Fillah Fitra Dieny
Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pendampingan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik untuk Penurunan Angka Stunting pada Masa Pandemi Covid-19 di Kota Semarang Rachma Purwanti; Ani Margawati; Diana Nur Afifah; Etika Ratna Noer; Hartanti Sandi Wijayanti; Fitriyono Ayustaningwarno; Fillah Fitra Dieny; Deny Yudy Fitranti
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v6i1.4213

Abstract

Pemantauan gizi dan kesehatan selama periode 1000 HPK di Kota Semarang perlu dilakukan untuk pencegahan stunting. Akan tetapi, saat masa pandemi banyak posyandu yang terpaksa dihentikan kegiatannya karena masih termasuk dalam zona merah. Meskipun demikian, Dinas Kesehatan Kota Semarang tetap berupaya melakukan pemantauan gizi dan kesehatan khususnya bagi ibu hamil. Program pendampingan ibu hamil KEK ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi untuk Ibu Hamil KEK di Kota Semarang. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara daring menggunakan media zoom meeting, whatsapp grup, dan googleform. Kegiatan yang diselenggarakan meliputi seminar dengan tema “Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil KEK pada Masa Pandemi”, konseling gizi bagi ibu hamil, dan pendampingan Bumil KEK. Hasil program menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu hamil terkait gizi dan kesehatan sebagian besar termasuk kategori baik. Sebagian besar (85,2%) ibu hamil telah melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan/dokter minimal 4 kali selama hamil. Sebanyak 88,9% ibu hamil telah mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin. Sebesar 85,2% ibu mengkonsumsi makanan sesuai prinsip gizi seimbang setiap hari. Akan tetapi, sebesar 55,6% ibu hamil yang mengalami mual muntah seringkali menjadi tidak nafsu makan dan cenderung melewatkan makan besar dan cemilan. Berdasarkan hasil monitoring program pada bulan Oktober diketahui 2 orang ibu tidak dapat melakukan IMD karena kelahiran yang prematur (rawat pisah) dan ibu usia masih muda (<20 tahun) merasa panik ketika ASI tidak langsung keluar setelah persalinan sehingga langsung memberikan susu formula.