Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia saat ini telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaan program pembelajarannya. Kurikulum Merdeka menekankan pada pendekatan pembelajaran yang relevan dengan konteks dan responsif terhadap tuntutan zaman, serta bertujuan untuk mengembangkan keterampilan abad 21 (keterampilan 4C) siswa, di mana Kurikulum Merdeka adalah kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk membantu Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045, dengan mempersiapkan generasi muda yang inovatif, berpikir kritis, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan. Fakta di lapangan bertolak belakang dengan kondisi ideal tersebut, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) nasional, SMK masih berada pada angka pengangguran terbuka tertinggi di berdasarkan tingkat pendidikan setiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi guru SMK terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan kurikulum SMK yang pada akhirnya meningkatkan kualitas lulusan SMK sebagai tenaga kerja terampil, inovatif, dan adaptif sehingga dapat meningkatkan SDM Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analitis dengan pengumpulan data melalui wawancara komprehensif yang didukung dengan studi pustaka. Subjek dalam penelitian ini merupakan guru mata pelajaran konsentrasi keahlian, guru bimbingan konseling, kepala konsentrasi keahlian, dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum di beberapa SMK wilayah Tangerang, Banten. Teknik analisis data yang digunakan adalah model siklus interaktif yang dikemukakan oleh Miles & Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, penyortiran dan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan kurikulum merdeka di SMK berfokus pada fleksibilitas pembelajaran dan peningkatan keterampilan siswa. Meskipun penerapan tersebut memberikan beberapa keunggulan, kekurangan yang ada justru terlihat lebih signifikan dibandingkan manfaatnya. Penelitian ini menekankan perlunya revisi dan pengembangan kurikulum yang lebih fleksibel dan adaptif di SMK, agar dapat memenuhi tuntutan industri saat ini dan mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.