Abstrak: Pariwisata berbasis kesehatan masyarakat di Sumatera Utara masih kurang berkembang meskipun potensinya untuk meningkatkan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dukungan publik terhadap pengembangan pariwisata berbasis kesehatan dan potensinya dalam meningkatkan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini mengadopsi desain korelasional. Populasi penelitian 180 peserta, dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan survei skala Likert yang tervalidasi (N=180), yang mengungkapkan dukungan publik yang kuat (skor rerata 4,57-4,58/5) dan korelasi tindakan kebijakan yang signifikan (r hingga 0,83). Kriteria inklusi berusia ≥17 tahun, warga Indonesia. Kriteria eksklusi adalah responden dengan respons kuesioner yang tidak lengkap. SPSS dan korelasi Pearson digunakan untuk menentukan kekuatan dan arah hubungan variabel, dengan signifikansi statistik pada p < 0,05. Hasil menunjukkan konsensus yang kuat di antara responden (N = 180) tentang nilai pariwisata berbasis kesehatan masyarakat untuk pembangunan daerah (M = 4,58 ± 0,77), peningkatan kualitas hidup (M = 4,57 ± 0,69), dan keterlibatan masyarakat (M = 4,58 ± 0,77), dengan variasi respons minimal (SD <0,8) yang menunjukkan dukungan terpadu. Analisis ini mengungkap korelasi yang signifikan secara statistik dan kuat (r = 0,688–0,831, p < 0,05) antara dukungan publik terhadap pariwisata berbasis kesehatan masyarakat dan sikap positif terhadap perencanaan pembangunan daerah di Sumatera Utara. Semua variabel memiliki korelasi yang signifikan secara statistik (nilai p < 0,05) dengan perencanaan daerah. Studi ini menunjukkan korelasi yang signifikan antara dukungan publik dan perencanaan pembangunan daerah di Sumatera Utara. Studi ini memberi wawasan pada pembuat kebijakan yang dapat ditindaklanjuti guna merancang strategi wisata kesehatan yang inklusif di Sumatera Utara, sekaligus memajukan pemahaman akademis tentang pendekatan partisipatif kampus dalam program serupa.Abstract: Public health-based tourism in North Sumatra remains underdeveloped despite its potential to boost local economies and improve community well-being. This study aims to assess public support for developing health-based tourism and its potential to enhance regional development and community well-being. This study adopted a correlational design. The research population comprised 180 participants, selected through purposive sampling. Data were collected using a validated Likert-scale survey (N=180), revealing strong public support (mean scores 4.57-4.58/5) and significant policy-actionable correlations (r up to 0.83). The inclusion criteria were aged ≥17 years, Indonesian citizen. The exclusion criteria were respondents with incomplete questionnaire responses. SPSS and Pearson correlation analysis were used to determine the strength and direction of variable relationships, with statistical significance at p < 0.05. Results show strong consensus among respondents (N=180) on the value of public health-based tourism for regional development (M=4.58±0.77), quality-of-life improvement (M=4.57±0.69), and community involvement (M=4.58±0.77), with minimal response variation (SD<0.8) indicating unified support. The analysis reveals statistically significant, strong correlations (r = 0.688–0.831, p < 0.05) between public support for public health-based tourism and positive attitudes toward regional development planning in North Sumatra. All variables have statistically significant correlations (p-values < 0.05) with regional planning. The study demonstrates significant correlation between public support and regional development planning in North Sumatera. This study provides policymakers with actionable insights for designing inclusive health-tourism strategies in North Sumatra, while advancing academic understanding of participatory approaches of campus economies.