Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Studi Etnofarmasi Tanaman Obat Untuk Perawatan Dan Penumbuh Rambut Pada Beberapa Daerah Di Indonesia Zulpakor Oktoba
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 3 No. 3 (2018): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1260.804 KB) | DOI: 10.29244/jji.v3i3.65

Abstract

Studi etnofarmasi merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengeksplorasi pengetahuan lokal komunitas tertentu dalam hal pemanfaatan tumbuhan obat. Artikel ini membahas tentang metode pengobatan dan tanaman obat yang digunakan untuk perawatan dan pemeliharaan rambut pada beberapa etnis di Indonesia yaitu Aceh, Mandailing, Rejang, Melayu kerinci, Melayu, Jawa, Using, Dayak (Kanayant, Tunjung, Malinau), Bali, Kaili (Ledo, Moma), Seko, Banggai, Sigi. Selain itu studi ini juga bermanfaat untuk mengetahui obat dari bahan alam yang belum banyak diketahui bioaktivitasnya. Metode yang digunakan adalah studi literatur, sedangkan data yang digunakan adalah artikel, database dan textbook yang dipublikasikan dari tahun 1993 sampai 2017. Pencarian informasi literatur dilakukan menggunakan mesin pencarian elektronik artikel dan jurnal penelitian yang dipublikasikan pada beberapa situs, seperti Google, Pubmed, NCBI, Elsevier, dan lain-lain. Hasil data yang didapat disimpulkan bahwa ada 23 jenis spesies tanaman yang digunakan untuk perawatan dan penumbuh rambut dari 20 famili.
Pemanfaatan Kulit Labu (Cucurbita Moschata Durch) Sebagai Minuman Herbal Pada Masyarakat Desa Negeri Katon-Provinsi Lampung Asep Sukohar; Andi Nafisah Tendri Adjeng; Nur Fitriana Muhammad Ali; Zulpakor Oktoba; Endah Ambarwati; Ihsanti Dwi Rahayu; Afriyani Afriyani; Ramadhan Triyandi
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Mandala pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1420.645 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v3i2.101

Abstract

Antioksidan berperan penting dalam melindungi tubuh akibat efek radikal bebas yang menyebabkan menurunnya sistem imun, kanker, dan penyakit degeneratif seperti diabetes dan jantung. Salah satu sumber antioksidan alami adalah kulit Labu (Cucurbita moschata Durch) namun pemanfaatannya belum optimal dan masih sering dianggap limbah. Daerah yang banyak membudidayakan tanaman Labu adalah Desa Negeri Katon Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemanfaatan limbah kulit Labu belum optimal dikarenakan masyarakat tersebut belum memahami kandungan serta manfaat yang bisa diperoleh dari kulit Labu. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan kulit Labu sebagai sumber antioksidan adalah dengan memanfaatkannya menjadi produk sediaan teh. Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat Desa Binaan (PKMDB) ini masyarakat dibimbing untuk meningkatkan pemanfaatan kulit Labu berupa pengetahuan dasar mengenai manfaat kulit labu sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas, penyiapan bahan baku sampel kulit Labu. Pelaksanaan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat menggunakan metode berupa memberi penyuluhan (ceramah dan tanya jawab), Pemberian questionare untuk mengukur efektifitas pengetahuan masyarakat sebelum dan setelah penyuluhan (pre dan post-test). Setelah pemberian materi dan pendampingan pembuatan sediaan teh Kulit Labu hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan warga meningkat saat kembali mengisi kuesioner yang sama dan berbeda cukup besar dibandingkan sebelumnya. Sehingga melalui adaanya kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa Kegiatan Pengabdian Masyarakat Di Desa Negeri Katon Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran mampu menambah wawasan dan memberi kontribusi mengenai manfaat dan pemanfaatan kulit Labu (Cucurbita moschata Durch).
Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Pemanfaatan Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) sebagai Produk Suplemen Antioksidan Zulpakor Oktoba; Andi Nafisah Tendri Adjeng; Putu Ristyaning Ayu Sangging; Ari Irawan
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Mei 2023
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v7i1.5480

Abstract

Pemanfaatan limbah kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) menjadi produk suplemen kesehatan antioksidan berupa sediaan kapsul. Kegiatan peng­abdian kepada masyarakat bertujuan untuk mengenalkan bahwa limbah KBK yang dibuang oleh petani berupa cangkang menjadi limbah perkebunan yang tidak termanfaatkan dan menjadi sumber pen­cemaran. Senyawa fenolik sebagai antioksidan dari limbah KBK berkhasiat meng­hambat aktivitas radikal bebas pada tubuh manusia. Kandungan 6 – 9% protein kasar dari KBK telah dimanfaatkan dengan baik sebagai produk suplemen herbal anti­oksidan. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Agustus 2022 yang merupakan bagian program pengabdian masyarakat unggulan Universitas Lampung. Pemanfaatan KBK sebagai produk kapsul suplemen herbal antioksidan, menciptakan kondisi lahan perkebunan kakao menjadi bersih, terhindar dari penyakit seperti busuk buah serta mengendalikan serangan hama. Pelak­sanaan PKM bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kesejahteraan dan kapasitas masyarakat kelompok tani kakao Pekondoh. Melalui dukungan peman­faatan serta pemberdayaan potensi sumber daya pekon (desa) dengan cara penyuluhan pembuatan produk sediaan kapsul suplemen anti­oksidan dari limbah KBK. Hasil pelaksanaan PKM telah diterapkan dengan baik dengan meman­faatkan limbah KBK menjadi produk olahan sediaan kapsul WAKLATDO®. Pengetahuan serta pemahaman masarakat sebelum dan setelah terlibat dalam kegiatan pengabdian berbeda cukup signifikan. Pemanfatan KBK sebelum pendampingan (pre-test) adalah 27.33% dan setelah (post-test) adalah 80,12%. Hasil dapat dikatakan bahwa kegiatan pengabdian yang dilakukan cukup membawa dampak baik akan penge­tahuan dalam pemanfaatn KBK.
Potensi Kunyit (Curcuma longa) sebagai Antidiare pada Pediatri: Tinjauan Pustaka. Mutiara Nauli Br. Sitinjak; Asep Sukohar; Andi Nafisah Tendri Adjeng; Zulpakor Oktoba; Afna Nur Afni Palogan
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 7, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila71%p

Abstract

Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada balita di Indonesia. Diare dapat disebabkan oleh infeksi virusparasit, atau bakteri. Salah satu bakteri yang menjadi penyebab utama diare pada pediatri di negara berkembang adalahDiarrheagenic Escherichia coli (DEC). Pengobatan diare dapat dilakukan dengan pengobatan modern dan tradisionalPengobatan modern dengan pemberian antibiotik oral relatif mahal dan dapat menyebabkan efek samping pada tubuhSementara itu, pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tanaman herbal mudah didapat dan relatif murah. Salah satutanaman yang digunakan dalam mengobati diare adalah kunyit (Curcuma longa). Senyawa aktif dalam kunyit yaitukurkumin berperan sebagai antibakteri, sehingga ekstrak rimpang kunyit (Curcuma longa) dapat digunakan sebagaalternatif pengobatan diare. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memberi penjelasan tentang potensi ekstrak rimpangkunyit sebagai antidiare dilihat dari aktivitas antibakteri senyawa kurkumin berdasarkan studi literatur yang diperolehpeneliti dalam kurun waktu tertentu. Metode yang digunakan dengan melakukan pencarian literatur yang relevan dengantopik penelitian ini baik nasional maupun internasional dengan menggunakan database Pubmed, Research Gate, danGoogle Scholar. Pada tahap pencarian artikel jurnal dipilih 16 artikel dengan pembatasan waktu yaitu sejak 2011 hingga2023.Kata Kunci: Curcumin domestica, diare, Escherichia coli, pediatri
Pemanfaatan Jahe Gajah sebagai Produk Suplemen di Pekon Selapan, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu Zulpakor Oktoba; Afriyani Afriyani; Putu Ristyaning Ayu; Ari Irawan
Warta Pengabdian Andalas Vol 30 No 4 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.30.4.698-707.2023

Abstract

The community engagement team of the Faculty of Medicine, University of Lampung, conducted community services in the Jaya Lestari Pekon Selapan farmer group, Pardasuka District, Pringsewu Regency. The partner's problem is that elephant ginger (Zingiber officinale var. officinarum) still needs to be optimal in its use, limited to being harvested and then sold directly to collectors, and the selling price on the market is low. Farming groups have never used elephant ginger as a product. The activity aims to educate the public that elephant ginger can be utilized and developed to be processed into a product dosage form, which can add economic value by being made into an antioxidant health supplement product in the form of a pulvis preparation (powder). As well as increasing the capacity and welfare of the community through empowering the potential of the village resources. The method for implementing did through focus group discussions (FGD) included conveying theory through lectures, interactive discussion, and accompanying practical demonstrations in making elephant ginger powder products. The results of this activity show the high enthusiasm of farmer groups and women farmer groups (KWT) in producing elephant ginger powder products.
Review: Studi Etnofarmasi Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat Untuk Penyakit Hipertensi Oleh Beberapa Etnis Di Indonesia Novriana, Dina; Oktoba, Zulpakor; Oktarlina, Rasmi Zakiah; Triyandi, Ramadhan
Sains Medisina Vol 2 No 4 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/snsmed.v2i4.380

Abstract

Etnofarmasi merupakan bagian dari bidang ilmu farmasi yang mengupayakan pemahaman mendalam tentang penggunaan tumbuhan obat serta mempelajari cara komunitas etnis atau masyarakat tertentu dalam memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan obat. Dalam artikel ini dibahas mengenai tumbuhan obat serta metode pengobatan yang digunakan oleh beberapa etnis di Indonesia di antaranya yaitu diantaranya etnis Melayu, Togian, Kutai, Bajo, Moronene, Bugis, Suku Anak Dalam, Kaili Ledo, Dayak Banyandu, Buton, Gorontalo, Mori, Paser, dan Osing. Studi ini diharapkan akan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya terutama dalam penemuan obat baru atau alternatif pengobatan dalam penanganan penyakit terutama hipertensi. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan data yang didapatkan  berasal dari artikel dengan alat pencarian informasi literatur Google Scholar dengan rentang tahun artikel yaitu  tahun 2015 sampai  tahun 2023. Hasil yang didapat disimpulkan bahwa terdapat 42 spesies tumbuhan dari 31 famili yang digunakan dalam penanganan hipertensi oleh beberapa etnis di Indonesia.
Review: Potensi Tanaman Herbal Terhadap Formulasi Sunscreen Pada Sediaan Krim Dan Nanopartikel Sebagai Upaya Pencegahan Anti Kanker Kulit Widodo, Alya Rahmah; Oktoba, Zulpakor; Afriyani, Afriyani; Rahmasari, Sekar; Athallah, Muhammad Muzhaffar; Adjeng, Andi Nafisah Tendri
Sains Medisina Vol 2 No 4 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/snsmed.v2i4.385

Abstract

Kanker kulit adalah jenis kanker yang tumbuh pada jaringan kulit dan termasuk jenis kanker yang paling umum terjadi sehingga menjadi permasalahan kesehatan masyarakat diseluruh dunia. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan risiko kanker adalah radiasi cahaya matahari. Sunscreen atau tabir surya merupakan formulasi kosmetik sediaan farmasi yang bertujuan untuk melindungi kulit dari sinar UV dengan memblokir sinar UV baik secara kimia maupun secara fisika. Pada artikel ini membahas mengenai potensi tanaman herbal yang dapat diformulasikan sunscreen pada sediaan nanopartikel dan sediaan krim. Studi ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan sediaan sunscreen dengan bahan aktif tanaman herbal. Metode yang dilakukan yaitu studi literatur pada Science Direct dan Google Scholar dengan rentang tahun 2017-2024. Hasil pada artikel ini yaitu didapatkan 15 jenis tanaman yang berpotensi diformulasikan sunscreen, dengan potensi proteksi tinggi pada sediaan krim yaitu tanaman daun kemangi (Ocimum sanctum L) dan buah pare (Momordica Charantia L.) serta Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) dan Ketapang (Terminalia catappa) pada sediaan nanopartikel.
Review Article : Potensi Senyawa Antioksidan Pada Tanaman Herbal Terhadap Formulasi Sediaan Kosmetik Dan Nanokosmetik Sebagai Upaya Anti-Aging Kulit Ciptaningrum, Sekar Rahmasari Ratna; Adjeng, Andi Nafisah Tendri; Oktoba, Zulpakor; Nurmasuri, Nurmasuri; Widodo, Alya Rahmah; Athallah, Muhammad Muzhafar
Sains Medisina Vol 2 No 5 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Kulit merupakan bagian terluar dalam tubuh dan bersifat memproteksi bagian tubuh bagian dalam. Apabila tidak dilakukan perawatan dengan baik, maka akan memicu terjadinya penuaan atau aging dan menyebabkan perubahan struktur kulit. Untuk mencegah hal tersebut, maka diperlukan sediaan yang mengandung antioksidan sebagai penangkal radikal bebas. Sediaan kosmetik maupun nanokosmetik dengan bahan aktif dari tanaman herbal telah banyak diformulasikan karena selain ramah lingkungan juga lebih aman karena minim timbulnya efek samping. Namun, pada sediaan kosmetik berbahan alam dengan teknologi nanopartikel masih sedikit yang mengembangkannya, sehingga diperlukannya studi literatur lebih lanjut agar dapat menjadi sumber acuan untuk pengembangan sediaan kosmetik maupun nanopartikel berbahan tanaman herbal. Metode dalam memperoleh sumber data studi literatur ini bersumber pada Google Scholar dan Science Direct dengan rentang tahun 2016-2024. Didapatkan hasil yaitu sebanyak total 27 jurnal mengenai formulasi sediaan kosmetik juga nanokosmetik sebagai antioksidan, dengan total tanaman sebanyak 22 tanaman ekstrak dan diperoleh dari berbagai bagian tanaman (kulit, kayu, buah, bunga, biji, rimpang, minyak atsiri, dan daun) serta dijadikan sediaan kosmetik yang juga bervariasi (gel, krim, spray, serum, lotion, dan masker peel of).
Review Artikel: Aktivitas Farmakologi Daun Alpukat (Persea americana Mill.) Rahmadhita, Elmira; Iqbal, Muhammad; Oktoba, Zulpakor; Nurmasuri, Nurmasuri; Triyandi, Ramadhan
Medula Vol 14 No 7 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i7.1174

Abstract

Indonesia possesses abundant natural resources, including the abundant fish, which are considered an alternative to modern diets. Fish, particularly alpaca, have high economic value and potential for local consumption. Alpaca is rich in protein, selenium, minerals, and anti-inflammatory properties that can help maintain health and prevent kidney damage.Alpukat (Persea america Mill.) is a rich, commercially valuable, and potentially beneficial food source for local consumption. Research has shown that alpaca can help prevent kidney damage by providing essential nutrients like potassium, magnesium, vitamin E, flavonoid, saponin, alkaloid, steroid, vitamin E, mineral, natrium, tanin, alkaloida, quersetin, polifenol, asam lemak tidak jenuh, zat filantik, and kalium. Alpukat also contains flavonoid and quersetin, which help prevent cholesterol accumulation and reduce the risk of lipid oxidation. Flavonoid and quersetin also help prevent glucosa absorption and oxidative stress, which can lead to cancer and other health issues. Alpukat also contains potassium with diuretic effects, which can be used for treating ginkgo biloba, kencing biloba, tinggi, and sakit kepala. Diuretik, a substance that increases urine volume and excretion of waste, can help prevent kidney damage. In conclusion, Indonesia has a rich and diverse food supply, including various types of fish, which have significant economic and health benefits.
Deteksi Dini Ulkus Kornea yang Mengancam Penglihatan dan Menurunkan Kualitas Hidup Masyarakat Pekon Kedaung Pringsewu Andi Nafisah Tendri Adjeng; Rani Himayani; Risti Graharti; Femmy Adrifianie; Zulpakor Oktoba
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i8.12529

Abstract

ABSTRAK Ulkus kornea memiliki dampak serius pada kualitas hidup, termasuk gangguan penglihatan, nyeri, sensitivitas cahaya, dan dampak sosial. Pengobatan dan manajemen yang tepat penting untuk mengurangi dampak negatif. Edukasi dan sosialisasi tentang ulkus kornea memiliki manfaat besar dalam mencegah komplikasi serius dengan meningkatkan pemahaman risiko terkait mata, serta mendukung kesadaran masyarakat dan deteksi dini ulkus kornea. Selain itu, dapat mengurangi biaya perawatan jangka panjang akibat komplikasi. Pengabdian masyarakat terhadap edukasi ini memiliki dampak positif yang luas, tidak hanya pada individu yang terkena dampaknya, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang kondisi ini, insiden ulkus kornea dapat dikurangi, dan kualitas hidup dapat ditingkatkan. Metode yang digunakan dalam program ini melibatkan edukasi melalui ceramah, Penggunaan kuesioner dan keterlibatan profesional adalah metode yang digunakan secara komprehensif untuk memastikan pesan tentang ulkus kornea disampaikan dengan efektif. Sebelum sesi edukasi dimulai, peserta diminta mengisi kuesioner awal (Pre-Test) untuk mengukur tingkat pengetahuan awal mereka tentang ulkus kornea. Setelah edukasi selesai, peserta diminta untuk mengisi kuesioner kedua (Post-Test) yang identik dengan yang pertama. Hal ini membantu tim pengabdian mengevaluasi sejauh mana pengetahuan peserta telah meningkat setelah menerima edukasi. Hasil: Hasil pre-test menunjukkan pemahaman peserta terbatas tentang kornea dan ulkus kornea. Hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan tentang tindakan yang perlu dilakukan dalam menghadapi ulkus kornea, menghindari tindakan yang salah, memahami bahaya dan penyebabnya, serta mengenali ciri-cirinya. Perbedaan signifikan antara pre-test dan post-test, menegaskan bahwa pendekatan edukasi berdampak besar pada pengetahuan masyarakat Pekon Kedaung Pringsewu tentang ulkus kornea. Kata Kunci: Ulkus Kornea, Edukasi dan Sosialisasi, Pengabdian Masyarakat, Pekon Kedaung Pringsewu  ABSTRACT Corneal ulcers significantly impact the quality of life, including visual disturbances, pain, light sensitivity, and social consequences. Proper treatment and management are essential to reduce the negative effects. Education and socialization about corneal ulcers have significant benefits in preventing serious complications by increasing understanding of eye-related risks and supporting public awareness and early detection of corneal ulcers. Additionally, it can reduce long-term treatment costs due to complications. Community engagement in this education has a broad positive impact on affected individuals and the community as a whole. Enhancing understanding and awareness of this condition can reduce the incidence of corneal ulcers, improving overall quality of life. The methods used in this program involve educational lectures, the use of questionnaires, and professional involvement, all comprehensively used to ensure the effective dissemination of information about corneal ulcers. Before the educational sessions commence, participants are required to complete an initial questionnaire (Pre-Test) to assess their baseline knowledge of corneal ulcers. After the education is completed, participants are asked to complete a second questionnaire (Post-Test) identical to the first one. This helps the outreach team evaluate the extent to which participants' knowledge has improved after receiving the education. The pre-test results indicate limited understanding among participants regarding the cornea and corneal ulcers. The post-test results show a significant improvement in understanding what actions to take when dealing with corneal ulcers, avoiding incorrect actions, understanding their dangers and causes, and recognizing their characteristics. The significant difference between the pre-test and post-test, confirms that the educational approach has a substantial impact on the knowledge of the community in Pekon Kedaung Pringsewu regarding corneal ulcers. Keywords: Corneal Ulcers, Education and Socialization, Community Engagement, Pre-Test, Post-Test, Community Knowledge, Pekon Kedaung Pringsewu