who are truly called. Therefore, missions cannot be carried out by careless people. Because the duties and responsibilities that are borne are full of risks, including lives. This study aims to see the theological principles that must be understood by missionaries, so that they can have the resilience to face the challenges of serving in the mission field. The research method used is content analysis of Romans 5:1-5, which is the theological basis. Based on the results of the content analysis research: 1) missionary resilience is a missionary's fighting value to be able to survive in the difficult situations he experiences in the field of service, 2) the extent to which the biblical principles of missionary resilience are in the mission field, so that they can survive in difficult situations, the missionaries must: a) realize that he is justified by faith in Jesus Christ, b) he lives by grace, c) tribulation will lead to endurance, d) perseverance causes missionaries to endure trials, e) trials lead to stronger hope in Christ, f) belief in Christ will never disappoint even if he will end his life. Abstrak Bahasa Indonesia Misi sebagai bagian yang sangat penting dalam kehidupan bergereja dan merupakan tanggungjawab orang percaya untuk melakukannya, secara khusus bagi mereka yang benar-benar terpanggil. Oleh karena itu, misi tidak dapat dilakukan oleh orang-orang yang sembarangan. Karena tugas dan tanggungjawab yang dipikul penuh dengan resiko, termasuk nyawa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prinsiop-prinsip teologis yang harus dipahami oleh misionaris, sehingga mereka dapat memiliki ketahanmalangan dalam menghadapi tantangan dalam pelayanan di ladang misi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi teks Roma 5:1-5, yang merupakan landasakn teologis. Berdasarkan hasil penelitian analisis isi: 1) ketahanmalangan misionaris adalah suatu nilai juang misionaris untuk dapat bertahan dalam situasi-siatuasi sulit yang dialaminya di ladang pelayanan, 2) sejauhmana Alkitab prinsip-prinsip ketahanmalangan misionaris diladang misi, sehingga dapat bertahan dalam situasi sulit, maka misionaris harus:a) menyadari bahwa dirinya dibenarkan oleh iman kepada Yesus Kristus, b) Ia hidup karena kasih karunia, c) kesesangsaraan akan menimbulkan ketekunan, d) ketekunan menimbulkan misionaris tahan uji, e) tahan uji menimbulkan pengharapanbyang semakin kokoh kepada Kristus, f) keyakinan kepada Kritus tidak akan pernah mengecewakan sekalipun ia akan mengakhiri hidupnya.
Budaya Bantengan: Pemuridan Komunitas Remaja Pemuda Kristen Sitiarjo (Kompas) Rajokiaman Sinaga
Makarios: Jurnal Teologi Kontekstual Vol 1 No 1 (2022): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/mak.v1i1.160

Abstract

Pemuridan merupakan bagian yang sangat penting dalam kekirstenan. Pemuridan sebagai langkah membina anggota komunitas untuk bertumbuh secara rohani maupun secara doktrinal. Komunitas remaja pemuda Kristen Sitiarjo memiliki kerinduan dan beban untuk membangun spiritualitas anggota komunitasnya. Namun, tidak sedikit dari anak remaja pemuda di Sitiarjo yang terlibat dalam kesenian Bantengan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sejauhmana pemuridan Kristen memiliki pengaruh positif dalam spiritualitas anggota komunitas remaja pemuda Kristen, sehingga mereka tidak lagi terlibat dalam kegiatan Bantengan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pengumpulan data uji dan statistik, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan penyebaran angket melalui googleform. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa: 1) Pemuridan Kristen memiliki dampak yang signifikan, karena berhasil mengingatkan dan membimbing anggota komunitas untuk tidak terlibat dengan kesenian bantengan. 2) Pembina rohani perlu memberikan pemahaman yang Alkitabiah sehingga anggota komunitas betul-betul memahami dampak kesenian Bantengan dari keterikatan dengan Okultisme. 3) Pembina rohani perlu meningkatkan dan bekerjasama dengan gereja-gereja dimana anggota komunitas berjemaat supaya mulai melibatkan anggota komunitas melayani. 4) Sebagian anggota komunitas masih belum dapat membedakan, bagian mana dalam Kesenian Bantengan yang bisa dilakukan dan dibagian mana yang tidak bisa dilakukan. Hal ini disebabkan minimnya pemahaman doktrinal dalam proses pembinaan, mengingat pembinapun tidak memiliki latarbelakang teologi.
Menelisik Gejolak Spiritualitas Gereja di Tengah Pasang Surut Pandemi Covid-19: Evaluasi bagi Spiritualitas Pasca Pendemi Romelus Blegur; Nico Pabayo Gading; Rajokiaman Sinaga
Makarios: Jurnal Teologi Kontekstual Vol 2 No 1 (2023): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/mak.v2i1.220

Abstract

Even though Covid-19 appears to be receding and under control, its impact is not over. One of them is related to the spirituality of the church which has surfaced as an expression of Christian faith amid the threat of Covid-19. This article wants to examine the spirituality of the church with the aim of understanding its contents, whether it continues to develop or changes following the ups and downs of Covid-19. This study uses library research methods, both printed and digital libraries which are the source of reference. The results of the study show that the spirituality of the church still has its ups and downs according to the flow of challenges it faces. This condition occurs as it did in previous times. Therefore, the church needs to re-evaluate the weakness and fragility of its spiritual condition to reorient it towards its faith commitment which is based on God's faithfulness towards post-pandemic conditions.
Tanggapan Etis Kristen Terhadap Pengaruh Budaya Digital di Kalangan Mahasiswa Romelus Blegur; Rajokiaman Sinaga; Sulianus Susanto
Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia Vol 4, No 2 (2023): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson Ungaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46445/jtki.v4i2.662

Abstract

Digital culture seems to be well received in society because the benefits are unavoidable. This should be acknowledged, but this welcome should also be anticipated with a critical attitude because in contrast to its usefulness, digital technology also contributes to the emergence of negative influences and impacts on its users. This is also a concern for STT ATI students because digital culture has also permeated their life context. In this regard, the purpose of this study is to examine the experiences of STT ATI students amid digital flow to see these problems. This study uses a qualitative research method with a phenomenological study. The results of this study are that: first, STT ATI students quite understand digital culture based on their experience; second, digital culture has an impact on them, both positively and negatively; third, ethically they have a fairly good response in dealing with digital challenges, but on the other hand there are also weaknesses in perceptions about the subject. In this regard, more intense training is needed so that they are ready to face the digital era with all its consequences.
Pembinaan Kepada Anak Remaja PPA ID 0622 Takong Tentang Pengajaran Siapa Yesus dan Amanat Agung Tuhan Yesus Sinaga, Rajokiaman; Warni, Rosma
Society : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 4 (2023): Juli
Publisher : Edumedia Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55824/jpm.v2i4.325

Abstract

Teaching about who Jesus is and the Great Commission of the Lord Jesus is a part of Christian life that cannot be ignored. Just like the Lord Jesus always gave teachings about who Jesus was and his purpose for coming to this world. It is very important for youth as the church generation to understand and have an understanding of who Jesus really is and the Great Commission of the Lord Jesus. In this regard, this Community Service (PkM) activity journal focuses on fostering teaching about Who Jesus is and the great Message of the Lord Jesus to teenagers PPA ID 0622 Takong. This activity is a means to equip the correct understanding for teenagers PPA ID 0622 Takong. So that teenagers can have a correct understanding and can apply it in everyday life.
Meningkatkan Spiritualitas Hidup Melalui Pujian: Pembinaan Rohani Kelompok Kategorial Dewasa Gereja-Gereja Di Kalimantan Barat Melalui Kegiatan Borneo Bermazmur Sekolah Tinggi Teologi Abdi Tuhan Injili (ATI) Blegur, Romelus; Gading, Nico Pabayo; Wahyudi, Hari; Karo, Dinar Br; Sinaga, Rajokiaman; Kotte, Yohanis; Sugihyarto, Sugihyarto; Polan, Sevior Sampe; Warni, Rosma
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2: September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/realcoster.v7i2.567

Abstract

Spiritual development is a fundamental aspect of the church aimed at fostering a strong spiritual life to face contemporary challenges that threaten the character of God's people. This is particularly significant for the adult catechetical groups of churches in West Kalimantan, as reflected in the ministry reports from Sekolah Tinggi Theologia Abdi Tuhan Injili (STT ATI) Pontianak. The objective of the community service program (PkM) through the Borneo Bermazmur initiative of STT ATI is to enhance the spirituality of adult church members around West Kalimantan through the praxis and meaningful interpretation of worship songs. Worship can inspire God's people to reflect on God's goodness, transform their lives, and positively impact the broader community. The methods employed in this activity include monologue sermons, lectures, and interactive discussions. The results indicate that the PkM activities through Borneo Bermazmur had a positive impact by addressing the participants' spiritual needs. Furthermore, participants showed great enthusiasm for the PkM program and warmly embraced its implementation. This is evident from the survey results, which reflect highly positive responses, with participants feeling blessed by the event.Keywords: spirituality; worship; spiritual developmentAbstrakPembinaan rohani merupakan hal yang mendasar bagi gereja guna meningkatkan spiritualitas hidup yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman yang mengancam karakter umat Allah. Hal ini penting bagi kelompok ketegorial dewasa gereja-gereja di Kalimantan Barat, sebab berdasarkan hasil laporan pelayanan Sekolah Tinggi Theologia Abdi Tuhan Injili (STT ATI) Pontianak. Tujuan kegiatan PkM melalui Borneo Bermazmur STT ATI yaitu meningkatkan spiritualitas kelompok dewasa gereja-gereja di sekitar Kalimantan Barat melalui praksis dan pemaknaan puji-pujian, sebab pujian dapat mendorong umat Allah untuk menghayati kebaikan Allah, mengubah hidup, serta berdampak bagi masyarakat luas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah khotbah yang bersifat monolog, serta ceramah dan diskusi yang bersifat dialog. Hasil dari kegiatan tersebut adalah bahwa, kegiatan PkM melalui Borneo Bermazmur (BBMz) berdampak baik melalui materi-materi yang menjawab kebutuhan spiritual peserta. Selain itu, para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan PkM, serta menyambut dengan baik pelaksanaan kegiatan tersebut. Hal tersebut tampak melalui hasil survei terhadap kegiatan PkM yang menunjukkan tanggapan yang sangat baik dan para peserta merasa diberkati dengan kegiatan tersebut.Kata Kunci: spiritualitas; pujian; pembinaan rohani
Pembinaan Kepada Pemuda Kristen Tentang Jati Diri Berdasarkan Teologi Kristen Di Gereja Protestan Kalimantan Barat (GPKB) Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat Sinaga, Rajokiaman; Warni, Rosma; Lara, Lara; Insyur, Bergita; Ngguna, Ani Mura; Minarti, Minarti; Martoni, Martoni; Yeninar, Fendi Abraham
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2: September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/realcoster.v7i2.538

Abstract

This Community Service aims to guide understanding of human nature which is closely related to self-identity. The problem of not understanding the true meaning of themselves leads young people not clearly to understand their identity and life goals. For this reason, this community service is carried out, so that it can foster and contribute to Christian youth, especially teenage youth in the Toho District area, Memapawah Regency, West Kalimantan. The method used in this activity is the lecture method through material presented at spiritual building services and interactions during seminars. The result of this Community Service is that young people gain the correct knowledge about Christian identity so that they are no longer confused and fall into wrong concepts, the young generation also expresses a shared commitment to maintaining a holy life, being a light and being a witness in the midst of society. Young people also gave positive responses to being involved in services at their respective churchesKeywords: church; identity; christian youth, theologyAbstrakPengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pembinaan tentang pemahaman akan hakekat manusia yang erat hubungannya dengan “jati diri”. Permasalahan tentang kurang mengertian akan makna hakekat diri mereka membawa kaum muda tidak memahami dengan jelas akan jati diri dan tujuan hidup mereka. Dengan alasan inilah, pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan, supaya dapat membina dan memberikan kontribusi kepada kaum muda Kristen secara khusus pemuda remaja di wilayah Kecamatan Toho, Kabupaten Memapawah, Kalimantan Barat. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode Ceramah melalui materi yang disampaikan pada kebaktian lebangunan Rohani dan interaksi pada saat seminar. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah kaum muda mendapatkan pengetahuan yang benar tentang jati diri Kristen sehingga mereka tidak lagi bingung dan terjerumus dengan konsep yang salah, generasi muda juga menyatakan komitmen bersama untuk menjaga hidup kudus, menjadi terang dan menjadi saksi ditengah-tengah masyarakat.  Kaum muda juga memberikan respon positif untuk terlibat di dalam pelayanan di gereja masing-masing. Kata Kunci: gereja; jati diri; pemuda kristen, teologi