Nofrial .
Prodi Seni Kriya, Fakultas Seni Rupa Dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FINISHING KAYU DARI BAHAN ALAM ., Nofrial
CORAK Volume 1, No.1, Mei 2012
Publisher : CORAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Finishingis thefinal stageofthe workprocess of makingwoodproducts, includingthe provision ofcertain materials, toembellish, visuallyhighlightandprotectthe wood surface. Wood productswouldbemore attractivewhenfinished totheright. Realizean attractiveappearancefinishingsomething veryimportant, therefore there is need fora new discoveryforwoodfinishingmaterials. Herbsasa naturalmaterialpotentialforwoodproductsfinishingmaterials. In addition tofriendlyenvironment,plantsare alsoeasy to obtain. Plantsofvarioustypescan be processed andused as awoodfinishingmaterial, either as abasicdye, a mixture ofdyes, as wellasthe finalfinishing. In these experimentsconducted onturmeric, gum gambier, betel leaves,stickshenna, mangosteenrind, skinjengkol, andinjetforcoloringwood. Throughexperimental research, with thewettechniqueandthe resultsindicatesapgambiersaffroncolor the best, producingthe yellow colorof turmeric, gambierandinjetsapproducesa redcolormaroon. The maximumcoloris producedin addition to thebasicmaterialcontainingpigmentis good, as wellasprecisematerials processingtechniques, as well asabsorptionof thepigmentsare alsogoodtimber. Meanwhile,the colorproducedbybetel leaves, stickshenna, mangosteenrind, skinjengkol, less than the maximum. It isbased on theassumptionof researchersdue tolack/incompatibilityprocessingtechniquessuch materials. Keywords: finishing, wood, naturalmaterials.
UKIRAN AKAR KAYU PULAU BETUNG JAMBI MENUJU INDUSTRI KREATIF Nofrial Nofrial
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 16, No 1 (2014): Ekspresi Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.375 KB) | DOI: 10.26887/ekse.v16i1.60

Abstract

Kerajinan ukiran akar kayu Pulau Betung menggunakan kayu lokal, yang produknya berfungsi untuk perabotan rumah tangga dan cenderamata. Keberadaan kerajinan ukir Pulau Betung dipengaruhi oleh peranan pengrajin, pendidikan, pariwisata, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, serta pasar. Dampak perkembangan seni ukir ini pada masyarakatnya, berupa perubahan mata pencarian sosial dan ekonomi, dari petani menjadi pengrajin ukir. Peningkatan perekonomian, membaiknya fasilitas hidup keluarga. Masyarakat dapat melanjutkan pendidikan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi. Pengembangan industri kreatif seni ukir Pulau Betung melalui kerja sama cendekiawan, bisnis, dan pemerintah (Triple Helix), penggerak lahirnya kreativitas, ide, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hubungan tersebut saling menunjang dengan peran; (1) Cendekiawan, perannya pembentukan insan kreatif dan aktivitas penciptaan produk baru kompetitif, (2) Bisnis, berperan dalam konektivitas dalam rangka ekonomi serta transformasi hasil kreativitas menjadi bernilai ekonomi (pemasaran dan uang), (3) Pemerintah, pemegang kendali mekanisme pemberian program insentif, kendali iklim usaha yang kondusif dan peran edukatif
Pembuatan Alat Ukir dan Duplikator Ukiran Semi Masinal di “4interior” Bukit Surungan Padangpanjang Nofrial, Nofrial
Batoboh Vol 8, No 1 (2023): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v8i1.3673

Abstract

Pengabdian bertujuan melatih pemilik dan karyawan “4interior” di Bukit Surungan Padangpanjang, merancang dan membuat alat ukir dan duplikator ukiran semi masinal. 4interior bergerak dalam pembuatan mebel dan ukiran, serta cenderamata. 4interior berdiri tahun 2015, masih berskala kecil, tetapi mempunyai prospek bagus, karena produk menyesuaikan dengan trend mebel saat ini, baik model klasik maupun minimalis.Proses produksi khususnya pembuatan ukiran masih terkendala tenaga terampil, ukiran masih dibuat secara manual menggunakan pahat ukir. Ketersediaan mesin ukir Computer Numeric Control (CNC) di pasaran dengan harga yang tinggi, belum terjangkau oleh pemilik usaha. Berangkat dari hal tersebutlah dirancang dan dibuat alat yang menyerupai fungsi CNC guna membantu proses pembuatan ukiran.Pengabdian menggunakan metode ceramah, demontrasi dan praktek, serta diskusi. Ceramah menyampaikan pengetahuan secara teknik pembuatan alat. Demonstrasi memberikan keterampilan proses perancangan dan pembuatan alat. Pelatihan ini menghasilkan dua unit alat, terdiri dari alat ukir dan duplikator ukiran semi masinal. Alat dapat berfungsi untuk membuat motif ukiran sederhana beerbasis lingkaran, serta menduplikat ukiran sederhana. Alat juga dapat digunakan untuk menduplikat produk dua atau tiga dimensi. Dengan alat duplikator telah diduplikat motif pilin dan motif itiak pulang patang. Melalui alat ukir telah dibuat motif ukiran garis bentuk dasar lingkaran untuk panel pintu.
EKSPERIMENTAL MEKANIKA GERAK KINCIA PADA KARYA SENI KINETIK Kiram, M Fauzul; Bahrudin, Ahmad; Nofrial, Nofrial
Relief : Journal of Craft Vol 2, No 2 (2023): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v2i2.3752

Abstract

Kincia is one of the cultural products in Minangkabau that functions as a tool for pounding rice by utilizing the power of river water flow. The concept of creation is inspired by traditional technology and cultural values that exist in kincia in Minangkabau, the concept and idea of this creation are realized using the theoretical basis of form, function, aesthetic, and kinetic. The creation of this work goes through several stages, namely exploration, design, and realization In the process of working on this work using craft techniques, namely scroll techniques, lathe techniques, construction techniques and lamination techniques, the materials used in making this work are several types of wood such as Surian wood, jackfruit wood, jelutung wood, and rengas wood. created using a power source from the rotation of the lever which is allowed for direct movement by the audience and some works using a rotating motor such as a dynamo, some works highlight interaction with the audience to provide a different experience that will be felt by the audience. Kincia  adalah salah satu produk kebudayaan di Minangkabau yang berfunfgsi sebagai alat untuk menumbuk padi dengan memanfaatkan tenaga aliran air sungai. Konsep penciptaan ini terinspirasi dari teknologi tradisional dan nilai-nilai budaya yang ada pada kincia di Minangkabau, konsep dan ide penciptaan ini diwujudkan mengunakan landasan teori bentuk, fungsi, estetis, dan kinetic, Penciptaan karya ini melewati beberapa tahapan yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan, dalam proses pengerjaan karya ini memakai teknik kriya yaitu teknik scroll, teknik bubut, teknik kontruksi dan teknik laminasi, bahan yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah  beberapa jenis kayu seperti kayu surian, kayu nangka, kayu jelutung, dan kayu rengas, karya yang di ciptakan mengunakan sumber tenaga dari putaran tuas yang di perbolehkan untuk gerakan langsung oleh penikmat dan beberapa karya menggunakan motor putar sepeti dinamo,  beberapa karya menonjolkan interaksi dengan penikmat untuk memberikan pengalaman berbeda yang akan dirasakan penikmat. 
EKSPRESI CERITA SURAU KESELARASAN KOTO PILIANG PADA KARYA RELIEF LOGAM rahman, abdur; Hendra, Hendra; Nofrial, Nofrial
Relief : Journal of Craft Vol 3, No 2 (2024): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v3i2.2723

Abstract

ABSTRAK Surau mempunyai peranan dan fungsi yang disignifikan dalam kebudayaan Minangkabau. Surau yang menjadi acuan penciptaan karya adalah Surau Lubuk Bauk yang terdapat di Nagari Batipuh, Tanah Datar. Konsep perwujudkan karya bersumber dari Surau keselarasan Koto Piliang dengan mengadirkan cerita yang bersumber dari aktivitas Surau keselarasan Koto Piliang. Cerita yang diwujudkan pada relief logam, berupa kegiatan yang terdapat pada Surau tua Lubuk Bauk, seperti mengaji, beladiri, dan gotong-royong. Metode penciptaan karya relief melalui tahapan eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Penggarapan karya menggunakan teori, diantaranya bentuk, estetika, fungsi, dan ekspresi. Penggarapan karya menggunakan bahan plat alumunium dan tembaga dengan teknik tatah. Hasil karya relief logam berjumlah lima buah dengan judul yaitu: Mambangun Surau, Mangaji, Basilek I, Basilek II, Basilek III, Judul yang tercipta merupakan gambaran nilai-nilai yang terdapat pada masyarakat Minangkabau diantaranya belajar membaca Al-Qur’an, gotong-royong, dan  pengendalian diri serta bela diri. Kata kunci: Ekspresi , Cerita Surau keselarasan Koto Piliang , dan Relief logam.
KAJIAN BENTUK, FUNGSI DAN KREATIVITAS RUMAH RAJUT SYAFIR KOTO LAWEH Hendra, Hendra; Harissman, Harissman; Nofrial, Nofrial; Ferawati, Ferawati; Zam, Riswel
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.28909

Abstract

The hand-knitting craft "Shafir Knitting Home" located in Nagari Koto Laweh, X Koto District Tanah Datar. This craftbusiness was started in 2016 and produces a variety of knitted products. The products that made have a variety of shapes and functions. This study aims to influence the existence of the Syafir Knitting House for the development of West Sumatra knitting crafts. Along with the times and changes in people's tastes, Syafir's Knitting House also always strives to improve the quality and quantity of the products it produces. To review more about the products produced, an approach is used using the theory of form and function so that it can be analyzed regarding the diversity of product forms and functions. The data was obtained using a qualitative approach to obtain a variety of information regarding the shape and function of the products produced. The products produced are in the form of simple accessories such as bracelets, small dolls, tissue holders and others. However, as time goes by, the products produced are also increasingly diverse, such as knitted jackets, knitted bags with Minangkabau motifs and wall hangings and this is of course Syafir's Knitting house's response to market tastes. To analyze the product that produced, Clive Bell's form theory and function theory proposed by Feldman are used. The results of the data analysis in the field can be seen how the character forms, functions and creativity of the craftsmen at Syafir's Knitting house. From this analysis it can be concluded that Syafir's knitting craft is transformed into products that adapt to the needs of the community.Keywords: syafirknitting, shape, function, creativity. AbstrakKerajinan rajut tangan “Rumah Rajut Syafir”, merupakan sentra kerajinan rajut yang berada di Nagari Koto Laweh Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Usaha yang dirintis tahun 2016 dan menghasilkan beragam produk rajutan. Produk yang dihasilkan memiliki keberagaman bentuk dan fungsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keberadaan Rumah Rajut Syafir bagi perkembangan kriya rajut Sumatera Barat. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan selera masyarakat, Rumah Rajut Syafir juga selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Untuk mengulas lebih jauh mengenai produk yang dihasilkan, maka digunakan pendekatan dengan menggunakan teori bentuk dan fungsi sehingga dapat dianalisa mengenai keberagaman bentuk dan fungsi produk. Data diperoleh dengan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan beragam informasi terkait bentuk dan fungsi produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan berupa aksesoris sederhana seperti gelang, boneka kecil, tempat tisu dan lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, produk yang dihasilkan juga semakin beragam seperti jaket rajut, tas rajut dengan motif khas Minangkabau dan hiasan dinding dan hal ini tentunya merupakan  respon rumah Rajut Syafir terhadap selera pasar. Untuk menganalisis produk yang dihasilkan maka digunakan teori bentuk Clive bell dan teori fungsi yang dikemukakan oleh Feldman. Hasil dari analisis data di lapangan dapat dilihat bagaimana karakter bentuk, fungsi dan kreativitas dari pengrajin di rumah Rajut Syafir. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajinan Rajut Syafir bertransformasi menghasilkan produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.Kata Kunci: rajut syafir, bentuk, fungsi, kreativitas. Authors:Hendra : Institut Seni Indonesia PadangpanjangHarissman : Institut Seni Indonesia PadangpanjangNofrial : Institut Seni Indonesia PadangpanjangFerawati : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRiswel Zam : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Ardianti, S. R., & Affanti, T. B. (2021). Pemanfaatan Teknik Tapestri Pada Rompi Dengan Bahan Renda. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 487-494. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28231.Feldman, E. B. (1967). Art As Image And Idea. England: Prentice Hall Inc Englewood Cliffs.Ferawati, F., Hendra, H., & Akmal, A. (2021).PELATIHAN RAJUT UNTUK SOUVENIR DI DESA WISATA KUBU GADANG. Batoboh: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(2), 178-189. http://dx.doi.org/10.26887/bt.v6i2.2061.Gie, T. L. (2004). Filsafat Keindahan. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.Gustami, S. (2003). Metode Pendekatan dalam Kajian Seni. Rupa. Yogyakarta: UPT UNNES PRESS.Hanafi, H., Suryanti, S., & Hendra, H. (2020). Kerajinan Rajut Sebagai Produk Cendramata Di Nagari Tuo Pariangan. Jurnal Abdimas Mandiri, 4(1), 35–41. https://doi.org/10.36982/jam.v4i1.1043.Hendra, H. (2018). Eksistensi Kerajinan Perak Koto Gadang Sumatera Barat. Corak, 7(2), 149–162. https://doi.org/10.24821/corak.v7i2.2680.Hendra, H., & Agustin, D. (2022). Eksistensi Tenun Songket Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 11(1), 202-211. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.28908.Hendra, H., & Sari, Y. K. (2021). Karakteristik Motif Sulaman Selendang Koto Gadang Sumatera Barat. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(2), 396-406. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.27776.Hendra, I. Q. (2020). Pelatihan Desain Gerabah Dengan Teknik Batik DI SMKN1 Kecamatan Luak Kabupaten 50 Kota. Batoboh, 5(2), 124-138. https://doi.org/10.26887/bt.v5i2.1296.Homby, A. J. C. (1995). Oxford Advance Learners 5th Edition. England: Oxford University Press.Kamal, M. N. (2020). Kerajinan Perak Tinjauan Pada Proses Dan Makna Simbolis Ornamen Di Home Industry Di Koto Gadang. Gorga : Jurnal Seni Rupa,9(2),409-418. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.21229.Kartika, Darsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern (pertama). Bandung:  Rekayasa Sains.Koentjaraningrat, K. (1967). Pengantar Ilmu Antropologi. Bandung: Aksara Baru.Nawawi, H. (1990). Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Rachmawati, Y. dan E. K. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak Kanak. Depdikbud. Jakarta: Prenanda Media Grup.Soedarsono, R. (1999). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan Dan Seni Rupa. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.Stenberg, R. J., Kaufman J.C., & P. J. E. (2002). The Creativity. Psychology Press.
Innovation of Batik Cap Canting: Wooden Material with Scroll Technique, Traditional Minangkabau Ornaments Nofrial, Nofrial; Sundari, Sri; Syahrul, Syahrul
Melayu Arts and Performance Journal Vol 7, No 2 (2024): Melayu Arts and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v7i2.3972

Abstract

Batik cap salah satu teknik pembuatan batik, prosesnya lebih cepat dan presisi pola motifnya. Menggunakan alat yang dinamakan canting cap. Selama ini canting cap dominan dibuat dari plat tembaga, yang proses pembuatannya rumit, lama dan harganya mahal. Sehingga kurang cocok untuk produksi batik yang terbatas. Di sisi lain batik di Sumatera Barat mulai memperlihatkan perkembangan menggembirakan, Sumatera Barat mempunyai potensi sangat besar untuk pengembangan batik. termasuk belum maksimalnya pemanfaatan ornamen Minangkabau sebagai motif batik.Pengembangan alat canting cap dan motif batik dilakukan guna menjawab berbagai persoalan terkait pengembangan batik khas di Sumatera Barat. Dengan metode eksperimen dan pengembangan dilakukan inovasi pembuatan canting cap dari bahan kayu, serta pengembangan ornamen tradisional Minangkabau menjadi motif batik. Ada dua strategi inovasi yang dilakukan, pertama inovasi alat canting cap yang dibuat dari bahan kayu dengan teknik scroll. Kedua inovasi motif batik, mengembangkan ornamen tradisional Minangkabau menjadi motif batik.Dalam penelitian telah dibuat canting cap dari kayu surian dan mersawa dengan teknik scroll sebanyak tiga belas buah. Pengembangan oranamen tradisional Minangkabau, berupa motif bidang besar empat buah, motif bidang sedang lima buah dan motif bidang kecil empat buah. Canting cap bahan kayu tersebut telah diujicobakan pengecapannya pada media kain.
SONGKET NAGARI UNGGAN KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI Yondra, Nofri; nofrial, nofrial; Rahmi, Hijratur
Relief : Journal of Craft Vol 3, No 3 (2024): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v3i3.4917

Abstract

The research conducted in Nagari Unggan aims to describe the form of motifs and product forms produced by songket craftsmen, as well as to find out what the functions of Nagari Unggan songket are. The theory used in this study is the theory of form, function, songket, motifs, clothing and products, while the method used in this study is qualitative, data collection is carried out by observation, documentation and interviews. Songket Unggan has 30 motifs that are typical of the area, 15 motifs are very popular in the market, namely the Unggan thousand hills, lansek manih, tampuak manggi, cantik manis, cemara, lotus, chain, kelok lontiak, itiak pulang patang, makota, bintang, rangkiang, rumah gadang, pucuak rebung and pintuek motifs. Songket Nagari Unggan also uses other regional motifs, namely motifs from Pandai Sikek, Halaban and Silungkang. Products produced by songket craftsmen in Nagari Unggan include Koko shirts, skirts or kodek, kuruang shirts or tunics, gamis shirts, jackets, tingkuluak, shawls, scarves, deta, outer, shirts, wallets, bucket hats, peci, bags, and household items such as tablecloths. The function of songket in Nagari Unggan is used for traditional events, and parties, and also used as everyday clothing.
Bentuk Kencung Beruk sebagai Ornamentasi pada Tas Kulit Syaputra, Opni; Zam, Riswel; Nofrial, Nofrial
Relief : Journal of Craft Vol 3, No 1 (2023): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v3i1.3052

Abstract

Kencung beruk merupakan tumbuhan liar yang memiliki bunga berbentuk kantong yang unik. Tumbuhan ini sumber inspirasi penciptaan karya berupa tas kulit yang dilahirkan berfungsi sebagai tas santai dan tas ransel. Metode yang digunakan dalam proses penciptaan sebagai berikut: tahap eksplorasi yaitu melakukan pengamatan atau observasi langsung pada tumbuhang kencung beruk yang dijadikan sebgai motif hias pada karya yang telah diciptakan dan tahap perancangan yaitu diawali dengang menuangkan ide dalam bentuk sketsa maupun desain. Adapun tahap perwujudan dalam proses sebuah karya yang pertama memilih sketsa yang sesuai dengan kosnep, membuat gambar kerja, mempersiapkan alat dan bahan, mengolah bahan, proses penggarapan karya sesuai hingga proses finishing. Konsep yang digunakan dalam karya ini adalah bentuk Kencung beruk dan dijadikan sebagai motif dalam pembuatan karya ini. Bahan yang digunakan dalam karya ini adalah kulit samak nabati, Kulit Crazy horse (samak krom), dan teknik yang dipakai dalam karya ini adalah teknik jahit manual dan jahit mesin. Hasil karya terdiri daritujuh buah karya yang dibuat dalam bentuk tas ransel tas ransel santai pria dan tas salempang. Adapun karya-karya tersebut diberi judul: Bagpack Pria, Tas Ransel Santai Pria, Tas Santai Pria, Tas Traveling Pria, Tas Salempang Pria, Tas Ransel Pria, Tas Santai Pria. Kata Kunci: Kencung beruk dan Tas Kulit
KREASI MOTIF KUCIANG LALOK PADA TAS WANITA Wahyuni, Dini; Ferawati, Ferawati; nofrial, Nofrial
Relief : Journal of Craft Vol 3, No 3 (2024): Relief: Journal of Craft
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/relief.v3i3.4914

Abstract

The kuciang lalok motif is one of the motifs found in the Rumah Gadang which is placed in the singok part of the Rumah Gadang. The kuciang lalok motif was created by taking part of the kuciang lalok motif and arranging it in a regular plane pattern. The method for creating works goes through three stages. The stages are exploration, design and realization. The exploration stage is looking for reference ideas directly or through literature study, the design stage is pouring ideas into several sketches. Then, the sketches are selected and made into a design, and the design chosen is realized into a work using felt inlay and sewing techniques. The form of realized leather women's bags are handbags, sling bags, shoulder bags and backpacks.