Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

FEMALE STUDENTS’ PERCEPTION ON BREAST CANCER DETECTION USING BREAST SELF-EXAMINANTION (SADARI) METHOD Tanjung, Aulia Rahman; Hadi, Ella Nurlaella
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No 3 (2018)
Publisher : Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.985 KB)

Abstract

Background: In Indonesia, breast cancer takes second place after cervical cancer with estimated 61,682 cases. According to International Agency for Research on Cancer (IARC) data in 2012, breast cancer was found to be the highest percentage of new cases, amounting approximately 43.3% and the death percentage caused by breast cancer reached 12.9%. Based on Basic Health Research data of 2013, the prevalence of breast cancer in Indonesia reaches 0.5 per 1,000 women. The objective of this research was to find out about teenage female students’ perception about early detection of breast cancer with SADARI method (Breast Self-Examination). Methods: This research employed qualitative research method with the phenomenological approach by using. Results: Based on the research results, there were different perceptions on the importance of conducting SADARI for teens. There were some obstacles to do SADARI such as feeling embarrassed, not having enough time to do SADARI, being forgetful, lacking information about SADARI and lacking support from family and closest people around them. Conclusions: Teenager perceptions about SADARI affect behavior to do breast self-examination. The solution to overcoming those obstacles included collecting information about early detection of breast cancer using SADARI method, learning about it, and visiting the nearest health facility to do SADARI. In addition, there must be external support from family or other closest relatives. 
Hubungan antara Persalinan Preterm dengan Preeklampsia pada Ibu Bersalin di RSUD Sumedang Gina Nurul Habibah; Ella Nurlaella Hadi
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i1.1753

Abstract

Preeclampsia is one of the causes of maternal and fetal morbidity and mortality, which can have an impact on the occurrence of preterm labor. The incidence of preterm delivery in Sumedang Hospital in 2014 increased by 0.27%. This study aims to determine the relationship between preterm labor and preeclampsia in women giving birth at Sumedang Hospital. The design of this study was cross-sectional. The research subjects were 364 mothers who were selected using a systematic random sampling technique. This study used secondary data, then analyzed using the Chi-square test. The results showed that the incidence of preterm delivery was 50.8%, while the incidence of preeclampsia was 37.1%. The results of hypothesis testing showed a p value of 0.005. The conclusion of the study is that there is a relationship between preterm delivery and preeclampsia in women giving birth at Sumedang Hospital.Keywords: preterm delivery; preeclampsia; maternity mother ABSTRAK Preeklampsia merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian ibu dan janin, yang bisa berdampak pada terjadinya persalinan preterm. Kejadian persalinan preterm di RSUD Sumedang tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,27%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persalinan persalinan preterm dengan preeklampsia pada ibu bersalin di RSUD Sumedang. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Subyek penelitian adalah 364 ibu yang dipilih menggunakan teknik systematic random sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian persalinan preterm adalah 50,8%, sedangkan kejadian preeklampsia adalah 37,1%. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai p 0,005. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara persalinan preterm dengan preeklampsia pada ibu bersalin di RSUD Sumedang.Kata kunci: persalinan preterm; preeklampsia; ibu bersalin
Praktek Ibu dalam Perawatan Neonatus di Kabupaten Garut, Jawa Barat Aji Haryanto; Ella Nurlaella Hadi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3 No. 6 Juni 2009
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.304 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v3i6.201

Abstract

Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Garut pada tahun 2005 (54,8 per 1000 kelahiran hidup) merupakan yang tertinggi di provinsi Jawa Barat, akibat kematian neonatus dalam tiga tahun terakhir terus meningkat. Studi yang bertujuan mengetahui determinan praktek ibu dalam perawatan neonatus, dilakukan dengan analisis lanjut data Survei Dasar Kesehatan Neonatus Esensial di Kabupaten Garut tahun 2007. Analisis dilakukan dengan menggunakan metoda regresi logistik ganda. Hasil studi menunjukkan, dari 577 ibu bayi 1-11 bulan yang menjadi sampel penelitian, sekitas 51,5% ibu melakukan praktek perawatan neonatus kurang baik. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan praktek perawatan neonatus adalah pengetahuan ibu setelah dikontrol oleh duku- ngan keluarga, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan penyuluhan oleh tenaga kesehatan. Ibu yang berpengetahuan baik melakukan praktek perawatan neona- tus baik 2,2 kali lebih besar daripada ibu yang dengan pengetahuan kurang baik. Disarankan agar Bidan di Desa (BdD) mengubah cara pemberian informasi kepada ibu dan keluarganya dengan metode diskusi dan menggunakan gambar serta buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), sehingga ibu lebih mudah mema- hami dan menerapkan kepada bayinya.Kata kunci : Perawatan neonatus, kesehatan neonatus, AKBAbstractInfant Mortality Rate (IMR) in 2005 at Garut District (54.8/1000 live births), is the highest in West Java Province, due to ever increasing neonatus mortality rates in the last three year. The purpose of this study was to investigate the determinant of mother’s practice in neonatus care at Garut District, conducted by advance analysis of Baseline Survey of Essential Neonatus Health Services at Garut District data in 2007. The data was analyzed using chi square test and multiple logistic regression. The result of this study showed that out of 577 baby mothers who had 1-11 months as the sample of this research, 51.5% had unfavorable practice in neonatus care. The most dominant factor related to practice in neonatus care was knowledge of mother after adjusting by family sup- port, mother’s education, mother’s occupation and counseling by health provider. Mothers who have good knowledge in neonatus care practice had chance 2.2 times higher compared to mothers who had unfavorable knowledge to implement good practice. Based on the result of this study, it is suggested that the Village Midwives should change the way in giving of information to mothers and her families by using more discussion method and utilizing picture, and also utilizing Maternal and Child Health book, so that it would be easier for the mothers to understand and to apply good practices to their babies.Key words : Neonatus care, neonatus health, iInfant mortality rate
Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang, Sumatera Barat Mery Ramadani; Ella Nurlaella Hadi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4 No. 6 Juni 2010
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.538 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v4i6.166

Abstract

Manfaat pemberian ASI yang sangat besar ternyata belum mampu meningkatkan angka cakupan ASI eksklusif. Hal tersebut terlihat pada tingkat pemberian ASI eksklusif di tanah air yang masih rendah berada pada kisaran 39%-40%. Tujuan penelitian ini mengetahui dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar, Kota Padang Tahun 2009. Rancangan penelitian potong lintang digunakan pada bulan Maret-April 2009 dengan responden ibu bayi usia 7-12 bulan. Hasil penelitian mendapatkan 55,4% ibu memberikan ASI eksklusif dan 57% ibu mendapat dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif. Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif, ibu yang suaminya mendukung pemberian ASI eksklusif berpeluang memberikan ASI eksklusif 2 kali daripada ibu yang suaminya kurang mendukung pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh pekerjaan suami, dukungan petugas kesehatan, dan pekerjaan ibu. Oleh karena peran suami penting dalam pemberian ASI eksklusif, maka suami harus dijadikan sasaran penyuluhan ASI dan didorong untuk lebih aktif mencari informasi serta aktif belajar mengenai ASI, sehingga lebih paham dalam memberikan dukungan kepada ibu untuk menyusui secara eksklusif.Kata kunci: ASI eksklusif, dukungan suamiAbstractThe objective of this study was to know husband’s support in exclusive breastfeeding at working areas of Puskesmas Air Tawar, Padang in 2009. Cross sectional design was used in this study that was conducted from March to April 2009. The respondents were mothers with baby of 7 to 12 months. This study found out that 55.4% of mothers did exclusive breastfeeding, and 57% mothers gained husband’s support in exclusive breastfeeding. There was a relationship between husband’s support and exclusive breastfeeding whereas mothers who had husbands’ support likely do exclusive breastfeeding two times than mothers without husband’s support after adjusted by husband’s occupation, health provider’s support and mother’s occupation. As the role of husband is important in exclusive breastfeeding, therefore husbands should became the target of education on exclusive breastfeeding and encourage them to be more active in searching information about exclusive breastfeeding, so that they would support their wives in exclusive breastfeeding.Key words: Exclusive breastfeeding, husband’s support
Studi Kualitatif : Pelayanan Rujukan Asfiksia Bayi Baru Lahir di Kabupaten Cirebon Jawa Barat Ella Nurlaella Hadi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3 No. 3 Desember 2008
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.584 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v3i3.227

Abstract

Pada tahun 2005, studi penatalaksanaan asfiksia bayi baru lahir (BBL) oleh bidan di desa Kabupaten Cirebon menemukan kematian asfiksia BBL yang dirujuk ke rumah sakit masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang proses rujukan, alur penanganan rujukan kasus asfiksia BBL di RS dan kualitas pelayanan di RS rujukan Kabupaten Cirebon. Untuk itu, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan BdD sudah menangani asfiksia BBL dengan benar, tetapi rujukan sering terlambat karena adanya faktor penghambat dari keluarga (ekonomi dan keputusan merujuk harus melibatkan keluarga besar) dan faktor lingkungan (transportasi di desa terpencil sulit terutama pada malam hari).Disamping, karena penanganan rujukan asfiksia BBL di RS belum optimal, karena masih kurangnya keterampilan petugas bagian UGD dalam manajemen asfiksia BBL dan tidak tersedianya alat resusitasi neonatus di bagian UGD, padahal prosedur penanganan kasus rujukan pertama kali di bagian UGD.Kata kunci : Pelayanan rujukan, asfiksia, BBL.AbstractIn Cirebon district (2005) research on village midwives’s experience in managing birth asphyxia showed mortality of newborns with asphyxia who were referred to the hospitals were still high. This research was aimed to assess referral process, management procedure of referral birth asphyxia cases and quality of care given in the referral hospitals. This study was conducted using qualitative approach focusing on case study method. The result of this study showed that village midwives managed birth asphyxia correctly, but referral of newborn cases was often delayed, because of community factors (finance and delayed decision making by whole family to refer the newborn to the hospitals) and environmental factor (transportation in remote villages was difficult, especially at night. Besides that, referral hospitals were not yet providing adequate emergency care for referral cases of birth asphyxia. These were primarily due to lack of skills in management of birth asphyxia and unavailability of resuscitation device in emergency room.Keywords : Referral health services, Asphyxia, newborn.
Persepsi Orang Tua Bayi terhadap Pemberian Imunisasi Dasar selama Pandemi Covid-19 di Jakarta dan Bekasi Rizky Dhahifa Wahyuni; Ella Nurlaella Hadi
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 18, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.18.1.41-56

Abstract

Pandemi COVID-19 dan kebijakan PSBB berdampak pada pelayanan KIA salah satunya pelayanan imunisasi. Kementerian Kesehatan RI dan UNICEF mencatat 84% fasilitas kesehatan mengalami gangguan pada pelayanan imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi orang tua terhadap imunisasi dasar pada bayi usia 9-12 bulan selama pandemi COVID-19 dengan menggunakan pendekatan Health Belief Model. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan informan diambil dari wilayah Jabodetabek dan berjumlah sebanyak 9 orang ibu dengan anak usia 0-9 bulan, 1 orang bidan praktik mandiri, dan 1 orang petugas imunisasi Puskesmas. Pengambilan data dengan wawancara mendalam menggunakan google.meet/WhatsApp dan dianalisis dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkann selain imunisasi dasar lengkap, sebagian anak juga diberikan imunisasi tambahan. Hal ini didukung oleh pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dan keinginan ibu. Ibu beranggapan jika tidak diimunisasi, anaknya rentan untuk terkena penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Ibu merasakan imunisasi bermanfaat sebagai pencegahan penyakit tersebut. Namun selama pandemi, kekhawatiran tertular COVID-19 dirasakan menjadi hambatan utama dalam mengakses layanan imunisasi. Walau begitu, ibu mendapat dukungan dari suami, keluarga, teman, dan tenaga kesehatan untuk tetap melakukan imunisasi dasar. Dengan persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat dan hambatan serta adanya dorongan untuk bertindak, ibu tetap memberikan imunisasi dasar pada anaknya meski sedang pandemi COVID-19.
FEMALE STUDENTS’ PERCEPTION ON BREAST CANCER DETECTION USING BREAST SELF-EXAMINANTION (SADARI) METHOD Aulia Rahman Tanjung; Ella Nurlaella Hadi
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No. 3 (2018)
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: In Indonesia, breast cancer takes second place after cervical cancer with estimated 61,682 cases. According to International Agency for Research on Cancer (IARC) data in 2012, breast cancer was found to be the highest percentage of new cases, amounting approximately 43.3% and the death percentage caused by breast cancer reached 12.9%. Based on Basic Health Research data of 2013, the prevalence of breast cancer in Indonesia reaches 0.5 per 1,000 women. The objective of this research was to find out about teenage female students’ perception about early detection of breast cancer with SADARI method (Breast Self-Examination). Methods: This research employed qualitative research method with the phenomenological approach by using. Results: Based on the research results, there were different perceptions on the importance of conducting SADARI for teens. There were some obstacles to do SADARI such as feeling embarrassed, not having enough time to do SADARI, being forgetful, lacking information about SADARI and lacking support from family and closest people around them. Conclusions: Teenager perceptions about SADARI affect behavior to do breast self-examination. The solution to overcoming those obstacles included collecting information about early detection of breast cancer using SADARI method, learning about it, and visiting the nearest health facility to do SADARI. In addition, there must be external support from family or other closest relatives. 
Analisis Implementasi Kebijakan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan X Jakarta Timur : Policy Implementation Analysis on Exclusive Breastfeeding in Working Area X Community Health Center in East Jakarta Dzul Fahmi Afriyanto; Ella Nurlaella Hadi; Meiriza Andarwati; Risma Wardiani; Queen Nazhofah; Andi Muhammad Yusuf; Devi Afni
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 2: FEBRUARY 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.766 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v5i2.1988

Abstract

ASI Eksklusif sangat penting untuk diberikan kepada bayi sebab ASI merupakan salah satu cara untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Pemberian ASI Eksklusif dapat menekan AKB dan mengurangi 30.000 kematian bayi di Indonesia serta 10 juta kematian bayi di dunia. Peran Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dalam implementasi program pemberian ASI Eksklusif menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan X Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, disain penelitian Rapid Assesment Procedure (RAP). Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam (WM) kepada kepala puskesmas, pemegang program gizi, pemegang program KIA, dan kader posyandu. Selain itu, dilakukan dengan diskusi kelompok terarah (DKT) kepada Ibu ASI Eksklusif dan Ibu Tidak ASI Eksklusif. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur komunikasi masih belum optimal terutama dari sosialisasi dan penerimaan informasi, sedangkan untuk unsur sumber daya, struktur birokrasi, dan disposisi sudah diimplementasikan dengan baik dan terintegrasi antar semua sektor baik internal maupun eksternal.
Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan Pengobatan pada Pasien Tuberculosis : Literature Review: Family Support for Medication Compliance in Tuberculosis Patients : Literature Review Queen Nazhofah; Ella Nurlaella Hadi
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 5 No. 6: JUNE 2022 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.245 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v5i6.2338

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyebab utama terjadinya morbiditas dan mortalitas di dunia. Sebagian besar estimasi insiden TBC pada tahun 2019 pasien TB paru sebanyak 7,1 juta dan mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi 5,8 juta kasus TB. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa faktor sosial dan motivasi keluarga, secara signifikan mempengaruhi kepatuhan berobat pasien. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan Sistematic Review dengan menggunakan metode PRISMA dengan menganalisis jurnal antara tahun 2017 hingga 2021. Pencarian jurnal dilakukan pada tiga database Elsevier (scopus), Scince Direct , Google Scholar. Hasil: Sebanyak 14 artikel tidak disertakan karena tidak relevan dengan topic yang akan dibahas sehingga tersisa 10 artikel yang relevan membahas tentang dukungan keluarga terhadap kepatuhan pasien TBC. Kesimpulan: Sebagian besar artikel menyebutkan bahwa, dukungan keluarga berperan dalam kepatuhan berobat pasien TB paru yang berdampak terhadap kesembuhan pasien.
STIGMA MASYARAKAT TERHADAP PENYINTAS COVID-19 DI KECAMATAN DUREN SAWIT, JAKARTA TIMUR Risa Laras Wati; Ella Nurlaella Hadi
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.2503

Abstract

Wabah COVID-19 yang belum berakhir mengakibatkan berbagai informasi yang tersedia saat ini ditanggapi dengan beragam respon, sehingga berkembang berbagai stigma publik. Disinformasi mengakibatkan kewaspadaan, kecemasan, dan ketakutan berlebihan yang tidak diimbangi dengan empati dan simpati terhadap korban. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis stigma masyarakat terhadap penyintas COVID-19 di Kecamatan Duren Sawit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada penyintas COVID-19, keluarganya dan masyarakat yang merupakan tetangga dari penyintas. Terjadi stigma negatif yang diberikan oleh masyarakat baik kepada penyintas maupun keluarga penyintas COVID-19 di Kecamatan Duren Sawit. Untuk itu, diperlukan peranan pemerintah, praktisi kesehatan, dan tokoh masyarakat dalam memberikan edukasi terkait COVID-19 agar masyarakat tetap mendukung dan tidak memberi stigma negatif kepada penyintas.