Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Pola Struktur Dan Magang Pada Sistem Manajemen Tangkap Nelayan Muda Di Binuangeun Fauzi, Rian; Adiputra, Dede Kurnia
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol 4, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.269 KB) | DOI: 10.32528/ipteks.v4i2.2459

Abstract

Setiap profesi memiliki sifat regeneratif, pembelajaran dan pelatihan kepada generasi yang lebih muda dengan maksud dan tujuan keberlangsungan sistem profesi/ produksi (dalam hal ini kehidupan nelayan). Apabila terjadi transformasi pengetahuan dan keterampilan yang terstruktur dan tersistematis maka suatu manajemen tangkap nelayan harus diasumsikan sebagai sebuah model pembelajaran learning by doing. Nelayan merupakan orang yang memiliki mata pencaharian ikan di laut. pada profesi nelayan terdapat pendidikan atau proses pemagangan yang menarik pada nelayan muda, dimana terjadinya proses regerasi nelayan melalui pemagangan setelah nelayan muda diberikan arahan dan bimbingan oleh nelayan seniornya. tujuan penelitian ini adalah (a) untuk mengetahui pola struktur pendidikan magang pada nelayan Muda di Binuangeun, (b) Agar dapat mengetahui proses seleksi pemagangan pada nelayan muda di binuangeun, (c) Agar dapat mengetahui sistem manajemen tangkap ikan nelayan muda di binuangeun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui pendekatan kualitatif, untuk melakukan berbagai aktivitas eksplorasi dalam rangka memahami dan menjelaskan masalah -masalah yang menjadi fokus penelitian ini, kemudian pengumpulan berbagai data dan informasi akan dilakukan melalui studi lapangan, observasi, wawancara, dokumentasi sumber- sumber data yang diperlukan. Hasil penelitian ini adalah Pola Struktur bisa diartikan sebagai bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat atau menghasilkan sesuatu. Pola-pola pekerjaan atau magang sebagai nelayan terjadi dengan sendirinya dalam lingkungannya sehingga keterampilan dalam menangkap ikan bisa tumbuh dan berkembang melalui sebuah pengamatan dan latihan. Pola strategi adaptasi untuk kelangsungan hidup seperti aktivitas kesektor pekerjaan magang sebagai nelayan akan terus berputar sekitar akses sumber daya. Salah satu strategi adaptasi yang dapat digunakan oleh nelayan Binuangeun untuk menumbuhkan keterampilannya yang harus melawati Tahapan Nyimbat untuk belajar menjadi seorang nelayan, dan ngabandega merupakan untuk proses tahapan penetapan menjadi nelayan ABK.
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS VI DI SD NEGERI CIPETE 2 KECAMATAN CURUG KOTA SERANG Adiputra, Dede Kurnia
Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi
Publisher : STKIP Setiabudhi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan: (1) hasil belajar antara penggunaan metode inkuiri terbimbing dengan penggunaan metode ceramah di kelas VI pada mata pelajaran IPA, (2) hasil belajar IPA antara siswa keterampilan proses sains tinggi dengan siswa keterampilan proses sains rendah, (3) pengaruh interaksi menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar IPA (4) hasil belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan keterampilan proses sains tinggi dan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dengan keterampilan proses sains tinggi, (5) hasil belajar IPA antara siswa menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan keterampilan proses sains rendah dan siswa yang menggunakan metode ceramah dengan keterampilan proses sains rendah. Hasil penelitian menunjukan bahwa; terdapat perbedaan nilai hasil belajar IPA pada pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri terbimbing lebih tinggi dari nilai hasil belajar IPA pada pembelajaran menggunakan metode ceramah, Fhitung (9,107) > Ftabel (2,15). Ada perbedaan hasil belajar IPA pada siswa dengan keterampilan proses sains tinggi dan keterampilan proses sains rendah. Siswa dengan keterampilan proses sains tinggi memperoleh hasil belajar lebih tinggi dari hasil belajar IPA pada siswa dengan keterampilan proses sains rendah. Fhitung (4,391) > Ftabel (2,15).Terdapat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan keterampilan proses sains terhadap hasil belajar IPA. Fhitung (5,072) > Ftabel (2,15). Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dan tingkat keterampilan proses sains tinggi memperoleh nilai lebih tinggi dari nilai hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode ceramah dan tingkat keterampilan proses sains tinggi, Fhitung (4,695) > Ftabel (3,18). Terdapat perbedaan hasil belajar IPA dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dan tingkat keterampilan proses sains rendah, lebih tinggi dari siswa dengan menggunakan metode ceramah dan tingkat keterampilan proses sains rendah, Fhitung (5,286) < Ftabel (3,18). Dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dan keterampilan proses sains terbukti mampu meningkatkan hasil belajar IPA dikelas VI SD Negeri Cipete 2 Curug Serang. Kata Kunci: Metode Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses Sains, Hasil Belajar.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI CIPETE 2 KOTA SERANG Adiputra, Dede Kurnia; Usmaedi, Usmaedi
Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi
Publisher : STKIP Setiabudhi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This studyaimed to identify andanalyze whether there are differencesin Y (critical thinking skills) between treatments A1(experimental class) and A2(control class). Knowingandanalyzing the effect ofthe interactionbetween theclass variabletr eatment(A) and themoderator variable treatment group(B) of thecritical thinking skillsof students. Knowing and analyzing the differencesin Y (students' critical thinking skills) in the treatmentgroupinthe experimental class(A1 B1) and the treatment groupinthe control class (A2 B2). Knowing and analyzing the differencesin Y (students' critical thinking skills) in the treatment group in the experimental class (A1 B2) and the treatment group in the control class (A2 B2). The method usedisan experimental method to use design treatment by level 2x2. The objectof this study Elementary School students Cipete 2 Serang. The results of this research note thatthere are differences instudents critical thinking skills after the treatmen tby using the model of Problem Based Learning (PBL) and mastery of science conceptsin the experimental classandthe control class, experimental class higher critical thinking skills than the control class. Keywords: Problem Based Learning (PBL), IPA ConceptMastery, and Critical Thinking Skills. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat perbedaan variabel Y (keterampilan berpikir kritis) antara perlakuan A1 (kelas eksperimen) dan A2 (kelas kontrol). Mengetahui dan menganalisis pengaruh interaksi antara variabel kelas perlakuan (A) dan variabel moderator kelompok perlakuan (B) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Mengetahui dan menganalisis perbedaan variabel Y (keterampilan berpikir kritis siswa) pada perlakuan kelompok di kelas eksperimen (A1 B1) dan perlakuan kelompok di kelas kontrol (A2 B2). Mengetahui dan menganalisis perbedaan variabel Y (keterampilan berpikir kritis siswa) pada perlakuan kelompok di kelas eksperimen ( A1 B2) dan perlakuan kelompok di kelas kontrol (A2 B2). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan disain Treatment by level 2 x 2. Objek dari penelitian ini siswa-siswi SD Negeri Cipete 2 Kota Serang. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa setelah adanya perlakuan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan penguasaan konsep IPA pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen lebih tinggi keterampilan berpikir kritisnya dibanding dengan kelas kontrol. Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Penguasaan Konsep IPA, dan Keterampilan Berpikir Kritis.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA MATA PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Adiputra, Dede Kurnia; Heryadi, Yadi
Jurnal Holistika Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPada kegiatan pembelajaran IPA, banyak sekali kegiatan yang mengharuskan siswa berpikir secara kritis, aktif serta kreatif. Pembelajaran yang menarik bagi siswa merupakan suatu yang harus dilakukan agar pembelajaran tersebut lebih bermakna. Dalam menyajikan pembelajaran di kelas guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi dengan menggunakan metode atau dengan strategi saja, tetapi juga guru dituntut untuk menguasai beberapa model pembelajaran. Pada kenyataannya, model yang sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah model klasikal. Model pembelajaran ini sebaiknya harus diubah oleh guru agar proses pembelajaran lebih baik dan bermakna. Peningkatan hasil belajar serta efektivitas pada proses pembelajaran IPA telah dilakukan melalui berbagai upaya, salah satu dari upaya tersebut adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif TGT. Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antar siswa. Sehingga perlu adanya analisis kembali secara keseluruhan dalam sebuah penelitian untuk melihat seberapa besar peningkatan pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar serta bagaimana proses pembelajaran tersebut dilakukan di SD. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis Systematic Literatur Review (SLR). Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT pada mata pelajaran IPA di SD sangat besar. Sehingga model kooperatif TGT sangat direkomendasikan untuk digunakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT, Hasil Belajar, IPA
Pola Struktur Dan Magang Pada Sistem Manajemen Tangkap Nelayan Muda Di Binuangeun Rian Fauzi; Dede Kurnia Adiputra
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol 4, No 2 (2019): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ipteks.v4i2.2459

Abstract

Setiap profesi memiliki sifat regeneratif, pembelajaran dan pelatihan kepada generasi yang lebih muda dengan maksud dan tujuan keberlangsungan sistem profesi/ produksi (dalam hal ini kehidupan nelayan). Apabila terjadi transformasi pengetahuan dan keterampilan yang terstruktur dan tersistematis maka suatu manajemen tangkap nelayan harus diasumsikan sebagai sebuah model pembelajaran learning by doing. Nelayan merupakan orang yang memiliki mata pencaharian ikan di laut. pada profesi nelayan terdapat pendidikan atau proses pemagangan yang menarik pada nelayan muda, dimana terjadinya proses regerasi nelayan melalui pemagangan setelah nelayan muda diberikan arahan dan bimbingan oleh nelayan seniornya. tujuan penelitian ini adalah (a) untuk mengetahui pola struktur pendidikan magang pada nelayan Muda di Binuangeun, (b) Agar dapat mengetahui proses seleksi pemagangan pada nelayan muda di binuangeun, (c) Agar dapat mengetahui sistem manajemen tangkap ikan nelayan muda di binuangeun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah melalui pendekatan kualitatif, untuk melakukan berbagai aktivitas eksplorasi dalam rangka memahami dan menjelaskan masalah -masalah yang menjadi fokus penelitian ini, kemudian pengumpulan berbagai data dan informasi akan dilakukan melalui studi lapangan, observasi, wawancara, dokumentasi sumber- sumber data yang diperlukan. Hasil penelitian ini adalah Pola Struktur bisa diartikan sebagai bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat atau menghasilkan sesuatu. Pola-pola pekerjaan atau magang sebagai nelayan terjadi dengan sendirinya dalam lingkungannya sehingga keterampilan dalam menangkap ikan bisa tumbuh dan berkembang melalui sebuah pengamatan dan latihan. Pola strategi adaptasi untuk kelangsungan hidup seperti aktivitas kesektor pekerjaan magang sebagai nelayan akan terus berputar sekitar akses sumber daya. Salah satu strategi adaptasi yang dapat digunakan oleh nelayan Binuangeun untuk menumbuhkan keterampilannya yang harus melawati Tahapan Nyimbat untuk belajar menjadi seorang nelayan, dan ngabandega merupakan untuk proses tahapan penetapan menjadi nelayan ABK.
Pengembangan Literasi Budaya Berbasis Virtual Reality Pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Iman Sampurna; Rian Fauzi; Dede Kurnia Adiputra; Suwarno Suwarno
Jurnal Inovasi Pendidikan MH Thamrin Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Inovasi Pendidikan MH Thamrin
Publisher : LPPM Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jipmht.v6i1.735

Abstract

Pembelajaran IPS yang selama ini diajarkan kurang memberikan sentuhan yang kuat kepada siswa karena kurangnya inovasi dalam pembelajaran dan terlalu tekstual sehingga cenderung membosankan bagi siswa. Selain itu, guru di kelas kurang mengaitkan keberagaman budaya yang sedang terjadi dalam masyarakat sehingga siswa kurang mengenal tentang budaya yang ada disekitarnya. Pembelajaran yang diterapkan guru juga masih tampak kurang keterpaduan, baik dengan mata pelajaran lain maupun pemilihan model dan strategi pembelajarannya. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pengembangan media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang tujuannya adalah untuk mengembangkan literasi budaya berbasis virtual reality (VR). Metode penelitian ini menggunakan pengembangan dengan model 4D (Define, Design, Develop and Disseminate). Pengembangan model 4D terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Keunggulan dari penelitian ini ditunjukkan pada virtual reality yang memuat atau menonjolkan bentuk keragaman budaya yang ada di Baduy, Hasil penelitian berupa potensi sumber daya alam udara, air, hutan, tambang, laut, sehingga kearifan lokal dapat dijaga secara arif agar potensi sumber daya alam dapat terjaga sampai ke generasi berikutnya, siswa senang menggunakan VR kebudayaan Baduy sehingga meningkatkan literasi budaya
PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MAGNET DI KELAS V SDN 3 JATI MULYA Dede Kurnia Adiputra; Nandang Faturohman; Anastasia Dwi Rianti
Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi
Publisher : STKIP Setiabudhi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Hasil belajar siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi pada mata pelajaran IPA (2) Hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi Gaya Magnet (3) Apakah proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA di kelas V. Penelitian ini saya menggunakan jenis penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi melalui penerapan metode Demonstrasi pada mata pembelajaran IPA materi gaya magnet. Penelitian ini di laksanakan di SDN 3 Jati Mulya Rangkasbitung, subjek penelitian ini adalah siswa-siswi jelas V dengan jumlah siswa- siswi 16 orang. Berdasarkan analisis hasil penelitian diketahui bahwa: (1) sebelum menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi hasil belajar siswa sebelum mencapai KKM yang telah ditentukan dilihat dari nilai rata-rata siswa pada saat siklus I sebesar (55,56 %) dari 16 orang siswa dengan ketuntasan klasikal siswa sebanyak 6 oeang. (2) setelah menggunakan metode Demonstrasi hasil belajar siswa dapat meningkat, hal ini terbukti pada siklus II hasil belajar siswa mencapai rata-rata (78,43%) dengan ketuntasan klasikal siswa sebanyak 14 orang. (3) Proses penerapan metode demonstrasi pada materi Gaya Magnet di kelas V SDN 3 Jati Mulya Rangkasbitung berjalan dengan baik sesuai dengan RPP yang telah direncanakan. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana dengan menggunakan metode demonstrasi pembelajaran IPA dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar karena siswa-siswi terlihat lebih bersemangat, aktif dan percaya diri selama berlangsungnya pembelajaran
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN POP-UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA BANGSAKU Deby Fauzi Asidiqi; Dede Kurnia Adiputra; Siti Saumi
Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi
Publisher : STKIP Setiabudhi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang ditemukan yaitu rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada materi Keberagaman Budaya Bangsaku dikelas IV. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada materi Keberagaman Budaya Bangsaku dengan menggunakan media pembelajaran Pop-up Book di kelas IV. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dua siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitataif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta lembar evaluasi/tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase nilai siswa pada siklus I yaitu 62,8% lalu mengalami peningkatan pada siklus II dengan presentase 80,0%. Ditinjau dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran Pop-up Book dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran tematik muatan IPS dikelas IV
PENERAPAN PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 MUARA CIUJUNG TIMUR Maya Sari Dumyati; Tjut Afrida; Dede Kurnia Adiputra
Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi
Publisher : STKIP Setiabudhi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil belajar IPA pada siswa sekolah dasar masih sangat rendah juga aktivitas siswa dalam pembelajaran yang belum maksimal. Selain aktivitas siswa yang belum maksimal, aktivitas guru juga belum maksimal yaitu guru dalam mengajar belum begitu memanfaatkan ruang kelas, guru belum menerapkan model-model pembelajaran dan juga belum menerapkan permainan-permainan dalam pembelajaran yang membuat KBM menjadi monoton dan siswa tidak aktif. Sehingga pembelajaran IPA belum maksimal dan menyebabkan hasil belajar siswa juga belum maksimal. Hasil belajar dipengaruhi oleh minat belajar dan aktivitas siswa. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Kemudian teknis analisis data yang digunakan yaitu deskriptif. Pelaksanaan penelitian dengan model pembelajaran meliputi: (1) Perencanan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan (5) Refleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan media permainan ular tangga pada siswa kelas IV di SDN 1 Muara Ciujung Timur tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester ganjil SDN 1 Muara Ciujung Timur yang berjumlah 41 orang dan objek penelitian ini yaitu hasil belajar. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 63,90 dan hasil belajar siswa pada siklus II dengan nilai rata-rata 71,46. Terjadi peningkatan pada hasil belajar IPA pada siswa kelas IV . Ini berarti penerapan media permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN 1 Muara Ciujung Timur tahun pelajaran 2022.
ANALISA DAMPAK PENYEBAB SISWA SEKOLAH DASAR BERGAUL DENGAN REMAJA TOXIC Sintia Rismawanti; Dede Kurnia Adiputra; Iman Sampurna
Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Pendidikan Dasar Setiabudhi
Publisher : STKIP Setiabudhi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menuliskan tentang dampak-dampak siswa sekolah dasar bergaul dengan remaja toxic. Tujuan dari penelitian yang berjudul “Analisa Dampak Siswa Sekolah Dasar Bergaul dengan Remaja Toxic”. Karena penyebab pergaulan dengan remaja toxic harus diketahui penyebabnya untuk mengurangi tingkat meluasnya pergaulan tersebut. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SDN 3 Jatimulya, subjek penelitan ini adalah siswa sekolah dasar yang bergaul dengan remaja toxic. Jumlah subjek dalam penelitian ini hanya 3 orang, alasan hanya menggunakan 3 orang, yaitu agar dapat melakukan penelitian secara mendalam. Metode penelitian yang diutamakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi. Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa dampak siswa sekolah dasar bergaul dengan remaja toxic yaitu, malasnya untuk masuk sekolah (bolos), berkelahi dengan teman, berkata kasar terhadap siapapun, bermain game online tak kenal waktu dan parahnya lagi siswa bisa merokok. Faktor penyeb siswa sekolah dasar seperti itu bisa dari keluarga yang berantakan sehingga anak tersebut kurang mendapa perhatian dari orang tua, dan pengaruh pertemanan juga bisa mengakibatkan faktor penyebab anak seperti itu karena adanya ajakan dari teman sehingga anak tersebut mengikuti ajakan temannya itu