Nyeri merupakan pertanda bahwa terjadinya kerusakan pada jaringan atau tubuh manusia yang dapat menyebabkan perasaan yang tidak menyenangkan. Analgesik merupakan obat yang dapat digunakan untuk menekan dan mengurangi rasa sakit (nyeri) tanpa menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran . Serai (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) banyak digunakan dalam pengobatan tradisional dengan berbagai indikasi, seperti gangguan pencernaan dan saraf, peradangan, nyeri, demam dan diabetes. Flavonoid adalah senyawa yang dapat melindungi membran lipid dari kerusakan dan mekanisme kerjanya menghambat enzim cyclooxygenase I yang merupakan jalur pertama sintesis mediator nyeri seperti prostaglandin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ekstrak etanol serai (Cymbopogon citratus DC. Stapf) memiliki efektivitas analgesik pada mencit putih (Mus musculus) dengan metode writhing test dan pada dosis berapakah ekstrak etanol serai (Cymbopogon citratus DC. Stapf) yang paling efektif dapat memberikan aktivitas analgesik pada mencit putih (Mus musculus). Ekstraksi tanaman serai dilaksanakan dengan menggunakan maserasi memakai etanol 70% sebagai larutan dasar. Uji aktivitas analgesik melibatkan lima kelompok hewan uji dengan metode writhing test, mencit diinduksi asam asetat untuk memicu respon nyeri, dengan jumlah geliat yang timbul dijadikan sebagai indikator intensitas nyeri. Data yang didapatkan kemudian dipelajari secara statistik menggunakan uji Anova satu arah (One Way ANOVA). Hasil memperlihatkan bahwasannya serai dengan dosis 700 mg/kgBB meberikan sensasi anti nyeri yang hampir setara dengan asam mefenamat, bahwa tercatat persentase proteksi analgesik sebesar 70,05%. Sementara itu, dosis 500 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB menunjukkan efek analgesik yang lebih rendah. Diduga bahwa kandungan flavonoid dalam serai berperan sebagai analgesik yang efektif.