Ibu hamil pada trimester pertama dapat mengalami hiperemesis gravidarum yaitu kejadian mual muntah berlebihan yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu dan janin, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan elektrolit. Untuk mengetahui kadar elektrolit dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengukur natrium, kalium, dan klorida yang dapat digunakan sebagai penegakan diagnosa ketidakseimbangan elektrolit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaan elektrolit terhadap kejadian hiperemesis gravidarum dengan berbagai tingkatan pada ibu hamil trimester pertama. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain observasional analitikal berdasarkan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 24 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium RSUD Siwa pada 01 April-31 Mei 2024. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil pemeriksaan natrium terhadap kejadian hiperemesis gravidarum tingkat 1, 2, dan 3 terbanyak menurun masing-masing sebesar 60%, 85,7%, dan 66,7%, untuk hasil pemeriksaan kalium terhadap kejadian hiperemesis gravidarum tingkat 1 dan 2 terbanyak normal masing-masing sebesar 80% dan 71,4%, sedangkan tingkat 3 terbanyak menurun sebesar 58,3%, dan hasil pemeriksaan klorida terhadap kejadian hiperemesis gravidarum tingkat 1 terbanyak menurun sebesar 60%, tingkat 2 dan 3 terbanyak normal masing-masing sebesar 57,1% dan 75%. Hasil penelitian diolah menggunakan uji statistik spearmen untuk melihat hubungan dari setiap variabel didapatkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan elektrolit natrium (p=0,920), kalium (p=0,105), dan klorida (p=0,178) (p>0,05) terhadap kejadian hiperemesis gravidarum dengan berbagai tingkatan pada ibu hamil trimester pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan kadar elektrolit tidak mempengaruhi atau berkontribusi secara signifikan terhadap kejadian hiperemesis gravidarum baik dalam bentuk ringan, sedang, maupun berat pada ibu hamil trimester pertama dalam penelitian ini. Disarankan perlu dilakukan pengkategorian trimester pada kehamilan untuk menentukan apakah tingkatan trimester ibu hamil dapat mempengaruhi kadar elektrolit terhadap kejadian hiperemesis gravidarum.