Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM APPLICATION TO ANALYZE TOLERATED EROSION FLOW IN MAMASA CATCHMENT AREA Faridah, Sitti Nur
GEOMATIKA Vol 15, No 1 (2009)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.581 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2009.15-1.7

Abstract

Geographic information system currently used in various fields, such as land suitability mapping, erosion studies and transmission network planning. To study the estimated amount of erosion of soil loss can be easily obtained by calculating and overlaying maps which are components of Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE). GIS applications of the results obtained less than 35% of the watershed has Mamasa erosion rate is still tolerable, which is the region with the use of forest land and paddy fields, with a value of TSL 22.17 tons/ha/yr. Keywords: GIS. Erosion, Watershed Mamasa  ABSTRAK Sistem informasi geografis saat ini banyak digunakan diberbagai bidang, seperti pemetaan kesesuaian lahan, studi erosi dan perencanaan jaringan transmisi. Untuk studi erosi estimasi besarnya kehilangan tanah dapat dengan mudah diperoleh dengan mengkalkulasi dan overlay peta yang merupakan komponen Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE). Dari hasil aplikasi SIG diperoleh kurang dari 35 % wilayah DAS Mamasa mempunyai laju erosi yang masih dapat ditoleransi, yang terdapat pada wilayah dengan penggunaan lahan hutan dan persawahan, dengan nilai TSL 22,17 ton/ha/thn. Kata Kunci : SIG. Erosi , DAS Mamasa
Validasi Model Kesetimbangan Air Beken dan Byloos untuk Prediksi Volumetrik Hasil Air Daerah Aliran Sungai Siti Nur Faridah
agriTECH Vol 32, No 2 (2012)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.099 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9630

Abstract

Water Balance Model developed by Beken and Byloos is a hidrologic model used to predict monthly water yield volume of relatively small watersheds (i.e. less than 1.000 km2), especially for river that do not record discharge data. The research was conducted in watersheds in Gowa Regency, South Sulawesi. The research aim is to examine the accuracy of Beken and Byloos Water Balance Model in the prediction of monthly water yield volume in those watersheds. The model was infl uenced by 5 parameters and required input data such as rainfall dan evapotranspiration in monthly basis, as well as physical characteristics of watersheds. Based on graphical and regression analysis from model output, it was shown that the model was capable of predicting water resource potential in relatively small watersheds.ABSTRAKModel Kesetimbangan Air (Water Balance Model) yang dikembangkan oleh Beken dan Byloos, merupakan suatu model hidrologi yang dapat dipergunakan untuk memprediksi volumetrik hasil air bulanan suatu daerah aliran sungai yang relatif kecil (kurang dari 1000 km2), khususnya untuk sungai-sungai yang tidak mempunyai data debit alirannya. Penelitian yang dilakukan di DAS di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini, bertujuan menguji keandalan Model Kesetimbangan Air Beken dan Byloos dalam memprediksi volumetrik hasil air bulanan di DAS tersebut. Model ini dipengaruhi oleh 5 parameter dan membutuhkan data masukan berupa data curah hujan dan evapotranspirasi bulanan serta sifat fi sik DAS. Pengujian secara grafi k dan dengan analisa regresi dari hasil keluaran model, menunjukan bahwa model cukup handal untuk memprediksi potensi sumberdaya air yang relatif kecil pada suatu DAS.
Simulasi Penggunaan Lahan Untuk Kelestarian Bendung Bila pada Sub Das Bila Propinsi Sulawesi Selatan Sitti Nur Nur Faridah; Totok Prawitosari
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2080.507 KB) | DOI: 10.19028/jtep.022.1.%p

Abstract

The optimal land use system in Bila sub-watershed is the land use system that can give erosion contribution rate below or minimally equal to the Tolerable Soil Loss (TSL) value of Bila sub-watershed soil. The erosion factors are determined by parameter : R (rain erosivity), K (soil erodibility),: LS (topography), C (land coverage), and P (land conservation). Each parameter is overlaid, than it is evaluated in each land unit in Bila sub-watershed. The acquired data is processed by using Geographic Information System (GIS) supported with Arc View program and Microsoft Word and Microsoft Excel softwares. The qualified erosion and sediment rate values obtained from simulation result which is meet the standard for erosion and sediment control and management in Bila sub-watershed area and Bi/a weir were 10,597 tonnes/ha/yearand 50,864 m3/km2/year respectively. Keywords: ---Diterima: 3 Oktober 2007; Disetujui: 25 Pebruari 2007
The Performance of by Turns Fermentation- Dryer for Vanilla (Vanilla Planifolia Andrews) Processing Sitti Nur Faridah; Abdul Waris; Haerani Haerani
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v22i2.61

Abstract

The drying and fermentation are the processing steps which influence the quality of vanilla. Thus, an effort to produce instrument which can dry and ferment vanilla by turns automatically was done. Based on the test result on the instrument, it was known that the heater and heat-exchanger can function excellently. It can be seen from the increase of temperature after passing heater and heat-exchanger; and the decrease of air humidity in the drying chamber. The small differences of air flow speed between racks proved the uniformity of air flow speed in the drying chamber. The time and temperature control system showed temperature stability on drying process (i.e. 60°C) and on fermentation process (i.e. 40°C); moreover, temperature response reached 60°C and did not exceed the setting time (maximum 30 minutes). The water percentage depletion from 88% to 55% is relatively slow (in 5 days fermentation-drying process). The depletion is appropriate with the recommendation for fermentation-drying vanilla processing.
Pengaruh Kecepatan Combine Harvester pada Roda Sebelah Dalam dan Luar Terhadap Pemadatan Tanah pada Saat Pembelokan Sitti Munawarah Muluk; Suhardi Suhardi; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal AgriTechno Vol. 11, Nomor 2, Oktober 2018
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.858 KB) | DOI: 10.20956/at.v11i2.136

Abstract

Pemadatan tanah adalah perubahan keadaan dimana terjadi penyusutan volume tanah atau terjadi kenaikan berat tanah pada satu satuan volume tertentu. Pemadatan tanah dipengaruhi oleh besar kecilnya energi pemadatan yang diberikan, seperti penggunaan combine harvester. Pada saat pemanenan akan memberikan dampak negatif berupa terjadinya perubahan sifat fisik dan mekanik tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lintasan combine harvester terhadap pemadatan tanah serta mengetahui pengaruh kecepatan combine harvester pada roda sebelah dalam dan luar terhadap pemadatan tanah yang terjadi. Metode yang digunakan adalah mengambil sampel tanah sebelum dan setelah dilintasi combine harvester dalam proses pemanenan tanaman padi (Oryza sativa L.). Sampel dianalisis untuk mengetahui nilai kadar air tanah, bulk density, partikel density, dan porositas. Parameter tersebut digunakan untuk mengetahui nilai pemadatan tanah yang terjadi pada saat pembelokan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa lintasan dalam proses pembelokan mengakibatkan terjadinya perbedaan nilai bulk density pada roda sebelah dalam dan luar. Hal ini disebabkan pengaruh tekanan pada roda sebelah dalam lebih besar dibandingkan pada roda sebelah luar. Perbedaan terjadi karena jarak tempuh pada roda sebelah luar lebih jauh dibandingkan pada roda sebelah dalam, sehingga kecepatan pada roda sebelah luar lebih besar dibandingkan pada roda sebelah dalam. Hal ini disebabkan combine harvester berputar pada arah kanan maka titik kuat alat cenderung pada roda sebelah dalam.
Pengaruh Sifat Fisik Tanah dan Sistem Perakaran Vegetasi Terhadap Imbuhan Air Tanah Andi Musdalipa; Suhardi Suhardi; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal AgriTechno Vol. 11, Nomor 1, April 2018
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.805 KB) | DOI: 10.20956/at.v11i1.85

Abstract

Infiltrasi merupakan suatu proses masuknya air kedalam tanah secara vertikal melalui permukaan tanah yang tergantung kepada karakteristik tanah dan perakaran vegetasi. Oleh karena itu, dalam pengujian infiltrasi pada suatu lahan pertanian perlu dilakukan identifikasi karakteristik tanah (tekstur) dan karakteristik perakaran vegetasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh akar vegetasi dan tekstur tanah terhadap laju infiltrasi. Untuk menentukan hubungan antara vegetasi terhadap laju infiltrasi dilakukan pengukuran tekstur tanah, kadar air, berat akar vegetasi, dan proses terjadinya laju infiltrasi masing-masing sampel yang dilakukan dalam empat kali pengujian. Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya pengaruh vegetasi terhadap laju infiltrasi yang dipengaruhi oleh sifat fisik tanah dapat dilihat pada hasil yang didapatkan. Data untuk tekstur tanah cenderung berpasir untuk masing-masing sampel yaitu 90,3%, 96,2%, 96,0%, dan 84,5%. Hal tersebut berpengaruh teradap laju infiltrasi karena semakin besar pori-pori tanah maka laju infiltrasi ketanah juga semakin cepat. Sedangkan pada berat akar vegetasi masing-masing nilainya adalah 1,5 g (sampel I), 1,8 g (sampel II), 1,7 g (sampel III), dan 1,3 g (sampel IV). Dari data pengukuran akar vegetasi jika dihubungkan dengan laju infiltrasi menunjukkan bahwa semakin berat akar vegetasi maka proses laju infiltrasi akan semakin cepat dan pengisian air tanah akan semakin tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengaruh sifat fisik tanah dan sistem perakaran vegetasi sangat mempengaruhi proses terjadinya laju infiltrasi.
ANALISIS EFISIENSI PENYALURAN AIR DI DAERAH IRIGASI BILA KALOLA KABUPATEN WAJO Wira Kusumah; Sitti Nur Faridah; Suhardi Suhardi
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 8, Nomor 2, Oktober 2015
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.821 KB) | DOI: 10.20956/at.v8i2.74

Abstract

Daerah Irigasi Bila Kalola merupakan jaringan irigasi yang terdapat di kabupaten Wajo dan merupakan jaringan irigasi dengan sistem terbuka. Sistem jaringan irigasi Bila Kalola dilayani oleh dua bangunan utama sebagai bangunan pengambilan, yaitu Bendung Bila dan Bendungan Kalola. Bendung Bila di sungai Bila dan bendungan Kalola di sungai Kalola. Jaringan irigasi dari kedua bangunan pengambilan ini saling berhubungan dengan adanya saluran koneksi Kalola.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai efisiensi penyaluran air di saluran primer, sekunder Callaccu dan tersier di Daerah Irigasi Bila Kalola kabupaten Wajo. Penelitian dilakukan dengan menggunakan mean section method untuk setiap saluran pengamatan. Debit inflow diukur pada pangkal saluran dan debit outflow pada ujung saluran. Efisiensi penyaluran air di kawasan Callaccu daerah irigasi Bila Kalola pada saluran primer sebesar 91,74%, saluran sekunder Callaccu sebesar 78,53% dan saluran tersier sebesar 69,74%. Kehilangan air terbesar pada tiap saluran disebabkan oleh faktor rembesan atau kebocoran saluran.
Perubahan Lahan Tambak di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Menggunakan Citra Satelit Resolusi MenengahTahun 2010 dan 2016 Abdul Malik; Totok Prawitosari; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal AgriTechno Vol. 11, Nomor 1, April 2018
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.729 KB) | DOI: 10.20956/at.v11i1.87

Abstract

Lahan tambak merupakan salah satu jenis dari lahan pertanian. Secara umum, Tambak merupakan kolam yang dibangun di daerah pasang surut dan digunakan untuk memelihara bandeng, udang laut dan hewan air lainnya yang biasa hidup di air payau. Dalam kegiatan alih fungsi lahan sangat erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran lahan, dimana penawaran atau persediaan lahan sangat terbatas sedangkan permintaan lahan yang tidak terbatas. Perubahan lahan dapat di lihat dengan pendekatan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menambah informasi yang akan didapat, seperti sistem input data peta yang baik. Pendekatan ini menerapkan teknologi berbasis geospasial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan mengidentifikasi penyebaran lahan tambak dengan menggunakan citra satelit resolusi menengah di kecamatan Biringkanaya kota Makassar pada tahun 2010 dan 2016. Adapun prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan pengumpulan data batas administrasi Kecamatan. Citra Satelit Landsat 8 tahun 2016 dan Citra Satelit SPOT 4 tahun 2010. Kemudian Komposit Citra, Koreksi Radiometrik, Koreksi Geometrik, Pengambilan Lokasi Sampel (Training Area) dan Analisis Keakuratan. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh Perubahan lahan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar pada tahun 2010 hingga 2016 yaitu lahan tambak yang tetap sebagai lahan tambak sebesar 161,8 ha (5%), lahan tambak menjadi lahan pemukiman sebesar 160,37 ha (4%), lahan pemukiman menjadi lahan tambak sebesar 31,4 ha (1%) dan lahan pemukimantetap sebagai lahan pemukiman sebesar 3321,83 ha (90%).
ANALISIS PROFIL SEDIMEN MELAYANG DAN PENDUGAAN LAJU SEDIMENTASI PADA SALURAN SEKUNDER LONRONG DAERAH IRIGASI BISSUA KAB. GOWA Innan Najiah Arifin; Totok Prawitosari; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 9, Nomor 2, Oktober 2016
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.511 KB) | DOI: 10.20956/at.v9i2.45

Abstract

Bendungan Bissua merupakan bagian dari Daerah Irigasi Bili-Bili yang terdapat di kabupaten Gowa kecamatan Palangga. Seiring banyaknya permasalahan yang timbul pada daerah pengaliran maka terjadi perubahan sedimen dari sungai masuk ke bendung karena beberapa faktor salah satunya yaitu terjadi perubahan pola tanam yang menimbulkan banyak sisa-sisa pengolahan yang terbawa ke saluran. Keadaan ini berdampak juga terhadap pengoperasian waduk yang tidak optimal jika ada penumpukan sedimen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sedimentasi pada penampang saluran sekunder yang terdapat pada Bendungan Bissua. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di saluran Sekunder Lonrong dari pintu utama sampai B.Lr1 Daerah Irigasi Bissua yang dilakukan tiga kali pengambilan sampel, dan di Laboratorium Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Hasil sedimen tertinggi pada titik pengambilan I yaitu sebesar 3,5 g/l, untuk hasil debit saluran tertinggi pada titik pengambilan V yaitu 0,74268 m3/s, untuk pengaruh sedimen melayang terhadap luas penampang saluran basah tidak berpengaruh, dan untuk hasil debit sedimen kg perhari memiliki jumlah rata-rata 0,17677 kg/hari.
Perubahan Sifat Ubi Jalar Varietas Kalasan Dan Varietas Cilembu Selama Penggorengan Terendam Helen Indira; Supratomo Supratomo; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 10, Nomor 1, April 2017
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.319 KB) | DOI: 10.20956/at.v10i1.52

Abstract

Penggorengan terendam (Deep fat frying ) adalah proses menggoreng dimana bahan pangan terendam dalam minyak dan seluruh bagian permukaannya mendapat perlakuan panas yang sama. Proses ini diawali dengan memasukkan minyak goreng ke dalam ketel penggorengan, kemudian memanaskannya. Selanjutnya memasukkan bahan yang akan digoreng. Dari ketel akan diperoleh hasil gorengan yang dihasilkan dari minyak, serta akan terlihat hasil minyak akibat penggorengan serta kerak pada bahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisik selama penggorengan yang meliputi: kerapatan, penyusutan, porositas, kadar air, pembentukan kerak selama proses penggorengan dengan menggunakan minyak dengan suhu 160°C. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di Laboratorium Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin. Metode penelitian ini adalah menggunakan varietas ubi jalar kalasan (kuning) dan varietas ubi jalar cilembu (putih) sebagai bahan yang akan digoreng dengan suhu minyak 160°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kerapatan, porositas, penyusutandan kadar air varietas ubi jalar cilembu lebih besar dibandingkan varietas ubi jalar kalasan.