Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PERAN COUNTRY OF ORIGIN PADA PEMBENTUKAN BRAND EQUITY Ariningsih, Endah Pri; Ekowati, Titin; Budiyanto, Budiyanto
Jurnal Analisis Bisnis Ekonomi Vol 17 No 1 (2019): Volume 17, Nomor 1, April 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.323 KB) | DOI: 10.31603/bisnisekonomi.v17i1.2739

Abstract

Various variations mobile phone brands that enter the Indonesian market, consumers provides many alternatives to choose the products that best suit their needs. But on the other hand it can make consumers experience difficulties in making choices on the products they will buy. Marketers must be observant to see exactly what makes consumers interested in making purchases on handphone products. At present there are many mobile brands from China that have entered Indonesia and are in great demand by consumers in our country. Even though many years ago many considered Chinese-made products to be of poor quality In this study the researcher wanted to know how the role of the country of origin to be treated using three different countries using the COM difference was seen as the impact on the brand equity of the product. Research will be conducted using experimental design using 6 factors. The analysis tool that will be used in this study is different testing using One Ways ANOVA. The results showed that there were only one of the six groups which proved to be significantly different between before and after the treatment. While the results of testing the impact of providing information proved that COO had an effect on brand equity for two products.
PENGELOLAAN SERVICE QUALITY : DAMPAKNYA TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION Ekowati, Titin
Fokus Ekonomi Vol 5 No 3 (2006): VOL. 5 NO. 3 DESEMBER TAHUN 2006
Publisher : Fokus Ekonomi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.454 KB)

Abstract

Focus on customer ( customer oriented) through excellent service will be effective to retain customer. Informations, critics and suggests from customer should be responsed  quickly. So customer not switching to competitor’s  products. Strategy to retain the customer can build with the best service quality manage and this condition will be impact to the customer than create customer satisfaction. At the moment customer satisfaction represent norm obliged to given by every organization. Besides, reseach proves that satisfaction unable to guarantee the happening of customer loyalty. Manager should be create customer delight, not only customer satisfaction but also customer delight. Because the empirical research show that the relationship between satisfaction and loyalty have low corelation or not significant relationship. Only the customer delight can create the loyalty of the customer to the company.Keywords  : Service Quality, Customer Satisfaction, Customer Delight, Loyalty
STUDI FENOMENOLOGI PEMBENTUKAN BRAND IMAGE “LIFEBUOY” DALAM PERSEPSI KONSUMEN Titin Ekowati; Intan Puspitasari; Fitri Rahmawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 17, No 1 (2021): SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/sjmb.v17i1.6822

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk brand images “Lifebuoy” dalam persepsi konsumen. Penelitian ini menggunakan desain penelitian fenomenologi. Peneliti mewawancarai 10 orang responden pengguna produk Lifebuoy untuk menggali data. Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang datang dari kesadaran atau cara kita memahami sebuah obyek atau peristiwa melalui pengalaman sadar tentang obyek atau peristiwa tersebut. Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah obyek, peristiwa, atau kondisi dalam persepsi seseorang, sehingga bersifat subyektif. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua pengguna produk lifebuoy yang menjadi responden penelitian cenderung melakukan proses berpikir dan memainkan perasaan ketika mereka melihat atau mendengar merek atau iklan Lifebuoy sehingga memunculkan  citra merek (brand image). Hasil penelitian dengan menggunakan stimulus logo, kemasan, iklan, pengalaman dan motivasi konsumen  ternyata dapat menggali informasi dari responden bahwa hal-hal tersebut mampu mempengaruhi pikiran dan perasaan responden terkait produk Lifebuoy. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa stimulus seperti logo, kemasan, iklan dapat membentuk citra merek Lifebuoy sebagai produk  sabun kesehatan keluarga  berdasarkan pikiran dan perasaan responden.Key Words :  Brand Images, Persepsi, Fenomenologi, Sabun Kesehatan Keluarga
RESPON KONSUMEN TERHADAP TEMA KEKHAWATIRAN PADA BEBERAPA IKLAN PRODUK CONSUMERS GOODS Titin Ekowati; Endah Pri Ariningsih; Budiyanto Budiyanto
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 14, No 1 (2018): SEGMEN - Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.716 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v14i1.4762

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis respon konsumen terhadap tema kekhawatiran pada iklan produk aqua, shampo clear, tolak angin dan sabun lifebuoy dan menganalisis tindakan konsumen setelah melihat stimuli kekhawatiran dalam tayangan iklan produk aqua, shampo clear, tolak angin dan sabun lifebuoy. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, lebih spesifik lagi penelitian ini menggunakan desain penelitian fenomenologi. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menjelaskan dan memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya persepsi, motivasi, tindakan dengan cara dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan tentang fenomena konsumen dalam merespon beberapa iklan produk consumers goods. Hasil penelitian ini menunjukkan stimuli kekhawatiran dalam iklan aqua, shampho clear,tolak angin dan sabun lifebuoy sudah dapat mempengaruhi konsumen untuk mengikuti pesan iklan dan melakukan tindakan pembelian Key Words: Iklan, Tema Kekhawatiran, Fenomenologi, Consumers Goods
MAKNA IKLAN TELEVISI “TEH SARI WANGI” DENGAN STUDI FENOMENOLOGI PADA PEMIRSA TELEVISI DI PURWOREJO Titin Ekowati; Endah Pri Ariningsih; Esti Margiyanti Utami
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 16, No 3 (2020): SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.041 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v16i3.6508

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemirsa televisi dalam memaknai tayangan iklan teh sari wangi dan menganalisis pemirsa televisi dalam mengasosasikan makna iklan teh sari wangi sebagai penguatan brands images dalam konteks budaya lokal.Penelitian ini menggunakan desain penelitian fenomenologi. Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang datang dari kesadaran atau cara kita memahami sebuah obyek atau peristiwa melalui pengalaman sadar tentang obyek atau peristiwa tersebut. Sebuah fenomena adalah penampilan sebuah obyek, peristiwa, atau kondisi dalam persepsi seseorang, sehingga bersifat subyektif. Tugas utama analisis fenomenologis adalah merekonstruksi dunia kehidupan manusia “sebenarnya” dalam bentuk yang mereka alami sendiri. Realitas dunia tersebut bersifat intersubyektif dalam arti bahwa sebagai anggota masyarakat berbagi persepsi dasar mengenai dunia yang mereka internalisasikan melalui sosialisasi  memungkinkan mereka melakukan interaksi atau komunikasi. Iklan teh sari wangi dimaknai sebagai kebersamaan, kehangatan, dan keharmonisan dalam sebuah keluarga dengan minum teh bareng. Fenomena minum teh bareng tersebut dapat menciptakan kehangatan dan keharmonisan dalam keluarga karena akan terjadi proses komunikasi dari hati ke hati. Kondisi ini sesuai dengan gagasan fenomenologi Schutz tentang makna dan bagaimana makna membentuk struktur sosial. Jika orde dasar dari masyarakat adalah dunia sehari-hari, makna dasar bagi pengertian manusia adalah common sense (akal sehat) yang terbentuk dalam percakapan sehari-hari. Secara definitif, common sense adalah pengetahuan yang ada pada setiap orang dewasa yang sadar. Pengetahuan ini sebagian besar tidak berasal dari penemuan sendiri, tetapi diturunkan secara sosial dari orang-orang sebelumnya. Konsep yang diangkat dalam tayangan iklan teh sari wangi adalah budaya “ngumpul bareng keluaga atau kebersamaan dalam keluarga”. Sehingga dapat dikatakan bahwa responden mengasosiasikan makna iklan teh sari wangi sebagai penguatan brands images dalam konteks budaya lokal. Kata Kunci: Teh Sari Wangi, Makna Iklan, Fenomenologi, Brand Images 
ANALISIS PERILAKU MENGHINDARI IKLAN PADA PEMIRSA TELEVISI DI PURWOREJO Titin Ekowati; Wijayanti Wijayanti; Fitri Rahmawati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 16, No 1 (2020): SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.459 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v16i1.6117

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola-pola perilaku menghindari iklan bagi pemirsa televisi ketika mereka sedang menonton sebuah acara di televisi.  Penelitian ini menggunakan desain fenomenological research. Responden dalam penelitian ini adalah pemirsa televisi yang ada di kota purworejo yang pernah melihat tayangan iklan teh sariwangi. Peneliti ini mengambil sebanyak 10 orang responden untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kecenderungan untuk melakukan perilaku menghindari iklan dengan berbagai cara yaitu dengan zapping, zipping, grazing, partial avoiding, total avoiding, positive belief toward TV Advertizing dan negatif belief toward TV Advertizing. Perilaku menghindari iklan tersebut muncul karena dipicu oleh faktor menguatnya orientasi masa lalu yang mengindikasikan bahwa individu lebih beranggapan iklan di televisi berdampak negatif untuk berbuat konsumtif dan materialis. Faktor yang lain adalah munculnya keyakinan negatif terhadap iklan televisi karena iklan hanya akan menimbulkan perilaku konsumtif dan materalis dan hidup dalam fantasi. Kata Kunci : zapping, zipping, grazing, partial avoiding ataupun total avoiding, positive belief towardTV Advertizing dan negatif belief toward TV Advertizing
ANALISIS GAYA HIDUP KONSUMEN REMAJA DI KOTA PURWOREJO Titin Ekowati; Intan Puspitasari
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 10, No 1 (2014): SEGMEN - Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.868 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v10i1.1057

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya hidup remaja dengan melihat cara hidup mereka yang diidentifikasikan oleh bagaimana mereka menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitarnya (pendapat). Penelitian ini bersifat kualitatif, dimana data diperoleh  melalui proses yaitu pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan atau sesudah meninggalkan lapangan. Sebelum dilakukan analisis, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan cara trianggulasi sumber data, pengumpul data, metode pengumpulan data, teori, memperpanjang waktu observasi, dan melakukan pengamatan secara terus-menerus serta melakukan konfirmasi ulang hasil wawancar. Kemudian Analisis data dan penafsiran data secepatnya harus dilakukan oleh peneliti sehingga data tidak menjadi kadaluarsa. Selanjutnya peneliti pelu mendalami kajian literatur untuk mengkonfirmasi teori dengan temuan-temuan di lapangan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa ada kecenderungan remaja di Purworejo mempunyai aktivitas yang tidak begitu padat, biasanya mereka berstatus mahasiswa dan ada beberapa yang mengikuti keanggotaan komunitas. Mereka cendeung melakukan aktivitas belanja sesuai dengan kebutuhannya saja, sehingga jarang diantara mereka yang masuk dalam kelompok pecandu belanja (shoppaholic). Mereka cenderung menyukai hal-hal yang bersifat alami misalnya terkait dengan selera mereka tentang kuliner atau tempat –tempat rekreasi. Mereka  mempunyai wawasan yang cukup luas karena mereka rata-rata adalah mahasiswa dan ada beberapa diantara mereka yang mempunyai pemahaman yang cukup bagus tentang masalah budaya. Kata-kata kunci: aktivitas, ketertarikan dan pendapat
KECENDERUNGAN BERPERILAKU KONSUMTIF: DITINJAU DARI NEED FOR CONFORMITY DAN SOCIAL CLASS Titin Ekowati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis No 1 (2005): Jurnal Manajemen & Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/sjmb.v0i1.129

Abstract

Perilaku Konsumtif merupakan  salah satu tahap yang  mementukan dalam perilaku pembelian. Minat membeli timbul secara psikologis, wajar dan tidak dipaksakan karena adanya perasaan senang terhadap  suatu produk. Minat pembeli tentunya berbeda-beda dalam tiap-tiap individu karena dipengaruhi  oleh berbagai factor yang bersifat eksternal dan internal. Diantara factor tersebut adalah factor need for conformity dan social class.kedua  factor ini, need for conformity (kebutuhan untuk penyesuaian  dengan kelompok) dan social class( kelompok orang yang sama dalam perilaku konsumsinya berdasarkan posisi ekonomi mereka dipasar), sangat berpengaruh  terhadap pola pembelian. Kata kunci :perilaku konsumtif, need for conformity, social class
TANGGAPAN IBU TERHADAP PERMINTAAN PEMBELIAN OLEH ANAK Titin Ekowati; Endah Pri Ariningsih
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol 10, No 2 (2014): SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.995 KB) | DOI: 10.37729/sjmb.v10i2.5981

Abstract

Memahami perilaku konsumen sangat penting dilakukan agar produsen dapat menentukan strategi pemasaran yang paling tepat sehingga produk yang ditawarkan dapat menghasilkan keuntungan secara berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses ibu menanggapi permintaan pembelian anak dan menganalisis peran ibu dalam sosialisasi anak sebagai konsumen. Penelitian bersifat eksploratori dengan responden dosen-dosen di Universitas Muhammadiyah Purworejo yang memiliki anak berusia 3 sampai 7 tahun. Penelitian menunjukkan ada tiga kelompok orang tua yaitu Authoritarian parent atau orang tua yang otoriter, democratic parent atau orang tua yang selalu melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan pembelian dengan mengajak mereka berdiskusi terlebih dahulu, dan permissive parent atau orang tua yang selalu mengijinkan segala permintaan anak. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian perilaku pembelian anak karena ada peran ibu yang berfungsi sebagai pembuat keputusan akhir dan anak sebagai agen pembelian. Key Words: Authoritarian parent, democratic parent, permissive parent
COMPULSIVE BUYING : TINJAUAN PEMASAR DAN PSIKOLOG Titin Ekowati
SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis No 1 (2009): J u r n a l M a n a j e m e n & B i s n i s
Publisher : FE Program Studi Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/sjmb.v0i1.41

Abstract

The study of consumer behavior that related with individual charachteristic is compulsivebuying. Individual who doing it called compulsive buyer. The condition have related tomarketing and psichologycal science. Based on marketer compulsive buying is favorablecondition and profitable to the company. But based on psycholog the fenomena is notfavorable. Because it create stress condition, depression and financial distress forindividual.Key word : Compulsive buying, marketer, psicholog