Claim Missing Document
Check
Articles

Kualitas Perairan Sungai Musi di Kota Palembang Sumatera Selatan Windusari, Yuanita; Sari, Netta Permata
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 1, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan Sungai Musi di perairanKelurahan 5 Ulu (titik 1 pada ordinat  02o59’41.2”S dan 104o 45’39.3’’E dan 7 Ulu (Titik 2 pada ordinat 02o59’39.3’’S dan 104o45’42.1’’E) di Kecamatan Seberang Ulu IKota Palembang. Parameter fisika, kimia, dan biologi perairan diukur di lapangan dan di laboratorium. Hasil menunjukkan kualitas perairan Sungai Musi untuk nilai-nilai dari beberapa parameter kimia seperti amonia, sulfida, besi, mangan, klorida lebih tinggi dari standar nilai yang diperbolehkan dalam suatu perairan sungai. Total colifrom sebesar 2400 koloni/100 ml  pada di Titik 1 juga melebihi batas kelayakan untuk nilai total coliform di perairan sungai.Berdasarkan hasil ini dapat dinyatakan kualitasperairan Sungai Musi, khususnya di lokasi sampling tidak layak digunakan untuk konsumsi karena terindikasi tercemar polutan dari industri dan feses.
SUCCESSION INDICATIONS FROM VEGETATION IN TAILING DEPOSITION AREAS BASED ON VEGETATION PROFILE DIAGRAM Windusari, Yuanita; Dahlan, Zulkifli; Hidayatullah, Hidayatullah
Indonesian Journal of Environmental Management and Sustainability Vol. 2 No. 4 (2018): December
Publisher : Research Centre of Inorganic Materials and Complexs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1085.114 KB) | DOI: 10.26554/ijems.2018.2.4.102-106

Abstract

One example of marginal land is land mined and sandy soil. This land tends to be difficult to overgrow vegetation. Environment 19 Mile is part of the ModADA or Ajkwa watershed that has been modified as a PTFI tailing deposition area. The effect of high natural erosion and transport of mineral soils during the tailings drainage process causes soil structure in ModADA, especially in the double dike area to form faster, and allow natural vegetation. Characteristics of succession in the area were observed by vegetation profiles. The combination of making transects and sampling plots was used as a method for observing characteristic vegetation in the double dike area. The results showed that based on differences in vegetation height and canopy area there were 3 layers of vegetation, namely A, B, and C in the Double levees with flooded or tend to dry area. In the flooded area, Paraserianthes afalcataria and Timonius timon were dominated by an average plant height of 17.33 m; and layer B is dominated by Pandanus lauterbachii with an average plant height of 6.83m. In areas that tend to be dry, layer A species is dominated by Timonius Timon, Ficus armiti Miq, Glochidion macrocarpa, and Sterculia sp with an average plant height of 14.75 m; while layer B is dominated by Casuarina equisetifolia, Ficus armiti King, Ficus armiti Miq, Glochidion macrocarpa, Antiaris sp, Macaranga aleuroitoides, and Campnosperma brevi petiolata with an average plant height of 8.39 m. Layer C is in both types of soil occupied by species Phragmites karka. The vegetation profile shows that the area is an area with double dikes in the early stages of succession. This proves that this region is able to develop into natural revegetation of ModADA and accelerated through reclamation
Kualitas Perairan Sungai Musi di Kota Palembang Sumatera Selatan Windusari, Yuanita; Sari, Netta Permata
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 1, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v1i1.309

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan Sungai Musi di perairanKelurahan 5 Ulu (titik 1 pada ordinat  02o59?41.2?S dan 104o 45?39.3??E dan 7 Ulu (Titik 2 pada ordinat 02o59?39.3??S dan 104o45?42.1??E) di Kecamatan Seberang Ulu IKota Palembang. Parameter fisika, kimia, dan biologi perairan diukur di lapangan dan di laboratorium. Hasil menunjukkan kualitas perairan Sungai Musi untuk nilai-nilai dari beberapa parameter kimia seperti amonia, sulfida, besi, mangan, klorida lebih tinggi dari standar nilai yang diperbolehkan dalam suatu perairan sungai. Total colifrom sebesar 2400 koloni/100 ml  pada di Titik 1 juga melebihi batas kelayakan untuk nilai total coliform di perairan sungai.Berdasarkan hasil ini dapat dinyatakan kualitasperairan Sungai Musi, khususnya di lokasi sampling tidak layak digunakan untuk konsumsi karena terindikasi tercemar polutan dari industri dan feses.
CHARACTERISTICS OF HABITAT, DISTRIBUTION, AND DIVERSITY OF ANOPHELES SPP IN KEMELAK BINDUNG LANGIT VILLAGE, OGAN KOMERING ULU REGENCY, SOUTH SUMATRA Maretasari, Giri; Windusari, Yuanita; Lamin, Syafrina; Hanum, Laila; Septiawati, Dwi
Journal of Environmental Science and Sustainable Development Vol. 2, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria is an infectious disease caused by Plasmodium andis transmitted through the bite of a female Anopheles vector. Ogan Komering Ulu (OKU) is a district in South Sumatra that is endemic to malaria. The study aims to determine habitat type, environmental factors that influence larvae development, and distribution of Anopheles larvae. The experiment was conducted from January to February 2019 in the Kelurahan Kemelak Bindung Langit, OKU. Species identification was carried out in the Entomology Laboratory, Baturaja Health Research and Development Center, OKU. Sampling locations were determined based on field observations, through simple purposive sampling. Identification of mosquito larvae which were maintained in the laboratory, showed that they originated from four Anopheles species namely An. vagus, An. barbirostris, An. kochi, and male Anopheles. The dominant habitat (76,89%) was rice fields. The characteristics of larval breeding habitats included water pH of 5-6, water temperature of 280C-320C, light intensity of 756 - 761 mmHg, visual clear water, muddy substrates, and habitat distance with houses of 10 -60 m. The Anopheles type diversity index (H ') was low (0.04-0.36). The larval density was the highest in RT 1 and RT 2 (as many as 2.5 larvae/cauldrons), and the lowest in RW 3 locations (as many as 0.1 larvae/cauldron), which had the same habitat type, namely, rice fields. The highest dominance index (C) was found in male Anopheles (C = 1), and the lowest was detected in An. kochi (C = 0.02) and An. barbirostris (C = 0.01). The pattern of the spread of Anopheles based on the Morishita index was grouped (Id> 1) and uniform (Id <1).
Deteksi Frekuensi Distribusi Timbal Dalam Darah Pekerja Pengisi Bahan Bakar: Studi Kasus SPBU di Plaju, Sumatera Selatan. Windusari, Yuanita; Aini, Intan Nurul; Setiawan, Arum; Aetin, Entin Nur
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 18, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.18.1.62-66

Abstract

Latar belakang: Timbal (Pb) sebagai logam berat pernah dijadikan sebagai bahan aditif pada bensin. Pb dalam bentuk tetraetiltimbal (Pb2(C2H5)4) yang membantu proses pembakaran pada mesin kendaraan menjadi lebih halus dan cepat. Pb pada bahan bakar berdampak merugikan bagi lingkungan sekitar termasuk manusia. Pada saat pembakaran, Pb dilepas ke udara bersamaan dengan asap kendaraan. Senyawa yang dilepaskan tersebut berdampak negatif bagi kesehatan. Efek pertama keracunan timbal kronis sebelum mencapai organ target adalah gangguan haemoglobin dan berakibat pada menurunnya kadar haemoglobin. Gangguan anemia akan timbul bila kandungan Pb lebih dari 70 ug/dl atau setara 0,7 ppm. Berkaitan dengan efek  negatif  Pb dalam bensin, maka sangatlah penting untuk mendeteksi dan memperkirakan frekuensi kadar Pb dalam dalam darah pekerja pengisi bahan bakar (pekerja SBPU) yang melakukan kontak langsung dengan bahan bakar.Metode: Sebanyak 11 orang pekerja pengisi bahan bakar dan 2 orang pegawai administrasi menjadi responden dan kontrol dalam penelitian ini. Kriteria inklusi adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan usia 20-40 tahun, dan kriteria eksklusi adalah yang tidak bersedia menjadi responden. Responden mengisi kuesioner dan di wawancara untuk mengetahui riwayat kesehatan, kemudian dilakukan pengambilan darah untuk dianalisis. Penentuan titik sampling berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) berada di daerah padat kendaraan dan beroperasi selama 24 jam.Hasil: Analisis darah menggunakan SSA Shimadzu 6300 menunjukkan kadar Pb<2.995 ng/nl. Hal ini mengindikasi tidak adanya Pb dalam darah responden. Tidak terdeteksinya Pb dalam darah diduga akibat responden terpapar Pb dalam jangka waktu singkat, penggunaan peralatan keselamatan (APD) saat bekerja, serta  dapat mengindikasi rendahnya kadar Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor.Simpulan: Tidak terdeteksinya Pb dalam darah responden tidak berarti mengabaikan keberadaan Pb di dalam bahan bakar. Sangatlah penting untuk melakukan pemeriksaan kandungan kadar Pb secara rutin pada semua pekerja SPBU akibat resiko paparan Pb bagi kesehatan. ABSTRACT Title: Frequency Distribution Of Leads In Blood Workers Filling Fuel: Case Study Of Fueling Station at Plaju, South SumatraBackground: Lead (Pb) as heavy metal has been used as an additive in gasoline. Pb in the form of tetra ethyl lead (Pb2 (C2H5) 4) which helps the combustion process on the vehicle engine so that the engine sound becomes smoother and faster. Pb on fuel has a negative impact on the surrounding environment including humans. When burning in a vehicle engine, Pb is released into the air along with vehicle smoke. The compound released has a negative impact on health. The first of chronic Pb poisoning before reaching the target organ is the presence of haemoglobin synthesis disorder so that the haemoglobin level decreases. Anemic disorders will occur if the Pb content is more than 70 ug / dl or equal to 0.7 ppm. In connection with the negative effects of Pb in gasoline, it is very important to detect and estimate the frequency of Pb levels in the blood of fuel filling workers who make direct contact with fuel.Methods: As many as 11 fuel filling workers and 2 administrative employees became respondents and controls in this study.  The inclusion criteria were the sex of men and women aged 20-40 years, and the exclusion criteria were workers who were not respondents available. Respondents filled out the questioner and continued the interview to find out their medical history, then taking blood to be analyzed. Determination of sampling points based on purposive sampling method with the criteria of the Fuel Filling Station is in a crowded area of the vehicle and operates for 24 hours.Results: The results of blood analysis using SSA Shimadzu 6300 showed Pb level <2.995 ng / nl. This proves that Pb is not found in the blood of the respondent. No detection of Pb in the blood because the respondent was exposed to Pb in a short period of time, the use of safety equipment while working, and an indication of the low levels of Pb in motor vehicle fuelConclusion: Not detecting lead in the respondent's blood does not mean ignoring the presence of lead in the fuel. It is very important to check the lead content regularly on all gas station workers due to the risk of lead exposure to health.  
Analisis Paparan Kadmium, Besi, Dan Mangan Pada Air Terhadap Gangguan Kulit Pada Masyarakat Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir Sunarsih, Elvi; Faisya, Achmad Fickry; Windusari, Yuanita; Trisnaini, Inoy; Arista, Dini; Septiawati, Dwi; Ardila, Yustini; Purba, Imelda Gernauli; Garmini, Rahmi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.2.68-73

Abstract

Latar Belakang : Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Kualitas air bersih menurun akibat tingkah-laku manusia seperti sisa pembuangan pabrik-pabrik kimia/industri, zat-zat detergen, dan asam belerang.  Dampak dari terpaparnya air yang mengandung bahan kimia seperti kadmium, besi, dan mangan dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan kronis maupun akut.Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang diambil sebanyak 100 sampel.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata kadmium (Cd) 0,277 mg/L, besi (Fe) 0,414 mg/L, dan mangan (Mn) 0,213 mg/L masih memenuhi syarat Permenkes Nomor 32 Tahun 2017. Proporsi responden yang mengalami gangguan kulit sebanyak 45%. Variabel lama pajanan dan status alergi mempunyai hubungan yang bermakna (p value < 0,05), sedangkan variabel konsentrasi Cd, Fe, Mn, jenis kelamin, dan umur tidak mempunyai hubungan yang bermakna (p>0,05) terhadap gangguan kulit.Simpulan : Konsentrasi rata-rata Cd, Fe, Mn masih memenuhi syarat Permenkes, tetapi belum memenuhi syarat fisik karena memiliki rasa dan berwarna keruh. Gangguan gatal pada kulit disebabkan lama pajanan terhadap air sungai dan status alergi responden. Perlu dilakukan upaya promotif dan edukasi seperti pembuatan pengolah air sederhana skala rumah tangga kepada masyarakat. ABSTRACTTitle: Analysis of Cadmium, Iron, and Manganese Exposure on Water Cause of Skin Disorders in Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan IlirBackground : Water is a vital element in human life. The quality of clean water decreases because of human behavior such as waste disposal of chemical / industrial plants, detergent, and sulfuric acid. The impact of exposure from water containing chemicals such as cadmium, iron, and manganese that cause chronic and acute health effects.Methods : This study used cross sectional study design with purposive sampling technique. There are 100 samples.Results : The results showed that the average concentration of cadmium (Cd) 0.277 mg / L, iron (Fe) 0.414 mg / L, and manganese (Mn) 0.213 mg / L still appropriate quality standard from Permenkes Number 32 Year 2017. The proportion of respondents got skin disorders 45%. The variables of exposure and allergic status had significant relationship (p value < 0.05). The concentration variables Cd, Fe, Mn, sex, and age had no significant relationship (p > 0.05) to skin disorders.Conclusion : The average concentrations of Cd, Fe, Mn still appropriate quality standard from Permenkes, but they are not appropriate the physical requirements because they have a taste and muddy. Itchy skin disorders are caused by exposure of river water and allergic status of respondents. It needs promotive and educational efforts such as making simple household water processing to the community. 
Keluhan Sick Building Syndrome di Gedung PT. X Mawarni, Fahruniza Meiga; Lestari, Mona; Windusari, Yuanita; Andarini, Desheila; Camelia, Anita; Nandini, Rizka Faliria; Fujianti, Poppy
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 20, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.20.1.39-46

Abstract

Latar Belakang : Sick Building Syndrome (SBS) merupakan kumpulan gejala yang dialami oleh seseorang atau perasaan tidak sehat tanpa penyebab yang jelas saat melakukan pekerjaan di dalam gedung dan akan menghilang saat seseorang meninggalkan gedung tersebut. Sirkulasi udara yang tidak baik, ditambah dengan adanya faktor fisik, kimia, biologi, dan individu, serta faktor lingkungan lainnya yang terdapat di dalam suatu bangungan dapat menjadi penyebab terjadinya SBS. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keluhan SBS pada karyawan di gedung PT. X Palembang.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 107 karyawan yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran keluhan SBS, usia, jenis kelamn, masa kerja, suhu, pencahayaan dan kembaban, serta analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dan uji alternatif fisher exact untuk melihat pengaruh faktor risiko terhadap keluhan SBS.Hasil : Dari hasil penelitian diketahui bahwa prevalensi keluhan SBS sebesar 75,7%, dengan usia terbanyak ≤40 tahun (80,4%), didominasi oleh laki-laki (60,7%), dengan masa kerja paling banyak ≥5 tahun (62,6%), serta lingkungan kerja dengan suhu, pencahayaan, dan kelembaban yang tidak memenuhi syarat secara berurutan sebesar 18,7%, 49,5%, dan 36,4%.Simpulan: Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa kelembaban mempengaruhi terjadinya keluhan SBS pada karyawan PT. X Palembang (p-value = 0,005). Untuk menyeimbangkan kualitas udara di dalam ruangan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meletakkan tanaman sanseviera sebagai menyeimbang dan penyerap polutan di dalam ruangan. ABSTRACT Tittle : Sick Building Syndrome Complain in PT. X BuildingBackground : Sick Building Syndrome (SBS) is a syndrome where people experience unexplained malaise symptoms while working in a building that will disappear once they leave the building.  Poor air circulation combined with the presence of physical, chemical, biological and individual factors, and other environmental factors  within a building may cause SBS.  This study aimed to determine factors that influence SBS complain among employees of PT.  X in Palembang.Method : This study used a qualitative approach with cross sectional study design.  The research sample was 107 employees selected according to inclusive and exclusive criteria.  The data analysis methods in the study are univariate analysis to describe SBS complain, age, sex, years of service, temperature, lighting and humidity. Bivariate analysis using the chi-square test and fisher exact alternative test to determine risk factors influence to SBS complain.Result : The prevalence of SBS complain in the study is 75,7%, with ≤40 as majority age (80,4%), dominated by male workers (60,7%), with ≥5 years as the largest portion of years of service (62,6%), and work environment with temperature, lighting, and humidity that is not adequate 18,7%, 49,5%, and 36,4% respectively.Conclusion : Bivariate analysis showed that humidity influenced the occurrence of SBS complain in PT.X Palembang (p-value = 0,005). To balance out indoor air quality, one of countermeasures that can be applied is to place sansevieria plant as indoor pollutants absorber.  
HUBUNGAN PERILAKU KESEHATAN RONGGA MULUT TERHADAP KEJADIAN PERIODONTITIS KRONIS PADA PENGGUNA NARKOBA Verianti, Tety; Sitorus, Rico Januar; Windusari, Yuanita
JURNAL MEDIA KESEHATAN Vol 13 No 2 (2020): Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Volume 13 No 2 Desember 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jmk.v13i2.567

Abstract

Prevalensi penyalahgunaan narkoba telah meningkat secara global. Penyalahgunaan obat ini dapat menjadi permasalahan kesehatan masyarakat karena dampaknya bagi kesehatan umum dan rongga mulut, seperti periodontitis kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan perilaku kesehatan rongga mulut, yang terdiri dari kebersihan mulut, frekuensi menyikat gigi, dan riwayat kunjungan ke dokter gigi, terhadap kejadian periodontitis kronis pada pengguna narkoba. Desain penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan jumlah sampel sebanyak 147 orang. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kebersihan mulut (p-value 0,000; OR = 96,84 ; 95% CI 21,58-434,66) dan frekuensi sikat gigi (p-value 0,035; OR = 8,39 ; 95% CI 1,08-65,55) dengan kejadian periodontitis kronis pada pengguna narkoba. Namun tidak terdapat hubungan antara riwayat kunjungan ke dokter gigi dengan kejadian periodontitis kronis pada pengguna narkoba (p-value 0,127; OR = 1,84 ; 95% CI 0,91-3,72). Kebersihan mulut dan frekuensi menyikat gigi memiliki hubungan dengan kejadian periodontitis kronis pada pengguna narkoba yang disebabkan karena pengguna narkoba cenderung mengabaikan kesehatan mulut dan tidak menyikat giginya secara rutin yang mengakibatkan terjadinya akumulasi plak dan meskipun riwayat kunjungan ke dokter gigi tidak berhubungan, namun penting dilakukan untuk menjaga kesehatan rongga mulut yang baik.
Gejala Heat Strain pada Pekerja Pembuat Tahu di Kawasan Kamboja Kota Palembang Zulhanda, Dicky; Lestari, Mona; Andarini, Desheila; Novrikasari, Novrikasari; Windusari, Yuanita; Fujianti, Poppy
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 20, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.20.2.120-127

Abstract

Latar belakang: Pabrik tahu merupakan salah satu tempat kerja yang berpotensi menimbulkan iklim kerja panas. Hal ini tidak terlepas dari penggunaan api sebagai media produksi yang dapat menyebabkan seseorang mengalami heat strain. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi gejala heat strain pada pekerja pembuat tahu dan faktor apa yang paling mempengaruhi gejala heat strain tersebut.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan penetapan sampel menggunakan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 orang yang berasal dari enam pabrik tahu. Analisis data penelitian menggunakan uji chi square untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik berganda untuk analisis multivariat.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan proporsi gejala heat strain pada pekerja sebesar 64,8% dan diketahui bahwa adanya hubungan antara iklim kerja panas (p-value = 0,008), usia (p-value = 0,014), dan konsumsi air minum (p-value = 0,002) dengan gejala heat strain, dan tidak adanya hubungan antara lama kerja (p-value = 0,077) dengan gejala heat strain. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara iklim kerja panas dengan gejala heat strain (p-value = 0,004) setelah dikontrol oleh variabel perancu.Simpulan: Hasil penelitian diketahui bahwa iklim kerja panas merupakan faktor yang paling mempengaruhi gejala heat strain pada pekerja pembuat tahu di Kawasan Kamboja Kota Palembang. Pemilik pabrik tahu dapat melakukan perbaikan ventilasi dan memasang plafon di pabrik, serta menyediakan fasilitas air minum untuk memenuhi kebutuhan air 2,8 liter/hari bagi pekerja. Title: Heat Strain Symptoms in Tofu Production Workers in Kamboja Area of Palembang CityBackground: Tofu industry is one of workplaces which has potential in creating hot working climate. This industry cannot be separated from the use of fire as one of production element where exposure to fire may cause workers to experience heat strain. This study aimed to determine the proportion of heat strain symptoms in tofu workers and what factors most influence the symptoms of heat strain.Method: This study used cross sectional study design and samples were determined by using total sampling technique.  Samples in this study amounted to 54 workers from six tofu making businesses. Analysis for study data was using chi-square test for bivariate analysis and multiple logistic regression test for multivariate analysis.Result: The study showed that the proportion for workers with heat strain symptoms was 64.8%. It was found that there was a correlation between hot work climate (p-value = 0.008), age (p-value = 0.014), and water consumption (p-value = 0.002) with heat strain symptoms. Meanwhile, there is no correlation between work length (p-value = 0.077) with heat strain symptoms. The result of multivariate analysis showed that there was a correlation between hot working climate and heat strain symptoms (p-value = 0.004) after control applied from confounding variables.Conclusion: The result showed that the hot working climate was the most influencing factor for the symptoms of heat strain on tofu workers. Tofu factory owners can repair ventilation and install ceilings in the factory. Besides, provide drinking water facilities to meet 2.8 liters/day for workers’ water needs.
EDUKASI PENGGUNAAN MASKER DAN MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH MASKER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 (EDUCATION ON THE USE OF MASK AND ITS WASTE TREATMENT FOR THE PREVENTION OF COVID-19 TRANSMISSION) Budiastuti, Anggun; Sari, Desri Maulina; Sunarsih, Elvi; Windusari, Yuanita
Jurnal Berdaya Mandiri Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Berdaya Mandiri (JBM: EDISI KERJASAMA STIE EKUITAS BANDUNG)
Publisher : Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jbm.v3i2.1787

Abstract

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Seiring dengan peningkatan jumlah kasus COVID-19, kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker juga semakin tinggi. Peningkatan  pemakaian masker tentunya harus diikuti dengan pemahaman penggunaan masker dan manajemen pembuangan limbah masker bekas pakai yang tepat untuk memastikan efektivitas maksimal dalam menghindari penularan COVID-19. Peningkatan pemahaman masyarakat dilakukan dengan penyuluhan, pembagian masker dan leaflet penanganan limbah masker. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan nilai rerata scoring pre-test pengetahuan responden adalah 79,95 dan hasil post-test dengan nilai rerata 88,41. Berdasarkan analisis paired t-test didapatkan nilai p-value < 0.05, ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat setelah dilakukan penyuluhan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan lancar dan mendapat respon positif dari masyarakat setempat. Melalui peningkatan pengetahuan ini diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan masker dan penge sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. ABSTRACT COVID-19 is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Along with the increase in the number of COVID-19 cases, the use of masks by the community is also increased. However, It must be followed by the correct use of masks and proper understanding of the waste management to ensure maximum effectiveness of COVID-19 prevention.This community service was carried out through counseling, distribution of masks and leaflets. The results showed that the average score of the pre-test of respondents' knowledge was 79.95 and the post-test results was 88.41. Based on the paired t-test analysis, the p-value <0.05, this indicated that there was an increase in knowledge after counseling. Community service activities went smoothly and received a positive response from the local community. By increasing knowledge, it was hoped that it would increase public awareness of using masks to prevent the spread of COVID-19.
Co-Authors ., Veniranda Achmad Fickry Faisya, Achmad Fickry Adila, Najwa Adriansyah, Fikri Aetin, Entin Nur Affandi, Ashar Kholik Affandi, Azhar Kholiq Aini, Intan Nurul Aisyah Umayah, Siti Al Abid, Giang Aldyirwansyah, Muhammad Ali Djamhuri Amelia Fitriani, Amelia Andries Lionardo, Andries Anggara, Arie Anggun Budiastuti Anita Camelia Anita Rahmiwati Ardhan, Jery Ardila, Yustini Arista, Dini Arum Setiawan Asmiani Astari, Dea Widya Ayu Safitri Ayu Shintya, Ratri Azwinfadhlan, Ahmad Bin Yusof, Muhammad Safwan Cahyaningrum, Putri Cynthia Cynthia Dahlan, HM. Hatta Daniel, Risyad Aldian Desheila Andarini, Desheila Desri Maulina Sari Dinta, Nadya Ariba Doni Setiawan Dwi Septiawati, Dwi Dwi Setyawan Elvi Sunarsih Fajar , Nur Alam Fitriani, Novi Fitriani, Ranty Fuadi, Asrul Garmini, Rahmi Haerawati Idris, Haerawati Haidir, Hala Hakim, Dwi Ratnawaty Hamzah Hasyim Harry Cahya Maulana, Harry Cahya Haryanti, Neny Hasanah, Putrie Uswatun Hermansyah . Hidayatullah Hidayatullah Idris, Haerawari Imelda Gernauli Purba, Imelda Gernauli Indah Purnama Sari Inoy Trisnaini Intan Permatasari Irmeilyana Juliska, Shelly Khairil Anwar Khairiyah, Muthiah Komalasari, Febrianti Laila Hanum Lestari, Amelia Sefti Lestari, Peggy Ayu M. Hatta Dahlan, M. Hatta Maretasari, Giri Margareta Sri Lestari, Margareta Sri Martha, Elsusi Martinus, Ali Maryanto, Hendri Mawarni, Fahruniza Meiga Misnaniarti Misnaniarti Mufarikha, Muhimatul Muharni Muharni Nabila, Sri Aisyah Nandini, Rizka Faliria Netta Permata Sari, Netta Permata Ngudiantoro . Novia, Ade Noviadi, Pitri Novrikasari Novrikasari Novrikasari, Novrikasari Novrikasari, N Nur Alam Fajar Nur Alam Fajar Nur Hayati Nurhayati Damiri Nuri Aslami Nuriessa Aputri, Farah Oktarizal, Hengky Pirnanda, Dafid Pitaloka, Rolla Poppy Fujianti, Poppy Pragustiandi, Guntur Pujiati, Puput Rahmat Pratama, Rahmat Rahmatillah Razak, Rahmatillah Ramadhan, Arizky Ramadhani, Indah Rico Januar Sitorus Rizma Adlia Syakurah Romadhoni Romadhoni, Romadhoni Rostika Flora Sari, Defa Sari, Novela Sari, Novrika Sari, Siti Nabila Sarno Sarno Septiawati , Dwi Sherti Agusti, Mona Sitanggang, Jhon Wesly Sri, Dwi Irma Mayang Sucirahayu, Citra Afny Syafaruddin Syafaruddin Syafhira, Adinda Syafrina Lamin, Syafrina Syarifah, Nahdha Verianti, Tety Wahyuni, Inda Welnita, Welnita Wike Ayu Eka Putri Yenni, Ririn Afrima Yuliastuti, Mariaeka Yustini Ardillah, Yustini Zulhanda, Dicky Zulkarnain Zulkarnain Zulkarnain, M Zulkarnain, Mohammad Zulkifli Dahlan