Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Konflik Psikologis Tokoh Utama dalam Novel Budak Teuneung Karya Samsoedi Alamsyah, Zulfikar; Kosasih, Dede
LOKABASA Vol 11, No 1 (2020): Vol. 11 No. 1, April 2020
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v11i1.25203

Abstract

This research is based on psychological conflict experienced by children when experiencing fatherless. This case is reflected in a children's literary work with the title Budak Teuneung by Samsoedi. The purpose of this study is to describe the facts of the story, the characteristics of the main character, and the forms of psychological conflict that occur in children who experience fatherless and its causes and consequences. The method in this study is a descriptive method of reading and note-taking techniques to describe the facts of the story, the character of the main character, the psychological conflict of the main character, and their causes and consequences. The results of this study include three things, the first is the facts of the story and theme. The facts of the story include the characters, plot, and setting. The theme of this novel is orphans who have the courage to uphold the truth. The protagonist in this novel is Warji, while the main antagonist is Utun. The plot in this novel is a forward plot with 23 place settings, 7 time settings, and 5 socio-cultural backgrounds. Second, the main character of this novel is included in the character of the formal operational stage children with 11 characteristics. Third, psychological conflicts experienced by the main characters are four kinds, one of  the most dominant is approach-avoidance conflict with eight causative factors and six effects experienced. In conclusion, the facts of the story in this novel are mutually sustainable. The main character in this novel is at the formal operational stage. Then, aproach-avoidance conflict is more dominant experienced by the main character after experiencing fatherless. This indicates that the fatherless effect does not have much effect on Warji because he still has a mother figure who always educates and helps him. AbstrakPenelitian ini didasari oleh konflik psikologis yang dialami anak yang ditinggalkan ayahnya (yatim). Kasus ini tercermin dalam sebuah karya sastra anak dengan judul Budak Teuneung karya Samsoedi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fakta cerita, karakteristik tokoh utama, dan bentuk konflik psikologis yang terjadi pada anak yatim beserta sebab dan akibatnya. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik membaca dan mencatat untuk mendeskripsikan fakta cerita, karakter tokoh utama, konflik psikologis tokoh utama, beserta sebab dan akibatnya. Hasil dari penelitian ini meliputi tiga hal, yang pertama adalah  fakta cerita dan tema. Fakta cerita tersebut meliputi tokoh, alur, dan latar. Tema novel ini adalah anak yatim yang memiliki keberanian untuk menegakkan kebenaran. Tokoh protagonis dalam novel ini yaitu Warji, sedangkan tokoh antagonis utamanya adalah Utun. Alur dalam novel ini adalah alur maju dengan 23 latar tempat, 7 latar waktu, dan 5 latar sosial budaya. Kedua, tokoh utama novel ini termasuk kedalam karakter anak tahapan oprasional formal dengan 11 karakteristik. Ketiga, konflik psikologis yang dialami tokoh utama terdpat empat macam, salah satu yang paling dominan adalah approach-avoidance conflict dengan delapan faktor penyebab dan enam akibat yang dialami. Kesimpulannya, fakta cerita dalam novel ini saling berkesinambungan. Tokoh utama dalam novel ini berada pada tahapan oprasional formal. Lalu, konflik aproach-avoidance lebih dominan dialami oleh tokoh utama setelah ditinggalkan ayahnya. Hal ini menandakan bahwa efek kehilangan sosok ayah tidak begitu banyak berpengaruh terhadap Warji karena ia masih memiliki sosok ibu yang selalu mendidik juga membantunya.
Dekonsruksi Maskulinitas Mainstream dalam Novel The Name of The Game Karya Adelina Ayu Alamsyah, Zulfikar; Adji, Muhamad; Hidayatullah, Mochamad Irfan
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Vol 11, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpbs.v11i3.35785

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendekonstruksi maskulinitas mainstream tersebut yang terdapat di dalam novel The Name of The Game karya Adelina Ayu. Penelitian ini menggunakan teori dan metode dekonstruksi Derida yakni teori yang membahas oposisi biner yang akan menimbulkan gagasan baru di dalam sebuah karya sastra. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik membaca dan mencatat untuk mendapatkan hasil mengenai dekonstruksi maskulinitas mainstream dalam  novel The Name of The Game karya Adelina Ayu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Zio menghadirkan maskulinitas baru yang menggabungkan sisi feminin dengan sisi maskulin yang seimbang. Ada tiga aspek dalam maskulinitas baru yang Zio tampilkan yakni laki-laki yang merawat diri, bebas berekspresi, dan laki-laki yang lemah lembut. Kesimpulannya adalah ketiga aspek maskulinitas baru yang ditampilkan oleh tokoh Zio lewat pribadinya menciptakan maskulinitas yang memadupadankan antara sifat maskulin dan feminin yang seimbang. Lewat kepribadiannya yang unik, Zio menunjukkan bahwasanya laki-laki tidak harus selalu kaku, urakan, dan agresif. Namun laki-laki juga bisa tampil lebih modis, ekspresif, dan penuh kasih sayang saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnyaKata Kunci: Dekonstruksi; Maskulinitas Mainstream; Novel; Teenlit.
The Viewpoints: Determination of Elementary School Teacher’s Preference and Criteria for Selecting Children’s Books Alamsyah, Zulfikar; Damaianti, Vismaia S.; Sunendar, Dadang
MIMBAR PGSD Undiksha Vol. 12 No. 2 (2024): July
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpgsd.v12i2.57670

Abstract

The issue of reading literacy is a frequently discussed topic in the Indonesian education system. However, the main problem does not lie in the literacy activities themselves but rather in the reading materials provided for children. This research aims to analyze how elementary school teachers choose reading materials for their students. It utilizes a qualitative method with a case study approach. Data collection involves observation, interviews, and documentation in four different elementary schools. The primary sources of this research are the interviews and observations conducted with teachers of upper-grade classes (grades 4, 5, and 6). An interesting finding in this research is that elementary school teachers select children's literature based on literary elements and its relevance to the Indonesian language teaching materials. For a more comprehensive explanation, this aspect is further discussed in the article. In conclusion, elementary school teachers choose reading materials based on the intrinsic elements of the work, and there is no comprehensive assessment in the selection process.
Mengintegrasikan Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Sastra dan Budaya Lokal: Temuan dari FGD Kolaboratif UPI–UNDIKSHA Koswara, Dedi; Darajat, Danan; Alamsyah, Zulfikar; Isnendes, Retty; Suherman, Agus
Dimasatra Vol 5, No 1 (2025): April
Publisher : Faculty of Language and Literature Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/dm.v5i1.75630

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru dan dosen pengajar bahasa daerah mengenai implementasi Kurikulum Merdeka dan capaian pembelajarannya, khususnya dalam konteks pembelajaran sastra dan budaya lokal. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sunda Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan dosen Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Bali. Latar belakang kegiatan ini didasari oleh tantangan dalam dunia pendidikan pascapandemi Covid-19, yang menuntut adanya penyesuaian terhadap kurikulum serta penerapan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel, adaptif, dan kontekstual terhadap lingkungan budaya peserta didik. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan mengintegrasikan metode ceramah, diskusi, dan simulasi. Subjek kegiatan difokuskan pada guru bahasa daerah dan dosen pengampu mata kuliah bahasa dan budaya daerah di lingkungan UPI dan Undiksha, serta se-Indonesia. Hasil FGD menunjukkan bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan pemahaman peserta terhadap prinsip-prinsip dasar Kurikulum Merdeka, capaian pembelajarannya, serta strategi integrasi nilai-nilai budaya lokal, seperti budaya Sunda dan Bali, ke dalam proses pembelajaran. Selain memberikan dampak langsung dalam peningkatan kompetensi peserta, kegiatan ini juga menghasilkan sejumlah luaran akademik, di antaranya: (1) artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi, (2) buku hasil kegiatan, (3) artikel populer di media massa, serta (4) pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Temuan dan pengalaman dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model implementatif bagi institusi pendidikan lainnya dalam mengembangkan kurikulum berbasis kearifan lokal secara lebih sistematis dan berkelanjutan.
FGD Kurikulum Merdeka Belajar dan Capaian Pembelajaran Bahasa Daerah bagi Dosen Undiksha Bali Hernawan, Hernawan; Haerudin, Dingding; Santosa, Haris; Widyastuti, Temmy; Alamsyah, Zulfikar
Dimasatra Vol 5, No 1 (2025): April
Publisher : Faculty of Language and Literature Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/dm.v5i1.75639

Abstract

This community service initiative aims to develop the competencies of Balinese local language teachers regarding the Independent Curriculum through a Focus Group Discussion (FGD). This is critically needed due to challenges stemming from comprehensive changes across all sectors, particularly in the post-Covid-19 pandemic era. The activity involved the participation of local language teachers and lecturers from UNDIKSHA Bali a higher education institution producing graduates in Balinese language education. Thus, it is expected that both lecturers and teachers will comprehend the essence of the Independent Curriculum (Kurikulum Merdeka Belajar) within the context of local language subjects. The initiative commenced with problem identification, followed by developing learning outcomes and formulating well-targeted solutions. After the FGD implementation, lecturers and teachers will be able to execute the Independent Curriculum in Balinese language subjects, particularly at the university level, preparing future graduates to skillfully implement it in their respective schools.
Pengoptimalan kemampuan evaluasi guru bahasa indonesia di era 5.0 Mulyati, Yeti; Sastromiharjo, Andoyo; Damaianti, Vismaia S.; Saputra, Dedi; Handayani, Wulan; Mualimah, Eka Nurul; Latif, Abdul; Alamsyah, Zulfikar
Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jp2m.v4i1.19899

Abstract

Pembelajaran adalah hal yang kompleks, oleh karenanya diperlukan kemampuan yang optimal sebagai seorang pendidik. Namun, realitanya masih ada beberapa hal yang menjadi hambatan tersendiri bagi guru salah satunya adalah mengevaluasi suatu pembelajaran. Evaluasi disalah artikan sebagai hasil akhir dari suatu pembelajaran. hal tersebutlah yang menjadi landasan penelitian ini dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu dalam rangka pengoptimalan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkat SMA melalui program pengabdian kepada masyarakat di kabupaten Garut pada era 5.0. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Participatory Action Research (PAR) yang melibatkan guru Bahasa Indonesia yang terhimpun dalam MGMP Se kabupaten Garut. Terdapat tiga tahapan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Pertama, peneliti mengobservasi tentang apa saja yang menjadi hambatan yang dihadapi guru ketika melakukan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah melalui angket. Kedua, pelaksanaan pengoptimalan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkat SMA dengan menghadirkan penyaji yang akan menjelaskan tahapan serta apa saja yang harus dilakukan dalam melakukan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia. Terakhir yaitu analisis hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian. Hasil dari pengabdian ini yaitu mampu memberikan dampak positif terhadap pengoptimalan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia oleh guru di Kabupaten Garut. Guru sudah mengenal tahapan dari setiap evaluasi mulai dari evaluasi awal, evaluasi proses hingga evaluasi akhir. Guru juga lebih mengerti selain mengedepankan aspek kognitif, aspek afektif tidak dapat juga diacuhkan. Penyeimbangan antara kognitif dan afektif adalah cara terbaik agar evaluasi bisa berjalan secara optimal.