Meilina, Rulia
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ubudiyah Indonesia, Jalan Alue Naga, Banda Aceh, Indonesia

Published : 53 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FORMULASI SEDIAAN SABUN CAIR DARI BUAH APEL (MALUS DOMESTICUS) Meilina, Rulia; Japnur, Intan Safitri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah apel memiliki senyawa fitokimia yang berfungsi sebagai antioksidan alami dari golongan flavonoid yang sangat bagus untuk kesehatan kulit. Penelitian dilakukan secara eksperimental. Sediaan sabun cair dibuat dengan menambahkan ekstrak apel dengan variasi konsentrasi yaitu 2,5g (F1), 3g (F2) dan 3,5g (F3), sebagai blanko (F0). Pengujian terhadap sediaan sabun cair meliputi pemeriksaan uji organoleptik, pengukuran pH sediaan, uji ketahanan busa, uji iritasi terhadap kulit, uji kesukaan sediaan (hedonic test), dan uji aktivitas antioksidan.  pH sediaan (7,9-9,00) dan stabilitas busa memenuhi persyaratan nilai SNI, sediaan stabil dalam penyimpanan dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit sukarelawan. Ekstrak buah apel merah dapat diformulasikan sebagai sediaan sabun cair dan tidak menyebabkan iritasi. Sediaan sabun cair dengan konsentrasi ekstrak apel 3,5g pada formula 3 (F3) menunjukkan efektivitas sebagai formulasi yang paling baik dan paling disukai oleh sukarelawan. Kata Kunci : Ekstrak buah apel, Sabun cair, antioksidan
RELAKSASI ILEUM YANG DIINDUKSI SEROTONIN Meilina, Rulia; Gultom, Evi Depiana; Dewi, Rahma
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 1 (2021): APRIL 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i1.1421

Abstract

salah satu penyebab terjadi IBS karena terjadi ketidakseimbangan fungsi serotonin. Serotonin. Banyak ditemukan di saluran gastrointestinal.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek relaksi  fraksi  daun  belimbing  wuluh  pada  otot  polos  ileum  yang  diinduksi  serotonin  pada reseptor   5HT3. Efek relaksasi Fraksi n-Heksan daun belimbing wuluh (FnHDBW), fraksi etil asetat daun belimbing wuluh (FEADBW) dan Fraksi sisa (FSDBW) dikontraksikan dengan se ri konsentrasi serotonin  (10-8  M sampai 3x10-4  M) dilakukan secara in vitro menggunakan organ ileum tikus yang diisolasi dalam larutan tirode. FEADBW memiliki nilai persen relaksasi dannilai  AUC  yang  paling  tinggi  dibandingakn  dengan  FnHDBW  dan  FSDBW  yaitu  sebesar80,01±1,57% dan 309,8278 ± 3,2527. Kesimpulan penelitian ini,  FnHDBW,  FEADBW danFSDBW memiliki efek reaksasi yang diinduksi oleh serotonis (5HT). Kata Kunci: serotonin, 5HT3, daun belimbing wuluh
Formulasi Balsam Aromatherapy dari Ekstrak Minyak Atsiri Daun Sembung (Blumea balsamifera L.) Hasrita Maghfirah; Saisa Saisa; Soraya Lestari; Rulia Meilina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v4i1.170

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis sehingga menyebabkan Indonesia memiliki sumber produksi dan sumber tumbuhnya tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat seperti pada tanaman sembung (Blumea balsamifera L.). Pada tanaman ini ditemukan beberapa golongan senyawa kimia salah satunya ialah kandungan, minyak atsiri tidak hanya memiliki aroma yang khas tetapi minyak atsiri memiliki khasiat sebagai pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan minyak atsiri dari daun sembung sebagai sediaan balsam aromatherapy. Penelitian ini bersifat deskriptif atau mengamati dan mendeskripsikan hasil yang diperoleh. Minyak atsiri daun sembung yang dihasilkan melalui proses pengeringan daun sembung serta menggunakan metode sokletasi dengan menggunakan pelarut 96% etanol, hasil ektrak kental kemudian dievaporasi untuk dipekatkan, hasil minyak atsiri daun sembung yang diperoleh berupa cairan berwarna hijau kehitaman. Sediaan balsam aromatherapy dari ekstrak minyak atsiridiformulasikan dengan beberapa konsentrasi yaitu 0%, 10%, 12% dan 14% dari hasil evaluasi balsam yang telah dilakukan ke 3 formula balsam memenuhi syarat dan memiliki mutu fisik yang baik. Uji kesukaan yang dilakukan terhadap 10 orang responden berdasarkan aroma, tekstur, dan warna yang disukai, sehingga diperoleh persentase tertinggi pada balsam ekstrak minyak atsirisembung dengan kode sampel D dan memiliki konsentrasi 14% dengan tambahan 5,6 mL minyak daun sembung pada basis balsam.Kata kunci: Sembung (Blumea balsamiferaL.), minyak atsiri, balsam aromatherapy
EFEK ANTIINFLAMSI GEL KACANG HIJAU PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus) Rulia Meilina; Suwita Afriana
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v5i2.422

Abstract

Abstrak Kacang hijau sebagai bahan makanan manusia cukup baik dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan tubuh, karena di samping kaya protein, juga mengandung zat-zat gizi lainnya yang cukup lengkap. Penelitian mengenai kacang hijau sebelumnya menyatakan bahwa kacang hijau mengandung senyawa metabolit sekunder diantaranya, flavonoid, tanin, steroid/triterpenoid, dan saponin yang berpotensi sebagai antioksidan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eksperimental, meliputi pengumpulan tumbuhan, pengolahan dan pengujian sampel, pembuatan dan pengujian sediaan terhadap hewan coba sampai dengan analisis data statistik. Hasil persentase perhitungan dari pengurangan perubahan diameter pada luka sayat diperoleh efektivitas penyembuhan luka yang sangat baik pada betadin salep sebagai kontrol positif, sediaan gel ekstrak 10%, ekstrak 7.5% dan tanpa ekstrak (kontrol negatif), dan ekstrak 5%. Penyembuhan luka di mulai pada hari ke- 8 sampai ke-21 untuk kontrol gel ekstrak 10%. Penyembuhan luka pada hari ke-13 sampai ke-23 untuk gel ekstrak 7.5% dan tanpa ekstrak. Penyembuhan luka pada hari ke-13 sampai ke-24 untuk betadin salep. Penyembuhan luka pada hari ke-13 sampai ke-25 untuk gel ekstrak 5%. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian hewan uji, bahwa pada ekstrak 10% lebih cepat mengalami masa penyembuhan dibanding dengan sampel pembanding yaitu betadin salep sebagai kontrol positif.
Formulasi Lotion Ekstrak Air Daun Tahi Ayam (Tageteserecta L.) sebagai Repellent Nyamuk Nurhayatun Nufus; Saisa Saisa; Diah Ramadhani; Saifauqi Nurman; Rulia Meilina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v4i1.171

Abstract

Ekstraksi merupakan salah satu teknik pemisahan kimia untuk memisahkan atau menarik satu atau lebih komponen atau senyawa-senyawa (analit) dari suatu sampel dengan menggunakan pelarut tertentu yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi lotion dan menentukan konsentrasi ekstrak air sebagai repellent nyamuk.  Ekstraksi daun tahi ayam (Tageteserecta L.) diperoleh melalui proses sokletasi dengan pelarut air pada suhu 100oC disuling selama 8 jam, 1 kg daun tahi ayam (Tageteserecta L.) menghasilkan ekstrak sebanyak 35 mL dengan karakteristik fisik berupa cairan kental berwarna kuning kecoklatan dan beraroma khas daun tahi ayam (Tageteserecta L.) dengan hasil rendemen sebesar 3,5 % (v/b). Pengujian organoleptis lotion ekstrak air daun tahi ayam menunjukkan bahwa semua sediaan berbentuk agak kental, dengan pH sebesar 6 dan 7. Pengamatan homogenitas terhadap sediaan lotion menunjukkan bahwa semua sediaan bersifat homogen serta tidak terjadinya iritasi. Hasil uji Repellent menunjukkan persentasi daya proteksi terbaik terdapat pada   menit ke-0 pada tiap konsentrasi yaitu sebesar 69% pada formula I dengan konsentrasi 8 %, sebesar 73,23 % pada formula II dengan konsentrasi 10%, dan sebesar 76,75 % pada formula III dengan konsentrasi 12%, sedangkan basis lotion (kontrol negatif) tidak menghasilkan daya proteksi. Secara keseluruhan hasil riset menunjukkan bahwa Lotion ekstrak air dauntahiayam (Tageteserecta L.) dengan konsentrasi 12 % paling efektif sebagai repellent nyamuk Aedesaegypti.KataKunci: Tageteserecta (L.), lotion, ekstrak air, repellent nyamuk
Aktivitas Antioksidan Formulasi Sediaan Sabun Cair Dari Buah Apel (Malus Domesticus) Rulia Meilina; Intan Safitri Japnur; Marniati Marniati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 1 (2020): APRIL 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i1.867

Abstract

Abstrak Buah apel memiliki senyawa fitokimia yang berfungsi sebagai antioksidan alami dari golongan flavonoid yang sangat bagus untuk kesehatan kulit. Penelitian dilakukan secara eksperimental. Sediaan sabun cair dibuat dengan menambahkan ekstrak apel dengan variasi konsentrasi yaitu 2,5g (F1), 3g (F2) dan 3,5g (F3), sebagai blanko (F0). Pengujian terhadap sediaan sabun cair meliputi pemeriksaan uji organoleptik, pengukuran pH sediaan, uji ketahanan busa, uji iritasi terhadap kulit, uji kesukaan sediaan (hedonic test), dan uji aktivitas antioksidan.  pH sediaan (7,9-9,00) dan stabilitas busa memenuhi persyaratan nilai SNI, sediaan stabil dalam penyimpanan dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit sukarelawan. Ekstrak buah apel merah dapat diformulasikan sebagai sediaan sabun cair dan tidak menyebabkan iritasi. Sediaan sabun cair dengan konsentrasi ekstrak apel 3,5g pada formula 3 (F3) menunjukkan efektivitas sebagai formulasi yang paling baik dan paling disukai oleh sukarelawan. Kata Kunci : Ekstrak buah apel, Sabun cair, antioksidan
Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) pada Tikus Putih yang Diinduksi Karagenan Rulia Meilina; Rasmadin Mukhtar
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 4, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v4i1.173

Abstract

Efek antiinflamasi ekstrak etanol rimpang kunyit dilakukan pada tikus putih yang diinduksi larutan karagenan (lambda carrageenan) 1%,  penelitian dilakukan dengan membagi hewan menjadi 5 kelompok. Kelompok A diberi CMC 0,5%, kelompok B diberikan Indometasin dengan dosis 100 mg / kgBB, kelompok C diberi ekstrak etanol rimpang  kunyit dengan dosis 400 mg / kgBB, kelompok D diberi ekstrak etanol rimpang  kunyit dengan dosis 500 mg / kgBB, kelompok E diberi ekstrak etanol rimpang  kunyit dengan dosis 600 mg / kgBB. Hasil skrining fitokimia serbuk rimpang kunyit menunjukkan bahwa senyawa kimia yang terkandung adalah alkaloid, flavonoid, dan minyak atsiri. Hasil uji antiinflamasi menunjukkan bahwa ada perbedaan nyata antara kelompok tikus yang diberi suspensi CMC (kontrol), suspensi ekstrak etanol rimpang kunyit dengan dosis 400 mg / kg BB, 500 mg / kg BB, 600 mg / kg BB (uji bahan) dan suspensi indometasin dengan dosis 100 mg / kg BB (perbandingan positif). Suspensi ekstrak etanol rimpang kunyit dengan dosis 600 mg / kg BB menunjukkan bahwa kemampuan anti-inflamasi lebih baik daripada dosis 400 mg / kg BB dan 500 mg / kg BB, dan suspensi ekstrak etanol rimpang kunyit dosis 600 mg / kg BB menunjukkan efek antiinflamasi yang tidak benar-benar berbeda dengan suspensi indometasin dengan dosis 100 mg / kg BB, hal ini ditunjukkan oleh analisis statistik ANOVA di antara perbandingan tersebut terhadap suspensi indometasin sebagai perbandingan positif.Kata kunci: antiinflamasi, indometasin, etanol rimpang kunyit
PHYTOCHEMICAL SCREENING AND ANTI-INFLAMMATORY EFFECT TEST OF ETHANOL EXTRACT OF TURMERIC RHIZOME (Curcuma domestica Val.)TOWARD MALE WHITE MOUSE (Rattus norvegicus) Rulia Meilina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 1, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v1i2.63

Abstract

Anti-inflammatory effect of ethanol rhizome of turmeric was conducted toward white mouse which is induced the carrageenan solution (lambda carrageenan) 1 %, research was conducted by dividing the animals into 5 groups.Group A was given CMC 0,5%, group B was given Indometacin with dose 100 mg/kgBB, group C was given  ethanol rhizome extract of turmeric with dose 400 mg/kgBB, group D was given ethanol rhizome extract of turmeric with dose 500 mg/kgBB, group E was given ethanol rhizome extract of turmeric with dose 600 mg/kgBB. Result of phytochemical screening toward powder and ethanol extract of rhizome of turmeric shows that chemical compounds which are involved are alkaloids, flavonoids, and aetheric oil. In the other hand, result of phytochemical screening toward ethanol extract of turmeric’s rhizome are alkaloids,flavonoids,anthraquinones, glycosides. Result of anti-inflammatory test shows that there is the real difference among groups of mouse which were given CMC suspension (control), suspension of ethanol extracts of turmeric’s rhizome with dose 400 mg/kg BB, 500 mg/kg BB, 600 mg/kg BB (material test) and suspension of indomethacin with dose 100 mg/kg BB (positive comparison). Suspension of ethanol extract of turmeric’s rhizome with dose 600 mg/kg BB shows that anti-inflammatory capability is better than dose 400 mg/kg BB and 500 mg/kg BB, and suspension of ethanol extract of turmeric’s rhizome dose 600 mg/kg BB shows the anti-inflammatory effect which is not really different with suspension of indomethacin with dose 100 mg/kg BB, it is showed by  ANOVA statistic analysis among those comparisons toward indomethacin suspension as positive comparison.Keywords:Anti-inflammatory, Indomethacin, Turmeric Rhizome
FORMULASI GEL PENGHARUM RUANGAN MENGGUNAKAN KARAGENAN DAN XANTHAN GUM DENGAN MINYAK KOPI SEBAGAI PEWANGI DAN MINYAK NILAM SEBAGAI FIKSATIF Rulia Meilina; Fhasnia .
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 6, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v6i2.1164

Abstract

AbstrakGel pengharum ruangan salah satu bentuk pengharum ruangan yang digunakan meredam bau taksedap di dalam ruangan. Kelebihan gel pengharum ruangan adalah pengharum yang dihasilkan memiliki kekuatan wangi yang stabil dan ketahanan wangi yang lama sesuai kebutuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi minyak nilam pada formulasi sediaaan. Metode penelitian ini adalah ekpremental laboratorium dengan prosedur memvariasikan formula minyak nilam (F1:1%; F2:0,5%; F3:0,24%; F4:0,25; F5:0%) sebagai pengikat dengan penambahan karagenan dan xhantan gum sebagai kompenen pembentuk gel dan minyak kopi sebagai bahan pewangi, selanjutnya dilakukan pengujian penguapan zat cair  dan pengujian ketahanan wangi selama 4 minggu pada 3 suhu ruangan yaitu ruang diberi kipas angin, ruang diberi AC dan ruangan biasa (suhu kamar). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Formulasi sediaan gel pengharum ruangan yang baik didapat pada formula F3 dengan konsentrasi minyak nilam 0,24%.Kata kunci: Gel pengharum, minyak nilam, minyak kopi, karagenna, xhantan gum
Efektivitas Ekstrak Daun Gelinggang (Cassia alata L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Staphylococcus aureus Periskila Dina Kali Kulla; Syamsul Qhamal; Zulwanis Zulwanis; Rulia Meilina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2875

Abstract

Daun gelinggang (Cassia alata L.) sering digunakan masyarakat sebagai obat tradisional untuk penyembuhan penyakit kulit dan luka infeksi dengan adanya senyawa fitokimia yang terkandung   pada daun gelinggang yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan daya hambat ekstrak daun gelinggang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental. Objek yang diteliti adalah daun gelinggang yang dibuat dalam bentuk ekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut 96%. Konsentrasi ekstrak etanol daun gelinggang yang digunakan sebesar 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dengan kontrol positif eritromisin dan kontrol negatif DMSO. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram dengan melihat zona hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram. Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak etanol daun gelinggang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% secara berurutan zona hambat yang terbentuk adalah 8,58 mm, 9,62 mm, 10,92 mm, 12,27 mm dan 14,46 mm. Pada penelitian ini dapat disimpulkan ekstrak etanol daun gelinggang dengan pelarut etanol 96% efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol daun gelinggang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 10% dan 20% dengan kategori sedang, sedangkan pada konsentrasi 30%, 40%, dan 50% dengan kategori kuat.Kata kunci: Antibakteri, Daya hambat, Gelinggang (Cassia alata L.), Staphylococcus aureusGelinggang leaves (Cassia alata L.) are often used by the public as a traditional medicine for healing skin diseases and infectious wounds in the presence of phytochemical compounds contained in the leaves, namely alkaloids, flavonoids, phenolics, saponins and steroids. This study aims to determine the effectiveness and inhibition of Gelinggang leaf extract against the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The research conducted was experimental. The object studied was the Gelinggang leaf which was made in the form of an extract using the maceration method with 96% solvent. The concentrations of ethanol extract of Gelinggang leaves used were 10%, 20%, 30%, 40% and 50% with Erythromycin positive control and DMSO negative control. The antibacterial activity test used the disc diffusion method by looking at the zone of inhibition that was formed around the disc paper. Based on the research results, the antibacterial activity test showed that the ethanol extract of the leaves of Ge;inggang had antibacterial activity against Staphylococcus aureus. With a concentration of 10%, 20%, 30%, 40% and 50% respectively the inhibition zone formed is 8.58 mm, 9.62 mm, 10.92 mm, 12.27 mm and 14.46 mm. In this study, it can be concluded that the ethanol extract of Gelinggang leaves with 96% ethanol solvent is effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Gelinggang leaf ethanol extract can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria at concentrations of 10% and 20% in the moderate category, while at concentrations of 30%, 40%, and 50% in the strong category.Keywords: Antibacterial, Inhibition, Cassia alata L. (Gelinggang), Staphylococcus aureus.
Co-Authors Alvionida, Fitra Ananda, Zulia Andika, Fauziah Anggraini, Bunge Septiana Anggraini, Sasmita Ardhana Yulisma Ardila, Sabrina Asmaul Husna Astryna, Syarifah Yanti Cut Intan Fazira Daevanul Aslam Aldafi Dewi, Rahma Dewi, Revina Dhirah, Ulfa Husna Diah Ramadhani Enzelia Enzelia Eva Rosdiana Faradilla Safitri, Faradilla Fhasnia . Fhonna, Putrya Fitri, Ewisna Syah Fitria Fitria Fitriliana Fitriliana Gultom, Evi Depiana Hafizhathifa, Fathin Hafizhathifa, Fatin Hasrita Maghfirah Herianto Bangun Husda, Azkia Husna, Zainatul Intan Safitri Japnur Irma Suryani Ismail Ismail Jannah, Rauzatul Japnur, Intan Safitri Kesumawati Kesumawati Kesumawati Kesumawati Kesumawati, Kesumawati Keusumawati Keusumawati Krismontazza, Saddaq Lestari, Soraya Maghfirah Maghfirah Maghlisa, Ulfa Ibna Maharani, Septia Marniati Marniati MIFTAHUL JANNAH Mona Fathia Mutiawati Mutiawati Mutiawati Nadya Nadya Naziah Hikmah Ningsih, Yustika Winda Ningsih, Yustika Wirda Novitawanty Juli Bontong Nur Akmadia Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nurhayatun Nufus Nuril Izzah Nuzulul Rahmi, Nuzulul Periskila Dina Kali Kulla Putri Nadia Putri, Indah Amelia Rahma Dewi Rahmayani Rahmayani Rasmadin Mukhtar Ratna Willis Raudhatun Nuzul ZA, Raudhatun Revina Dewi Rezeki, Sahbainur Riski Muna Akbar Rizka, Miftahul Sahbainur Rezeki Saifauqi Nurman Saisa Saisa Saisa Saisa Samaniyah, Siti Sari, Cut Wulan Sari, Febia Suwita Afriana Syafriadi Syafriadi Syamsul Qhamal Syamsuliani, Syamsuliani Syarifah Asyura, Syarifah Syarifah Yanti Astryna Watani, Nurul Widya Lestari Willis, Ratna Yassirly, Yassirly Zikra Ulhusna Zulia Ananda Zulwanis, Zulwanis