Kemerosotan moral, penurunan jati diri bangsa dan hilangnya nilai-nilai luhur di kalangan pemuda merupakan tantangan yang mendesak. Pola pikir, sikap, dan perilaku generasi muda sangat dipengaruhi oleh arus informasi global yang didominasi oleh budaya asing. Generasi muda, sebagai penerus bangsa, sering kali terpapar pada berbagai pengaruh negatif yang dapat mengikis akhlak dan karakter religius mereka. Maka, usaha untuk peningkatan karakter religius pada anak usia muda yang menjadi generasi penerus sangat penting dilakukan. Seni al-banjari atau dikenal juga dengan sebutan habsyi merupakan salah satu seni tradisi Islam. Kesenian al-banjari ini meliputi lantunan syair, nasyid, dan pembacaan sholawat-sholawat kepada nabi disertai bunyi gendang atau rebana yang terdengar. Puisi dalam seni al-banjari memuat sholawat atau ucapan syukur yang ditujukan kepada nabi Muhammad SAW. Kesenian al-banjari biasanya ditampilkan pada saat hari raya Islam, antara lain tabligh akbar dan peringatan maulid nabi. Pelaksana melihat adanya potensi yang dimiliki santri, masyarakat, anak-anak dan remaja di sekitar dalam majelis dan pelatihan hadrah. Santri yang tergolong masih dalam jenjang sekolah dasar terlihat antusias untuk bermain banjari. Oleh karena itu, mereka perlu dibimbing agar meningkatkan seni religius, cinta pada Rosulullah serta bisa bermain banjari dengan benar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup sesuai dengan yang diajarkan oleh Rosulullah SAW.