Claim Missing Document
Check
Articles

Pentagamavunon-0 (PGV-0) Enhance Cytotoxic Effect of Doxorubicin through Increasing of Apoptosis, Senescence and ROS Level on Triple Negative Breast Cancer 4T1 Ismanurrahman Hadi; Riris Istighfari Jenie; Edy Meiyanto
Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Society for Cancer Chemoprevention

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14499/indonesianjcanchemoprev11iss1pp7-15

Abstract

TNBC, one of the sub type of breast cancers was widely known with high tumorigenic and poor prognosis than others. The development of combination agent (co-chemotherapy) with doxorubicin for chemotherapy of TNBC were carried out to decrease doxorubicin side effect and resistance in cancer. This present study aims to explore the co-chemotherapeutic properties of PGV-0 and investigate induction of doxorubicin on apoptosis, senescence and ROS against TNBC. 4T1 Cell line were used as a TNBC in vitro model. Cytotoxic measurement was performed using MTT assay resulting in IC50 values of 52 μM. Meanwhile, the combination of doxorubicin and PGV-0 showed synergistic effect which decreased cell viability of 4T1 better than single treatment of doxorubicin. Apoptosis analysis was performed using annexin V/PI assay indicated that the combination treatment of PGV-0 and doxorubicin increased apoptosis evidence. Senescence detection was carried out using senescence-associated-β galactosidase (SA-β-gal) assay. The results showed that a single treatment of PGV-0 induced cellular senescence and increased senescence cells in combination treatment. Moreover, DCFDA staining showed that PGV-0 increased ROS level at single treatment, whereas combination treatment increased ROS intracellular compared to the positive control of doxorubicin. Based on these results, PGV-0 has potential as a co-chemotherapeutic candidate on TNBC.Keyword: 4T1, PGV-0, Co-chemotherapy, Cytotoxic, Senescence, Apoptosis, ROS
Formulation and Evaluation of Body Scrub Using Flour-Based from Fruits of Indramayu Variety of Cengkir Mango (Mangifera indica L) Ismanurrahman Hadi; Dadan Hidayattullah; Ade Irawan
Journal of Fundamental and Applied Pharmaceutical Science Vol 3, No 1 (2022): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jfaps.v3i1.15569

Abstract

Cengkir Mango (Mangifera indica L) is a variety of mango known in the northern part of West Java and widely used as food, beverage, and natural-based pharmaceutical product. This fruit is potentially used as body scrub ingredients due to its richness in polyphenols contain. This study aims to formulate natural-based body scrub using the Cengkir Mango as an active ingredient. The formulation was divided into 3 groups with different concentrations of mango fruit flour, respectively 35, 46, and 50 grams (F1, F2, and F3). The product evaluation included homogeneity, stability, pH, and hedonic test. The organoleptic of body scrub indicated mango scent and light brownish-darker colors, responding to an increase of concentration for each formulation. The homogeneity test showed that the body scrub had no granulation of mango flour. The evaluation of pH showed the product had pH respectively at 7.5, 7.5, and 7.0 (F1, F2, and F3). These results indicated that the body scrub had good physical properties. Investigation of body scrub stability was used to evaluate the fragrance, color, and consistency of the formulation in storage for 3 weeks at room temperature. The results showed no change in color and consistency but a loss of mango fragrance after 3 weeks. The hedonic test indicated that most participants favored F1 (35 grams of mango flour). Based on these results, the flour of Cengkir mango had good performance as an active ingredient in a natural-based body scrub.
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF KOMBINASI EKSTRAK ETANOLIK DAUN SIRIH (Piper betle L.) DAN MADU (Mel depuratum): FORMULATION OF MASK GEL PEEL-OFF COMBINATION OF BETEL LEAF ETANOLIC EXTRACT (Piper betle L.) AND HONEY (Mel depuratum) Ismanurrahman Hadi; Amelia Zannah; Ade Irawan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v3i2.484

Abstract

Daun Sirih (Piper betle L.) dan madu merupakan bahan alam yang mengandung antioksidan yang tinggi dan memiliki banyak efek farmakologis. Selain itu, keduanya juga memiliki kandungan senyawa fenolik yang tinggi. Disisi yang lain, pengembangan kosmetika berbahan alam semakin diminati oleh konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan daun sirih dan madu menjadi sediaan masker gel peel- off,  karena sediaan masker gel peel-off lebih mudah digunakan dan bermanfaat untuk memperbaiki serta merawat kulit wajah.  Serbuk daun sirih (Piper betle L.) dimaserasi dengan pelarut Etanol kemudian dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Skrining fitokimia dilakukan dengan uji reaksi kimia dan KLT. Hasil yang didapatkan menunjukkan daun sirih mengandung senyawa flavonoid, saponin dan polifenol. Selanjutnya dilakukan formulasi sediaan masker gel peel-off. Sediaan yang sudah dibuat dievaluasi sediaan fisik (Organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, waktu kering) dan konsumen (Iritasi dan kesukaan). Hasil yang didapatkan dari formulasi sediaan masker gel peel-off berbahan aktif ekstrak etanolik daun sirih (Piper betle L.) dan madu (Mel depuratum) telah memenuhi persyaratan dalam evaluasi mutu fisik sediaan pada parameter (organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, waktu kering) dan evaluasi konsumen (iritasi dan kesukaan). Disisi yang lain, evaluasi uji sifat fisik dan uji konsumen yang memenuhi persyaratan pada  F2 dengan konsentrasi daun sirih 1% dan madu 0,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa F2 merupakan formula terbaik dari formulasi sediaan masker gel peel off berbahan aktif ekstrak etanolik daun sirih dan madu.
STUDI IN SILICO DAN IN VITRO: AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK MANGROVE (Rhizophora stylosa) DENGAN TARGET PERUSAKAN DINDING SEL Escherichia coli: AN IN SILICO AND IN VITRO STUDY: ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF MANGROVE ETHANOLIC EXTRACT (Rhizophora stylosa) TARGETTED ON CELL WALL DESTRUCTION OF Escherichia coli Ismanurrahman Hadi; Mariam Ulfah; Like Efriani; Teguh Adiyas Putra; Ade Irawan
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.617

Abstract

Rhizopora stylosa merupakan sub-spesies dari tumbuhan bakau yang diketahui secara empiris digunakan sebagai obat tradisional. Habitat yang berada di perairan payau menyebabkan tumbuhan ini memiliki senyawa fitokimia yang berbeda dari tumbuhan lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi aktivitas antibakteri dari R. stylosa pada bakteri Escherichia coli dengan menarget perusakan dinding bakteri. Penelitian ini menggunakan pendekatan komputasional disertai uji aktivitas antibakteri dan kadar kebocoran protein. Prediksi aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan molecular docking pada penicillin-binding protein (PDB ID: 3UY6), sedangkan uji aktivitas antibakteri dilakukan pada bakteri Escherichia coli menggunakan metode Mc konkey dilanjutkan dengan analisis kadar kebocoran protein (protein leakage) menggunakan uji Bradford. Uji identifikasi kandungan fitokimia juga dilakukan untuk memastikan kandungan fitokimia yang ada pada ekstrak etanol bakau. Hasil studi in silico menunjukkan adanya afinitas lebih tinggi dari semua senyawa uji dibandingkan amoxicillin pada penicillin-binding protein. Sementara itu, hasil studi in vitro menunjukkan nilai rata – rata diameter zona hambat (DZH) uji yaitu: 6,63 mm (40%); 6,67 (60%); 9,00 (80%) serta 13 mm (amoxicillin); serta uji protein leakage menunjukkan adanya kebocoran protein pada semua seri konsentrasi sampel dan standar amoxicillin. Analisis statistika menunjukkan ekstrak bakau kadar 80% memiliki aktivitas antibakteri dan protein leakage tertinggi, meskipun efeknya tidak sekuat amoxicillin. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan ekstrak etanol bakau (R. stylosa) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agen antibakteri yang menargetkan kerusakan dinding sel. Kata Kunci: Rhizophora stylosa, antibakteri, molecular docking, in vitro
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SALEP EKSTRAK ETANOLIK DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas sp.): FORMULATION AND EVALUATION OF TOPICAL OINTMENT OF ETHANOLIC EXTRACT OF PURPLE SWEET POTATO LEAF (Ipomoea batatas sp.) Ismanurrahman Hadi; Antika Mardhotillah Meilian; Mariam Ulfah
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v4i1.485

Abstract

Daun ubi jalar ungu mengandung berbagai macam senyawa fitokimia yang memiliki aktifitas farmakologis. Senyawa fitokimia dari daun ubi jalar ungu diantaranya adalah flavonoid dan tanin. Selain itu, daun ubi jalar ungu diketahui memiliki antioksidan yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas sp.) kedalam sediaan salep. Serbuk daun ubi jalar ungu dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa daun ubi jalar ungu mengandung senyawa Flavonoid, Saponin, Alkaloid, Terpenoid dan Tanin.Selanjutnya dilakukan pembuatan formulasi sediaan salep. Sediaan salep yang telah dibuat dievaluasi sediaan fisik (organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat dan uji iritasi terhadap kulit sukarelawan). Hasil dari evaluasi sifat fisik dan uji iritasi ekstrak etanolik daun ubi jalar ungu dengan konsentrasi 0%, 2%, 4% dan 6% merupakan konsentrasi yang akan dibuat sediaan salep. Hasil yang didapatkan menunjukkan formulasi yang dilakukan telah memenuhi syarat fisik dan uji iritasi pada konsentrasi 2% pada parameter organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Kata kunci: Daun ubi jalar ungu, Antioksidan, Salep
UJI AKTIVITAS INHIBISI ENZIM a-Glukosidase TERHADAP EKSTRAK ASETON, ETANOL, DAN METHANOL DAUN MANGROVE (Rhizopora Mucronata) SEBAGAI ANTIDIABETES: INHIBITION ACTIVITY OF a-Glucosidase ENZYME OF EXTRACTS ACETONE, ETHANOL, AND METANOL MANGROVE (Rhizopora mucronata) LEAF AS ANTIDIABETIC Like Efriani; Ismanurrahman Hadi; Ade Irawan; Mariam Ulfah; Teguh Adiyas Putra
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 4 (2023): Forthcoming Issue
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i4.651

Abstract

Diabetes mellitus tipe II merupakan kelainan metabolik yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi insulin sehingga menyebabkan hiperglikemia. Akarbose menjadi salah satu obat dalam pengobatan dari diabetes mellitus dengan cara menghambat inhibisi enzim a-glukosidase. Tanaman mangrove (Rhizopora mucronata) diketahui mempunyai senyawa fitokimia dengan berbagai aktivitas farmakologis. Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mendapatkan informasi aktivitas penghambatan enzim a-glukosidase dari ekstrak metanol, etanol, dan aseton daun mangrove. Penelitian ini dilakukan dengan memaserasi simplisia daun mangrove pada pelarut metanol, etanol, dan aseton. Maserat yang didapatkan, diujikan secara kualitatif untuk mengidentifikasi kandungan golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan terpenoid, lalu dilanjutkan dengan mengujikan inhibisi aktivitas dari enzim a-glukosidase dengan konsentrasi ekstrak 0,5; 1; 1,5; 2; dan 3 mg/mL menggunakan Microplate Elisa Reader dan dilanjutkan pengukuran absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 405 nm. Hasil yang didapatkan menunjukkan maserat dari ketiga jenis pelarut tersebut terbukti memiliki kandungan senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dan terpenoid. Uji aktivitas inhibisi menunjukkan aktivitas inhibisi dari ekstrak metanol (3,5 mg/mL), etanol (2,6 mg/mL), dan aseton (2,1 mg/mL). Ekstrak aseton memiliki aktivitas inhibisi paling baik karena semakin kecil nilai IC50 maka semakin baik aktivitas inhibisi pada enzim a-glukosidase. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak aseton mangrove memiliki aktivitas inhibisi paling baik dibandingkan kedua ekstrak lainnya.
EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIARE ANAK DI RSD GUNUNG JATI KOTA CIREBON PERIODE JANUARI-DESEMBER 2022 Flori Sindi Agwiana; Like Efriani; Ismanurrahman Hadi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.21750

Abstract

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensinya cair atau lembek, dan frekuensinya 3 kali atau lebih dalam 1 hari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan obat antibiotik pada terapi diare anak di instalasi rawat inap RSD Gunung Jati Kota Cirebon dan mengetahui kerasionalitasan terapi antibiotik diare pada anak di instalasi rawat inap. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penggunaan obat antibiotik pada terapi diare anak di instalasi rawat inap RSD Gunung Jati Kota Cirebon dan mengetahui kerasionalitasan terapi antibiotik diare pada anak di instalasi rawat inap. Penelitian ini menggunakan desain penelitian retrospektif. Analisis ke rasionalitasan di lakukan dengan menggunakan metode gyssens. Data yang diambil merupakan data rekam medis dan resep pasien untuk melihat rasionalitas pengobatan. Jumlah sampel dalam penelitian yaitu 96 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu parameter tepat indikasi, tepat diagnosis, tepat dosis dan tepat obat. Hasil penelitian menunjukan bahwa diare banyak dialami oleh laki-laki sebesar 85% (82 orang) dan Perempuan 15% (14 orang) obat antibiotic yang paling banyak diterima oleh pasien diare yaitu obat antibiotik golongan sefalosporin seperti cefixime, ceftriaxone, dan cefotaxime dalam bentuk injeksi. Hasil evaluasi menunjukan tepat obat 100%, tepat indikasi 100%, tepat dosis 92%, dan tepat diagnosis. 100%. Pada analisis statistika diperoleh hasil bahwa penggunaan obat antibiotik pada pasien diare anak sudah memenuhi syarat rasional dan memiliki nilai rasionalitas yang bermakna.
Kopi Intan: Pemanfaatan Limbah Biji Rambutan Menjadi Kopi Sebagai Inovasi Umkm Di Desa Sarewu Hilda Nurul Fauzia; Alvia Nuraeni; Mahfud Anwar; Erawati Erawati; Putri Wulan Dari; Ismanurrahman Hadi; Tonasih Tonasih
Dedikasi: Jurnal Pengabdian Lentera Vol. 1 No. 02 (2024): Maret 2024
Publisher : Lentera Ilmu Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59422/djpl.v1i02.299

Abstract

Kopi merupakan minuman berwarna hitam pekat dengan aroma yang khas, biasanya diseduh dengan air panas, dan rasanya pahit. tujuan kegiatan ini sebagai pengabdian kepada masyarakat dan menambah unit usaha baru di masyarakat yang masih belum terbentuk, hal ini sejalan dengan kegiatan KKN yang bertujuan untuk mengembangkan sebuah komunitas dalam perkembangan UMKM. Kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi penyuluhan tentang pemanfaatan dan pembuatan kopi biji rambutan kepada warga desa sarewu. Metode pelaksanaan kegiatan penyuluhan kopi biji rambutan ini meliputi penjelasan secara langsung mengenai kandungan dan manfaat dari kopi biji rambutan serta proses pembuatan kopi biji rambutan. Menjelaskan kandungan biji rambutan, salah satunya adalah polifenol yang memberikan rasa pahit pada biji rambutan. Namun dibalik rasanya yang pahit, ternyata tersimpan manfaatnya dalam mengobati berbagai penyakit, seperti diabetes dan menjelaskan cara pembuatan biji rambutan menjadi kopi biji rambutan. Berdasarkan pengamatan, warga Rw 1 Desa Sarewu terlihat sangat bersemangat mencoba membuat kopi biji rambutan. Biji rambutan merupakan biji yang memiliki beragam khasiat seperti mencegah diabetes, mengatasi penyakit kencing manis, anti bakteri, menyehatkan saluran kemih, mencegah penyakitan ayang-anyang, mengatasi sariawan, antioksidan, mengatasi kanker, meningkatkan imun tubuh, melancarkan system pencernaan, baik untuk kesehatan kulit, mengatasi penuaan dini, mengatasi jerawat, dan mencerahkan kulit. Biji rambutan dapat diolah dalam berbagai produk seperti kopi biji rambutan, emping rambutan, tepung biji rambutan, dan minyak biji rambutan..
Telaah Potensi Antivirus Mitraginin terhadap Protease 3CLpro SARS-CoV-2 dengan Pendekatan Molecular Docking Arif Setiawansyah; Gita Susanti; Nurul Hidayati; Baiq Maylinda Gemantari; Reza Alrayan; Ismanurrahman Hadi; Dewi Luthfiana; Nurul Hasanah
Sinteza Vol. 4 No. 2 (2024): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sinteza.v4i2.25634

Abstract

SARS-CoV-2 is a novel coronavirus identified as a major caused of COVID-19. COVID-19 can be prevented and managed by preventing the SARS-CoV-2 infection through inhibition of SARS-CoV-2 main protease. Mitragynine is one of the major compounds found in Mitragyna speciosa leaves that has the potential to be developed as an anti-COVID-19 agent. This research was implemented to evaluate that potential by observing the molecular interaction of mitragynine with the essential amino acid residues of SARS-CoV-2 3CLpro. The study was undertaken by in silico method via molecular docking approach using Autodock 4.2. The potential of mitragynine in inhibiting the SARS-CoV-2 main protease was justified based on its free binding energy and Ki. The result revealed that mitragynine exhibited a lower free binding energy and Ki than remdesivir with the free binding energy and Ki value of -7.80 kcal/mol dan 1.92 µM dan -7.41 kcal/mol dan 3.72 µM, respectively. This concluded that mitragynine has the potential as a SARS-CoV-2 main protease inhibitor with the affinity was better than remdesivir. However, further in vitro research must be carried out to prove this potential. 
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL PEEL-OFF KOMBINASI EKSTRAK ETANOLIK DAUN SIRIH (Piper betle L.) DAN MADU (Mel depuratum): FORMULATION OF MASK GEL PEEL-OFF COMBINATION OF BETEL LEAF ETANOLIC EXTRACT (Piper betle L.) AND HONEY (Mel depuratum) Ismanurrahman Hadi; Amelia Zannah; Ade Irawan
Medimuh : Jurnal Kesehatan Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/mh.v3i2.484

Abstract

Daun Sirih (Piper betle L.) dan madu merupakan bahan alam yang mengandung antioksidan yang tinggi dan memiliki banyak efek farmakologis. Selain itu, keduanya juga memiliki kandungan senyawa fenolik yang tinggi. Disisi yang lain, pengembangan kosmetika berbahan alam semakin diminati oleh konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan daun sirih dan madu menjadi sediaan masker gel peel- off,  karena sediaan masker gel peel-off lebih mudah digunakan dan bermanfaat untuk memperbaiki serta merawat kulit wajah.  Serbuk daun sirih (Piper betle L.) dimaserasi dengan pelarut Etanol kemudian dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Skrining fitokimia dilakukan dengan uji reaksi kimia dan KLT. Hasil yang didapatkan menunjukkan daun sirih mengandung senyawa flavonoid, saponin dan polifenol. Selanjutnya dilakukan formulasi sediaan masker gel peel-off. Sediaan yang sudah dibuat dievaluasi sediaan fisik (Organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, waktu kering) dan konsumen (Iritasi dan kesukaan). Hasil yang didapatkan dari formulasi sediaan masker gel peel-off berbahan aktif ekstrak etanolik daun sirih (Piper betle L.) dan madu (Mel depuratum) telah memenuhi persyaratan dalam evaluasi mutu fisik sediaan pada parameter (organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, waktu kering) dan evaluasi konsumen (iritasi dan kesukaan). Disisi yang lain, evaluasi uji sifat fisik dan uji konsumen yang memenuhi persyaratan pada  F2 dengan konsentrasi daun sirih 1% dan madu 0,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa F2 merupakan formula terbaik dari formulasi sediaan masker gel peel off berbahan aktif ekstrak etanolik daun sirih dan madu.