IMS dapat berdampak negatif pada penurunan pada kesehatan masyarakat serta konsekuensi lain yang lebih besar yang mempengaruhi kapasitas produktif, mengakibatkan hilangnya impian hidup, dan berdampak pada kelangsungan generasi. Selain itu, diketahui luas wilayah seperti tempat tinggal serta aspek sikap seperti perilaku seksual berisiko dan usia awal melakukan hubungan seksual (Marlinda & Azinar, 2017). Kejadian IMS dalam enam bulan terakhir, Januari-Juni 2022 lalu, dinas kesehatan Kabupaten Malang mencatat sebanyak 239 kasus. Rinciannya, 77 penderita urethritis gonore, 47 penyakit servitis, dan sisanya 42 penderita penyakit sifilis dini. Jumlah penderita penyakit kelamin ini meningkat jika dibanding periode yang sama pada tahun lalu yaitu bulan Januari-Juni 2021 lalu (Dinkes Kabupaten Malang, 2023). Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini dengan sosialisasi pengetahuan tentang IMS (Infeksi Menular Seksual) dan pencegahnnya dengan jumlah 32 orang. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan masyarakat tentang IMS dan pencegahannya pada kader posyandu sebelum dan sesudah dilakukan sosialisasi di Desa Dilem. Hasil dari kegiatan sosialisasi ini terdapat peningkatan pengetahuan remaja saat diberikan pretest dan posttest dengan hasil pretes yaitu Hasil pre test dari 28 orang yaitu yang pengetahuan baik sebanyak 6 orang (21%), cukup 12 orang (43%), kurang 10 orang (36%), hasil post test dari 28 orang yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dengan jumlah yang pengetahuan baik sebanyak 16 orang (77%), cukup 8 orang (29%), kurang 4 orang (14%). Melalui kegiatan penyuluhan ini merupakan pencegahan preventif terhadap kejadian IMS dan pencegahannya pada kader posyandu serta adanya peningkatan pengetahuan masyarakat saat dilakukan pretest dan posttest.