This study aims to examine the role of organizational culture in the implementation of regional innovation through the Cultivating Traditional Games to Reduce Gadget Use in Children program in Tambangan District, Mandailing Natal Regency, North Sumatra. Using a qualitative approach with interview and observation methods, this study highlights the importance of an organizational culture that supports innovation and collaboration in creating a conducive environment for the development of local culture-based programs. The results of the study indicate that a strong organizational culture, supported by values ??of togetherness, openness, and active participation of various parties, can encourage the success of traditional game programs as an effective alternative to reduce gadget use in children. However, the study also found challenges such as resistance to change, limited infrastructure, and lack of training for teachers that need to be addressed comprehensively. These findings emphasize the need for ongoing support, evaluation, and program development so that innovation can run optimally and have a positive impact on child development. In conclusion, an inclusive and collaborative organizational culture is essential to support regional innovation, strengthen local cultural identity, and improve the quality of children's social lives in the digital era. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran budaya organisasi dalam implementasi inovasi daerah melalui program Membudayakan Permainan Tradisional untuk Mengurangi Penggunaan Gadget pada Anak di Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan observasi, penelitian ini menyoroti pentingnya budaya organisasi yang mendukung inovasi dan kolaborasi dalam menciptakan lingkungan kondusif bagi pengembangan program-program berbasis budaya lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi yang kuat, didukung nilai-nilai kebersamaan, keterbukaan, serta partisipasi aktif berbagai pihak, mampu mendorong keberhasilan program permainan tradisional sebagai alternatif efektif untuk mengurangi penggunaan gadget pada anak-anak. Namun, penelitian juga menemukan tantangan seperti resistensi terhadap perubahan, keterbatasan infrastruktur, dan kurangnya pelatihan bagi pengajar yang perlu diatasi secara komprehensif. Temuan ini menegaskan perlunya dukungan berkelanjutan, evaluasi, serta pengembangan program agar inovasi dapat berjalan optimal dan memberikan dampak positif bagi perkembangan anak. Kesimpulannya, budaya organisasi yang inklusif dan kolaboratif sangat penting untuk mendukung inovasi daerah, memperkuat identitas budaya lokal, serta meningkatkan kualitas kehidupan sosial anak-anak di era digital.