JABAR, SYABRAN
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN FILSAFAT ILMU DALAM MENGEMBANGKAN METODE PENELITIAN ILMIAH JABAR, SYABRAN; FITRISIA, AZMI; FATIMAH, SITI
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.3821

Abstract

Philosophy of science has a crucial role in building a framework of thinking that underlies the development of scientific research methods. This article aims to examine this role by highlighting three main aspects of the philosophy of science, namely ontology, epistemology and axiology, as a basis for the research process. This research uses a qualitative approach with a literature study method, analyzing relevant literature and philosophical theories of science. The study stages include explaining the relationship between philosophy of science and scientific methods, critical evaluation of the contribution of philosophy of science in validating and developing research methods, as well as examining the strengthening of philosophy in contemporary research practice. The results of the discussion show that the philosophy of science helps researchers clarify basic research concepts, determine appropriate paradigms, and ensure coherence between research objectives and the methods used. In addition, the philosophy of science encourages critical reflection on the basic assumptions of research so as to produce methods that are more relevant and adaptive to changes in the scientific context. The main conclusion of this article is that philosophy of science serves not only as a theoretical framework, but also as a practical tool in making methodological decisions, ultimately improving the quality and integrity of scientific research. This article is relevant for academics, researchers and practitioners who wish to deepen their understanding of the relationship between philosophy of science and research methods. ABSTRAKFilsafat ilmu memiliki peran krusial dalam membangun kerangka berpikir yang mendasari pengembangan metode penelitian ilmiah. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran tersebut dengan menyoroti tiga aspek utama filsafat ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, sebagai landasan dalam proses penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, menganalisis literatur dan teori-teori filsafat ilmu yang relevan. Tahapan kajian meliputi identifikasi hubungan antara filsafat ilmu dan metode ilmiah, evaluasi kritis terhadap kontribusi filsafat ilmu dalam validasi dan pengembangan metode penelitian, serta penelaahan terhadap implikasi filosofis pada praktik penelitian kontemporer. Hasil kajian menunjukkan bahwa filsafat ilmu membantu peneliti dalam memperjelas konsep dasar penelitian, menentukan paradigma yang sesuai, dan memastikan koherensi antara tujuan penelitian dengan metode yang digunakan. Selain itu, filsafat ilmu mendorong refleksi kritis terhadap asumsi-asumsi dasar penelitian sehingga menghasilkan metode yang lebih relevan dan adaptif terhadap perubahan konteks ilmiah. Simpulan utama dari artikel ini adalah bahwa filsafat ilmu tidak hanya berperan sebagai kerangka teoritis, tetapi juga sebagai alat praktis dalam pengambilan keputusan metodologis, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dan integritas penelitian ilmiah. Artikel ini relevan bagi akademisi, peneliti, dan praktisi yang ingin memperdalam pemahaman tentang hubungan antara filsafat ilmu dan metode penelitian.
DARI BIROKRASI KE BIROKRASI INOVATIF: PERAN TRANSFORMASI BUDAYA INSTITUSIONAL Jabar, Syabran; Frinaldi, Aldri
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v5i2.5374

Abstract

Public bureaucracy in Indonesia faces significant challenges in responding to dynamic social changes and increasingly complex service demands. Despite numerous reform initiatives, a considerable gap remains between the ideal innovative bureaucracy and the actual bureaucracy, which tends to be rigid and less adaptive. This study focuses on the role of institutional cultural transformation as a key factor in realizing an innovative bureaucracy. A qualitative method was employed using a case study approach on several government agencies undergoing organizational culture change. Data were collected through in-depth interviews, participatory observations, and documentation, then thematically analyzed to identify patterns and driving factors of cultural transformation. The findings indicate that cultural transformation emphasizing values such as collaboration, creativity, and openness can shift bureaucratic work patterns towards being more responsive and innovative. Transformational leadership and reward systems supporting innovation are crucial factors in the success of cultural change. The study concludes that institutional cultural transformation is the fundamental foundation for sustaining bureaucratic innovation and comprehensive public sector reform. These findings offer important implications for policymakers and bureaucratic practitioners in designing reform strategies oriented toward human resource development and organizational values. This study also opens opportunities for further research on integrating innovative culture into public management. ABSTRAKBirokrasi publik di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menghadapi dinamika sosial dan tuntutan pelayanan yang semakin kompleks. Meskipun telah banyak inisiatif reformasi, masih terdapat kesenjangan signifikan antara birokrasi ideal yang inovatif dan birokrasi nyata yang cenderung kaku dan kurang adaptif. Penelitian ini fokus pada peran transformasi budaya institusional sebagai kunci dalam mewujudkan birokrasi inovatif. Metode kualitatif digunakan dengan pendekatan studi kasus pada beberapa instansi pemerintah yang sedang melakukan perubahan budaya organisasi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola dan faktor pendorong transformasi budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi budaya yang menekankan nilai-nilai kolaborasi, kreativitas, dan keterbukaan mampu mengubah pola kerja birokrasi menjadi lebih responsif dan inovatif. Kepemimpinan transformatif serta sistem penghargaan yang mendukung inovasi merupakan faktor pendukung utama keberhasilan perubahan budaya. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa perubahan budaya institusional adalah fondasi utama bagi keberlangsungan inovasi birokrasi dan reformasi sektor publik secara menyeluruh. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pembuat kebijakan dan praktisi birokrasi dalam merancang strategi reformasi yang lebih berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia dan nilai-nilai organisasi. Studi ini juga membuka peluang pengembangan riset lebih lanjut mengenai integrasi budaya inovatif dalam manajemen publik.