Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ILMU TAJWID PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU: KAJIAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI Rahmah, Sofia Laila; Rohanda, Rohanda; Kodir, Abdul
Lisyabab : Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 6 No 1 (2025): Lisyabab, Jurnal Studi Islam dan Sosial
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti (STAIMAS) Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58326/jurnallisyabab.v6i1.326

Abstract

Tajwid is a discipline that explores the methods of reciting the Qur'an correctly according to established rules. This study aims to explore the essence of Tajwid through ontological, epistemological, and axiological approaches, as well as analyze its significance in the lives of Muslims, encompassing spiritual, social, and educational aspects. This research employed a qualitative method with a literature study approach, examining various authoritative sources in Tajwid, including classical texts and direct instruction from competent teachers. The findings indicate that Tajwid is not merely a technique for reciting the Qur'an, but also possesses a profound spiritual dimension, serving as a means of drawing closer to Allah SWT. Tajwid is learned through diverse sources, with the implementation of varied learning methods, both face-to-face and through online platforms. Although technology has facilitated access to Tajwid learning, this study reveals that the main challenge faced is a lack of public awareness regarding the urgency of Tajwid in worship. Tajwid has an essential role in the life of a Muslim, both from a spiritual perspective and in preserving the tradition of reciting the Qur'an correctly. Therefore, enhancing the understanding and practice of Tajwid is imperative in order to maintain the authenticity of the meaning of the Qur'an and optimize the quality of worship for Muslims.
Analysis of Metaphorical Meaning in the Lyrics of the ‘Kupu-Kupu’ Song and the Students Response Rahmah, Sofia Laila; Wiwaha, Rizzaldy Satria; Masyitoh, Siti
Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Vol. 4 No. 3 (2025): Mei 2025
Publisher : Raja Zulkarnain Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55909/jpbs.v4i3.735

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menganalisis makna konseptual, dan menginterpretasikan fungsi utama penggunaan metafora dalam lirik lagu “Kupu-Kupu” yang dipopulerkan oleh Tiara Andini. Kajian ini tidak hanya bertujuan untuk mengapresiasi aspek kesastraan dalam musik populer, tetapi juga untuk memahami bagaimana bahasa digunakan secara kreatif guna menyampaikan pengalaman emosional yang kompleks kepada khalayak luas. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis, berfokus pada ungkapan-ungkapan metafora yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (human instrument) dengan teknik pengumpulan data berupa simak dan catat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode padan referensial untuk menjelaskan makna dan teori klasifikasi metafora yang dikemukakan oleh Ullmann. Hasil analisis menunjukkan bahwa lirik lagu ini kaya akan penggunaan metafora, yang dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis berbeda. Jenis yang paling dominan adalah metafora dari konkret ke abstrak, dengan total 12 temuan. Metafora ini berfungsi secara efektif untuk menerjemahkan konsep perasaan yang abstrak (seperti malu atau semangat) menjadi gambaran konkret yang lebih mudah dipahami dan dirasakan oleh pendengar, contohnya pada frasa “pipi merona” dan “jaga bara kau jadi apiku”. Selain itu, ditemukan pula metafora antropomorfik (2 temuan) yang memberi sifat manusia pada konsep cinta dalam “Wahai cinta beri pertanda”, metafora sinestetik (1 temuan) yang mencampurkan indra perabaan dan pendengaran pada “bisingkan dada”, serta metafora kehewanan (1 temuan) yang mencitrakan subjek laksana makhluk bersayap pada “jangan hentikan kepak sayapmu”. Penggunaan beragam metafora ini secara efektif membangun imajinasi, memperdalam makna, dan memperkaya nilai estetika lirik lagu.