Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian kualitas gambir dan hubungannya dengan karakteristik kulit tersamak Kasim, Anwar; Asben, Alfi; Mutiar, Sri
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.211 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v31i1.220

Abstract

This study aimed to investigate the quality of gambier taken from gambier production center in West Sumatra, the characteristic of tanned leather which was tanned by gambier, and the relationship between gambier quality and tanned leather product. This study was conducted by firstly taking the samples from ten location randomly, secondly analizing some of its characteristics, and later applicating them in leather tanning. The relationship between some gambier parameters with tanned leather was determined by linear regression. The result was finding that the quality was varied among different gambier production centers, comprise of water content, tannin level, cathecin level, ash level and water-insoluble substances. Sixty percent of producton centers had given gambier which was capable to produce leather met the quality requirements. The result also found there were a strong relationship between gambier characteristics and quality of tanned leather, e.g. gambier tannin level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.980), gambier catechins level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.967) and gambier ash content and bonded-tannin in tanned leather (r=0.852). Highest tannin level would produce good tanned leather.Keywords: gambier, tanning, tanned leather, the correlation.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gambir yang diambil dari sentra produksi gambir Sumatera Barat, mengetahui karakteristik kulit tersamak yang disamak menggunakan gambir tersebut dan mengetahui hubungan kualitas gambir dengan kulit tersamak yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari sepuluh lokasi secara acak, dilanjutkan dengan analisis karakteristik gambir serta aplikasinya dalam penyamakan kulit. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa parameter gambir dengan parameter kulit tersamak yang dihasilkan digunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik gambir dari sentra produksi di Sumatera Barat memiliki kualitas yang bervariasi pada kadar air, kadar tanin, katekin, kadar abu dan zat tak larut air. 60% lokasi sentra produksi memberikan gambir yang mampu menghasilkan kualitas kulit tersamak memenuhi standar mutu. Hubungan antara beberapa parameter gambir sebagai bahan penyamak dengan kualitas kulit tersamak menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kadar tanin gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.980), kadar katekin pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.967), dan kadar abu pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.852). Tingginya kadar tanin gambir akan menghasilkan kulit tersamak yang baik.Kata kunci :gambir, penyamakan, kulit tersamak, korelasi
STUDI PENENTUAN PERBANDINGAN AMPAS SAGU TERHADAP TEPUNG BERAS UNTUK PRODUKSI PIGMEN ANGKAK DARI MONASCUS PURPUREUS Asben, Alfi; Murtius, Wenny Surya; Helmia, Puti
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKPT-TPI 2017
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.875 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik pigmen angkak yang diproduksi dari substrat ampas sagu dengan tepung beras, dan menentukan perbandingan yang tepat antara ampas sagu dengan tepung beras dalam memproduksi pigmen angkak. Penelitian dilaksanakan dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan adalah perbandingan ampas sagu terhadap tepung beras (g : g) yaitu : A 1:1 (12.50 :12.50), B 2:1 (16.70 : 8.30), C 3:1 (18.75 : 6.25), D 4:1 (20.00 : 5.00), dan E 5:1 (20.85 : 4.17). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perbedaan perbandingan antara ampas sagu terhadap tepung beras yang semakin tinggi menghasilkan intensitas pigmen angkak, pH, dan aktivitas antioksidan yang makin rendah kecuali residu pati. Perbandingan antara ampas sagu terhadap tepung beras yang tepat adalah perlakuan A 1:1 (12.5 : 12.5) dengan nilai intensitas pigmen pada warna kuning (λ 400 nm) dan warna merah (λ 500 nm) adalah 9.72 dan 9.09 masing-masingnya, dengan nilai pH 4.53, residu pati 10.90%, aktivitas antioksidan 67.69 (pada konsentrasi 1000 ppm) dan lovastatin sebesar 256 ppm. Kata kunci: Intensitas pigmen, pati, antioksidan, lovastatin. 
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT BIOPLASTIK BERBASIS FILLER CELLULOSE MICRO FIBERS RAMI Edi syafri; Anwar Kasim; Hairul Abral; Alfi Asben; Sudirman Sudirman
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 2: JANUARI 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.2.4146

Abstract

Pada penelitian ini telah diproduksi dan dikarakterisasi komposit bioplastik dari partikel selulosa serat rami (Cellulose Micro Fibers/CMF) untuk memperkuat komposit bioplastik bermatriks pati tapioka. CMF rami diproduksi menggunakan metode milling (CMFM) dan ultrasonikasi (CMFU) dengan ukuran masing-masing adalah 3,51 µm dan 0,388 µm. Pembuatan dan karakterisasi komposit bioplastik dilakukan dengan metode casting menggunakan gliserol sebagai plastisizer, dan penambahan filler CMF rami. Sifat fisik, kekuatan tarik, struktur dan termal komposit bioplastik dikarakterisasi menggunakan SEM, UTM, XRD, dan DSC. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran dan konsentrasi CMF secara signifikan mempengaruhi fisik bioplastik komposit. Dari hasil SEM menunjukkan bahwa filler CMF berinteraksi dengan matriks pati tapioka, dimana bioplastik dengan CMF rami berukuran kecil memperlihatkan struktur kompak dan permukaan yang lebih homogen. Nilai optimum kekuatan tarik terjadi pada penambahan 8% (w/w) CMF rami dari hasil ultrasonikasi dan milling masing-masing meningkat menjadi 3,31MPa dan 2,71MPa dari 1,64 MPa. Sebaliknya pada sifat termal sedikit berpengaruh dengan penambahan CMF rami. Analisis Difraksi Sinar-X menunjukkan kristalinitas komposit bioplastik meningkat dengan penambahan CMF rami dari 8,65 % menjadi 20,21 % untuk CMFM dan 15,12% untuk CMFU.
Isolasi, identifikasi dan penyiapan sediaan kering Bakteri Asam Laktat yang berpotensi sebagai probiotik dari dadih asal Sijunjung Sumatera Barat Yulia Helmi Diza; Alfi Asben; Tuty Anggraini
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 2 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v10i2.6532.155-164

Abstract

Dadih merupakan produk fermentasi susu kerbau yang berasal dari Sumatera Barat, kaya akan bakteri asam laktat yang berpotensi sebagai probiotik. Berdasarkan hal tersebut, telah dilakukan penelitian untuk mengisolasi, mengidentifikasi, menguji karakteristik probiotik dan menyiapkan sediaan kering bakteri asam laktat dari dadih Sijunjung Sumatera Barat. Isolasi bakteri dadih dilakukan sampai diperoleh koloni yang seragam dilanjutkan dengan identifikasi bakteri menggunakan Kit API 50 CHL Kemudian dilakukan pengujian sifat probiotiknya, dan dilanjutkan dengan proses penyediaan bakteri kering menggunakan bahan pengkapsul natrium alginat dan skim secara  freeze drying. Terhadap sediaan bakteri kering dihitung rata-rata kadar air dan viabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat bakteri dari dadih merupakan bakteri gram positif, berbentuk sel batang, ujung bentuk persegi dan posisi berantai. Hasil identifikasi menggunakan Kit API 50 CHL, teridentifikasi sebagai Lactobacillus paracasei ssp paracasei yang potensial sebagai probiotik dengan viabilitas yang baik, yaitu 89,52%.
Kenaikan nilai aktivitas antioksidan nanokatekin dibanding katekin sediaan konvensional dan peluang aplikasinya pada hard candy Yefsi Malrianti; Anwar Kasim; Alfi Asben; Gustri Yeni
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v10i1.6111.7-14

Abstract

Katekin memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia diantaranya pada dunia pangan, kosmetik dan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan nilai aktivitas antioksidan dari nanokatekin dibanding dengan katekin sediaan konvensional dan peluang aplikasinya pada hard candy (HC). Preparasi nanokatekin menggunakan high speed homogenizer (HSH) kecepatan 12.000 rpm selama 90 menit pada campuran katekin dalam air konsentrasi 1%. Ukuran partikel diamati dengan PSA dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode IC50. Ukuran diameter rata-rata partikel nanokatekin yang didapat adalah 229,21 nm. Nilai IC50 nanokatekin adalah 0,63±0,18 μg/mL sedangkan IC50 katekin sediaan konvensional adalah 2,62±1,75 μg/mL sehingga untuk mencapai nilai IC50 oleh nanokatekin hanya dibutuhkan 24,04% saja dibanding dengan katekin sediaan konvensional, jadi terlihat peningkatan sifat antioksidan yang sangat tinggi pada nanokatekin. Aplikasi katekin dan nanokatekin pada HC mempengaruhi aktivitas antioksidan HC. HC dengan penambahan katekin sediaan konvensional menghasilkan aktivitas antioksidan 9 kali lebih tinggi dibanding dengan HC tanpa katekin, sedangkan HC dengan penambahan nanokatekin menghasilkan aktivitas antioksidan 13 kali lebih tinggi dibanding dengan HC tanpa katekin.
Penentuan waktu ekstraksi pigmen angkak dari substrat ampas sagu menggunakan ultrasonic bath Dian Pramana Putra; Alfi Asben; N Novelina
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.829 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4094.83-88

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya waktu ekstraksi pigmen angkak dari ampas sagu menggunakan ultrasonic bath. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu A (ekstraksi 10 menit), B (ekstraksi 20 menit), C (ekstraksi 30 menit), D (ekstraksi 40 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bubuk pigmen hasil proses ekstraksi angkak ampas sagu selama 40 menit (perlakuan D) merupakan perlakuan terbaik, dimana intensitas pigmen tertinggi untuk λ 400 nm (kuning),  λ 470 nm (orange) dan λ 500 nm (merah ) yaitu 7,63 ; 6,91 dan 5,95. Karakteristik bubuk pigmen angkak (perlakuan D) memiliki nilai aktivias antioksidan 44,52% pada konsentrasi 1000 ppm, kandungan lovastatin 68,60 ppm, kadar air 4,83%, nilai pH 4,03 dan derajat kecerahan 26,76 oHue (merah keunguan).  AbstractThis study was aimed to determine the duration of angkak pigment extraction from sago waste  using ultrasonic bath. The study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 repetitions, A (extraction 10 minutes), B (extraction 20 minutes), C (extraction 30 minutes), D (extraction 40 minutes). The results showed that the powder pigment results of the extraction process angkak sago waste  for 40 minutes (treatment D) was the best treatment, where the highest intensity of the pigment for λ 400 nm (yellow), λ 470 nm (orange) and λ 500 nm (red) were 7.63; 6.91; and 5.95 respectively. Characteristic of angkak pigment powder (treatment D) had value of antioxidant activity 44.52% at concentration 1000 ppm, lovastatin content 68.60 ppm, water content 4.83%, pH value 4.03, and degree of brightness 26.76 oHue (red purple). 
Karakterisasi busa kaku (rigid foam) yang dihasilkan dari bubuk gambir (Uncaria gambir Roxb.) dengan bubuk albumin E Efrina; Anwar Kasim; Tuty Anggraini; N Novelina; Alfi Asben
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v9i2.5382.127-133

Abstract

Salah satu kandungan yang terdapat pada Gambir adalah tanin, tanin memiliki gugus hidroksil dan dapat membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan protein. Sifat fenolik dari tanin dapat digunakan sebagai bahan polimer seperti pada pembuatan busa. Busa dapat digunakan sebagai adsorpsi ion logam dan bahan isolasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui interaksi antara perbedaan konsentrasi bubuk gambir dengan dua macam bubuk albumin yang digunakan pada pembuatan busa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor A adalah jumlah penggunaan bubuk gambir pada pembuatan busa yaitu  16 g (A1), 18 g (A2), 20 g (A3), 22 g (A4), 24 g (A5) untuk setiap perlakuan. Faktor B adalah cara persiapan (preparasi) bubuk albumin yaitu dengan cara pengeringan lapis tipis (B1) dan dengan cara pengembangan busa (B2). Hasil penelitian menunjukkan nilai terbaik untuk kerapatan busa diperoleh pada perlakuan A4B1 yaitu 0.09 g/cm3, kekuatan tekan pada perlakuan A4B2 yaitu 4.68 kg/cm2, derajat pengembangan pada perlakuan A4B1 yaitu 53.61%, derajat keasaman pada perlakuan A4B1 yaitu pH 7.04, porositas pada perlakuan A3B2 yaitu 62.03% dan untuk pengamatan dengan menggunakan alat SEM, keseluruhan struktur mikroskopik busa yang dihasilkan adalah mulai dari berpori, agak rapat-sampai sangat rapat, memiliki diameter yang kecil-sangat besar sehingga busa dapat dikategorikan sebagai busa dengan sel tertutup atau busa kaku.ABSTRACTOne of the ingredients contained in Gambier is tannins, tannins have a hydroxyl group and can form strong complex compounds with proteins. The phenolic properties of tannins can be used as polymer materials as in foam making. Foam can be used as an adsorption of metal ions and insulating materials. This study aims to  determined the interaction between different concentration of gambier powder and two kinds of albumin powder to be used in making of foam. This study used Factorial Completely Randomized Design (CRD) with 2 factors and 3 replications. Factor A was the amount of gambier powder which was used in the manufacture of foam, there were 16 g (A1), 18 g (A2), 20 g (A3), 22 g (A4), 24 g (A5) for each of treatment. Factor B was the preparation method of albumin, with pan drying (B1) and by foaming drying (B2). The results showed the best value for bulk density is A4B1 (0.09 g/cm3), compressive strength in treatment A4B2 (4.68 kg/cm3), swelling degree in treatment A4B1 (53,61%), acidity (pH) in treatment A4B1 (7.04), porocity in treatment A3B2 (62.03%) and for SEM observations the entire microscopic structure of the foam produced is starting from porous, rather dense to very tight, having a small diameter until large, so that foam can be categorized as foam with rigid foam (closed cells).
Pembuatan tablet effervescent berbahan aktif sediaan kering ekstrak daun senduduk dan bakteri asam laktat asal dadih Sijunjung sebagai minuman fungsional Yulia Helmi Diza; Alfi Asben; Tuty Anggraini
Jurnal Litbang Industri Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.992 KB) | DOI: 10.24960/jli.v9i1.5273.59-67

Abstract

Pembuatan tablet effervescent dengan bahan aktif ekstrak kering daun senduduk  dan sediaan kering bakteri asam laktat yang berasal dari dadih Kabupaten Sijunjung telah dilakukan melalui pencetakan langsung. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan minuman fungsional yang mengandung senyawa antioksidan dan bakteri baik yang mudah dan cepat disajikan. Bahan aktif yang digunakan adalah sediaan kering BAL asal dadih sebanyak 2%, 4% dan 6% dari bahan penyusun tablet dan ekstrak kering daun senduduk sebanyak 15% untuk semua perlakuan. Terhadap produk yang dihasilkan dilakukan pengujian total BAL, aktivitas antioksidan, total fenol, pH larutan, kadar air, waktu larut, kekerasan, dan uji kesukaan meliputi penampakan tablet, rasa, warna larutan dan aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total BAL yang tumbuh pada larutan tablet effervescent yang memenuhi syarat untuk pangan fungsional adalah perlakuan penambahan sediaan kering BAL 4% dan 6%, yaitu 4,04x106 kol/g, 1,72x107 kol/g, aktivitas antioksidan 52,20% dan 54,50% dengan total fenol 0,81 mg GAE/g dan 0,86 mg GAE/g. Dari hasil uji kesukaan diketahui bahwa perlakuan yang mempunyai rata-rata nilai kesukaan tertinggi adalah perlakuan dengan bahan aktif ekstrak kering senduduk 15% dan sediaan kering BAL 4% dengan pH 5,03, kadar air 9,34%, waktu larut 1,875 menit dan kekerasan 4,18 kg.ABSTRACTMaking of effervescent tables with active ingredients of dried extracts of senduduk leaves and dried preparations of lactic acid bacteria from dadih Sijunjung have been done through direct compression. This study aims to make functional beverage preparations that contain antioxidant compounds and bacteria both easily and quickly served. The active ingredients used were dried LAB preparations from dadih as much as 2%, 4% and 6% of the constituent tablets and dried extracts of senduduk leaves as much as 15% for all treatments. The products were  tested of total LAB, antioxidant activity, total phenol, pH of the solution, moisture content, dissolution time, hardness, and test of preference included tablet appearance, taste, solution color, and flavour. The results showed that the total LAB that grown in the effervescent tablet solution met the requirements for functional food was the treatment of the addition of 4% and 6%  LAB dry dosage, namely 4.04x106 col/g, 1.72x107 col/g, antioxidant activity 52.20% and 54.50% with total phenol 0.81 mg GAE/g and 0.86 mg GAE/g. From the test results, it was known that the treatment that had the highest average value of preference was treatment with the active ingredient of dry extract of 15% and dry preparation of LAB 4%  with pH 5.03, moisture content 9.34%, soluble time 1.875 minutes, and hardness 4.18 kg. 
Kajian kualitas gambir dan hubungannya dengan karakteristik kulit tersamak Anwar Kasim; Alfi Asben; Sri Mutiar
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.211 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v31i1.220

Abstract

This study aimed to investigate the quality of gambier taken from gambier production center in West Sumatra, the characteristic of tanned leather which was tanned by gambier, and the relationship between gambier quality and tanned leather product. This study was conducted by firstly taking the samples from ten location randomly, secondly analizing some of its characteristics, and later applicating them in leather tanning. The relationship between some gambier parameters with tanned leather was determined by linear regression. The result was finding that the quality was varied among different gambier production centers, comprise of water content, tannin level, cathecin level, ash level and water-insoluble substances. Sixty percent of producton centers had given gambier which was capable to produce leather met the quality requirements. The result also found there were a strong relationship between gambier characteristics and quality of tanned leather, e.g. gambier tannin level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.980), gambier catechins level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.967) and gambier ash content and bonded-tannin in tanned leather (r=0.852). Highest tannin level would produce good tanned leather.Keywords: gambier, tanning, tanned leather, the correlation.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gambir yang diambil dari sentra produksi gambir Sumatera Barat, mengetahui karakteristik kulit tersamak yang disamak menggunakan gambir tersebut dan mengetahui hubungan kualitas gambir dengan kulit tersamak yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari sepuluh lokasi secara acak, dilanjutkan dengan analisis karakteristik gambir serta aplikasinya dalam penyamakan kulit. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa parameter gambir dengan parameter kulit tersamak yang dihasilkan digunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik gambir dari sentra produksi di Sumatera Barat memiliki kualitas yang bervariasi pada kadar air, kadar tanin, katekin, kadar abu dan zat tak larut air. 60% lokasi sentra produksi memberikan gambir yang mampu menghasilkan kualitas kulit tersamak memenuhi standar mutu. Hubungan antara beberapa parameter gambir sebagai bahan penyamak dengan kualitas kulit tersamak menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kadar tanin gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.980), kadar katekin pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.967), dan kadar abu pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.852). Tingginya kadar tanin gambir akan menghasilkan kulit tersamak yang baik.Kata kunci :gambir, penyamakan, kulit tersamak, korelasi
Studi awal tanin dari kulit kayu Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. dari hutan tanaman industri untuk bahan penyamak kulit Sri Mutiar; Anwar Kasim; Emriadi Emriadi; Alfi Asben
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 2 (2018): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.071 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v34i2.3967

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan tanin dan metode ekstraksi terhadap karakteristik dan kadar tanin dari kulit kayu Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. Kulit kayu diperoleh dari HTI PT. Arara Abadi. Metode ekstrak yang digunakan water bath, ultrasonic bath, autoclave, refluks dan microwave. Ekstrak tanin yang dihasilkan diaplikasikan sebagai bahan penyamak nabati. Ekstrak yang digunakan adalah rendemen tertinggi dari metode yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi diperoleh dengan metode autoclave yaitu 29,65%. Hasil analisis kimia dari ekstrak yang dihasilkan kadar tanin adalah 52,79%, bahan larut air 62,40%. Aplikasi ekstrak tanin sebagai bahan penyamak nabati menggunakan kulit kambing dilakukan analisis kimia, pengamatan sifat fisik dan organoleptis. Kualitas kulit tersamak ditinjau dari sifat kimia diantaranya kadar air 15,02%, kadar lemak 3,20%, kadar abu 3,44%, kadar zat larut air 3,57%, kadar zat kulit mentah 43,79%, kadar tanin terikat 30,98% dan derajat penyamakan 70,74%. Pengamatan sifat fisik kulit tersamak yaitu kekuatan tarik 254,21 kg/cm2, kemuluran 63,95%, ketahanan zwik/keretakan 9,27 mm (nerf tidak pecah), ketebalan 0,9 mm, warna coklat. Ekstrak kulit kayu A. auriculiformis mengandung tanin dan berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penyamak kulit.