Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) PADA 6 DAERAH TERTINGGAL DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2016 Kyswantoro, Yunita Firdha
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 15, No 2 (2017): JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN
Publisher : Pusat Pengkajian Ekonomi dan Kebijakan Publik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.812 KB) | DOI: 10.22219/jep.v15i2.5359

Abstract

Disadvantaged areas are districts whose areas and communities are less developed when compared to other regions on a national scale. Java Island as the contribution of the highest economic growth in Indonesia in fact accounted for 6 of 122 disadvantaged areas in Indonesia, namely Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kab. Bangkalan, Kab.Sampang, Kab. Pandeglang, Kab. Lebak. One of the criteria of disadvantaged areas is human resources, this can be measured through HDI (Human Development Index). The number of poor people, labor force and GRDP per capita are some factors that are considered to illustrate the influence of HDI in 6 disadvantaged areas. This research used Random Effect Model (REM) panel data regression in 6 disadvantaged areas in Java Island 2010 - 2016. The result of this research, labor force variable has no significant effect to Human Development Index (HDI). While the number of poor and PDRB perkapita have a significant effect on HDI in 6 disadvantaged areas in Java. It is therefore an effective way to accelerate the growth of economic growth in underdeveloped areas related to HDI through the decline of the number of poor people with the creation of labor-intensive jobs which in turn will increase the per capita GDP. Thus, increasing GRDP per capita will increase Human Development Index (HDI) where HDI is one indicator in economic growth of a region.
PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENDUKUNG PARIWISATA SEHAT DI KOTA YOGYAKARTA Amyati, Amyati; Warniningsih; Sri Sularsih Endartiwi; Kyswantoro, Yunita Firdha
Jurnal Jarlit Vol. 19 No. 1 (2023): Peningkatan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata Budaya untuk Keberdayaan Masya
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70154/jid.v19i1.61

Abstract

Latar Belakang: Sampah dapat menimbulkan gangguan sosial ekonomi dan gangguan kesehatan selain menimbulkan pencemaran. Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, satu orang penduduk kota Yogyakarta bisa menghasilkan 0,7kg per hari. Sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) berada di kisaran 270ton sehari. Masyarakat belum melakukan pengelolaan maupun pengolahan sampah secara mandiri. Selama ini warga di Tinalan Prenggan Kotagede Yogyakarta belum melakukan pengelolaan sampah tetapi membuang langsung sampah ke TPS Lapangan Karang Kotagede dan sangat mengganggu pengunjung Lapangan Karang Kotagede yang menjadi salah satu icon pariwisata di Kotagede. Tujuan: melakukan pengelolaan sampah berbasis masyarakat untuk meningkatkan pariwisata sehat di Kota Yogyakarta. Metode: desain penelitian adalah survei. Populasi adalah kepala keluarga di Tinalan, RW03, RW04, dan Prenggan RW05 Prenggan Kotagede Yogyakarta. Jumlah sampel dari penelitian ini adalah 60 KK di Tinalan, RW03, RW04, dan Prenggan RW05 Prenggan Kotagede Yogyakarta. Metode pengambilan data dengan cheklis dan kuesioner. Analisis data mengunakan Uji T- Test. Hasil: jumlah timbulan sampah organik total per 8 hari di RW03 sejumlah 348,374kg, RW04 sejumlah 368,850kg, dan RW05 sejumlah 315,930kg. Jumlah timbulan sampah per orang per hari yaitu RW03 sebanyak 0,484kg, RW04 sebanyak 0,659kg, dan RW05 sebanyak 0,627kg. Neraca sampah organik total yaitu 129,171kg/hari dari seluruh RW, sehingga jumlah total kompos pada penelitian ini adalah 117,752 kg/hari, dengan residu total yang akan dibuang ke TPS 3R sebesar 11,389kg/hari. Berdasarkan hasil uji laboratorium untuk seluruh RW didapatkan hasil parameter Nitrogen, Phosphor, dan Kalium sudah memenuhi syarat menurut SNI 19-7030-2004. Kesimpulan: Pupuk kompos yang dihasilkan sudah memenuhi syarat SNI. Pengelolaan sampah tersebut berbasis masyarakat yang artinya masyarakat penghasil sampah diharapkan berperan serta mengelola sampah yang dihasilkan.
GAMBARAN PENGETAHUAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DAN SIKAP PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA PADA TOKOH MASYARAKAT SERTA KADER KESEHATAN LANSIA DI KELURAHAN WIROBRAJAN YOGYAKARTA: Indonesia Zukhruf Saputri, Ginanjar; Akrom; Dwi Utami; Kyswantoro, Yunita Firdha; Agita, Adinda Puspa; Najelita, Athiyah
Jurnal Jarlit Vol. 19 No. 1 (2023): Peningkatan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata Budaya untuk Keberdayaan Masya
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70154/jid.v19i1.66

Abstract

ABSTRAK Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data 3 dekade terakhir menunjukkan peningkatan kasus PTM sebesar 69% dari 39% pada tahun 2017, berupa penyakit stroke, ischemic haert disease, dan diabetes melitus. Prevalensi kejadian PTM masih cukup tinggi pada populasi lansia. Adanya Posyandu Lansia menjadi salah satu upaya dalam pendampingan dan monitoring kesehatan lansia. Namun demikian pelaksanaan posyandu lansia masih belum bisa secara berkala dan monoton pada beberapa wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan posyandu lansia, mengetahui gambarab pengetahuan tokoh masyarakat maupun kader kesehatan terkait PTM, serta sikap pemanfaatan posyandu lansia di area Wirobrajan Yogyakarta. Penelitian menggunakan mix metode yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif melalui FGD (Forum Group Discussion) bersama tokoh masyarakat dan kader posyandu lansia untuk menggali faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan posyandu lansia. Adapun pendekatan kuantitatif dilakukan dengan wawancara kuisioner terkait pengetahuan PTM dan Sikap pemanfaatan posyandu lansia pada tokoh masyarakat maupun kader kesehatan. Penelitian melibatkan sejumlah 35 responden baik tokoh masyarakat atau kader kesehatan yang memenuhi kriteria inklusi. Rekrutmen berdasarkan informed consent. Pengambilan data wawancara menggunakan kuisioner yang telah dilakukan uji validasi. Analisis data dilakukan menggunakan uji deskriptif untuk menggambarkan variabel pengetahuan serta sikap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh adalah kurangnya perkaderan pada anggota posyandu lansia, partisipasi lansia laki-laki yang masih rendah, variasi materi dalam isian posyandu lansia masih monoton. Adapun gambaran pengetahuan PTM pada kader kesehatan menunjukkan skor lebih tinggi (27,38) dibandingkan tokoh masyarakat (26,64). Sedangkan skor rerata pemanfaatan posyandu pada tokoh masyakarat adalah 48,55 dan kader kesehatan menunjukkan skor 48,50. Kesimpulan yang dapat diambil mayoritas tokoh masyarakat maupun kader kesehatan lansia memiliki tingkat partisipasi yang baik dalam pemanfaatan posyandu lansia, serta pengetahuan yang cukup baik terkait PTM. Namun demikian beberapa hambatan dalam pelaksanaan posyandu lansia perlu dievaluasi untuk kontinuitas kegiatan.
DIGITALISASI INFRASTRUKTUR PEWARTA PROGRAM KAMPUNG SAINS KARANGKAJEN (PEPAK) UNTUK PENGUATAN KAMPUNG WISATA CERDAS YOGYAKARTA Fatimah, Nur; Soviyah; Abbas, Azwar; Azhari, Ahmad; Kyswantoro, Yunita Firdha; Suryanto, Indra
Jurnal Jarlit Vol. 19 No. 1 (2023): Peningkatan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata Budaya untuk Keberdayaan Masya
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70154/jid.v19i1.68

Abstract

Sebagai tujuan wisata edukatif, Kampung Sains Karangkajen (KSK), Kelurahan Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta menjadi tempat belajar sains secara nonformal, menyenangkan dengan potensi warga dan kampung melalui beragam pojok sainsnya. Dengan dukungan warga dan kunjungan wisatawan, KSK menjadi jalan untuk pemberdayaan ekonomi dan mendukung terwujudnya smart city dilihat dari kesiapan warga, sumber daya alam, lingkungan dan kebijakan pemerintah. Akan tetapi masih ada kendala infrastruktur terkait penyebaran informasi KSK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi sebagai bentuk digitalisasi infrastruktur untuk penguatan kampung wisata cerdas. Penelitian ini adalah riset pengembangan dengan model ADDIE (analysis, design, development, implementation, evaluation). Analisis situasi dilakukan pada pengelola KSK sebagai needs analysis melalui wawancara. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dikembangkan infrastruktur digital berupa aplikasi untuk KSK. Produk divalidasi dan mendapat feedback dari ahli dan pengguna. Analisis data kualitatif dibuat sesuai tema penelitian berdasar hasil wawancara, dan masukan ahli melalui isian lembar observasi dan evaluasi produk, sementara data kuantitatif berdasarkan hasil UAT (User Acceptance Test) yang diisi pengguna aplikasi. Penelitian menghasilkan profil KSK, dan aplikasi PEPAK. Fitur utama PEPAK terdiri dari profil KSK, artikel, video, eduekowisata, produk yang dihasilkan KSK dengan warga Karangkajen dan fitur yang mencatat transaksi user dengan KSK. Selanjutnya PEPAK akan mengalami penyesuaian dalam tampilan dan isinya untuk diintegrasikan ke dalam sistem JSS (Jogja Smart Service) Pemerintah Kota Yogyakarta. Produk PEPAK dengan penyesuaian tetap bisa menjadi rujukan tentang kegiatan dan layanan KSK bisa memiliki kemanfaatan dan daya jangkau dan daya saing global.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK BERBASIS KOMUNITAS DI RTHP WARUNGBOTO Nurlaela, Siti Nurlaela; Panicara, Salsadila; Aryati, Rina; Ambarwati, Mbari; Kyswantoro, Yunita Firdha
Jurnal Jarlit Vol. 20 No. 1 (2024): Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Keberlanjutan Pembangunan Kota Yo
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rendahnya kesadaran pengelolaan sampah menjadi problem terbesar saat ini. Pemberdayaan berbasis komunitas menjadi salah satu upaya penting untuk memulai perubahan dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini berupaya menemukan tahapan pengelolaan sampah dan tahapan pemberdayaan yang efektif berbasis komunitas berkelanjutan di kawasan Ruang Terbuka Hijau Kalurahan Warungboto Kemantren Umbulharjo Kota Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan Januari - Juli 2024, pendekatan mix method (kualitatif-kuantitatif) model LFA (Logical Framework Approaach) dan Analisis SWOT. Subyek penelitian semua stake holder yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan sampah, yakni anggota Kelompok Tani Tegal Hijau Lestari sebagai masyarakat yang didampingi, pendamping (Komunitas Great and Green), nasabah sampah organik, dan pemerintah. Metode pengambilan data dengan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan FGD (Focus Group Discussion). Tahapan dalam penglolaan sampah menjadi pupuk adalah: pengumpulan (nasabah menyetorkan sampah organik ke RTH), pemilahan (petugas piket menimbang sampah organik yang masuk), pengolahan (petugas piket memasukkan sampah di tong dan mencampur dengan kotoran hewan, daun kering dan menyemprotkan bioaktivator), penjemuran (menjempur sampah yang sudah matang), pengayakan (petugas piket melakukan pengayakan pupuk yang sudah kering, packaging, pemasaran (pemasaran dilakukan oleh semua anggota melalui media sosial dan ditawarkan secara langsung, pada pengunjung RTH. Selanjutnya, tahapan pemberdayaan dilakukan dengan analisis LFA dan SWOT. Diawali dari pemetaaan potensi dan masalah, pelibatan komunitas, pendampingan oleh local champion, pemberdayaan berbasis bottom up. Pengembangan kegiatan berupa: pertanian perkotaan, hidroponik, budidaya maggot, agrowisata dan pelatihan. Inovas berupa: social inovation (tukar sampah berhadiah) pengembangan medsos (IG, website, aplikasi). Kunci keberlanjutan: keterlibatan aktif masyarakat- pendamping, memberikan kebermanfaatan nyata, dan adanya kerjasama dengan pemerintah, kampus dan swasta.
PROGRAM NGAJENI (NGAJAK INTERGENERASI JADI INSPIRASI) UNTUK PROGRAM POSYANDU LINTAS GENERASI Rohmawati, Zubaida; Indriani; Linawati, Sri Lestari; Fatmawati, Veni; Kyswantoro, Yunita Firdha
Jurnal Jarlit Vol. 20 No. 1 (2024): Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Keberlanjutan Pembangunan Kota Yo
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program NGAJENI dirancang untuk meningkatkan interaksi sosial antara remaja dan lansia di Yogyakarta dengan tujuan memperbaiki pemahaman, sikap, dan kualitas interaksi antar generasi. Latar belakang penelitian ini didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi kesenjangan sosial dan stereotip antara kelompok usia yang berbeda. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan dua kelompok intervensi dan dua kelompok kontrol. Total responden adalah 76 orang, terdiri dari 18 lansia dan 20 remaja di kelompok intervensi, serta 18 lansia dan 17 remaja di kelompok kontrol. Metode penelitian melibatkan sosialisasi, aktivitas fisik, seni, dan permainan yang melibatkan kedua kelompok. Analisis statistik menggunakan uji t untuk membandingkan hasil pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan tentang aging health dan peran sosial, dengan p-value < 0.05 pada kesehatan mental dan hubungan sosial. Remaja mengalami peningkatan empati dan rasa hormat (p-value < 0.05), sedangkan lansia menjadi lebih terbuka terhadap kontribusi remaja (p-value < 0.05). Interaksi sosial antara kedua kelompok juga meningkat. Program NGAJENI terbukti efektif dalam mengubah sikap dan memperkuat hubungan antar generasi. Kesimpulannya, program ini tidak hanya memperbaiki interaksi sosial tetapi juga berfungsi sebagai model yang dapat diterapkan di komunitas lain untuk mempromosikan kohesi sosial dan mengurangi kesenjangan generasi.
Impact of intergenerational community health intervention on adolescents’ views of older adults in Yogyakarta Rohmawati, Zubaida; Indriani, Indriani; Linawati, Sri Lestari; Fatmawati, Veni; Kyswantoro, Yunita Firdha
International Journal of Health Science and Technology Vol. 7 No. 1 (2025): Juli
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/ijhst.v7i1.4281

Abstract

Low adolescent participation hinders the effectiveness of the Youth Integrated Health Post (Posyandu Remaja). This study evaluates the impact of the NGAJENI Program—an intergenerational intervention based on health education, physical activity, and collaborative arts—on adolescents' perceptions of the elderly and the significance and magnitude of these changes. A cluster quasi-experimental design was implemented in two kelurahan of Mergangsan Sub District, Yogyakarta. Thirty-seven adolescents aged 15–24 years were purposively sampled and allocated by cluster to the intervention group (n = 20) or control group (n = 17). The intervention spanned 3 month and comprised six 90-minute sessions. Perception was measured via a validated 12-item Likert scale (score range 12–60; Cronbach’s α = 0.89) at pre- and post-intervention. Within-group changes were examined using paired t-tests, between-group differences in change scores (Δ) with independent t-tests, and effect sizes calculated by Cohen’s d. Baseline demographics were comparable (all p > 0.05). The intervention group’s mean perception score increased from 40.20 ± 4.15 to 47.10 ± 3.80 (Δ = 6.90; paired t = –8.32; p < 0.001; d = 1.73), while the control group’s score rose from 39.85 ± 4.30 to 42.35 ± 4.05 (Δ = 2.50; paired t = –3.12; p = 0.006; d = 0.60). Independent t-test confirmed significantly greater perceptual change in the intervention cohort (t = 3.97; p < 0.001). The NGAJENI program significantly improves adolescents' perceptions of the elderly and strengthens intergenerational solidarity at the Youth Posyandu.